Tiga

Terik matahari siang hari ini begitu menyengat tubuh. Kaluna sedang berjalan di trotoar untuk mencari pekerjaan. Berbekal pengalaman dan ijazah SMA yang di milikinya. Sudah lebih dari lima jam Kaluna berjalan mencari pekerjaan tapi tidak ada satupun yang sedaang membuka loker. Tetap semangat dan pentang menyerah menjadi kunci wanita itu tetap mencari pekerjaan.

Kaluna berhenti di sebuah warung yang jauh dari dirinya. Wanita itu akan singgah sebentar untuk membeli minum guna menghilangkan rasa haus yang mendera. Mengambil air mineral lalu menegaknya membuat tenggorokan Kaluna merasakan segar.

Sebenarnya, tadi saat ingin keluar mencari pekerjaan Kaluna sudah di larang oleh orang tuanya. Mereka mengatakan Kaluna tak perlu terburu-buru mencari pekerjaan karena hasil sawah milik ayahnya masih cukup menghidupi mereka. Tapi yang namanya Kaluna adalah orang yang begitu keras kepala jadi ia terus membujuk orang tua nya yang pada akhirnya di ijinkan.

"Ternyata nyari kerjaan jaman sekarang susah-susah ya," tutur Kaluna pada diri sendiri.

Saat ini Kaluna sedang duduk di pelantaran ruko kosong. la akan mengistirahatkan diri sebentar sebelum melanjutkan mencari pekerjaan lagi. Kedua iris matanya memandang jalanan di depan banyak sekali kendaraan yang sedang berlalu lalang. Tak ingin berlama-lama istirahat ia memutuskan untuk mencari pekerjaan lagi.

Kaluna berjalan terus menerus dan sudah beberapa toko ja tanyakan tapi ternyata tidak ada satupun yang sedang membutuhkan. Tak sengaja matanya melihat seorang wanita paruh baya yang sedang kesusahan membawa barang belanjaannya. Karena tak tega ia memutuskan untuk membantunya.

"Permisi," sapa Kaluna yang membuat wanita paruh baya itu menghentikan jalannya dan menoleh pada Kaluna.

"Eh iya mbak ada apa? Tanya wanita paruh baya itu pada Kaluna.

"Ehm tadi saya lihat ibu sepertinya kesusahan membawa barang belajaan, kalau boleh saya bantu ya bu," jawab Kaluna pada wanita paruh baya tadi.

"Emang tidak merepotkan mbak," tanya wanita paruh baya.

"Sama sekali tidak bu, ibu ini mau di bawa kemana," kata Kaluna sambil bertanya.

"Terimakasih ya mbak, ini saya mau bawa ke depan sana sambil nunggu taksi,"

"Owh gitu mari saya bantu ya bu"

Kaluna dan wanita tua tadi berjalan hingga sampai tempat yang wanita tua itu maksud.

"Sekali lagi terima kasih ya mbak sudah membawakan barang belanjaan ibu," kata wanita tua tadi.

"Iya bu sama-sama," jawab Kaluna.

"Ngomong-ngomong mbak nya dari mana, saya perhatikan pakai mbak nya rapi sekali," tanya wanita tua itu ketika memperhatikan pakaian Kaluna yang memakai kemeja putih dan rok span hitam.

"Saya dari cari kerja bu," jawab Kaluna seadanya.

"Apa sudah ketemu mbak," tanya wanita tua itu

"Belum bu, namanya juga jaman sekarang susah buat cari kerja, apa ibu punya loker,"

"Sebenarnya majikan saya sedang membutuhkan satu pembantu lagi, apa mbak nya berkenan," kata wanita tua.

"Mau bu saya mau," kata Kaluna semangat.

"Beneran mau mbak? Cuma jadi pembantu?" wanita tua itu memastikan.

"Beneran bu, sebelumnya nama saya Kaluna bu," kata Kaluna sambil bersalaman dengan wanita tua tadi.

"Nama saya Tati, salam kenal, baik kalau mbaknya mau besok datang ke alamat ini ya mbak, "kata wanita tua tadi sembil menyodorkan kertas berisi alamat rumah majikannya.

"Baik bu terimakasih,"

"Kalau gitu saya pergi dulu ya mbak, taksi saya sudah datang,"

"Iya bu hati-hati,"

Setelah kepergian ibu Tati, Kaluna langsung berjalan pulang ke rumahnya.

"Alhamdulillah akhirnya dapat kerjaan, gak apa-apa deh jadi pembantu yang penting uang nya halal," tutur Kaluna dalam hati.

*****

Setelah sampai di rumah Kaluna langsung memberitahu orang tuanya bahwa ia sudah mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu. Mendengar itu orang tua nya tak mengizinkan nya karena bekerja jadi pembantu itu berat. Karena Kaluna yang terus memohon dan membujuk, membuat sang ayah yang bernama Budi akhirnya dengan berat hati mengizinkan Kaluna bekerja jadi pembantu, begitupun dengan sang istri Mita yang ikut kata suami saja.

Malam hari nya Kaluna sedang duduk bersantai di atas kasur sambil memandangi foto anaknya.

"Nak hari ini bunda sudah dapat pekerjaan baru lagi, tapi bunda minta maaf karena bunda hanya bekerja jadi pembantu," ucap Kaluna sambil memandangi foto anaknya.

"Bunda berharap ketika besar nanti Athan tidak malu karena pekerjaan bunda," sambungnya lagi.

"Bunda rindu sekali sama kamu nak, ingi sekali rasanya bunda memeluk kamu, Semoga di lain kesempatan kita bisa bertemu lagi ya nak,"

Tok...tok...tok...

Bunyi suara pintu mengalihkan pandangan Kaluna terhadap foto sang anak. Segera ia simpan kembali dan membukakan pintu kamar.

Klek...

"Nak boleh ibu masuk?" tanya ibu.

"Boleh bu masuk aja," jawab Kaluna sambil menyingkirkan badannya dari depan pintu.

"Ibu hanya mau bilang apa kamu yakin nak bekerja jadi pembantu," sang ibu mengutarakan pertanyaan.

"Iya bu Kaluna yakin, lagi pula ini satu-satu nya pekerjaan yang Kaluna dapat, jaman sekarang sudah susah bekerja dengan modal ijazah SMA bu," Kaluna yakin dengan jawabannya.

Melihat keyakinan di mata anaknya membuat Mita harus percaya dengan keputusan anaknya.

"Ibu hanya bisa mendoakan supaya kamu selalu bahagia ya nak, jika gak kuat kerjanya kamu bisa keluar dari sana nak, ayah sama ibu masih bisa biayain kamu," tutur Mita pada Kaluna.

"Iya bu terimakasih, maaf juga Kaluna selalu ngerepotin ibu sama ayah, padahal Kaluna sudah besar," Kaluna memeluk Mita sebagai rasa sayang anak terhadap ibunya.

"Ibu sama ayah gak pernah ngerasa di repotin kamu nak, kamu anak ibu satu-satunya," kata ibu.

Tak sengaja mata mita melihat dompet yang berisi foto cucunya.

"Kamu lagi kangen Athan ya," tanya ibu tiba-tiba.

"Setiap hari Kaluna kangen bu," kata Kaluna sedikit mengeluarkan air mata.

"Kamu doain ya anak kamu supaya selalu sehat, ibu berdoa jika suatu saat kamu bisa berkumpul lagi sama anak kamu," kata Mita.

"Iya bu setiap hari Kaluna doain Athan, Kaluna berharap kita bisa bertemu lagi,"

"Pasti kamu pasti bisa bertemu lagi, ibu yakin itu," kata Mita yakin.

"Ya udah kamu tidur gih sudah malam, katanya besok mau datang ke tempat kerja," suruh ibu pada Kaluna.

"Iya bu, ibu juga istirahat ya,"

"Iya ibu juga mau istirahat, selamat malam," Mita langsung keluar dari kamar Kaluna.

Begitu juga dengan Kaluna yang langsung berbaring di kasur untuk segera tidur supaya besok tidak bangun kesiangan mengingat hari pertama kasih kesan yang baik supaya di terima kerja oleh majikannya nanti.

"Semoga hari esok lancar," doa Kaluna untuk hari besok.

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Puluh Satu
22 Dua Puluh Dua
23 Dua Puluh Tiga
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga Puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Dua Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Delapan Puluh Tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Pendapat!!!
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Puluh Satu
22
Dua Puluh Dua
23
Dua Puluh Tiga
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga Puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Dua Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Delapan Puluh Tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Pendapat!!!
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!