Bab 5

Arlan masuk ke kamar pukul 11 malam setelah mengecek pekerjaannya. Besok pagi dia sudah harus beraktivitas sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit milik mertuanya.

Suasana di dalam kamar cukup gelap saat pertama kali Arlan masuk, dia sampai kesulitan melihat karna seluruh lampu dimatikan tanpa menyisakan lampu tidur. Tirai jendela yang cukup tebal juga menghalang cahaya masuk ke dalam kamar. Arlan mencari saklar dan menyalakan lampu utama. Sosok Rachel yang tidur dalam posisi terlentang langsung membuat Arlan gagal fokus. Kedua tangan dan Rachel membentang memenuhi tempat tidur. Arlan sampai menggelengkan kepala melihat cara tidur Rachel yang berbanding terbalik dengan gaya dan penampilannya yang cukup gemulai dan anggun.

Ini kali kedua Arlan melihat posisi tidur Rachel yang tidak ada anggun-anggunnya, tapi dia masih saja dibuat kaget. Rachel sama sekali tidak bisa diam saat tidur karna kerap berganti posisi.

Arlan menyalakan lampu tidur dan kembali mematikan lampu utama agar tidak terlalu terang. Dia menggeser tubuh Rachel dengan perlahan dan segera bergabung di sebelahnya. Arlan meletakkan guling di tengah-tengah sebagai pembatas supaya ada penghalang dan Rachel tidak bisa bergerak ke arahnya.

“Kalau saja kamu tidak keras kepala dan bisa mendengarkan nasehat orang, semua ini tidak akan terjadi.“ Arlan bergumam pelan sembari menatap wajah damai Rachel yang terlelap.

Rachel masih terlalu muda dan sangat labil secara emosional, Arlan berusaha mengerti hal itu. Namun dia sangat menyayangkan tindakan Rachel yang nekat ingin menjebak Bulan agar tidur dengan preman bayarannya. Tindakan itu sudah sangat keterlaluan. Arlan bersyukur Bulan selamat dari rencana jahat Rachel, meski sekarang Arlan yang harus menjadi korbannya dengan menikahi Rachel sebagai bentuk pertanggungjawaban atas sesuatu yang tidak dia lakukan.

...*****...

Rachel menggeliat, kedua tangan dan kakinya direntangkan kemana-mana. Sampai akhirnya Rachel membuka mata karna terkejut saat tangannya menyentuh sesuatu.

Mata Rachel terbelalak, dia segera menyingkirkan tangannya dari atas perut Arlan dan bergeser menjauh.

"Orang ini benar-benar licik! Dia pasti sengaja membuatku tidur satu ranjang untuk mencari kesempatan!” Rachel mengumpat kesal. Dia menyalahkan Arlan yang sebenarnya tidak melakukan apa-apa padanya. Bahkan posisi tidur Arlan benar-benar berada di pinggir ranjang, Rachel mendapatkan tempat paling luas di ranjang itu, tapi dia menuduh Arlan mencari kesempatan.

“Sial!! Hidupku benar-benar sial!!” Rachel menggerutu sembari turun dari ranjang. Teriakannya membuat Arlan terbangun, pria itu tampak kebingungan mendengar Rachel marah-marah.

“Kamu tidak bisa tenang sebentar saja? Emosi seperti itu hanya membuang-buang energi.” Ujar Arlan sembari mengubah posisi menjadi duduk di tepi ranjang. Dia menatap Rachel yang berjalan ke arah kamar mandi.

“Tenang? Apa itu tenang?! Nasibku jadi seburuk ini, masa bisa aku tenang!” Jawab Rachel ketus. Dia masuk ke kamar mandi dan nutup pintu dengan kasar.

Arlan hanya menghela nafas, dia memilih membereskan tempat tidur yang sudah mirip kapal pecah karna sangat berantakan. Seprai dan selimut yang ditempati Rachel sudah tidak berbentuk. Bahkan bantal dan gulingnya sudah pindah posisi.

Tak mau memusingkan ucapan Rachel dan meladeni amarahnya, Arlan memilih pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Dia harus berangkat ke rumah sakit 2 jam lagi, meladeni Rachel hanya akan membuang-buang waktu.

Beberapa menu sarapan sudah di tata di atas meja makan, Arlan membuatnya kurang dari 1 jam. Dia sudah terbiasa memasak karna selama ini tinggal sendiri. Keahlian memasaknya dia dapatkan saat masih menjalin hubungan dengan Bulan. Mantan kekasihnya itu sangat pandai memasak, Arlan sama sekali tidak malu untuk belajar memasak meski dia seorang pria.

Meninggalkan dapur, Arlan kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap. Dia sempat berpapasan dengan Rachel yang baru keluar dari kamar mandi. Wajah Rachel yang tidak bersahabat membuat Arlan enggan menyapa karna khawatir akan membuat mood Rachel semakin buruk.

Sementara itu, Rachel tampak sibuk mengoleskan skincare di wajahnya. Step demi step dia lakukan untuk menjaga kulit wajahnya agar tetap mulus dan sehat. Rachel sangat memperhatikan penampilan dan rajin merawat diri. Terakhir dia mengaplikasikan lipstik merah muda di bibirnya. Rachel fokus pada bibirnya dan beberapa kali menggerakkan bibir seperti ingin mencium di depan cermin sampai-sampai tidak menyadari ada Arlan yang baru keluar dari kamar mandi dan memperhatikan tingkah laku istrinya.

“Pagi ini barang-barangmu akan di kirim ke apartemen, aku tidak bisa membantu membereskannya karna harus pergi ke rumah sakit.” Tutur Arlan sembari pergi ke walk in closet untuk mengambil baju ganti. Arlan sengaja tidak mengomentari tingkah laku Rachel karna khawatir akan membuat Rachel malu atau memicu kemarahannya.

Rachel menoleh ke sumber suara, tapi pemilik suara sudah menghilang di balik dinding pembatas antara kamar dengan walk in closet. Rachel tidak memberikan komentar apapun.

Arlan keluar dari ruang walk in closet dengan setelan celana hitam dan kemeja buru muda lengan panjang. Dia menggelengkan kepala melihat Rachel belum beranjak juga dari tempat duduknya karna masih sibuk bercermin dan entah apa lagi yang di aplikasikan ke wajahnya.

“Tidak ada yang kurang dengan riasannya, apa lagi yang kamu tambahkan di wajahmu?” Tanya Arlan heran. "Sebaiknya kita sarapan dulu, makanannya sudah siap.”

“Kamu tidak bisa membedakan riasan dengan skincare? Perawatan wajahku di klinik kecantikan terlalu mahal untuk dibiarkan begitu saja tanpa di rawat.” Rachel bicara dengan nada sombongnya jika membicarakan soal status dan kecantikannya.

“Kalau begitu mulai sekarang kamu harus berhenti datang ke klinik kecantikan.”

Rachel menoleh dengan tatapan penuh protes. “Jangan mengatur hidupku!” Serunya kesal.

“Aku hanya sedang mengingatkan kamu jika sekarang semua kebutuhanmu tidak lagi di tanggung oleh Daddy. Kamu sendiri yang bilang bahwa aku tidak sanggup membayar asisten rumah tangga, lalu apa menurutmu aku bisa membiayai perawatan mu yang mahal itu?” Dengan ekspresi dan nada bicara yang tenang, Arlan mencoba menyadarkan Rachel dengan kondisinya yang sekarang.

Sebenarnya Arlan bisa saja membiayai perawatan Rachel, tapi harus dengan cara menguras tabungannya. karna Arlan sangat yakin biayanya tidak sedikit.

Rachel berdecak. “Sudah tau tidak akan mampu memenuhi kebutuhan ku, kenapa tetap menikahi ku?! Jika hidup susah, seharusnya jangan mengajak orang lain.”

Arlan tidak bereaksi apa-apa, sedikitpun tidak marah atau tersinggung dengan ucapan Rachel. Jika boleh memilih, Arlan akan menikahi wanita sederhana seperti Bulan.

“Hidup susah juga butuh teman, itu sebabnya aku tetap menikahi kamu. Mulai sekarang cobalah hidup sederhana.“ Pinta Arlan sembari mengusap pucuk kepala Rachel namun langsung di tepis kasar.

“Siapa yang mengijinkan kamu menyentuh rambutku!” Rachel menggerutu sembari merapikan rambutnya yang sebenarnya tidak berantakan karna Arlan mengusapnya dengan lembut.

“Marah-marah pasti membutuhkan banyak energi, sebelum kamu kehabisan energi lebih baik sarapan dulu. Aku tunggu di meja makan.” Ucap Arlan seraya berlalu keluar kamar.

“Cih!! Malas sekali harus makan satu meja lagi dengannya.” Rachel tampak tidak berminat, jadi dia tetap berada di kamar.

Terpopuler

Comments

Kotin Rahman

Kotin Rahman

wes umbarke wae arlan....perempuan modelan Rachel itu gk bisa klo bilangin pke mulut.....dan sngat sia" kmu ngocehin tuh si huru hara arl.....mnding mbo diemin aja dia mau jungkir balik guling" ngreog antepin aja......mnding kmu fokus krja mlah brmnfaat untuk org bnyak dok....pngen tahu smpe kpan dia brtahan dngan rasa laparnya.....plingan jga kmu bergkat krja itu hidangan di meja bkalan ludes ama dia.....😄😄😄😄😄

brharap ortine Rachel mencabut smua tuh fasilitasnya untuk Rachel buat tahu rasa.....nti ujunge" jga ngemis minta duit ama arlan....😄😄😄😄

2025-09-20

0

Ayna Adam

Ayna Adam

Kapan nih kak bisa update 2 bab tiap hari?

2025-09-20

1

nonoyy

nonoyy

arlan itu spek suami idaman kurang apa lagi sesempurna itu.. bnr2 ni rachel g ada sopan2 ny pd suami mau jadi istri durhaka dia wkwk 🤣🤣🤣🤣

2025-09-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!