"Dek, Abang mau bicara.."
Bang Afri membuka percakapan ketika kami sudah selesai makan dan duduk di ruang tamu. Aku yang baru datang daricdapur menyediakan teh hangat untuk kedua Abang beradik tersebut.
"Bicara aja kali Bang, kayak sama siapa aja."
Kata Fahri di sela-sela kesibukan nya main Game.
"Liat Abang kalo lagi ngomong" desak Bang Afri.
Tanpa menunggu perintah yang lain lagi, Fahri pun segera mematikan game yang ada di Hp nya dan melihat ke arah Bang Afri, "Memang nya mau ngomong apa sih Bang? Penting banget?"
"Iya, ini penting banget", Bang Afri meyakinkan. "Jadi gini, nanti ketika Abang pergi, Abang mohon sama kamu untuk jaga kakak mu, gantiin Abang".
Aku yang mendengar perkataan Bang Afri sontak menoleh pada nya yang duduk di sebelah ku. "Apa maksud Abang? Mia gak mau y Abang ngomong kayak gitu. Memang nya Abang mau kemana? Kalo sekiranya Abang gak mau Mia kenapa-kenapa ya Mia tinggal ikut aja kemana pun Abang pergi. Jangan suruh orang lain untuk jagain Mia".
Tak pelak dengan Fahri, dia pun sungguh terkejut dengan ucapan sang Abang. "Maksud Abang apa? Memang nya Abang mau kemana? jangan ngaco deh Bang bicaranya. Masih ada Ayah dan Ibu juga yang bisa jagain kakak, karna Abang juga tau kan, Aku kerja di luar kota. Aku juga punya kekasih, aku gak mau ngecewain dia Bang".
"Ini permintaan terakhir Abang sama Kamu Dek, pas Abang keluar kota, tolong jaga Kakak mu". Kata Bang Afri meyakinkan Fahri.
"Mia gak mau. Mia gak mau Bang, lebih baik Mia sendiri nungguin Abang, atau Mia ikut Abang aja ya, Mia gak mau Abang tinggalin Mia". Aku menangis sesenggukan di pelukannya.
"Abang ngomong apa sih, kayak mau pigi tapi gak pulang-pulang aja". Kata Fahri
"Setiap manusia sudah punya takdir nya sendiri, mungkin ini untuk yang terakhir Abang ngerepotin kamu, ngasih tanggung jawab sama kamu, walaupun kamu gak suka tapi Abang harap kamu bisa jalani amanah abang".
"Terserah Abang ajalah. Udah, aku mau berangkat lagi. Omongan Abang gak penting, Abang sendiri tau kalo Aku gak suka di atur. Aku udah dewasa, Aku punya jalan sendiri yang harus aku lalui. Aku pergi".
Akhirnya Fahri meninggalkan kami di ruang tamu.
Aku masih menangis di pelukan Bang Afri. Aku mendongak dan bertanya padanya, "Abang sebenernya kenapa? Apa ada yang salah sama Mia? sampe-sampe Abang niat ninggalin Mia?"
"Abang minta maaf Dek, Abang sayang sama Mia, maka nya Abang gak mau kalo Mia kesepian setelah Abang pergi."
"Memangnya Abang mau pergi kemana?" tanya ku penasaran.
"Entahla, tapi hati Abang bilang kalo Fahri harus jagain Kamu selama Abang pergi. Dan dengan begitu Abang baru bisa tenang". Kata Bang Afri.
"Mia masih bisa nunggu Abang sendiri tanpa harus di jaga sama Fahri, kan biasa nya juga gitu.. "
"Iya sayang... " Bang Afri memelukku dan mencium kening ku sayang. Rasanya hangat, nyaman, membuat aku tak ingin beranjak dari pelukan nya. Aku hanya berharap pelukan ini akan selalu bisa aku nikmati dan rasakan.
............
Author POV
Seminggu kemudian, Afri benar-benar akan berangkat ke luar kota, dengan di temani Mia sang Isteri ke Bandara, ada rasa yang tak rela jika membiarkan sang suami pergi, tapi apalah daya Mia untuk mencegah nya, karena memang itu adalah tugas yang harus di laksanakan oleh suami nya.
Mia harus Ikhlas atas kepergian suami nya, rindu dan rasa tak relah membuncah di hati seraya berkata dalam hati semua akan baik-baik saja. Lama Mia menatap suaminya, lama juga Mia memeluk sang suami, merasakan aroma tubuh nya, seakan dia tak akan pernah mencium aroma itu lagi.
Air mata nya terus meleleh membasahi pipi, entah apa sebab nya pun Mia tak tau, yang Mia tau ada rasa tak rela membiarkan suami nya pergi naik pesawat itu.
"Bang,.."
Mia menoleh ke belakang mendengar sapaan itu, rupanya Fahri juga ada disini mengantarkan kepergian Afri.
"Kamu kok disini?" Tanya Mia. Namun Fahri enggan menjawab, dia lebih memilih memeluk sang Abang yang akan pergi, entah apa yang terjadi padanya setelah malam itu, malam dimana dia menolak permintaan sang Abang.
"Abang suruh Fahri antar kamu pulang", kata Bang Afri. "Mia bisa pulang sendiri Bang", jawab Mia. "Tapi Abang lebih tenang saat ada Fahri di samping mu Mia, Abang yakin dia bisa jagain kamu".
Deg...
Perasaan itu lagi, Mia merasakan perasaan yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Rasa tak rela, sedih, marah, bercampur jadi satu. Entah apa maksud suaminya selalu menyuruh Fahri berada di sisi nya. Mia pun heran, kenapa tiba-tiba ada Fahri di sana, sedangkan yang dia tau kalau Fahri jelas-jelas menolak permintaan tak masuk akal Abang nya.
Rupanya sebelum keberangkatan nya, Afri mengirimkan pesan pada Fahri agar Fahri bisa datang untuk mengantar kepergiannya. Dia mengirimkan pesan yang isinya:
"Hari ini Aku berangkat, Ku harap Kamu bisa datang untuk mengantar kepergian ku. Ini permintaan terakhir Abang mu, anggap aja kali ini kamu gak akan ketemu lagi dengan ku, Aku harap Kamu sebagai Adik ku mau menerima Amanah ku untuk menjaga Isteri ku, dan jika Aku tak kembali, maka Aku serahkan Mia padamu. Nikahi lah Mia, karena Mia orang yang baik, Dia calon ibu yang baik untuk anak-anak, bahagiakan lah dia, karena Aku tak mampu membahagiakannya. Abang yakin kamu bisa Fahri. Mulai lah belajar mencintai nya, seperti aku mencintainya, Kamu gak akan menyesal, Abang percayakan Mia sama kamu".
Setelah membaca pesan Abang nya, Fahri bergegas menuju ke Bandara dengan Motor Trail nya. Tak di pedulikannya lampu merah dan beberapa Polisi yang sedang berjaga. Fahri menancapkan gas nya agar ia segera sampai di Bandara dan bertemu dengan sang Abang.
Sesampainya di Bandara dia melihat Abang nya sedang berpelukan dengan Mia, begitu besar rasa cinta Abang nya pada Mia. Bagaimana mungkin Fahri bisa menggantikan posisi Afri di hati Mia? Sedangkan Mia juga memiliki cinta yang besar untuk Afri. Fahri bisa melihat cinta kedua nya begitu besar dengan hanya melihat ikatan yang terjalin antara suami isteri itu.
Setelah Fahri sampai, Ia langsung memeluk erat Abang nya, seakan Dia tak ingin berpisah dengan Sang Abang. "Aku akan coba penuhi amanah mu Bang" kata Fahri dalam.
"Terimakasih, Abang percaya padamu". Afri menepuk bahu Fahri 2 kali.
Mia yang melihat tingkah laku mereka hanya bisa diam dan berfikir apa sebenarnya yang terjadi. Tapi Mia masih menepis perasaan yang tak biasa di hati nya itu.
Sudah waktu nya Afrii pergi, sekali lagi Mia memeluk sang Suami dengan sayang dan dalam. Enggan untuk melepaskan pelukan itu, tapi panggilan dari Operator mengharuskan mereka berpisah.
Mereka tak tau kalau ini adalah perpisahan terakhir mereka dengan Afri. Mereka habya menatap kepergian Afri dengan air mata berlinang, tak terkecuali Fahri yang mendapatkan amanah untuk menjaga Sang Kakak Ipar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pasti kecalakaan pesawat nih atau kecelakaan mobil..
2024-11-21
0
Dewi Suherman
ko aneh ya, org cuma mu pergi amanatnya minta istrinya dinikahi, kayak yakin mu meninggal, memang diceritanya mu meninggal, tp jujur maaf kurang suka ma amanatnya.. harusnya gak perlu bilang nikah dulu, klu lagi sekarat/sakit, baru boleh lah amant gitu. maaf kesannya jadi kaya gmn gituh ceritanya.
2022-02-16
0
Miftahul Hudin
air mata q mengalir thooor
2020-06-13
1