Semalaman aku tidak bisa tidur karena pikiran yang sangat amat kacau, tapi namanya manusia biasa apapun yang terjadi pasti akan membutuhkan tidur yang cukup. Tapi tidurku yang nyenyak dengan mimpi indahku sirna saat seseorang menyiramkan air dingin di atah wajahku yang membuatku terkejut setengah mati
"Bangun bocah pemalas!!" teriak ibu menyiramkan seember air yang ada di tangannya
"Ibu?" gumamku terkejut
"Kenapa ibu menyiramku dengan air dingin, aku kedinginan tahu!!" protesku
Pllaaaakkk
Tamparan kembali mendarat di pipiku, aku sangat terkejut punya ibu yang tempramental seperti ini. Kenapa aku tidak punya ibu seperti ibuku yang dulu?
"Bocah sialan waktumu untuk kuliah bukan enak - enak tidur disitu!!" protes ibu menarik rambutku dan mendorong tubuhku ke dalam kamar mandi
"Aku tidak mau tahu lima menit kamu berangkat kuliah!!!" teriak ibu menutup pintu kamar mandi dengan keras
Aku menghidupkan keran air dan menangis sekencang - kencangnya, aku menatap langit yang sangat cerah di luar apartemen sedangkan hidupku merasa berada di penjara nyata kehidupan yang menyebalkan
"Apa kalian puas sekarang membuatku menderita!!!" teriakku kesal
"Sungguh kejam kalian Steven ... Sony, aku akan membalas kalian kalau kekuatanku kembali" gerutuku kesal
Aku segera mandi dan berisap - siap untuk pergi kuliah pertama yang menyebalkan itu, aku sebenarnya suka saja kuliah tapi kenapa harus di universitasku yang dahulu? Sungguh menyebalkan.
"Nona sudah siap?" tanya Wan Min di depan pintu
"Sudah" gumamku dingin, aku harus berperilaku layaknya tidak ada apapun yang menimpaku semalam dan juga hari ini
Wan Min fokus mengendarai mobilnya dengan serius sedangkan aku sangat amat malas untuk pergi sebenarnya, tapi kenapa juga aku khawatir aku kan murid baru pasti tidak akan bertemu dengan mereka
"Mmm benar juga aku kan murid baru hehehe" tawaku pelan
Setelah beberapa menit berkendara akhirnya kami sampai di kampusku yang dahulu, Bangunan yang masih tetap sama bahkan bangunan asrama mahasiswa kelas malam juga masih ada. Wan Min turun dari mobil dan memberikanku sebuah kertas
"Nona ini tulisan kelas anda dan kamar anda... Anda bisa masuk ke dalam kelas sekarang... Oh ya nanti nona tidak perlu pulang karena nona akan hidup di asrama"
"Asrama? Emang ibu ngebolehin?"
"Boleh, malah dia meminta agar nona tinggal di asrama mulai sekarang. Nanti barang - barang nona akan dimasukkan ke kamar anda, sekolah - yang semangat nona. Saya pamit dulu" gumam Wan Min masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkanku
"Di asrama? Mmm akhirnya bisa terbebas dari nenek sihir yang menyebalkan itu" gumamku senang, aku membuka kertas itu dan terkejut kalau aku berada di kelasku yang dulu
"Apa? Kelas A?" teriakku kaget
"Ya Tuhan siksaan untukku lagi" gumamku patah semangat tapi mau tidak mau aku harus masuk ke dalam kelas
Di loby gedung kelas aku bertemu dengan wali kelasku yang dulu dia tersenyum kepadaku dengan ramah
"Kamu Sali Lan ya?" gumam wali kelasku tersenyum
"Eee.. Mmm iya pak"
"Baiklah mari masuk ke kelas" gumam wali kelasku berjalan mendahuluiku
"Mmmm kita tidka ke kepala kampus dulu ya pak?"
"Tidak perlu, nanti kalau kepala kampus memanggilmu kamu tinggal menemuinya sendiri"
"Mmm baiklah" desahku kesal "Kenapa harus aku sendiri sih? Kamu tidak perlu memanggilku Steven!!" gerutuku kesal
Tidak membutuhkan lama kami berjalan, akhirnya kami sampai di depan kelas dan aku ngikuti wali kelasku masuk ke dalam ruang kelas. Di ruang kelas aku melihat kursiku yang dulu kosong belum ada yang menempati sama sekali
"Selamat pagi anak - anak" sapa wali kelasku dengan ramah
"Pagi juga pak"
"Baiklah hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan dirimu"
"Mmmm a... Aku Sali Lan, salam kenal semua. Mohon bantuannya ya" gumamku tersenyum tapi tidak aku sangka respon teman - temanku menatapku dengan sinis
"Hei dia bukannya anak haram itu ya?" bisik salah satu temanku
"Ya benar, anak haram yang kaya karena ibunya menjual diri di laki - laki kaya di seluruh negara"
"Ohh ya aku pernah dengar itu, iisshhh siapa ya ayah dia?"
"Aku juga tidak tahu, sungguh menjijikkan" bisik teman - temanku yang membuatku sedikit sedih
"Anak haram? Jadi pemilik tubuh ini adalah anak haram? Udah punya penyakit komplikasi jantung bahkan anak haram lagi, haduh kenapa juga aku inkarnasi di tubuh yang menyedihkan seperti ini" gumamku dalam hati
"Hei kalian semua diam, dia masih murid baru jangan menghakiminya seperti itu!!" protes wali kelasku
"Dia tidak pantas di kelas ini pak!! " teriak salah satu temanku laki - laki
"Ya benar"
"Ya pindahkan saja ke kelas lain"
"Ya benar"
"Hei tenang kalian semua!!" teriak Xiao Min beranjak dari tempat duduknya
"Dia murid baru jadi hormatilah sedikit" gumam Xiao Min dengan nada sedikit meninggi
"Hei ketua kelas kenapa kamu membelanya?"
"Aku tidak membelanya, untuk saat ini hormatilah dia sebagai murid baru. Selanjutnya lakukan sesuka kalian" gumam Xiao Min dingin dan kembali duduk di tempat duduknya
"Nah itu baru ketua kelas kita"
"Nah aku setuju, aku ingin menginjak - injak harga dirinya"
"Ya aku juga"
"Harap tenang kalian... Nah Sali jangan di masukan ke dalam hati ya, kamu bisa duduk di kursi kosong itu" gumam wali kelasku menunjuk kursiku yang dulu
"Te... Terimakasih pak" gumamku pelan dan aku duduk di tempatku yang dahulu
"Baiklah kita mulai pelajaran hari ini" gumam wali kelasku dan pelajaran dimulai dengan suasana tenang walaupun mata - mata sinis dan dingin menatapku tanpa henti sampai pelajaran berakhir
Setelah wali kelasku pergi dari kelas ada seseorang yang menarik rambutku dengan kuat dari belakang dan aku melihat Nana yang menarik rambutku
"Heei bocah sialan pergi kamu dari kursi itu!!"
"Kenapa juga ini tempat dudukku" protesku menahan sakit
"Kamu tidak pantas duduk di kursi sahabatku"
"Sahabatmu?"
"Ya, kursi ini kursi milik Sani Lan walaupun muka kalian sama dan nama hampir sama kalian berdua tetap berbeda"
"Sahabat?" gumamku sedikit terkejut saat Nana menganggapku sahabat
"Nana? Kamu menganggapku sahabatmu ternyata" gumamku sedikit senang tapi Nana malah menarik rambutku kuat
"Haah? Sahabatmu? Aku tidak puya sahabat dari anak haram sepertimu!!" teriak Nana kesal
"Aku Sani Lan na, apa kamu ingat?"
"Hahaha hei semua dia mengaku Sani Lan" teriak Nana dan semua teman - temanku tertawa
"Sani itu berbeda denganmu kamu kotor dan menjijikkan tahu"
"Aku benar - benar Sani Lan, aku saat ini berinkarnasi di tubuh Sali Lan" gumamku menjelaskan kepada Nana tapi malah Nana menarik rambutku dengan sangat kuat
"Heeh anak haram kamu tidak usah mengaku - ngaku kalau kamu sahabatku tahu"
"Apa sih kalian berisik??" protes Sony yang duduk di kursinya dulu
"Sony?" gumamku terkejut
"Nih dia mengaku - ngaku kalau dia Sani Lan, bukannya itu lucu!!" teriak Nana kesal
"Lepaskan tangamu itu!!" gumam Sony menatap Nana dengan serius dan Nana melepaskan rambutku, Sony beranjak dari tempat duduk dan menatapku dengan sangat dingin
"Terimakasih Sony" gumamku tersenyum tapi tanpa aku duga Sony menampar wajahku dengan kuat
Pllaaaaaakkk
"Kenapa kamu menamparku Sony?" gumamku terkejut
"Sony? Berani - beraninya kamu sok akrab denganku"
"Kamu lupa denganku?" tanyaku pelan tapi Sony menamparku sekali lagi
Plaaaakkk
"Heeeh aku tidak pernah ingat tentangmu apapun itu dan perlu kamu ingat.." gumam Sony menarik pakaianku dengan kuat
"Sampai kapanpun kamu bukanlah Sani Lan yang dulu, kamu hanya sampah" ucap Sony dingin dan mendorongku dengan kuat sampai aku terjatuh ke lantai
"Kamu yang memberiku hukuman seperti ini dan kamu yang menyiksaku seperti ini" gumamku pelan
"Ya memang aku dulu salah telah melanggar janjiku kepadamu, tapi aku apa yang aku lakukan untuk kebaikanmu" gumamku pelan dan berusaha untuk berdiri
"Haaah kebaikanku? Itu tidak ada baiknya sama sekali, kamu hanyalah sampah"
"Oh begitukah" protesku mendorong Sony tapi Sony tidak terjatuh sama sekali
"Hei anak haram berani - beraninya kamu mendorong Sony!!" teriak Nana kesal
"Dia kamu... Ini bukan urusanmu, urusanku dengan dia!!" teriakku kesal
"Hei Sony asal kamu tahu aku memang melakukan itu karena aku mencintaimu aku ingin menjagamu agar kamu bisa mengalahkan raja kegelapan" gumamku menatap Sony dengan serius
"Tapi apa yang aku lakukan di masa lalu itu, kamu malah menyiksaku dengan memberikan hukuman yang menyebalkan seperti ini"
"Apa kamu puas? Apa kamu sudah puas menyiksaku seperti ini? Apa kamu puaaasss!!!!" teriakku kesal, aku sangat kesal dengan Sony dan juga Steven sangat amat kesal tapi Sony hanya diam
"Kenapa tidak membuangku ke neraka saja dari pada aku harus berinkarnasi di tubuh yang dipenuhi derita ini" gumamku menarik pakaian Sony dengan kuat
"Asal kamu tahu Sony, apapun akhir dari drama yang menyebalkan ini aku tidak akan bersedia dan tidak akan pernah bersedia menjadi permaisurimu ataupun menjadi permaisurimu Steven sialan" gumamku melirik Steven yang sedang berdiri di depan kelas dengan tatapan dingin
"Seumur hidupku kedua ini aku akan membenci kalian berdua!!!" teriakku mendorong Sony kesal dan berlari meninggalkan kelas
Aku tidak tahu kenapa aku bisa langsung mengatakan semua yang ada di pikiranku langsung ke arah Sony bahkan Steven secara kebetulan berada di depan kelas dan menatapku dengan dingin, padahal yang aku inginkan pengakuan dari teman - temanku kalau aku itu Sani Lan bukan Sali Lan. Tapi aku juga tidak terlalu peduli yang penting pikiranku yang menyebabkan aku semalaman tidak bisa tidur akhirnya bisa terluapkan semua untuk hari ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Mumut Sah
next
2020-11-10
0