Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 4
Sebelumnya, Pria Berambut Pirang tampak ngalamun berpikir tadi malam. Berpikir soal Leandra yang bersama dengan Tora. “(Hm.... Gadis kemarin itu... Apa setelah itu dia melarikan diri, Tora benar-benar kurang ajar, dia merusak mobil ku...)” ia putus asa. Tapi mendadak mendengar sesuatu.
“Hei, awas!!” teriak Leandra yang tadi akan mengenai nya.
Hal itu membuat Pria berambut pirang itu menoleh dan siapa sangka, ketika menoleh, dia langsung dapat tamparan sepatu putih Leandra.
BUAK!!
“Ahk!! Sial!!” dia langsung terpukul dan jatuh terbaring ke dalam.
“Maafkan aku... Btw, kamu pantas dapat itu, untuk yang kemarin!!” teriak Leandra yang dengan cepat menjauh karena Tora masih dapat perjalanan menyingkat dinding dengan kabel nya.
“Sial... Gadis itu lagi... Baru aja di pikiran.... Eh tunggu! Dia bersama Tora!” Pria rambut pirang itu tampak kesal dengan jejak kaki sepatu di wajahnya. Tapi ia baru sadar Leandra bersama dengan Tora, dia bahkan berdiri dan melihat Tora yang menjauh membawa Leandra.
“Sebenarnya, apa hubungan mereka?”
Sementara itu, beberapa orang tadi tampak berhenti dengan terengah-engah. “Ha... Ha... Kemana dia?!” mereka menatap sekitar.
“Sepertinya kita kehilangan mereka deh…”
“Sial, bos pasti akan marah.”
Dan siapa sangka, pria gendut yang tadi pagi mencekik Tora dan di buat kesal oleh Leandra tadi langsung terlihat datang mendekat dan langsung marah. “Apa yang kalian katakan, dasar tidak berguna!! Menangkap gadis kecil saja tak bisa...!!!” teriaknya.
“Bos! Jika dia seorang gadis kecil, kita pasti bisa menangkap nya, tapi jika dia bersama Pria besar itu, dia hanya akan bergelantungan dan jatuh layaknya nyawanya ada 9.”
“Hargg!!! Sial!! Tidak berguna!! Tandai wajah Gadis itu, aku ingin dia soalnya,” kata Pria gendut itu dengan kesal.
Di sisi lain Tora sudah bisa melihat ujung gedung dengan masih ada di udara.
Tora: “Kita hampir mendekati ujung gedung.”
Leandra: “Huf... Kita sudah tak melihat orang-orang itu lagi...”
Tapi mendadak Tora mengatakan sesuatu. “Aku akan melempar mu ke dinding gedung sebelah, jadi kamu bisa bertahan di selokan dan kemudian turun...”
“Apa?!!” Leandra langsung terkejut mendengar itu. “Tidak mau!!” tambahnya.
“Oke kalau begitu rencana B!” kata Tora. Dia langsung memegang erat pinggang Leandra dan bersiap mendorong nya. Dia hanya menggunakan satu tangan nya untuk menjauhkan Leandra dari tubuhnya dan bersiap melemparkan dengan satu tangan nya yang masih memegang kabel.
“Apa!! Itu bukan rencana lain!!” Leandra panik, dan di saat itu juga dia terlempar sangat tinggi. “Tidak!!! Aku membencimu!!!” teriaknya.
Tapi ia terkejut ketika dia akan mendarat di atap genteng yang sangat keras nantinya.
“Tidak!! Aku akan jatuh...” dia terpaku.
Tapi secepat kilat, Tora langsung datang di bawah, dia sudah di bawah sebelum Leandra diperkirakan akan jatuh di genteng, tepatnya di tempat dimana Leandra akan mendarat di balkon gedung yang luas, dia hanya menatap Leandra yang akan jatuh. Leandra pun juga terdiam melihat nya, mereka berdua berpikir bahwa tangkapan Tora akan baik dan sangat romantis.
Tapi siapa sangka, Tora malah melihat selangkangan Leandra yang akan mengenai wajahnya duluan.
Tora Be Like: “Oh Shit...”
Tump!!
Yang benar saja, dia langsung terjatuh ke belakang dengan kepalanya duluan dan tak jadi menangkap Leandra dengan kedua tangan nya.
“Ah, auw...” Leandra mendarat dengan posisi duduk, tapi ia menatap bawah yang rupanya dia menduduki wajah Tora yang saat itu topeng nya terbuka sehingga tak ada penghalang untuk merasakan selangkangan Leandra.
“Akhhh!!!” Leandra langsung beranjak dan Tora bangun duduk menatap tangan nya yang terkena darah dari hidung nya. “Sial... Kupikir itu berdarah karena terbentur, ternyata karena mendapatkan hal yang bahkan belum pernah aku dapatkan,” dia menatap Leandra dengan topeng yang setengah terbuka dan Leandra bisa melihat bahwa hidung Tora mengeluarkan darah karena mimisan.
“Ahhh!!! Brengsek!!” dia berteriak kesal.
Lalu Tora berdiri. “Apa kau menyakiti dirimu sendiri?” tatapnya membuat Leandra terdiam dengan pertanyaan itu.
"(Kenapa mendadak tanya kondisi ku?) Um... Sepertinya tidak, tapi aku hanya merasakan tangan ku seperti kasar,” dia menatap kedua telapak tangan nya.
“Biar kulihat,” dia memegang kedua tangan Leandra dan rupanya tangan nya memang agak terluka lecet.
“Hm... Sepertinya harus di amputasi,” Tora mulai bercanda.
“Tsk...” Leandra langsung menarik tangan nya. “Kau seharusnya jangan membawa aku jika mau olahraga parkour...” tatapnya dengan kesal.
“Kau tidak menyukai nya? Bukankah kau tadi berteriak seperti di Disneyland?--
“Idiot!!” Leandra menyela dengan sangat kesal. “Lagipula itu bukan rencana B!”
“Itu rencana B, karena aku menangkap mu bukan membiarkan mu menyelamatkan diri di selokan... Bukankah itu lebih baik?” Tora menatap.
“Ck... Tetap saja, itu menjengkelkan...” ia membuang wajah dengan menoleh ke belakang. “Haa... Sekarang bagaimana... Kenapa aku malah jadi begini... Apalagi teman kecil ku masih di sana...” dia cemas.
Tapi dia terkejut melihat bawah karena sekarang Tora berlutut memegang pinggang nya sambil melihat di balik baju Leandra dari bawah seperti mencari sesuatu.
“Ada apa dengan mu!!” Leandra terkejut.
“Mencari ponsel ku.” Tora menengadah menatap.
“Brengsek!!” Leandra langsung memukul kepalanya. “Aku tak akan mengembalikan nya sampai kita menemukan teman kecil ku tadi, yang ada di kotak yang jatuh,” tambahnya.
Di balik topeng itu, Tora menjadi terdiam. “Kau pasti bercanda...”
--
Sesampainya di tempat yang tadi, Leandra tampak melihat ke setiap celah dan Tora berjalan mengikutinya.
“Aku yakin tadi di sini...” Leandra melihat ke sekitar. “Mereka pasti mencurinya.”
“Mencuri hewan mati?” Tora menatap. Leandra langsung melirik kesal, tapi ia kebetulan melihat kotak nya yang terselip di antara benda-benda aneh itu.
“Ah, itu!” dia langsung mengambil nya. “Kotak nya masih utuh, untung saja... Mari kita lihat,” Leandra membuka kotak nya dan Tora ikut melihat, mereka berdua terdiam tapi yang paling diam adalah Tora. Karena itu adalah kucing kecil yang mati.
Tora: “Rupanya aku benar...”
“Ini memang hewan mati, tapi dia ini sangat berharga... Aku tadi dalam perjalanan menguburnya dan tubuhnya hampir membusuk karena tidak terburu-buru mengubur...” Leandra menatap sedih.
“. . . Hanya anak kucing.”
“Huh!? ‘Hanya’ kamu bilang!! Asal kamu tahu, ini sangat lucu ketika baru lahir...” Leandra kesal, dan membuang wajah.
“Oke, baiklah, lalu, apa sekarang?” tatap Tora dengan nada bicara yang tenang dari tadi.
“. . . Kita harus menguburnya, cepat, cari tempat untuk menguburnya,” Leandra berjalan duluan.
Tora menjadi menghela napas panjang. “Ha... Yang benar saja...” kepalanya menatap langit-langit dengan sedikit kesal hingga terpaksa mengikuti Leandra karena mau bagaimana lagi, ponsel miliknya masih di bawa Leandra karena kejadian kemarin malam.
Hingga hampir malam hari, tampak Leandra menatap sebuah taman di pagar besi. Taman yang tampaknya sudah di tutup.
“Bagaimana dengan tempat ini?” Tora menatap di samping nya. "Hanya tempat ini yang memiliki tanah karena distrik ini sepenuhnya tertutup batu bata."
“. . . Sepertinya tidak buruk... Tapi tempat ini telah di tutup,” Leandra tampak kecewa.
“Kalau begitu...” Tora mengambil kotak di tangan Leandra dan seketika mengatur posisi melempar, dia langsung melempar kotak itu masuk, tapi siapa sangka, kotak itu malah mengenai merpati yang terbang hingga keduanya jatuh. Apalagi mayat kucing kecil itu keluar dari tempatnya.
Leandra yang melihat itu menjadi terdiam kaku. Tapi ia terkejut langsung terangkat di pundak Tora. “Akh, apa yang kau lakukan!!”
“Giliran mu,” dia melempar Leandra hingga melewati pagar besi itu.
“Ah tidak!!” Leandra panik akan jatuh.
“Tekuk lutut mu!” kata Tora.
Tapi itu terlambat, Leandra terjatuh dengan lututnya terkena bawah dengan keras.
BUGH!!
“Ah!! Ahhh... Ha... Huhu...” dia tak bisa berdiri dan masih berposisi begitu, bahkan suaranya seperti dia benar-benar kesakitan.
Lalu Tora mendarat sempurna dengan menekuk lututnya sedikit dan melihat nya, dia lalu berlutut menatap. “Aku meminta mu untuk menekuk lutut mu, itu cara pendaratan baik,” tatapnya.
“Hiks... Sakit banget...” Leandra menangis.
Tora menjadi terdiam, dia lalu memegang tubuh Leandra dan mengangkatnya seperti mengangkat anak kecil membuat Leandra terdiam.
“Biar kulihat,” Tora menatap lutut Leandra yang lecet dan sedikit berdarah. “Sepertinya itu harus di amputasi,” dia mulai bercanda lagi.
“Lepaskan aku!! Aku bisa sendiri.”
Lalu Tora menurunkan nya.
Leandra malah berjalan masih sakit. “Duh... Sakit...” dia lalu kebetulan melihat kucing kecil itu dan betapa terkejutnya dia karena beberapa gagak malah memakan bangkai nya.
“Hah!! Tidak, jangan hush!” dia mendekat dan mengusir mereka sekarang isian tubuh kucing itu terbuka.
“Ugh... Huek!!!” Leandra tampak jijik melihat itu.
Lalu Tora menyilang tangan. “Kau bilang itu imut?”
“Apa?! Ak-aku mengatakan nya ketika dia hidup...” Leandra menatap kesal. “Sebaiknya aku harus segera mengubur...” dia menggali tempat tanah itu.
Lalu Tora mendekat. “Kau tak takut dirimu kotor?”
“Tidak masalah, lagipula ini kewajiban ku untuk mengubur nya, dia akan tenang jika di kubur dari pada di biarkan,” kata Leandra.
Kalimat itu membuat Tora terdiam sebentar. Lalu melihat sekitar dan kebetulan melihat burung yang mati tadi karena tertabrak kotak yang ia lemparkan.
“Kubur burung itu juga.”
“Hm? Itu kan kamu yang membunuh nya... Kamu yang harus menguburnya,” tatap Leandra.
“Aku memakai sarung tangan tebal... Kau yang harus melakukan nya...” Tora menatap tangan nya sendiri, karena itulah dia baik-baik saja tanpa ada luka apapun, karena pakaian nya sangat lengkap dan tebal termasuk ujung kaki hingga tangan nya terlebih lagi dia begitu professional dalam pelarian nya.
“Ck, tampak sekali kamu selalu meninggalkan orang mati begitu saja tanpa mengubur mereka.”
“Kau menganggap ku pembunuh?” Tora menatap.
“Tidak, hanya jika kamu seorang pembunuh, kau tak akan pernah di kenal,” tatap Leandra dengan serius membuat Tora terdiam.
Seketika di pikiran Tora terlintas sesuatu soal mayat-mayat yang ia tatap di hadapan nya yang artinya, dia pernah menghabisi orang atau itu memang pekerjaan nya. Tapi ia tersadar ketika Leandra berbicara.
“Baiklah aku akan menguburnya juga, tapi kau harus membalas budi ku,” Leandra akhirnya juga menguburnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments