Kini hari sudah mulai siang, bahkan sudah sedari tadi matahari memperlihatkan sinar nya, namun Diana masih tertidur pulas di kasur kesayangan nya dengan memeluk guling, mungkin kini Diana masih bermimpi.
Tok tok tok.
Seseorang mengetok pintu kamar Diana dengan kasar, membuat tidur Diana terganggu, dengan kesal ia membuka matanya dan turun dari kasur untuk membuka pintu kamar.
Saat ia membuka pintu kamarnya ternyata yang barusan mengetuk pintu adalah ayahnya sendiri.
"Baru bangun kamu?" ketus Gilang sambil berkacak pinggang.
"Papa gak liat apa? Ya iya lah, lagian ada apa sih bangunin aku? Masih ngantuk tau gak," ucapnya tak kalah ketus sambil melipat tangannya di dada.
"Cepet mandi dan ganti baju, kita akan bertemu dengan anak teman Papa yang akan di jodoh kan dengan kamu," ucap Gilang sebelum meninggalkan Diana.
bukannya langsung mandi Diana malah meledek Gilang dengan cara mengikuti apa yang ayahnya bicara kan sebelum kembali masuk ke kamar untuk mandi.
Setelah mandi dan beres-beres kini Diana sudah siap pergi dengan menggunakan dress pendek berwana putih dan rambut yang ia gerai lalu tak lupa ia juga merias wajah cantik nya, yah walaupun jika ia tidak dandan ia akan tetap terlihat cantik.
Dengan anggun nya Diana menuruni tangga rumahnya.
"Ayok," seru Gilang yang sudah melihat anak nya menuruni tangga.
"Pa Mama gak ikut?" tanya Diana sambil melihat ke arah kamar ibunya.
"Males katanya," jawab Gilang sambil berjalan keluar.
Wajah Diana yang awalnya memang sudah cemberut menjadi tambah cemberut.
Setelah mereka sampai di kafe yang sudah di janjikan, kafe itu sangat mewah sekali, Diana dan Gilang tengah menuju sebuah meja yang sudah mereka pesan.
Diana langsung duduk, begitu pula dengan Gilang, seperti nya teman ayahnya itu belum datang.
Tak lama kemudian teman ayah Diana datang bersama anaknya.
Gilang dan Diana pun berdiri menyapa mereka, namun saat Diana melihat seorang lelaki di hadapannya wajah itu seperti pernah ia lihat, namun entah dimana, tapi Diana yakin kalau ia pernah melihat wajah itu
"Lu Diana kan?" tanya Julian dengan senyum tipis di bibirnya.
"Hm, " datar Diana sambil kembali duduk.
"Lu gak inget sama gue?" tanya kembali Julian.
Kini Diana semakin memikirkan dia siapa, sampai ia mengingat kejadian semalam, iyah dia adalah orang yang ia lihat di kamar mandi itu, kini mata Diana membesar dan menatap lelaki di depannya dengan tatapan jijik.
"Semalem kita ketemu loh, tapi waktu kamu mabuk, " ucap Julian pelan, supaya tidak di dengar oleh orang tuanya.
Diana semakin terkejut.
"Apa dia semalam ketemu aku waktu mabuk? Apa yang dia lakuin sama gue yah? Apa jangan-jangan dia ngapa-ngapain gue lagi, " ucapnya dalam hati.
"Ikut gue bentar," kini Diana menarik tangan Julian untuk pergi dari sana.
Diana berhenti di sebuah lorong menuju kamar mandi, dengan tatapan penuh selidik Diana menatap Julian.
"Lu semalem waktu gue mabuk gak ngapa-ngapain gue kan?" tegas Diana dengan tatapan menakutkannya.
"Selow dong, emang kalau gue ngapa-ngapain lu, lu mau apa?" canda Julian sambil menampilkan senyuman miring nya dan ia juga tidak mau kalah ia kini menatap Diana dengan tatapan membunuh ciri khas nya.
"Ahhh jangan takut-takuti gue deh," sinis Diana sambil histeris.
"Dasar polos, " ucapnya dalam hati.
Namun tiba-tiba Julian mendorong tubuh Diana membentur tembok, kini mereka saling berhadapan, sangat dekat bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.
Dengan cepat Julian mencium bibir mungil milik Diana, sungguh Diana sangat terkejut namun ia juga menikmati itu ia tidak pernah merasakan hal seperti itu.
Kini Julian memainkan lidah nya di bibir Diana, dengan sesekali ia menggigit bibir Diana.
Saat Diana sadar bahwa apa yang sudah ia lakukan ia langsung mendorong tubuh Julian dengan keras.
"Gila lu yah?" bentak Diana sambil mengusap bibirnya.
"Tapi enak kan?" goda Julian sambil mencondongkan mukanya pada Diana.
"Kampret," ketus Diana sambil menampar pipi Julian.
Bukanya marah Julian malah menampilkan senyum miring nya pada Diana, sambil berkata" Bibir loh manis."
"Dasar bajingan, lu udah ambil first kiss gue tau gak, " sinis Diana sambil beranjak pergi dari tempat itu, namun tangannya malah di tahan oleh Julian.
"Tadinya gue bakal nolak perjodohan ini, tapi saat gue tau lo yang akan di jodohkan, gue jadi tertarik," ucap Julian dengan nada suara yang menyeramkan dan tatapan mata yang menusuk.
"Tapi sayang gue gak tertarik, " sinis Diana, tak kalah menyeramkan.
"Tapi lu gak bisa nolak, jadi lu bakal jadi mainan gue selanjutnya nya inget itu, " ancam Julian sambil melepaskan dan meninggal Diana mematung dan Julian kembali menatap Diana dengan tatapan membunuhnya.
Diana benar-benar sangat ketakutan, seperti nya Julian itu bukan orang sembarangan dari tatapannya saja itu mampu membuat musuh ketakutan sebelum perang.
Kini Diana mengikuti langkah Julian yang kembali ke kursi nya, dengan mata yang iya tundukkan ia langsung duduk di kursi.
"Kalian udah saling kenal ternyata?" tanya Gilang pada Julian.
"Udah kok om, bahkan kita udah saling pas kok, " Jawab julian dengan senyum penuh dusta nya.
Diana kembali memberanikan diri untuk menatap Julian sambil mengerutkan dahinya, sedangkan Julian membalas nya dengan alis yang ia angkat sebelah.
"Ya sudah kalian mencoba saling lebih mengenal satu sama lain lagi aja, biar kalian makin serius," ucap dodo ayah Julian.
Julian kembali menatap Diana seperkian detik sebelum akhirnya menatap ayahnya dan menjawab pertanyaan ayahnya.
"Itu pasti," ucapnya.
Beberapa saat kemudian mereka sudah mau pulang, tapi Julian mengajak Diana untuk main dulu ke sebuah tempat. Mau tak mau akhirnya Diana pergi ke tempat yang ingin Julian kunjungi.
Diana sudah berada di mobil Julian, tetapi di perjalanan Diana merubah pikirannya. Ia malah ingin turun dari mobil Julian dan pulang saja ke rumahnya karena ia merasa ada yang tidak beres dengan Julian.
"Aku mau pulang, cepat turunin aku di sini," pinta Diana.
Julian menghentikan mobilnya lalu menatap ke arah Diana dengan tatapan tajam, "Jangan membantahku," tegas Julian.
Diana mematung karena melihat tatapan Julian dan nada bicara Julian yang sangat menakutkan, Diana gelagapan tak tau harus bicara apa.
"Ikuti saja apa yang aku ingin lakukan," tambah Julian tak mau perintahnya tak di turuti.
Diana terdiam, namun ia berpikir untuk melarikan diri. Saat Diana akan membuka mobil Julian tiba-tiba Julian menguncinya kembali, "Aku sudah bilang padamu, diam lah jangan berbuat hal yang akan melukai dirimu sendiri," ucap Julian dingin tanpa menatap Diana.
Diana semakin ketakutan, tak tau harus bicara apa lagi dan melakukan apa lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Sulati Cus
hadeeh nolak to menikmati 🤗gemes jdnya
2020-12-02
1
Mayang Putry
lanjut thor
2020-10-27
0
Andini Anakemak
(ikutan)"hmmmmmm" wkwk pada ngapain sih.. btw ninggalin jejak dulu ya thor..🤣😍
2020-06-06
3