Party

Suara musik dari klub-klub tumpah ke jalan, orang-orang pada ketawa, mobil lalu-lalang dengan klakson yang bersahutan. Gue mengikuti GPS di HP, menyebrang jalan, terus masuk ke kompleks rumah-rumah mewah. Gue jalan terus sampai akhirnya berhenti di depan rumah dua lantai yang, kata aplikasi, ini tempatnya.

Tangan gue mulai agak basah, jadi gue lap di jeans, ambil napas dalam, dan menyemangati diri sendiri. "Ayo, lo sudah sampai sini, Asta. Tinggal masuk doang."

Pintunya terbuka lebar, dan nggak ada yang peduli siapa yang keluar-masuk. Terlalu banyak orang. Musik makin kencang…

Musiknya benar-benar terasa sampai ke tulang, bikin telinga gue bergetar. Gue menyelip di antara sekumpulan orang yang... gue nggak yakin mereka lagi joget atau cuma berdiri diam saja. Kayaknya sih campuran keduanya.

Gue terus jalan sampai ke ruangan yang agak luas, ada rak buku besar menempel di salah satu dindingnya. Beberapa grup orang lagi ngobrol di sana, dan di tengah-tengah mereka, gue lihat dia.

Selma.

Dia lagi ketawa, kelihatan santai banget di antara orang-orang itu. Dan ya, jantung gue langsung ngebut kayak orang tolol.

Gue maju selangkah, ragu-ragu, mencoba dekati dia. Tapi terus… di pojok mata gue, ada sesuatu yang mencolok.

Gue refleks noleh ke kanan.

Phyton.

Dia cuma beberapa meter dari gue. Tapi dia nggak sendiri.

Di belakangnya, ada cowok berambut hitam melingkarkan tangan di pinggangnya dari belakang. Gue lihat dia cium pipi Phyton, sebelum akhirnya menyandarkan dagunya ke pundaknya… dan matanya langsung bertemu sama mata gue.

Selama beberapa detik, gue cuma bisa diam di tempat, menelan ludah.

Dan tiba-tiba, kata-kata Niria balik lagi ke kepala gue:

"Lo merasa, nggak, laut itu kayak nggak ada ujungnya?"

Gue menghembuskan napas pelan. "Iya, Niria. Emang nggak ada ujungnya."

Di tengah lautan manusia, gue cuma bisa berdiri diam, ragu-ragu.

Selma cuma beberapa langkah di depan gue. Dia belum lihat gue karena lagi asik ketawa sama sesuatu yang dibilang cewek di depannya. Gue perhatiin pipinya jadi agak lebih tembem pas dia ketawa.

"Gemesin," pikir gue.

Gue mengerti kenapa dia populer di kampus. Ada aura hangat di dalam dirinya, dan senyum itu, yang bisa menghidupi suasana. Nggak heran semua orang pengen ada di sekitarnya.

Dia mengingatkan gue sama Dino. Kayaknya mereka punya energi yang sama, yang bikin orang-orang langsung tertarik.

Gue selalu kepo sama bagaimana uniknya setiap manusia. Kayaknya itu juga salah satu alasan kenapa gue mutusin buat ambil Psikologi. Gue pengen mengerti lebih dalam tentang perilaku manusia, bagaimana kepribadian berkembang, dan semua hal yang nyambung ke situ.

Bagaimana bisa, meskipun tumbuh di rumah yang sama, gue dan saudara-saudara gue bisa punya kepribadian yang beda jauh?

Gue nggak bisa bohong, selama ini gue sering banget bandingin diri sendiri sama mereka… atau sama teman-teman mereka.

Anan sama Antari emang cenderung dingin, tapi itu nggak bikin mereka susah dapat teman atau bergaul.

Jadi kenapa gue yang malah kesulitan buat itu?

"Kamu itu jiwa tua yang kebetulan lahir di tubuh anak muda."

Kata-kata Kakek tiba-tiba muncul di kepala gue.

"Asta?"

Gue kaget waktu dengar suara Bessie di samping gue. Gue langsung noleh, dan ekspresi di mukanya nunjukin kalau dia juga sama kagetnya kayak gue. Gue nggak nyangka bakal ketemu dia di sini.

Dia satu-satunya teman yang gue punya di kampus, tapi selama ini, gue pikir dia bukan tipe yang suka datang ke pesta.

Rambutnya yang agak ikal diikat tinggi, dan dia pakai sweater merah sama jeans longgar.

"Oh… nggak nyangka," balas gue.

Bessie benarin kacamatanya sambil senyum. "Sama. Gue juga nggak kepikiran bakal ketemu lo di sini."

"Percaya deh, gue berpikir seribu kali sebelum mutusin buat datang."

"Mau minum?" Dia angkat cup merah di tangannya, tapi gue langsung geleng sebelum balik melihat ke arah Selma.

Bessie menangkap gerakan mata gue, terus tiba-tiba dia ngomong, "Ohh, Selma, ya?" Terus dia kelihatan kayak lagi mengingat sesuatu. "Tunggu… hari pertama kita ketemu, lo nulis ‘Selma’ di buku lo. Jadi itu, dia?"

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

𝚔𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚔𝚊𝚗 🤭

2025-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!