Udara yang tadi terasa sejuk berubah menjadi panas. Tatapan tajam Ardan terhunus ke arah Antoni. Jika saja tatapan bisa membunuh, maka bisa dipastikan Antoni sekarang akan tergeletak bersimbah darah.
"Bukankah sudah pernah kukatakan padamu. Jangan berani mendekati Soraya! Dia istriku!"
Terdengar penekanan pada kalimat terakhirnya. Entah Soraya harus merasa bahagia atau miris. Mengingat semua perbuatannya selama ini.
"Istri? Ckck... Sepertinya aku harus bertepuk tangan untuk seorang player sejati seperti dirimu".
Nada sindiran diiringi tepuk tangan oleh Antoni membuat Ardan semakin berang.
" Apa maksudmu?"
"Kau memang hebat! Saat acara keluarga kau menggandeng Soraya sebagai istrimu, tapi saat di luar kau bermesraan dengan wanita lain. Apakah itu pantas untuk seorang pria beristri?" Antoni tersenyum mengejek.
Soraya terkejut mendengar perkataan Antoni. Dia mengalihkan pandangan pada Ardan seolah minta penjelasan.
Alih-alih memberi penjelasan pada Soraya, Ardan memilih meladeni Antoni.
"Cuih ... Seperti kau bukan player saja!"
"Aku memang player, kuakui itu tapi jika aku sudah menikah, aku tidak akan lagi bermain wanita. Aku akan setia pada satu wanita. Tidak seperti dirimu yang ********".
" Sialan! Belum puas kau merasakan pukulan ku rupanya".
"Ckckckck ... Seperti pukulan mu hebat saja".
" Kau cari mati ya! Mau kubuat seperti dulu kau menggoda Soraya atau lebih parah?"
Soraya sekarang mengerti. Memang dulu pernah seorang pria menggodanya tapi sebelum dia dapat melihat pria itu dengan jelas, Ardan membawanya pergi. Dan kemudian dia kembali untuk memukuli Antoni. Dari berita yang Soraya dengar, pria yang dipukuli Ardan mengalami patah tulang di beberapa tempat. Tapi melihat Antoni yang berdiri dengan gagah di depannya sepertinya berita itu sengaja dilebih-lebihkan.
"Ini peringatan terakhirku. JAUHI SORAYA!!!"
Ardan mencengkeram erat jas Antoni.
"Aku tak janji. Tapi jika kau menyakitinya, aku yang akan mengambilnya".
" Itu bukan urusanmu!"
"Well... Sekarang mungkin bukan urusanku. Tapi saat dia memilih meninggalkanmu, aku yang akan melindunginya".
" Brengsek! Kau memang cari mati".
Tangan Ardan mengepal dan hampir mengayun ke rahang Antoni.
"Berhenti meributkan hal sepele!"
Suara bariton menghentikan ayunan tangan Ardan. Dengan terpaksa dia melepaskan tangannya dari jas Antoni.
Antoni merapikan jas dan kemejanya yang berantakan.
"Papa".
" Om".
Ardan dan Antoni menyapa dengan hormat pada pria yang kini berada di depan mereka.
Permana Hadisaputra, pria setengah baya yang masih tampak gagah itu tersenyum dan menepuk bahu kedua pria dewasa itu.
"Kalian ini masih seperti anak-anak yang berebut mainan. Sekarang apa yang kalian perebutkan?"
Ardan dan Antoni saling pandang. Terlihat sorot kemarahan dalam tatapan keduanya.
"Apapun masalahnya, kalian tetap merupakan keluarga. Jadi, bisakah untuk lain kali kalian tidak lagi bertengkar?"
Permana merangkul keduanya.
Keluarga? Pantas saja Antoni merasa tidak mendapat undangan pada pernikahan kami, pikir Soraya. Tapi mengapa Ardan dan Antoni seperti musuh bebuyutan? Apakah ada dendam di antara mereka?
"O iya ... Soraya, kenalkan ini Antoni Baldwin, dia sepupu Ardan dari pihak Alena, istriku".
" Iya, Pa ... Tadi sudah kenalan tapi tidak disebutkan kalau saudara sepupu sama Ardan".
"Orang tak penting!" Desis Ardan.
"Lho malah itu penting, Dan. Supaya Soraya kenal semua keluarga kita. Itu juga tujuan kami hari ini, mengenalkannya pada keluarga dan relasi kita".
" Kalau keluarga, kenapa tidak hadir saat pernikahan kami, Pa?" Tanya Soraya penasaran.
Dia tak sadar kalau pertanyaannya menimbulkan perasaan berbeda pada Ardan dan Antoni.
Ardan merasa marah karena Soraya menanyakan hal yang sama sekali tak penting seperti itu.
Sedangkan Antoni, dia merasa senang karena keingintahuan Soraya pada dirinya.
"Oh, Antoni dan ibunya memang tidak hadir karena harus ke Canada. Ada urusan mendadak yang harus segera ditangani". Jelas Permana.
Soraya mengangguk pelan, Ardan mendengus tak suka, dan Antoni nyengir.
" Ayo kita masuk! Nanti Alena mencari kita".
Permana merangkul kedua pria dewasa itu menuju ke pintu.
Soraya mengikuti dari belakang.
_________ Helna__________
Entah bahagia atau curiga yang harus dirasakan Soraya atas perubahan sikap Ardan akhir-akhir ini.
Dia tidak lagi ke klub. Dia juga lebih perhatian padanya.
Untuk alasan apapun yang mendasari perubahan sikap tersebut, Soraya merasa harus bersyukur.
Sekarang dia bisa merasakan rumah tangga seperti orang kebanyakan. Tidak lagi harus curiga dan sakit hati saat suami pergi bersenang-senang.
Akhir pekan mereka habiskan ke berbagai tempat. Kadang ke pantai, gunung, atau ke peternakan.
Rasanya tak pernah Soraya sebahagia sekarang.
Pagi hari dia dapat terbangun dalam pelukan hangat suaminya. Saat membuka mata, ada wajah suami yang dia cintai di sampingnya. Menyantap sarapan bersama sebelum suaminya berangkat kerja. Percintaan yang panas sebelum mereka terlelap karena kelelahan. Apa lagi yang melebihi dari kebahagiaannya sekarang?
Pagi ini mereka berdua sarapan seperti biasa, di selingi dengan percakapan ringan atau candaan yang sering membuat rona di wajah Soraya karena Ardan sangat suka menggoda istrinya.
"Mas ... Sepertinya jambangmu sudah mulai lebat. Sudah waktunya dicukur tuh".
Kata Soraya sambil meminum tehnya.
" Tak mau. Semalam ada yang bilang nyaman digesek sama jambang ini".
Soraya tersedak mendengar jawaban Ardan.
"Uhuk ... Uhuk ... Mas ini". Wajahnya merona.
Bel berbunyi.
Mereka saling pandang. Siapa yang bertamu pagi-pagi?
" Mas lanjutkan saja sarapannya. Biar aku yang buka pintu".
Soraya melangkah menuju pintu.
Kreek ....
Seorang wanita cantik berpakaian seksi dengan dandanan menawan berdiri di hadapan Soraya.
"Mau bertemu siapa?"
Sebelum menjawab, wanita itu memperhatikan Soraya, dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Soraya yang merasa diperhatikan seperti itu merasa jengah. Ada apa dengan wanita ini?
"Kamu yang bernama Soraya, Istri Ardan?"
"Iya, ada perlu sama saya?" Lagi-lagi wanita itu mengamati Soraya seperti tadi.
Hell ... Wanita ini kurang waras sepertinya! Pikir Soraya.
Bukankah mengamati orang seperti yang dilakukan wanita itu tergolong perbuatan tidak sopan?
"Ekhm!" Soraya berdehem agar wanita itu berhenti mengamatinya.
Wanita itu geleng-geleng sambil berdecak.
"Ckck ... Rasanya tak ada yang menarik dari dirimu melebihi aku. Entah kenapa Ardan mau menikahimu. Padahal ada aku yang lebih segalanya daripada dirimu yang hanya orang miskin dan hidup sebatang kara".
" Sebentar ... Jika kedatangan Anda hanya untuk menghina saya, lebih baik Anda pulang". Kata Soraya memutus perkataan Wanita di depannya yang bicara tak karuan.
"Aku tidak mencarimu. Aku mencari Ardan. Minggir!"
Wanita itu mendorong tubuh Soraya ke samping karena menghalanginya masuk.
"Ardan ... Ardan ... Sayang!"
Wanita itu menemukan Ardan yang masih duduk di meja makan.
"An ... Angel!" Ardan terlalu kaget akan kedatangan Angel yang tiba-tiba.
"Sayang ... Mengapa kau memblokir nomorku?"
Katanya dengan nada manja sambil bergelayut di lengan Ardan.
Soraya yang juga sudah menyusul ke ruang makan hanya diam memperhatikan interaksi dua orang berbeda jenis di depannya. Tangannya bersedekap di depan dada. Dia ingin tahu bagaimana sikap yang akan diambil Ardan pada wanita tidak tahu diri itu.
"Untuk apa kau kemari?" Tanya Ardan dingin sambil mengusap bibirnya dengan serbet.
"Mengapa kau tidak menghubungiku lagi setelah malam itu?" Katanya sambil mengerling ke arah Soraya yang masih berdiri memperhatikan.
Deg!
Ardan terlihat menegang.
Dengan cepat dicengkeramnya lengan Angel dan menariknya keluar dari ruangan itu.
Soraya mengikuti Ardan yang masih menyeret wanita itu.
"Aduh ... Sakit, Dan!"
Angel menghentakkan tangannya agar terlepas dari cengkeraman Ardan.
"Apa maumu?"
"Aku ingin bicara. Kau selalu menghindari ku. Tak ada pilihan lain, aku akhirnya kemari mencarimu. Dan, setelah malam itu... ".
Ardan kembali menyeret Angel keluar dari rumah.
" Pergi ... Nanti kita bicara!"
"Mengapa nanti? Karena ada istrimu di sini? Biarkan dia juga mendengar. Biar dia tahu kau milikku".
Deg!
Apa maksudnya? Tanda tanya besar muncul dalam pikiran Soraya.
Malam itu?
Kau milikku!
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Siti Masitah
q rasa soraya wanita yg sangaaat botol
2024-08-12
0
Cut Nyak Dien
jgn bilang angel dtang2 minta pertanggungjawaban
2021-12-15
2
Marlida Yusuf
Ardan kalau memang belum menikah dgn perempuan mana aja gak papa tapi kalau dah nikah ya sadarlah
2021-10-08
2