Ku serahkan semuanya kepada yang maha memberi hidup dan aku percaya bahwa setiap takdir adalah yang terbaik... ✍️✍️ zeana febiola
✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰✰
Tepat dua minggu zea menyelesaikan tugas akhirnya, sebagai mahasiswa dia telah berhasil menyelesaikannya dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan. bulan depan zea akan wisuda sebagai perayaan kelulusan atas keberhasilannya selama menjadi mahasiswa.
Kini zea menjalani hari harinya di rumah saja membantu ibunya menyelesaikan pekerjaan rumah, sebenarnya zea merasa bosan karena tidak ada aktifitas di luar rumah. sampai dia merencanakan ingin bekerja di salah satu caffe milik temannya, tapi ayahnya sangat melarang.
Siang ini zea sedang asik menonton drama kesukaannya, tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar kamarnya dan zea segera membuka.
"Iya ma, ada yang bisa zea bantu..?" ucap zea ketika melihat ibunya berdiri di depan pintu kamar.
"Ini sayang beberapa hari yang lalu mama sudah memesan baju pesta di butik langganan mama, apa zea bisa keluar mengambilkannya untuk mama skalian mampir ke supermarket terdekat buat beli bahan dapur yang habis sayang.?"
"Oke mam, zea akan keluar mengambilkannya." kemudian zea segera siap-siap sambil memesan taxi melalui ponselnya.
Zea sudah bersiap dan pamit untuk segera pergi karena taxi yang di pesan tadi sudah terlihat di depan gerbang.
"Pak ke butik xx ya." ucap zea pada supir taxi dan zea menaiki taxi tersebut.
Menempuh perjalanan menuju butik selama 20 menit dan akhirnya sudah sampai. zea membayar taxi dan segera turun menuju ke arah butik .
Pada saat zea berjalan dan masuk ke dalam butik tersebut, tidak sengaja dia menabrak seseorang yang tidak lain adalah alvaro, hingga membuat sesuatu yang di bawa oleh alvaro terjatuh dari tangannya.
"Aduuh,, maaf kak saya tidak sengaja." ucap zea dengan segera mengambil barang yang jatuh dari tangan alvaro.
Laki-laki itu tidak bergeming sama sekali diat terlihat memperhatikan zea spertinya dia pernah melihat wanita ini pikirnya.
Sementara zea tidak ingat akan wajah alvaro karena pada pertemuannya waktu itu alvaro sedang memakai kaca mata hitam.
"Lain kali kalau jalan hati-hati, dan melihatlah ke arah depan." ucap alvaro datar dan segera berlalu meninggalkan zea.
Zea mengerutkan keningnya merasa orang yang di tabrak itu aneh tidak ada sopan santunnya padahal sudah minta maaf pikir zea.
kemudia zea masuk ke dalam butik untuk mengambil pesanan ibunya. setelah meninggalkan butik zea sedikit berjalan menuju supermarket yang berada di seberang butik tersebut dan akan membeli keperluan dapur sesuai yang di perintahkan ibunya tadi.
★★★★
Di tempat lain alvaro sedang mengemudikan mobilnya membelah jalanan yang sedikit macet dia kembali mengingat ingat di mana dia pernah bertemu wanita yang menabraknya di butik tadi wajahnya seperti tidak asing.
tiba-tiba bunyi ponsel yang berada di kursi penumpang di sebelahnya dan melihat nama penelfon yang tertera memunculkan nama roy, alvaro segera merogoh ponselnya dan menggeser ikon berwarna hijau.
"Ya hallo, ada apa roy kamu menghubungiku." ucap alvaro
"Tuan alvaro saya sudah menemukan identitas dan latar belakang laki-laki yang berada di foto itu tuan." saut roy di seberang sana.
"Baiklah segera antarkan ke rumah saya, karena saya setelah ini tidak akan kembali ke kantor lagi." timpal alvaro pada roy.
"Baik tuan akan saya antarkan segera."
Setelah mendengarkan jawaban roy, alvaro segera memutuskan sambungan telfonnya, alvaro segera menancap gas membelah jalananan dengan cukup kencang ingin secepatnya sampai rumah.
tidak membutuhkan waktu lama roy telah sampai di rumah alvaro dan segera masuk ke ruang kerja, alvaro sudah menunggunya disana.
"Tuan ini data mengenai laki-laki itu." ucap roy sambil menyerahkan map coklat yang berisi identitas.
Alvaro menerimanya dan segera membuka lembar demi lembar membaca dengan teliti isi dalam data tersebut.
"Saya akan membuat perhitungan pada keluarga ini." gumam alvaro pada dirinya sambil mengepalkan tangannya.
"Roy kamu harus melakukan sesuatu." ucap alvaro pada roy.
"Melakukan apa tuan." jawab roy dengan sedikit cemas.
"Hubungi orang yang bisa melenyapkan nyawa seseorang tanpa ampun, dan lakukan itu dengan bersih tanpa melibatkan pihak berwajib." perintah alvaro dengan sedikit emosi.
Roy bergidik ngeri mendengarkan perintah majikannya itu, dia tau bahwa alvaro sedang tersulut emosi. roy belum juga bergeming dia masih terdiam memaku memikirkan perintah tuannya itu.
"Apa lagi yang kau tunggu, segera lakukan tugasmu dengan cepat." alvaro dengan nada sedikit meninggi melihat roy tidak bergeming dari tempatnya.
"B,, baik tuan saya akan menghubungi orang yang bisa melakukannya." jawab roy dengan tergagap, bagaimanapun roy sedikit takut dengan yang di perintahkan alvaro karena ini baru pertama kalinya mendapatkan perintah yang seperti ini. apa lagi yang akan di targetkan adalah seorang dosen di kampus ternama.
"Kalau begitu saya keluar dulu tuan." pamit roy dan di angguki oleh alvaro.
setelah mendengarkan perintah dari bosnya roy segera melakukan panggilan telpon pada seseorang yang bisa di andalkan, dan memerintahkan orang tersebut untuk melakukan perintahnya dengan bersih tanpa campur tangan oleh pihak yang berwajib.
Sesorang di seberang sana mengangguk patuh mengikuti perintah roy.
Roy telah selesai menelpon orang suruhannya dan segera kembali ke ruangan alvaro.
"Saya sudah menghubungi orang yang bisa di andalkan tuan." ucap roy setelah memasuki ruangan bosnya.
"Baiklah saya akan menunggu hasilnya." saut alvaro datar.
Setelah diam beberapa saat mereka kembali membicarakan tentang perusahaan yang sedikit terjadi masalah, sambil meminum kopi dan cemilan yang di bawakan oleh pelayan.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 hari sudah terlihat sore, roy segera pamit ketika selesai membahas masalah perusahaan.
Setelah roy pamit dan meninggalkan kediaman alvaro, alvaro segera beranjak untuk meninggalkan ruang kerjaanya dan berniat untuk membersihkan diri di kamar mandi.
Alvaro yang sedang nyaman berendam di bathtub tiba tiba pikirannya tertuju pada gadis yang di tabrak tadi di butik siapa lagi kalau bukan zea. zea berhasil mengganggu fikiran alvaro
Alvaro telah mengingat pertemuan pertamanya dengan gadis itu yaitu ketika bersama dimas, ya gadis itu adalah putri dari dimas.
★★★★
Di kediaman dimas sore itu zea baru sampai di kediaman dimas dari butik, iya memang zea agak sedikit lama karena tadi dia tidak sengaja bertemu dengan sahabtnya karin waktu di supermarket jadi mereka mampir ke sebuah caffe untuk beristirahat selepas berbelanja keprluan.
"Assalamu'alaikum ma zea pulang."
"Walaikumsalam,, sayang kenapa lama sekali mama sudah hawatir nungguin kamu belum balik." ucap rini pada zea
"Maaf ma zea tadi tidak sengaja bertemu dengan karin di supermarket, dan dia mengajakku mampir ke caffe untuk menogbrol sebelum pulang." jelas zea
"Baiklah tidak apa apa, lain kali telpon mama kalau pulangnya agak lama biar mama tidak mencemaskanmu sayang." kata rini sambil menyunggingkan senyum pada zea.
"Oke mam,, oh iya ma apa ayah sudah pulang dari kampus apa ayah sudah menemukan rekomendasi tempat zea bekerja ma ? aku mau setelah wisudah nanti zea langsung mau bekerja tanpa menganggur ma.. zea bosan di rumah terus."
"Nanti kita coba bicara pada ayahmu lagi ya, semoga ayah segera menemukan tempatmu untuk bekerja, ya udah sekarang kamu ke kamar bersihkan diri." ucap mama rini dan di angguki oleh zea
★
★
★
Bersambung...
Terimakasih sudah membaca cerita ini semoga tetap Setia menunggu kelanjutannya ya kakak,, jangan lupa tinggalkan jejak 🤗😊🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Yuli Rafa
cerita ini aku sudh berapa x baca nya...
2021-12-01
0
Icha Icha
org yg pt iq tinggi kok idiot...g dr kbnarannya dl lgs main bunuh membunuh.....ijgnya nyesel br nyahok lo...
2021-05-03
0
Lina ciello
edannn mosok. mehdibunuh ayahnya. zea... pdhlblm tentu sala... dasar alvaroo... jadikan dia jg dpt krmanya thorr... mosok yow ga tanya mamanya dlu wong udh gede jg.... maafwalopun cuma novel aq ttp ikutan emosi dgn kelakuan al.
2021-02-17
0