Setelah melihat kejadian yang tak diinginkan, Feby, Arka, Satya dan Tama langsung berkumpul di ruang keluarga. Ayahnya dan Om Tama menatap Feby dan Arka dengan tatapan mengintimidasi.
Seolah-olah ia telah melakukan hal yang tidak-tidak dengan pria yang ia kenal saja tidak. Feby hanya mampu menundukkan kepalanya tanpa berani menatap wajah Ayahnya dan Om Tama sedikitpun. Karena saat ini, wajah mereka berdua terlihat begitu menakutkan.
"Feby katakan pada Ayah yang sejujurnya! apa yang terjadi barusan!" Tanya Satya dengan nada berbeda.
Feby menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa takut. Ia tau bahwa ia tidak bersalah. Tidak terjadi apa-apa diantara ia dan pria yang duduk disampingnya ini. Namun entah mengapa, ia tetap saja merasa takut dan khawatir.
"T-ti-tidak terjadi apa-apa Yah..." Jawab Feby dengan terbata-bata.
"Lalu bagaimana bisa kalian berpelukkan di kamar mandi?"
"Itu tidak seperti yang Ayah dan Om Tama lihat. Aku bisa jelasin semuanya Yah... Tolong Ayah jangan berpikir yang tidak-tidak. Apa yang dilihat Ayah sama Om Tama tadi, tidak benar..." Ucap Feby.
Dengan wajah pucat, ia berusaha mati-matian untuk meyakinkan Ayahnya dan Om Tama.
Berbeda dengan pria di sampingnya yang sedari tadi hanya diam dengan wajah datar tanpa eskpresi. Sungguh rasanya ia ingin sekali mencakar wajah tampan tersebut!
"Arka! Kamu tau, siapa gadis ini kan?" Tanya Om Tama menunjuk Feby pada Arka.
"Tidak" Jawab Arka tanpa sedikitpun menatap Feby.
"Dia adalah Feby, anaknya Om Satya sahabat Papah!" Jawab Tama dengan nada tinggi.
Mendengar itu entah mengapa Feby merasakan ada sedikit perubahan ekspresi di wajah Arka yang tadinya datar.
"Feby Ayah tanya sekali lagi! Apa yang kamu lakukan dengan Arka barusan?!" Satya kembali mengulang pertanyaannya pada Feby.
"Kami tidak melakukan apa-apa Yah. Tadi aku hanya ingin mengambil air wudhu untuk sholat ashar, tiba-tiba aku bertemu dengan dia di kamar mandi, lalu aku hampir terjatuh karena terpeleset, dan dia menolongku.
Hanya itu saja Yah... Tolong percaya sama aku... Tidak terjadi apa-apa diantara aku dan dia. Ayah sama Om Tama percaya kan sama aku?" Jelas Feby panjang lebar.
"Apakah benar yang dikatakan oleh Feby Arka?" Tanya Ayah Feby pada Arka.
"Tidak" Jawab Arka. Feby sontak langsung mendelik mendengar jawaban yang keluar dari mulut pria itu.
"Katakan Arka! Apa yang terjadi diantara kalian! Jawab pertanyaan Papah dengan jujur Arka!" Bentak Tama hingga suaranya sampai bergema dimana-mana.
Tolong Ya Allah jangan mempersulit hidup hamba... Hamba mohon Ya Allah... Batin Feby.
"Ya, kami telah melakukannya, Pah" Jawab Arka dengan begitu tenang tanpa beban sedikit pun.
DWARRR!
Tubuh Feby terasa tersambar petir di siang bolong mendengar jawaban yang keluar dari mulut Arka. Ayahnya dan Om Tama pun tak kalah terkejut mendengar itu.
"Tidak Yah! Tidak Om Tama! Dia bohong! Tidak terjadi apa-apa diantara kami berdua!" Elak Feby dengan bibir bergetar dan kedua mata yang berkaca-kaca.
"Tapi Arka baru saja mengakuinya Feb kalau telah terjadi sesuatu diantara kalian berdua. Sejujurnya Ayah kecewa sama kamu Feb. Kenapa kamu melakukan itu? Kenapa kamu mempermalukan Ayah dan Om Tama?"
Feby benar-benar tidak habis pikir dengan pria di sampingnya ini.
Ia rasanya benar-benar marah! Ia ingin sekali berteriak dan mengatakan bahwa pria ini berbohong! Namun sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepadanya. Ayahnya dan Om Tama justru lebih mempercayai ucapan Arka ketimbang dirinya.
"Tidak Yah... Tidak terjadi apa-apa! Ayah harus percaya sama aku. Aku nggak mungkin ngelakuin hal yang seperti itu!"
"Kami telah melakukannya. Dan saya akan bertanggung jawab atas perbuatan yang saya lakukan. Hari ini juga, saya akan menikahi Feby" Ucap Arka dengan begitu tegas tanpa ada sedikitpun keraguan.
"Tidak! Apa yang kamu katakan?! Aku tidak ingin menikah karena tidak terjadi apa-apa diantara kita!" Tolak Feby dengan wajah yang memerah menahan amarah.
"Kita panggil penghulu sekarang juga. Siapkan pernikahan untuk Feby dan Arka hari ini" Titah Tama.
"Ya kamu benar Tam. Kita harus menikahkan Feby dan Arka hari ini juga. Saya akan meminta Saras untuk datang ke sini" Saut Satya Ayah Feby.
Tubuh Feby bergetar hebat. Air mata gadis itu tak lagi bisa dibendung. Feby menangis seraya terus berusaha untuk meyakinkan Ayahnya dan Om Tama bahwa yang dikatakan Arka bohong. Akan tetapi, sekeras apapun ia berusaha, mereka tidak sedikitpun percaya.
Apa yang telah putuskan oleh Ayahnya dan Om Tama, tidak bisa ia ganggu gugat. Mereka berdua langsung mempersiapkan pernikahannya dan Arka.
🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️
Feby tertunduk lemas di hadapan cermin menatap dirinya yang saat ini tengah dirias. Semua energi di dalam tubuhnya seakan terkuras habis tanpa sisa sedikitpun. Ia hanya mampu menangisi takdir yang telah terjadi.
Masa depannya benar-benar akan hancur berantakan hanya karena sebuah kesalahpahaman. Mimpi buruknya kini menjadi kenyataan. Entah dosa apa yang telah ia perbuat hingga ia harus menghadapi masalah sebesar ini sekarang.
Setelah hampir satu jam berlalu, Feby akhirnya selesai dirias. Ia sekarang terlihat begitu cantik dan mempesona memakai baju pengantin. Tiba-tiba saja, pintu ruangan terbuka. Ternyata itu adalah Ibu Feby dan Tante Karin. Mereka berdua masuk menghampiri Feby. Saras berjalan perlahan menuntun Karin.
Feby masih belum menyadari kedatangan Ibunya dan Tante Karin karena menundukkan kepalanya dan terus menangis. Ia baru menyadari saat sebuah tangan terasa membelai halus kepalanya. Hal itu membuat Feby langsung mendongak. Begitu ia mendongak, ia melihat Ibunya dan Tante Karin sudah berdiri di sampingnya.
"Feb..." Ujar Ibunya dengan lembut. Feby langsung memeluk Ibunya dan menangis tersedu-sedu.
"Udah sayang... jangan nangis nanti make up kamu luntur gimana?" Goda Ibu Feby namun justru tangisan gadis itu semakin menjadi-jadi.
"Tidak terjadi apa-apa antara aku dan tuan Arka Bu..." Lirih Feby.
"Iya Ibu percaya sama kamu" Jawab Saras.
"Ibu percaya kan sama aku? Ya sudah tolong bujuk Ayah untuk batalin pernikahan ini Bu..." Rengek Feby.
"Nggak bisa Feb. Kamu tau sendiri kan, gimana watak Ayah kamu? Sekali dia udah ambil keputusan, dia nggak bakalan mau ngerubahnya"
"Tapi Bu... Gimana masa depanku? Gimana cita-citaku? Gimana sekolahku? Guru-guru bakalan ngeluarin aku dari sekolah kalau tau aku sudah menikah"
"Untuk sementara, kita rahasiakan dulu pernikahan kamu dan Arka Feb" Tutur Tante Karin.
"Tante tau ini berat buat kamu. Tapi Tante yakin kalau ini sudah takdir dari Allah. Mungkin ini juga yang terbaik untuk kamu dan Arka. Kamu nggak perlu khawatir untuk biaya sekolah kamu. Apapun yang kamu butuhkan, kami akan siap nanggung semuanya"
Sambung Karin membuat Feby hanya mampu menghelakan napasnya. Seperti sudah tidak ada lagi jalan untuk keluar dari masalah ini.
"Saya terima nikah dan kawinnya Feby Ayodyha Larasati binti bapak Satya Raharja dengan mas kawin 24 karat berlian dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!" Suara Tegas Arka saat mengucapkan ijab qobul terdengar dari ruangan Feby. Pria itu mengucapkan ijab qobul dengan begitu jelas, lantang, dan tegas tanpa ada kesalahan sedikitpun.
"Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya penghulu.
"Sah..."
"Sah..."
Air mata gadis itu kembali tumpah membasahi pipi cabinya. Ini bukan air mata bahagia, namun ini adalah air mata kesedihan.
Mimpi buruk yang ia alami kemarin, benar-benar menjadi kenyataan. Rasanya ia ingin sekali memberontak, ia ingin sekali kabur. Akan tetapi, ia tidak memiliki keberanian sebesar itu untuk melawan Ayahnya.
"Ayo Feb kita keluar" Ucap Ibu Feby seraya menuntun Feby keluar.
Dengan langkah berat hati, ia pun akhirnya keluar menemui Arka yang telah selesai mengucapkan ijab kabul.
Feby duduk di samping Arka dengan wajah yang terus tertunduk untuk menyembunyikan air mata yang terus menetes. Tatapan tajam dari Arka membuat bulu kuduk terasa merinding.
"Silahkan, mempelai pria bisa mencium kening istrinya..." Kata penghulu.
Dalam hati ia berdoa agar pria di sampingnya ini menolak hal tersebut. Akan tetapi tanpa mengatakan apapun tiba-tiba, Arka langsung mendekatkan wajahnya pada pada wajah Feby dan...
Cup...
Arka mendaratkan bibirnya di atas kening Feby. Jantung Feby terasa melompat-lompat. Gadis itu menggigit bibir bawahnya untuk menghalau perasaan tak karuan di hatinya.
Hembusan napas Arka seakan membelai lembut wajah Feby. Membuat wajah gadis itu seketika merona dibuatnya.
"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati" Bisik Arka tepat di balik telinga Feby.
Ya Allah tolong bangunkan hamba dari mimpi buruk ini! Batin Feby.
🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️
Arka William Megantara adalah seorang anak tunggal dari pasangan Tama Megantara dan Karina Megantara. Selain memiliki paras tampan yang mampu membuat setiap kaum hawa bertekuk lutut, ia juga memiliki karisma yang luar biasa.
Pria berusia 26 tahun ini telah mengemban tugas yang amat berat. Ia menjadi seorang CEO muda sekaligus pewaris tunggal di perusahaan Megantara Group milik Ayahnya yang memiliki cabang hingga luar negeri.
Pria bertubuh atletis dengan tinggi 175 cm ini memang definisi ciptaan Tuhan yang sangat sempurna.
Memiliki paras yang sangat tampan, tubuh yang kekar, karier yang gemilang, terlebih lagi ia pewaris tunggal keluarga Megantara yang memiliki harta dan aset tak terhitung.
Setiap wanita yang melihat Arka pasti akan langsung jatuh hati pada Arka.
Akan tetapi, tidak ada satupun yang berani untuk mengutarakan perasaan mereka karena sifat kejam dan angkuh Arka yang sudah mendarah daging. Ia tidak pernah sekalipun melirik para wanita. Bahkan secantik atau seseksi apapun, tidak akan pernah bisa meruntuhkan dinginnya hati pria tampan itu.
🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️
Acara pernikahan pun telah usai. Jam telah menunjukkan pukul 21:30 malam. Feby beberapa kali menguap karena rasa kantuk yang terus saja menghantuinya. Namun ia masih enggan masuk ke dalam kamar yang telah disiapkan khusus untuknya dan Arka karena ia takut.
Bayangan tentang malam pertama pengantin baru membuat bulu kuduk selalu berdiri. Ia lebih baik tidur di sofa daripada harus masuk ke dalam kamar dan tidur satu ranjang dengan Arka.
Ibu dan Ayahnya juga menginap di sini. Ia sudah merengek untuk tidur bersama Ibunya akan tetapi, Ayahnya melarang. Terpaksalah ia harus berpura-pura tidur bersama Arka.
Entah dimana pria itu, Feby pun tidak tau. Sedari tadi setelah acara pernikahan selesai, pria itu menghilang begitu saja seperti ditelan bumi.
Rasa kantuk semakin menjadi. Hingga tak terasa, gadis itu pada akhirnya terlelap di atas sofa. Tak selang berapa lama, tiba-tiba saja tubuh Feby terasa diangkat oleh seseorang.
Ia tau seseorang yang menggendongnya ini pasti adalah Ayahnya. Karena sejak kecil, saat ia tertidur di sofa, Ayahnya akan menggendong Feby menuju kamarnya.
"Ayah... Aku sayang sama Ayah..." Gumam Feby dengan mata yang setengah terpejam.
Tangan gadis itu meraba wajah Ayahnya. Namun ia merasa sedikit janggal. Sejak kapan Ayahnya memiliki hidup yang sangat mancung? Begitu ia membuka mata, wajah tampan milik Arka lah yang ia lihat bukan wajah Ayahnya.
"AAAAAAAAAAAAA--"
"Diam! Suara teriakan kamu bisa membangunkan seisi rumah!" Titah Arka.
Arka langsung menatap gadis itu dengan tatapan tajam hingga membuat nyali gadis itu menciut seketika.
____________________________________________
Helooo jangan lupa vote dan kasih dukungan kalian yaaa biar Author semangat updatenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Mar Diati
hari ap upnya, dan kkw up jangan satu episode saja, 5lima episode kalau bisa .
2025-03-23
1
Mar Diati
lima.episode sekaligus
2025-03-23
1