"Berikan ponselmu padaku!.", perintah Erlin sesampainya di rumah.
"Untuk apa?.", tanya Calvin.
"Tentu saja menghubungi keluargamu.", jawabnya santai.
"Tapi kakak akan memarahi aku, kalau kami bertemu.", ucapnya
"Jadi pria jangan pengecut!. kamu pria dewasa, pasti bisa menghadapinya.",
"Benarkah?.", Erlin mengangguk. Calvin memberikan ponselnya, Erlin mengambilnya dan segera mencari kontak kakaknya.
"Tok....
"Tok....
"Tok....
Pintu rumah Erlin di ketuk dari luar oleh seseorang. Momo yang sedang menonton TV dengan Calvin segera beranjak menuju ruang tamu dan membuka pintu.
"Selamat malam. ingin mencari siapa?.", tanya Momo pada orang dihadapannya. sejenak orang itu terpaku melihat Momo, mengingatkannya pada seseorang. tapi kemudian dia tersadar dan memperkenalkan dirinya.
"Mm, aku Nathan. aku mencari adikku, Calvin.", jawabnya. Momo menoleh ke arah ruang TV.
"Apa dia ada disini?.", tanyanya lagi.
"Seseorang memberitahuku kalau dia kemari. dia baru saja pulang dari luar negeri dan belum menemui keluarganya. orang tuaku sangat khawatir.", ucapnya menyambung cerita dengan wajah sedih.
"Iya, dia disini. mari masuk dan silahkan duduk, aku akan memanggilnya.", ucap gadis berusia 10 tahun itu, mempersilahkan lalu masuk ke dalam memanggil Calvin.
"Mami. ada yang mencari paman tampan.", ucap Momo setelah masuk ke dalam.
"Siapa?.", tanya Erlin.
"Sstttt....., itu kakakku.", jawab Calvin yang sudah mengintip di balik tirai.
"Ha, kakakmu?. biar aku yang keluar menghadapinya.", Erlin melipat lengan bajunya, bersiap bertemu dengan Nathan. Calvin mengacungkan dua jempol pada Erlin , sementara Momo hanya mengerutkan kening, tidak mengerti apa yang dilakukan maminya.
"Ternyata, benar kamu yang membawanya.", ucap Nathan begitu melihat Erlin. Erlin berkacak pinggang, melirik Nathan dengan wajah sinisnya.
"Dengar!. adikmu aku culik, jadi kalau mau membawanya pulang tebus dengan mengembalikan pekerjaanku.", ucapnya to the points.
"Kamu menculiknya?.",
"Iya. kenapa?, kalau kamu tidak setuju dengan penawaran yang aku sebutkan. aku akan mencekiknya, mengulitinya, mencincangnya, lalu menjadikannya adonan bakso, memasaknya dan menjualnya.", ucapnya. mengancam dan terus mendekat kearah Nathan.
Nathan tiba-tiba merasa mual dan ingin muntah ketika Erlin berada di depannya tanpa jarak yang memisah.
"Ugh....", dia membungkam mulutnya sendiri. Erlin mengerutkan keningnya ,lalu sedikit menjauh dan kemudian mencium ketiak dan badannya secara bergantian.
"Aku tidak bau. kenapa kamu ingin muntah?.", tanyanya polos.
"Siapa yang bilang, kamu bau?.",
"Mm...., Erlin masih tidak faham. di dekatkannya wajahnya ke arah Nathan dengan pandangan menyelidik.
"Dengar ya!. adikku orang yang jorok.", seketika Calvin melihat ke semua bagian tubuhnya yang di sebutkan oleh Nathan.
"Ditubuhnya ada panu, dia menderita gatal berborok. jarang mandi dan sikat gigi, dia juga suka kentut sembarangan. penampilannya yang rapi hanya untuk menutupi kejorokannya.", lanjut Nathan.
Erlin merinding memeluk tubuhnya "Bagaimana mungkin ada pria sejorok itu?. panu, borok..., ach jangan-jangan dia juga punya kudis dan kurap, memang tidak akan sedap kalau di buat bakso", pikirnya. dia bergidik ngeri. sementara Nathan menahan senyumnya melihat Erlin seperti itu.
"Kak. jangan sembarangan fitnah, aku selalu mandi. selalu hidup bersih, bagaimana mungkin aku ada panu dan penyakit kulit yang kakak sebut.", protes Calvin yang tiba-tiba keluar dari balik tirai.
Nathan menyilangkan tangannya di dada.
"Karena bagaimana mungkin kamu keluar, kalau tidak di pancing seperti itu?!.", ucapnya.
"Lagi pula, kenapa bisa di culik gadis bodoh seperti dia?.", lanjut Nathan.
"aku?.", Erlin menunjuk wajahnya.
"Kau bilang aku bodoh?. kamu yang bodoh!!. pria tua aneh, mesum, mata rabun. menyebalkan....", umpat Erlin.
"Kau bilang, aku pria tua mata rabun yang menyebalkan?. yang rabun itu kau!!!.", balas Nathan.
"Tunggu!. jadi sebenarnya, kau menculik ku?.", tanya Calvin.
"Diam!!!.....", ucap Nathan dan Erlin serentak. membuat Calvin kaget dan bingung. diam-diam Momo menarik tangan Calvin dari belakang dan mengajaknya masuk.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
"Mengapa kamu mengajakku masuk?.", tanya Calvin pada Momo.
Momo menghela nafas. "Biarkan orang dewasa menyelesaikan masalah mereka dulu. kita jangan ikut campur, itu hanya akan mempersulit.", ucap gadis berumur 10tahun itu memberi nasehat pada Calvin. Calvin mengerutkan keningnya.
"Apa aku terlihat seperti anak kecil?.", tanyanya.
"Karena paman tampan tidak bisa melihat situasi dan kondisi, itu membuktikan kalau paman tampan masih belum cukup umur.", ucapnya lalu menyalakan acara TV 'Masha and the bear'.
"Kita tonton ini saja, paman.", ucap bocah kecil itu.
"Aku...., 27tahun. dan ada yang bilang aku belum cukup umur.", gumamnya.
Suasana diruang tamu masih terjadi perang dingin. Nathan dan Erlin saling melirik, masing-masing dengan tangan bersilang di dada.
"Aku....., keduanya terdiam setelah tidak sengaja berucap bersamaan.
"Aku dulu yang bicara.", ucap Erlin
"Aku dulu.", jawab Nathan tegas.
"Kenapa pria tidak bisa menghargai wanita?", tanya Erlin
"Karena wanita tidak bisa menghormati pria.", jawab Nathan.
"Pria selalu mau menang sendiri.", cemooh Erlin.
"Dan wanita selalu menganggap dirinya paling benar.", sahut Nathan.
"Kenapa....
"Berhenti!!!!!, pekik Momo yang muncul tiba-tiba memotong debat antara Nathan dan Erlin.
Momo berdiri di dekat meja di antara Erlin dan Nathan.
"Paman tampan, kemari!. ayo, kita bantu mami dan paman tua ini menyelesaikan masalah.", ucap Momo. Calvin segera keluar dari balik tirai.
"Aku tua?.", tanya Nathan pada Momo.
"Paman memang sudah terlihat tua dibanding dengan paman tampan dan mami. apalagi di bandingkan denganku.", jelasnya polos.
Sontak Calvin dan Erlin tertawa. Nathan melotot ke arah adiknya, membuat Calvin terdiam serentak tapi tetap menahan tawanya.
Nathan berdehem ,membuat Erlin yang sedang tertawa langsung memasang wajah angkuh dan berusaha menyembunyikan senyum dan tawanya. dan pada akhirnya, mereka pun tidak bisa menahan tawanya lagi.
Nathan kesal melihatnya, apalagi saat Calvin dan Erlin terbahak-bahak hingga menangis dan memegangi perutnya.
"Mami, jangan tertawa terus. nanti bisa muncul kerutan di mata.", ucap Momo mengingatkan Erlin.
"Paman tampan, tidak ada yang lucu. ayo, berhenti tertawa dan fokus menjadi penasehat ku!.",
Erlin dan Calvin mencoba berhenti tertawa. Nathan melirik mereka dengan kesal.
"Baiklah paman tu....
"Panggil aku paman Nathan. ok?!, namaku bukan paman tua, ok cantik?.", ucapnya menyahut celotehan Momo.
"Ok.", jawabnya lugas . menunjukkan ibu jarinya pada Nathan.
"Baiklah. coba katakan, sebenarnya apa masalahnya?!.", tanya Momo.
"Ibumu menculik adikku.", jawab Nathan cepat.
"Mami!!!, itu kriminal.", teriaknya.
"Bukan begitu, sayang. paman tua ini jahat pada mami. dia memarahi mami dan memecat mami dari tempat mami bekerja, padahal mami tidak salah apa-apa.", Erlin membela diri. Nathan mengerutkan keningnya heran.
"Paman. itu sungguh sikap yang buruk.", ucap Momo.
"Tunggu!. siapa bilang aku memecatmu?.", tanyanya.
"Bukankah kau menyuruhku keluar dari ruangan mu hari ini?!, dan menyuruhku pulang awal?!.", hardiknya.
"Jadi, karena itu kau menganggap aku memecatmu?!.", tanya Nathan. Erlin mengangguk cepat dengan wajah kesalnya.
"Dasar wanita!, selalu merasa benar sendiri. kalau aku tidak menyuruhmu keluar dari ruanganku, apa aku harus menyuruhmu tinggal di ruanganku?. mau melayaniku ya?!.", ucapnya mendekatkan dirinya pada Erlin dan menggoda.
Erlin memundurkan tubuhnya, dan Nathan terus maju menggodanya.Erlin merasa tubuhnya akan jatuh sehingga dia menarik leher Nathan dengan kedua tangannya, yang pada akhirnya membuat dia jatuh di kursi dengan Nathan menindihnya. adu pandang saling terjadi sampai mereka sadar ada Momo dan Calvin di ruangan itu.
"Situasi apa ini mami?.", tanya Momo yang membuat Calvin refleks menutup kedua mata anak itu dengan telapak tangannya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
🍁TO BE CONTINUED 🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Srimulyani
wah makin seru
2024-02-21
0