Sesampainya di tempat kerja, Erlin segera memarkir sepedanya. Ia masuk ke pantry dan ganti baju.
Setelah selesai dia segera menyimpan semua barang-barangnya di loker miliknya, dan siap keluar untuk bergabung bersama koki-koki hebat lainnya.
Erlin begitu bersemangat hari ini. semua pesanan dessert dibuatnya dengan sempurna sehingga, membuat para tamu puas dengan dessert buatannya.
Disini, para koki di bagi menjadi 4 bagian. di apatizer, main course , dessert dan barista masing-masing bagian ada 4-7 orang. mereka bekerja secara kelompok dan individu, apabila di perlukan.
Tak terasa waktu makan siang datang. seperti biasa, mereka akan bergantian untuk istirahat makan siang dan mengerjakan sholat bagi yang muslim mengingat jumlah tamu membludak saat jam makan siang dan malam.
Erlin mendapat giliran makan siang paling akhir karena dia masih harus menyelesaikan beberapa dessert lebih dulu.
"Aku, duluan ya!.", ucap teman kokinya yang juga berada dalam team dessert.
"Ok. ini tidak akan lama, tinggal plating dan akan siap.", jawabnya.
"Ok.",
temannya pergi dan Erlin masih menghias dessert itu.
"Satu sentuhan lagi, dan beres.", ucapnya lalu menaruh daun mint di atas whip krim dan memberinya taburan bubuk kayu manis sebagai penyempurna dessert itu.
"Wah!, kalian cantik.", ucapnya pada kue-kue itu lalu menaruhnya satu persatu di piring saji.
"Mica, ini siap untuk di hidangkan.", ucapnya sebelum pergi ke pantry untuk istirahat makan siang. Mica hanya membalasnya dengan simbol "ok" dengan jarinya.
Erlin meninggalkan dapur, dan sebagian orang sudah kembali lagi untuk bekerja. ia menuju pantry, membuka lokernya dan segera mengambil bekalnya.
"Hem....," Erlin mencium bekal makan siangnya. hanya nasi goreng daun bawang, telur dan sambel bawang, tapi itu cukup membuatnya bernafsu, karena ini adalah masakan Momo untuknya.
Ya, si gadis kecil berumur 10tahun itu juga hobi memasak sama seperti, mami, momy dan Dady nya.
Erlin segera menengadahkan tangannya, berdoa. begitu selesai segera dia mengambil sendok dan menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya.
"Mm...,". gumamnya, mengagumi dan menikmati rasa yang begitu lezat dari nasi goreng buatan Momo.
"Momo-ku yang terbaik.", ucapnya lalu menyuapkan lagi sesendok ke mulutnya.
"Lezat sekali, sepertinya.", suara di telinganya berhasil membuatnya terkejut dan tersedak saat Erlin menoleh ke sebelah kiri karena, sudah ada Nathan yang muncul tiba-tiba dari belakang dan mendekatkan bibirnya ke telinga Erlin.
Erlin terbatuk-batuk, Nathan ikut panik. ia segera mengambil air dan meminumkannya pada Erlin.
Diteguknya air mineral itu hingga hampir habis.
"Hah.....", ucapnya lega.
"Harusnya kau makan dengan pelan-pelan.", ucap Nathan yang duduk di depan Erlin. Erlin melotot ke arahnya, menutup botol minum dan meletakkannya di meja dengan sedikit keras.
"Kalau bukan gara-gara dirimu yang tiba-tiba muncul dan membuatku kaget, tidak mungkin aku tersedak dan hampir mati.", ucapnya kesal.
"Itu salahmu sendiri.",
"Kenapa jadi salahku?.",
"Karena aku ingin menyalahkan mu, makanya jadi salahmu.", ucapnya santai.
"Kau....!!!, mm..., benar-benar orang yang menyebalkan.", ucap Erlin kesal tingkat dewa.
Erlin menutup kotak makannya, dia tidak mau berdebat lebih lama dengan Nathan karena akan mempengaruhi suasana hatinya yang sedang bahagia.
"Mau kemana?.", tanya Nathan ketika Erlin beranjak pergi.
"Balik ke dapur, kerja.", jawabnya ketus.
"Makannya sudah selesai?.",
"Sudah tidak lapar.",
"Bukankah bekalnya masih banyak?, pantas badanmu kurus.", ucap Nathan yang semakin membuat Erlin kesal. Erlin benar-benar jengkel dengan Nathan.
"Sebenarnya, tuan Nathan. ada perlu apa kesini?.", tanya Erlin yang duduk lagi di tempatnya semula.
"Nagih hutang.", jawabnya. erlin mengerutkan keningnya.
"Tapi, aku belum gajian. dan masalah perbaikan mobil itu, kamu bisa potong dari gajiku.", ucapnya mengerucutkan bibirnya.
"Tapi, biaya perbaikan mobilku gak bisa di cicil tuh.",
"Trus, gimana?. tabunganku juga tidak cukup untuk bayar perbaikan mobil. karena aku di Indonesia baru tiga bulanan ini.", ucapnya bingung.
"Gampang. suapi aku, nanti aku kasih diskon biaya perbaikan mobilnya.",ucap Nathan menggoda dan mendekatkan wajahnya ke arah Erlin.
"Plethak.....", Erlin menyentil kening Nathan sehingga dia kesakitan.
"Dasar mesum!.", ucapnya lalu pergi meninggalkan Nathan. Nathan yang melihat Erlin pergi hanya tersenyum memandangnya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
"Momo, sayang. mami harus kerja lembur malam ini. Momo baik-baik saja kan?.", tanyanya di telfon.
"I'm fine mami.", jawab suara anak kecil itu terdengar lucu.
"Ok, dengarkan mami!. kunci pintu dan jendela rumah, tetap dekat dengan ponsel atau telfon. dan yang paling penting!, jangan buka pintu rumah kalau ada orang yang tidak di kenal yang mau bertamu, paham sayang?.",
"Ok, mami. love you.",
"Love you to. mami tutup dulu telfonnya, setelah kerjaan mami selesai, mami akan segera pulang, ok?!.",
"Ok. see you mami.",
"See you.",
"Muach.....", ucap bocah kecil itu memberi kecupan sebelum Erlin menutup telfonnya.
Erlin memasukkan ponsel itu di sakunya. sungguh tidak percaya, dessert yang di pesan tadi jelas-jelas sudah sesuai dengan jumlah yang di pesan untuk acara perayaan di sebuah perusahaan, tapi kenapa bisa berkurang banyak?!. membuatnya harus bekerja lembur malam ini untuk mengganti dessert yang raib entah kemana?!.
Sebenarnya, Erlin tidak lembur sendiri karena team koki di bagian appetizer dan main course juga terus memasak.
Bagaimanapun appetizer dan main course harus dihidangkan dalam keadaan fresh dan hangat.
Dan lagi, di bagian dessert ada 3 orang yang membantu Erlin, sehingga pekerjaannya lebih mudah dan cepat. tapi tetap saja dia tidak tenang, karena tidak pernah meninggalkan Momo di malam hari.
"Done!!.", teriaknya girang karena dessert nya selesai. ia bisa segera pulang menemui Momo dirumah, pikirnya.
"Team dessert, sudah selesai kah?.", tanya manager restoran.
"Iya, sudah.", jawab salah satu dari mereka.
"Tolong bantu pramusaji menyajikan makanan, tamu tuan semakin banyak yang datang.",
Erlin lemas mendengarnya, tapi mau tidak mau ia harus ikut dengan teman-temannya yang lain ke ruangan pertemuan dan melayani para tamu.
"Erlin.", ada yang memanggilnya. dan Erlin melihat ke arah suara itu yang ternyata adalah Calvin.
"Kenapa kamu disini?.", tanyanya
"Kenapa lagi?!, jelas aku sedang bekerja.", jawab Erlin.
"Aku disini sedang menghadiri acara keluargaku.", ucap Calvin.
"Siapa yang bertanya?!.", ucap Erlin sebal karena dia tidak bisa segera pulang menemui Momo.
"Tebak!. semut apa yang selalu sakit hati?.", ucap Calvin mencoba membuat lelucon dengan tebakannya.
"Aku tidak tahu, dan tidak mau tau.", ucap Erlin sambil terus menata kue di piring saji.
"Tak semut dah itu melupakan janjimu.", ucapnya dengan menggunakan nada yang fals, dan itu sukses membuat Erlin tertawa.
"Dasar konyol!.", ucap Erlin yang hanya di balas dengan senyuman oleh Calvin, sehingga gigi gingsul miliknya terlihat yang menambah kesan manis pada senyumnya.
acara pengumuman penerus di perusahaan milik orang tua Calvin dan Nathan akhirnya selesai, dengan Nathan sebagai putra tertua yang menjadi pilihan untuk meneruskan perusahaan orang tuanya.
Erlin selesai beres-beres dan segera pulang. ia segera mengambil sepedanya.
"Erlin!.", ada yang memanggilnya ketika dia akan naik sepeda. Erlin menoleh ke sumber suara yang ternyata adalah Calvin.
"Sudah mau pulang?.", tanyanya sambil berlari kecil mendekat. Erlin mengangguk.
"Ayo aku antar.", ucapnya
"Aku bawa sepeda.",
"Kalau begitu, ayo aku temani jalan.",
"Ok.",
"Let, bawa mobilnya. aku mau menikmati udara malam.", perintahnya pada sopir keluarganya.
Akhirnya Calvin berjalan menemani Erlin pulang dengan menuntun sepedanya.
Sepanjang jalan ada saja lelucon yang di ucapkan Calvin untuk memecah kesunyian dan membuat mereka tertawa bersama hingga tak terasa mereka sampai di depan pagar rumah Erlin.
"Terima kasih, sudah menemani perjalanan ku pulang.", ucap Erlin. dan Calvin hanya tersenyum.
"Tapi, maaf. aku tidak mempersilahkan mu masuk, ini sudah malam dan aku takut, aku tidak bisa berhenti tertawa saat bersamamu.", lanjutnya. Calvin tertawa.
"Baiklah. Erlin, bisakah kita jadi sahabat mulai sekarang?.", tanyanya.
"Tentu.", jawab Erlin cepat.
"Ok. janji?.", Calvin mengeluarkan jari kelingkingnya yang kemudian disambut oleh Erlin.
Mereka berjanji menjadi sahabat malam ini. Calvin pun undur diri setelah mobil yang di bawa sopir keluarga menjemputnya.
"Bye....", Erlin melambaikan tangan pada Calvin dan Calvin membalasnya. setelah mobil Calvin hilang, barulah Erlin masuk ke dalam rumah.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
🍁TO BE CONTINUED 🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments