Chapter 2

Erlin masih berusaha menyembunyikan wajahnya. apalagi saat semua koki di bagian dessert berkumpul mengelilingi meja, dan berusaha lebih dekat agar jelas semua bahan yang digunakan serta cara membuat menu dessert terbaru yang akan masuk dalam list menu direstoran tempatnya bekerja.

Bukannya ikut mendekat, Erlin malah bersembunyi di belakang senior chef, chef dude agar tidak terlihat oleh Nathan.

"Ada yang mau bantu?.", tanya Nathan sambil mengaduk adonan. semua koki berebut mengusulkan diri, semua ingin belajar langsung dari chef ahli. beda dengan Erlin yang tetap diam dan terus mencoba bersembunyi.

"Coba yang belakang!.", ucap nathan. semua menoleh ke arah Erlin.

"Apa?.", tanyanya, dengan wajah polos pura-pura bodoh.

"Apalagi?!. cepat maju!!, chef Nathan memintamu membantunya!.", ucap ke empat chef lainnya serempak. Erlin terkejut dan melongo. beberapa saat kemudian dia hanya tersenyum Canggung.

"Aku rasa, aku bisa menduplikasi resepnya walau tidak melihat dari dekat.", jawabnya percaya diri.

"Begitukah?!.",

"Baiklah, kalau begitu setelah ini tugasmu adalah duplikasi dessert yang aku buat. harus sama persis dari segi rasa, tekstur dan penyajian.", sahut Nathan. Erlin kaget mendengarnya.

"Kenapa?.", tanya Nathan.

"Mm..., tidak apa-apa. tidak masalah.", jawabnya ragu tapi tetap percaya diri.

"Kalau begitu, silahkan ke tempat yang sudah disiapkan, dan mulai!.", ucap Nathan.

"Baik.", jawabnya. lalu melangkah ke working table.

Erlin sudah berdiri di working table dan mulai memasak. Erlin memasukkan telur dan gula lalu mengocoknya hingga mengembang di susul dengan bahan-bahan lain, seperti baking powder, terigu, susu, coklat bubuk, susu bubuk ,susu cair , mentega, maizena , pasta teh dan lainnya.

Butuh waktu 35 menit bagi Erlin untuk mengolah semua bahan tersebut menjadi kue yang cantik. dan jadilah, 'TRIFLE CHOCOLAT GREENTEA CAKE'.

Setelah selesai duplikasi resep dan plating, dengan bangga Erlin pun memperlihatkannya pada Nathan.

"Jangan besar kepala. belum tentu rasanya enak.", ucap Nathan. Erlin mengerutkan keningnya, sebal.

"Ada yang mau coba lebih dulu?.", tanya Nathan kepada semua koki yang hadir. mereka saling pandang satu sama lain.

"Silahkan, kalian semua harus mencoba dan membandingkan. antara dessert saya dan dessert chef Erlin.",

"Koreksi rasanya, dan jangan sungkan memberi komplain atau masukan.", ucap Nathan. disusul kemudian, semua orang mengelilingi meja yang terdapat dessert Nathan dan Erlin di sana.

Dessert yang sama, bahan dan cara pengolahan yang sama dan yang membuat mereka heran adalah rasanya..., bisa sama persis dengan yang di buat Nathan.

"Bagaimana?.", tanya Nathan ketika melihat semua sudah menjauh mundur dari meja itu.

"Rasa dan tekstur nya sama tuan. tidak ada yang berbeda.", ucap senior chef di resto tersebut, chef Dude. Nathan mengerutkan kening tidak percaya.

Buru-buru dia mendekati meja itu. mengambil sendok lalu mencoba dessert buatan Erlin. Nathan mengunyahnya pelan dan mengoreksi rasa.

Benar!!!, mirip dengan yang dia buat. dia menatap Erlin dengan raut wajah curiga. Erlin yang melihatnya sedikit kaget, tapi kemudian dia memasang wajah angkuh.

Nathan memberi isyarat bagi semua orang untuk keluar kecuali Erlin. semua koki segera keluar, lalu Nathan mendekatinya.

"Belajar dari mana resep itu?.", tanyanya. setelah mencoba dessert buatan Erlin yang sangat mirip dengan buatan ibu dan adik perempuannya.

"Resep itu ada dimana-mana. meskipun aku tidak sekolah memasak, tapi aku bisa belajar dari internet. lagi pula, itu makanan kesukaan kakakku dan putrinya. jadi, jangan heran kalau aku bisa mengalahkan mu.", ucapnya menyombongkan diri.

Nathan terdiam mendengar jawaban Erlin. bagaimanapun, untuk mendapatkan resep itu dia harus masuk sekolah memasak. rasanya benar-benar harus mirip dengan buatan dua orang yang dicintainya. Itulah sebabnya, ketika dia berhasil membuat resep ini dan memodifnya dengan rasa seperti yang diharapkan, dia ingin memasukkan itu dalam list menu di restoran nya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Dasar pria tua mesum yang aneh. aku berhasil membuat dessert itu, bukannya dapat penghargaan, malah aku di suruh pulang awal.",

"Menyebalkan!...., kenapa ada pria seperti itu di dunia ini, Tuhan?!.", umpatnya kesal sambil menyusuri jalanan dengan menuntun sepedanya menuju sekolah Momo.

Tapi ini masih terlalu awal kalau mau mengajak Momo pulang. jadilah, dia hanya duduk di samping pagar sekolah sambil menunggu dan sesekali mengumpat kesal. Erlin berpikir, kenapa hari ini sesial ini?.

Ditopang nya dagu dengan kedua tangannya, dan dia baru tersadar mungkin yang membuatnya sial hari ini adalah karena bangun kesiangan. jadi, tidak sempat ke makam kakaknya untuk berdoa bersama Momo.

Erlin menarik nafas lalu, mengangguk faham. ia yakin sialnya hari ini, karena dia dan Momo tidak ke makam dulu sebelum beraktivitas seperti biasanya.

"Baiklah, pulang dari sekolah harus mengajak Momo beli bunga dan berkunjung ke makam.", ucapnya pada diri sendiri.

Waktu menunjukkan pukul 12.35 siang, tapi Momo belum juga keluar dari kelasnya.

Erlin mulai merasa jenuh, jadilah dia pergi ke kedai es krim yang ada di sebelah sekolah. Gadis itu segera dan masuk memesan es krim strawberry dengan toping coklat dan buah dgn siraman essens lechy.

Saat tengah menikmati es krim. tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke toko lalu berlari ke arah Erlin dan memintanya untuk menyembunyikannya karna dia sedang di kejar orang.

"Tolong sembunyikan aku!. aku sedang di kejar orang.", ucapnya memohon.

"Ayo, ayo!!, kesini.", ucap Erlin yang menyuruhnya bersembunyi di sudut ruangan dekat tempat duduknya.

Karena masih khawatir ketahuan, orang itu menarik rok panjang Erlin dan menutupi kepalanya. Erlin sedikit terkejut, tapi kemudian berusaha tenang ketika ada dua orang yang di maksud masuk dan mencari orang itu.

Setelah semua sudut ruangan di cek dan yang di cari tidak ada, barulah Erlin menyuruh orang itu keluar.

"Ayo keluar!. semua sudah pergi.", ucapnya. pria itu menurunkan sedikit rok yang menutupi kepala dan wajahnya, lalu melirik ke sekitar ruangan untuk memastikan bahwa keadaan sudah aman.

Merasa aman diapun segera berdiri, nafasnya terlihat lega dan kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan Erlin.

"Huh, terimakasih. kamu menyelamatkan aku.", ucapnya.

"Apa kamu penjahat?. mengapa mereka mengejar mu?.", tanya Erlin.

"Hei..., lihatlah baik-baik. aku begitu tampan, mana ada tampang penjahat?!.",

"Coba lihat apakah terlihat pantas menjadi penjahat?.", ucapnya narsis.

"Aku tidak tau, dan tidak kenal kamu. mana mungkin aku tau, kamu penjahat bukan?!.",

"Lagi pula, wajah tampan tidak menjadi tolak ukur seseorang itu jahat atau tidak?. kecuali, kamu menceritakan masalahmu. aku tidak akan percaya bahwa kamu orang baik.", ucap Erlin. pria itu mendengus kesal.

"Aku Calvin Kin. aku kuliah kedokteran di Harvard, Amerika.",

"Aku pulang ke Indonesia tanpa memberi tau keluarga, terutama kakakku. tapi orangnya malah menemukanku lebih dulu dan mengejarku.", ceritanya.

"Tunggu. namamu Calvin Kin?.",

"Kamu bermarga Kin?.", tanya Erlin memastikan. Calvin mengangguk.

"Berarti kamu kenal Nathan Kin?.", tanyanya lagi.

"Dia kakak yang aku ceritakan.", jawab Calvin. Erlin terdiam, berpikir sesuatu.

"Kalau begitu, aku bisa memberi pelajaran dengan menculik adiknya, agar dia tidak bisa berbuat seenaknya kepadaku.", pikir Erlin. dia tersenyum senang.

"Karena kamu tidak bisa pulang. ikutlah ke rumahku nanti akan aku bantu kamu bertemu kakakmu untuk bernegosiasi.", ucapnya.

"Benarkah?.", tanya Calvin senang ada yang mau membantunya. Erlin pun mengangguk dengan senang. jadilah hari itu Calvin ikut Erlin pulang bersama Momo.

🍁TO BE CONTINUED 🍁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!