Menikah Dengan CEO Yang Dingin

Menikah Dengan CEO Yang Dingin

P R O L O G

Hallo perkenalkan aku Stefhany,,, ini adalah novel pertamaku. Mohon maaf jika cara penyajiannya kurang bagus, karena aku masih amatir . Semoga kalian suka yaa.

Dara Mahendra adalah seorang gadis cantik yang menjadi incaran para pemuda dikampusnya. Usianya 23 tahun. Dia adalah anak dari tuan Satya Mahendra dan nyonya Sara Mahendra. Dara memiliki seorang kakak yang bernama Arjuna Mahendra yang berumur 29 tahun.

Hari ini adalah hari Senin, hari paling melelahkan bagi para mahasiswa. Dara sudah siap dengan kemeja putih dan celana jeans biru donker. Tak lupa ia memakai tas ransel di punggung nya. Rambutnya dibiarkan tergerai indah menutupi leher jenjangnya.

"Selamat pagi Ma, Pa, Kak Arjun " Dara duduk di meja makan disebelah Arjuna. Lekas mengambil nasi beserta lauknya karena ia terburu buru pagi ini. Ujian mingguan sudah menantinya mendapat hasil terbaik.

" Pagi.. " Ucap ketiga orang itu seraya tersenyum lebar.

Mereka berada di meja makan untuk sarapan.

Sekarang hanya ada Dara dan mama nya. Dara akan pergi ke kampus, Tuan Satya sudah pergi ke kantor, sementara Arjuna sudah pergi ke kantor nya sendiri. Arjuna memang pekerja keras bahkan sudah mendirikan perusahaan sendiri di usia yang masih terbilang muda.

" Ma..Dara berangkat duluan ya, udah telat nih " Mengambil tas ransel yang tergeletak diatas kursi.

"Iya, hati hati ya jangan ngebut! " Peringat Nyonya Sara.

"Assalamualaikum " Mencium punggung tangan ibunya.

"Waalaikum salam "

Nyonya Sara tersenyum senang menatap kepergian putri tercinta nya. Beruntungnya dia memiliki anak gadis berparas cantik nan baik hati seperti Dara.

Tapi sesaat kemudian, senyum di wajahnya luntur berganti dengan raut kecemasan. Ia risau dengan masa depan putrinya.

Sanggupkah ia menerima apa yang akan didiskusikan setelah ia pulang nanti?

Dara berangkat ke kampus menaiki mobil berwarna merahnya. Ia bersenandung ria sambil mendengar musik favoritnya.

Setelah menempuh perjalanan 35 menit, kini ia sampai di parkiran kampusnya. Setelah ia keluar dari mobil, seperti biasa dia selalu menjadi pusat perhatian para manusia disana.

Para mahasiswa memuji dan merayu, sedangkan mahasiswi malah menggunjingnya. Iri akan apa yang dimiliki gadis itu.

"Daraaa...Daraa" Seorang gadis berkulit putih dengan rambut dikuncir kuda berlari sambil membentangkan tangan kearahnya.

Dia adalah Rina, gadis pemberani namun cerewet yang bersahabat sangat lama dengan Dara. Bahkan Tuan Satya dan Nyonya Sara sudah menganggap Rina seperti putri kandung sendiri.

" Eh, Rina " merekapun berpelukan, melepas rindu setelah sekian lama tidak berjumpa. Mungkin sekitar dua minggu.

"Rin, kamu kemana aja, kok baru masuk kampus? nggak kasih kabar lagi? " Cecar

"Eh, iyaa maaf kemarin nenekku sakit jadi aku lupa buka ponselku, tapi sekarang udah sembuh kok" tutur Rina.

"Oh.. syukurlah kalau begitu. Ayo kita ke kelas. " Menarik tangan sahabatnya.

"Yuk.."merekapun masuk ke kelas bersama karena Rina dan Dara adalah teman sejak SMA dan mereka kuliah di fakultas yang sama juga kelas yang sama.

Saat masuk di kelas semua orang menyapa nya kecuali Tasya, dia adalah teman sekelas Dara yang tidak suka dengannya. Tasya selalu berargumen bahwa ia lebih baik dalam segala bidang daripada Dara.

"Eh, minggir lo! gue mau duduk disini" Tasya menyerobot kursi yang biasanya digunakan Dara. Bibirnya mengembangkan senyuman sinis yang biasa dilihat Dara setiap waktu.

" Tapi inikan kursinya Dara...kursi lo disana tuh " Rina yang menyahut.

"Udah nggak papa, aku duduk disitu saja" Dara menengahi mereka, jika sampai mereka sudah berdebat, maka kelas ini akan menjadi pesawat meledak seperti sebelumnya.

Perdebatan terhenti saat dosen datang dan memulai materi. Pria berkepala plontos itu cukup garang, jadi semua mulut akan bungkam saat ia masuk. Tak ada lagi celotehan dalam kelas.

Semua mahasiswa mulai mencatat dalam notebook mereka. Begitupun Dara, ia adalah mahasiswi tercerdas sepanjang tahun. Ia selalu meraih nilai A yang membuatnya dicap sebagai suritauladan di kelas bahkan universitas ternama ini.

Saat jam pelajaran sudah habis,

" Dara, kita ke kantin dulu yukk " Ajak Rina yang sudah menarik lengan sahabat nya.

"Aduh, maaf ya Rin. Tapi mama nyuruh aku cepat pulang, katanya papa mau bicara penting dengan ku " Merasa tidak enak menolah ajakan sahabatnya.

"Ohh, yaudah deh kapan kapan aja,,daah " Rina melenggang pergi dari hadapan nya. Menuju ke mobilnya sendiri yang terpakir apik di parkiran kampus.

Dara pun bergegas menuju mobilnya. Menyalakan mesin dan langsung tancap gas membelah lautan kendaraan di kota padat ini.

Mama sama papa mau ngomong apasih sebenarnya?. Sampai nyuruh aku pulang cepat cepat gini. Batin gadis cantik itu.

Dara melajukan kendaraan roda empat itu dengan kecepatan sedang. Seraya menikmati alunan musik K-pop favoritnya. Udara terasa amat panas, entah mengapa tiba tiba jalanan menjadi macet total. Cukup lama ia menanti, namun tak kunjung ada tanda tanda kendaraan kembali melaju. Akibat penasaran, ia bergegas turun mendekati asal muasal suara gaduh yang tertangkap indra pendengaran nya. Dari kejauhanan, tampak kerumunan orang yang entah mengerumuni apa. Alangkah terkejutnya dia saat mendapati seorang pria malang tergeletak lemah dengan tubuh berlumur darah segar. Ia panik, rasa kemanusiaan membuatnya berinisiatif membantu.

"Ayo cepat angkat ke mobil saya! " Ujarnya pada para lelaki yang mengerumuni orang malang itu.

"Baik " Meskipun tidak saling kenal, tetapi budi pekerti yang diajarkan orang tua membuatnya dengan senang hati saling membantu sesama manusia.

Sesampainya di rumah sakit.

Dara menurunkan pria itu dari mobil, dibantu beberapa perawat disana. Para suster langsung bergegas membawa brankar, mereka hafal betul siapa pria malang ini. Langsung saja para dokter berlari menuju ruang UGD.

Dara menunggu dengan perasaan cemas yang membuncah. Disatu sisi ia harus segera ke rumah, tapi disisi lain ia tidak tega meninggalkan pria itu. Ya sudahlah, sebaiknya ia menunggu sejenak. Merasa ingin buang air kecil, ia berlari terbirit birit menuju kamar mandi umum di rumah sakit itu.

15 menit sudah berlalu, seorang dokter berjas putih keluar ruangan dan menyapa gadis van yang duduk manis di kursi tunggu.

" Permisi...anda keluarga pasien? " tanya sang dokter sambil melepas stetoskop yang tergantung indah di lehernya.

"Bukan dok, saya membantunya dijalan tadi. Bagaimana keadaannya? " Semoga saja pria yang ditolongnya baik baik saja. Dara juga harus segera pulang sekarang.

" Pasien tidak apa apa, dia hanya mengalami luka di kaki dan pelipisnya. Hari ini sudah boleh pulang" ucap sang dokter tersenyum ramah.

" Bolehkah saya menemuinya? "

" Tentu saja, silahkan.." ucap pria bersetelan jas putih itu.

Bersambung...

Terimakasih bagi kalian yang sudah bersedia berkunjung ke novel baru ini.

Jika ceritanya kurang menarik, maka mohon dimaklumi. Aku benar benar baru kali ini menulis novel.

Tapi kedepannya, aku akan berusaha untuk terus belajar dan mempebaiki kesalahan yang ada. Mohon doanya. Permisi...

Terpopuler

Comments

Tytha Danu Prabowo

Tytha Danu Prabowo

lanjut

2020-11-25

1

Umminya Fadhilah Fadhilah

Umminya Fadhilah Fadhilah

semangat terus kak

2020-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!