Malam.....
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Rize dengan sebuah selimut kini tengah meringkuk di sofa ruang tengah dengan sebuah laptop miliknya yang masih tertutup.
“Lo beneran tidur di sofa?” Suara itu membuat Rize menatap pada idolanya.
“Iya”
“Di kasur gih” Ucap Romeo. Ia benar-benar merasa iba pada Rize yang terlihat belum sepenuhnya sembuh. Apalagi gadis itu sudah pingsan dua kali di hadapannya.
“Lha terus Kakak tidur dimana? Di sofa?”
“Yee enak aja, di kasurlah”
Rize meneguk salivanya kasar, jika laki-laki itu tetap tidur di kasur untuk apa ia menyuruh Rize tidur seranjang, “Nggak deh Kak, aku disini aja. Nggak apa-apa kok”
“Nurut atau nggak?”
“Tapi Kak—”
Romeo mengambil alih laptop milik Rize lalu mengancam gadis itu, “Tidur di kasur atau laptop lo gue sita?”
“Lho Kak, kan itu barang aku. kakak nggak punya hak dong buat nyita barang aku” Rize bangkit dari posisi baringnya.
“Tapi lo tinggal di tempat gue”
“Kak please” Pinta Rize dengan sangat.
“Masuk kamar sekarang juga Rize” Titah laki-laki itu.
“Nggak mau Kak”
“Oke, laptop lo gue sita selama seminggu. Kalau lo mau ini dibalikin, masuk kamar sekarang” Oke, laki-laki itu tengah memberi hukuman yang lebih berat pada gadis wibu itu.
Harga diri gue lebih tinggi dari husbu-husbu itu. Sabar Ze, sabar. Batin Rize berusaha sabar menghadapi sang idola, “Terserah Kakak deh” Rize kembali berbaring dan menutup matanya.
“Dan semua anime lo bakal gue hapus”
Ancaman itu membuat Rize kembali bangun ia menatap Romeo dengan sedikit kesal, “Ish Kakak mah, jangan gitu dong. Kakak tahu gak betapa susahnya aku ngedapetin itu?”
“Bodo amat, masuk kamar atau ini bakal gue obrak-abrik”
“Kak Romeo, jangan di hapus dong” Rengek Rize, menurutnya kumpulan-kumpulan para karakter imut yang sering ia tonton itu bagaikan harta karun bagi dirinya.
“Kalau gitu masuk sekarang juga” Romeo masih kokoh dengan ucapannya pada sang gadis.
“Ck, hapus aja semuanya. Aku nggak peduli” Ucap Rize dengan kesalnya. Apa Romeo khawatir padanya jika tidur di sofa? Tidak mungkin kan?
“Serius nih?” Cibir Romeo pada gadis pendek yang tengah memanyunkan bibirnya.
Di flashdisk juga ada. Batin Rize sambil tertawa cekikikan di dalam hati.
“Flashdisknya gue hancurin ya?”
Ucapan itu membuat Rize dengan reflek menoleh, ia terkejut dengan keberadaan flashdisk —yang memiliki gantungan Kuro Usagi—yang berada di tangan Romeo, “Kak Romeo...” Rengek gadis itu.
“Nurut” Ucap Romeo lagi.
Rize berdecak kesal lalu bangkit dari sofa untuk menuju kamar yang pernah ia tempati. Mengelus dada adalah caranya untuk tetap bertahan dengan Romeo. Laki-laki yang tak pernah menginginkannya.
"Itu kamar gue" Perkataan itu membuat Rize menghentikan langkah kakinya. Rise menatap heran pada seniornya itu.
"Kakak kan nyuruh aku tidur di kamar" Kata Rize dengan nada heran dan meminta penjelasan.
Romeo menyilangkan tangannya di depan dada, dan menatap Rize dengan tatapan matanya yang selalu terlihat tajam, "Bukan kamar gue juga kali. Tuh, di sini ada dua kamar. Lo pake yang itu" Tunjuknya pada sayu pintu yang ada di sebelah kamarnya.
"E-eh"
"Makanya jangan mikir yang aneh-aneh" Nada datar.
Gue mikirin apa sih? Malu-maluin banget. Rize segera menuju pintu yang di maksud oleh seniornya itu. Bisa-bisanya ia berpikir untuk satu kamar dengan kakak kelasnya yang bahkan enggan untuk satu atap dengannya.
"Tapi di situ gak ada kasur jadi lo tidur di kamar gue" Perkataan itu membuat Rise mengerucutkan bibirnya kesal.
Udah ke a, b, c, balik lagi ke a. Plin-plan banget sih? Kan aku jadi tambah sayang. Batin Rise gemas sendiri.
"Kalau gitu kakak juga tidur di situ?" Tanya Rize lagi berusaha bersikap tenang
"Hm" Berdehem dengan maksud mengiyakan.
"Di kasur Kak?" Tanya Rize lagi berusaha mendapat kepastian untuk situasinya saat ini.
"Hm"
"Kalau kakak di kasur aku di lantai gitu?" Oke, Romeo mulai nampak kesal dengan kecerewetan adik kelasnya yang tak tahu keadaan itu
"Ya di kasur lah" Kesalnya.
Membulatkan matanya terkejut, bagaimana bisa itu terjadi? Dia benar-benar pusing, "Nggak Kak. Aku di sofa aja deh" Menolak dengan halus.
"Nurut" Berkata dengan datar namun bersikap mutlak.
"Tapi--"
"Gue mau ke luar. Kalau sampe lo tidur di sofa awas aja" Potong Romeo serauaelanhkah menuju pintu keluar.
"Gimana ya?" Mengigit bibirnya untuk memikirkan apa yang harus ia lakukan. Pilihannya begitu sulit untuk di ambil.
"Gue usir lo dari sini, kalau gak nurut" Seru Romeo dari luar apartemen.
Rize tersentak kaget dengan seruan itu, ia mengacak-acak rambutnya frustasi, "Ya udah deh. Tidur aja" Masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya pada kasur nan empuk itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
@ Teh iim🍒🍒😘
Ehem...
2023-01-14
0
Levi Ackerman My Husbu
ku bantu like,tapi bacanya nanti
2020-09-10
0