Terimakasih untuk memperbaiki waktu yang kita habiskan sia sia, terimakasih untuk rasa yang pernah di perjuangkan tapi akhirnya tak juga bersama. kesempatan memang harus ada tapi bukan berarti harus berada di perlakuan yang sama...
✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰
Zea dengan buru-buru ingin meninggalkan halte setelah mengetahui sesorang yang ada di dalam mobil itu. tapi usahanya untuk segera ingin menghindar sia-sia karena zio telah lebih dulu menarik tangannya dan menahannya.
"Zea bagaimana kabarmu, aku baru beberapa jam tiba apa kamu tidak merindukanku dan tidak ingin mendengar penjelasan apapun dariku." kata zio sambil tetap menahan tangan zea agar tidak pergi.
"Maaf aku buru-buru." zea berusaha menepis tangan zio, tapi tetap gagal di lakukan karna genggaman zio begitu kuat.
"Zio apa yang kamu lakukan, tolong lepaskan tanganku aku tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun darimu." Pinta zea dengan suara yang sudah mulai serak dan terlihat matanya sudah berkaca-kaca.
Zea mulai terisak dia kembali mengingat penghianatan yang pernah di dapati dari laki-laki yang ada di hadapannya saat ini. laki-laki yang selalu menjanjikannya harapan indah waktu itu.
"Zea tolong berikan aku sedikit kesempatan untuk menjelaskan semuanya, aku ingin kamu mendengarku sebentar saja ze,, tolong." Zio dengan raut wajah memohon, dengan perlahan melepaskan tangan zea.
"Apapun penjelasanmu aku tidak ingin mendengarnya." Teriak zea kemudian menghentikan taxi yang melintas di depannya dan segera pergi meninggalkan zio sendirian.
Setelah berhasil lolos dari zio, zea segera menaiki taxi yang telah di hentikan tadi dan lansung menyandarkan dirinya di kursi penumpang. zea kembali mengingat hubungan yang dulu pernah di jalani bersama zio, hubungan yang bisa di bilang begitu romantis karena. mereka menjalin hubungan sejak duduk di bangku SMA hinggah menjelang kelulusan.
Zea bernafas begitu berat dan tidak terasa di sudut matanya kembali mengeluarkan cairan bening kala mengingat semuanya.
Setelah menempu perjalanan selama 20 menit menuju rumah zea, akhirnya sampai dan zea terlihat tidak menyadarinya.
"Nona, kita sudah sampai di alamat yang nona sebutkan tadi." suara supir taxi yang membuyarkan lamunan zea.
"Oh baiklah pak, terimakasih." ucap zea sambil menyerahkan ongkos pada supir taxi tersebut.
Zea turun dari taxi dan langsung menuju ke dalam rumahnya, sekilas dia melihat jam tangan yang di kenakan pada lengannya dan ternyata sudah menunjukan pukul 17.13 sedikit zea menghelah nafas ternyata sudah sesore ini fikirnya.
"Assalamu'alaikum zea pulang ma." Suara zea setelah sampai di depan pintu.
"Walaikumsalam, sayang sudah pulang." saut mama rini sambil menghampiri anaknya. rini sekilas memperhatikan raut wajah anaknya yang terlihat begitu sendu. zea sadar bahwa dirinya telah di perhatikan segera pamit untuk berlalu menuju kamarnya.
"Ma zea ke kamar ya, mau mandi rasanya badan zea sudah sangat lengket oleh keringat, setelah itu zea akan bantu mama menyiapkan makan malam." ucap zea dan buru-buru menaiki tangga menuju kamarnya.
Rini tau anaknya itu pasti telah menghadapi masalah, dan zea tidak ingin memperlihatkan kesedihannya. rini hanya bisa mengangguk mengiyakan anaknya.
"Baiklah sayang." saut rini, ada rasa hawatir dalam dirinya.
Zea telah tiba di kamarnya dia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. tidak butuh waktu lama untuk membersihkan diri dan bersiap, setelah itu zea keluar dari kamar dan menuju dapur untuk membatu ibunya yang sedang menyiapkan makan malam.
mereka tidak menggunakan asisten rumah tangga karena rini masih sanggup untuk melakukan aktifitas yang menurutnya sudah menjadi kewajiban bagi seorang istri.
dari sinilah rini telah mengajarkan banyak hal kepada zea sejak dini. terbukti hasilnya zea sangat terlihat menurut apapun yang arahkan oleh sang ibu mengenai hal-hal baik termasuk untuk urusan dapur dan zea telah menguasai semuanya tanpa di ajarkan lagi oleh rini.
Semua masakan sudah tertata di meja makan ada rasa bahagia dirraut wajah keduanya. sekilas ibu dan anak itu saling melempar senyum.
"Akhirnya selesai juga ya ma." ucap zea dengan rasa senang.
"Iya sayang, kalau begitu ayo kita sholat dulu stelah itu kita makan malam ya." saut rini dan di angguki oleh zea.
Adzan telah berkumandang menandakan waktu magrib telah tiba. zea dan kedua orang tuanya segera menjalani kewajiban sebagai seorang muslim.
ayah dimas, mama rini dan zea telah selesai mengerjakan sholat. mereka segera bergegas menuju ruang makan untuk makan malam.
Acara makan telah selesai zea pamit untuk masuk ke kamarnya. Lanjut dimas dan rini sedang menonton di ruang TV, dan zea membereskan bekas makan dan mencuci piring kotor sisa makanan.
"Ayah, mama zea mau ke kamar dulu ya mau istirahata sambil nunggu waktu isya." ucap zea setelah membereskan bekas makan dan mencuci piring kotor.
Di dalam kamar zea duduk di tepi tempat tidurnya kembali memikirkan kejadian yang tadi sore di alaminya, kembali bertemu dengan laki-laki yang pernah menjadi kekasihnya tiga tahun yang lalu.
"Kenapa harus bertemu lagi dengan dia, aku sudah begitu keras melupakannya." gumam zea dalam hati sambil menarik nafas dengan begitu berat tidak terasa air mata kembali menetes.
Suara ketukan pintu dari luar menyadarkan zea dari lamunannya.
"Zea mama masuk ya sayang." suara rini dari luar
Dengan segera zea menghapus air matanya
"Iya ma.." suara ze sedikit serak
Mama rini masuk ke kamar zea dan rini mendudukan dirinya di samping zea. rini seraya mengelus pipi anaknya dan menyelipkan rambut di belakang telinga zea yang telihat berantakan.
"Nak, mama tau kamu sedang ada masalah tidak perlu di sembunyikan lagi. ayo cerita sama mama tidak perlu di sembunyikan sayang." Bujuk rini yang tidak tega melihat putrinya dari tadi terlihat murung memendam masalah sendirian sejak pulang ke rumah.
Zea tidak tahan lagi menyembunyikan kesedihannya hingga dia kembali terisak dan langsung menghambur ke pelukan ibunya.
"Mah..ma." ucap zea dengan sesegukan
"Iya nak ayo cerita sama mama, mungkin saja setelah ini bisa membuat kamu lebih tenang." rini kembali membujuk putrinya.
Zea mulai menceritakan semua kejadian yang di alaminya hari ini ketika bertemu dengan zio, bukan kali pertama rini menjadi pendengar untuk zea. rini sudah berulang kali mendengar curhatan putrinya itu.
dan kali ini lagi-lagi mengenai laki-laki yang telah membuat putrinya jadi murung seperti ini sejak awal berakhirnya hubungan mereka.
Rini sudah mengenal zio sejak awal menjalani hubungan dengan zea karna sering berkunjung ke rumahnya. tapi semenjak zio melanjutkan pendidikan di luar negeri saat itu pula zio tidak mendatangi rumah mama rini dan ayah dimas.
"Sudah sayang jangan larut dalam kesedihan, tidak baik anak gadis setiap saat wajahnya harus terlihat murung begini, zio melakukan kesalah mungkin karena ada alasan tersendiri nak tidak perlu menyalahkan dia sepenuhnya sayang." ucap rini seraya mengelus pundak putrinya.
"Sudah ya sayang, sekarang anak mama segera sholat isya biar hatinya lebih tenang."
Zea mengangguk dan beranjak ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, sementara rini akan meninggalkan kamar zea.
"Mama kembali ke kamar ya nak, setelah sholat langsung tidur." ucap rini sambil berlalu keluar dari kamar zea.
★
★
★
★
Bersambung...
Budayakan untuk meninggalkan jejak ya readers dengan cara like, koment untuk beri saran karena ini karya pertamaku, dan juga jangan lupa berikan vote biar author semangat upnya... terimakasih sudah mampir di novel karya pertamaku 😊🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
🙃😉
👍👍👍👍👍👍
2021-06-21
0
Ika flow Ika flowers
knp sie author klo bikin nama kayak nama Adel ka2k... zoo....zea ,,,,aduh ampun🤭
2021-02-13
1
Nilam Nilam
nyimak thor
2021-01-31
3