Rachel melongo melihat 3 koper besar keluar dari lift rumahnya. Tiga orang asisten rumah tangga yang menurunkan koper itu berjalan ke arah ruang keluarga, dimana semua anggota keluarga sedang berkumpul setelah makan malam bersama.
Bola mata Rachel membulat sempurna ketika menyadari bahwa ketiga koper besar berwarna merah muda itu adalah koper miliknya. Dia sontak menatap kedua orang tuanya, tentu saja untuk meminta penjelasan.
"Mom, Dad, kenapa mereka menurunkan koper-koperku?" Protesnya.
"Rachel, kamu sudah memiliki suami sekarang. Tanggungjawab Daddy dan Mommy mu sudah selesai sampai disini. Jadi mulai hari ini kamu akan tinggal bersama Arlan." Ujar Frans menjelaskan.
Berbeda dengan Rachel yang panik, Arlan tampak tenang dan tidak kaget sama sekali dengan keputusan mertuanya. Sebab dimalam sebelum pernikahan mereka berlangsung, Frans sudah membicarakan masalah ini di awal. Bahwa Frans memintanya agar membawa istrinya tinggal bersamanya setelah menikah.
Frans tidak hanya melepaskan Rachel, tapi juga mempercayakan Rachel sepenuhnya untuk tinggal bersama Arlan. Tidak peduli meski tempat tinggal Arlan mungkin tak sebagus rumah mewahnya, Fans ingin putrinya belajar hidup sederhana dan mengerti bahwa tidak selamanya dunia berpihak padanya. Selama ini hidup Rachel dipenuhi kemewahan, apapun yang Rachel inginkan bisa didapatkan dengan mudah. Sekarang Frans tidak akan lagi mengabulkan permintaan putrinya seperti dulu.
“Daddy yang benar saja?! Aku tidak mau ikut dengannya, aku akan tetap tinggal disini!” Rachel menolak tegas. Dia tidak rela meninggalkan kamar kesayangannya dan kehilangan semua fasilitas mewah di rumah ini jika harus tinggal bersama Arlan.
“Tapi kamu harus tinggal dengan suamimu, tidak bisa dirumah ini lagi.” Ujar Delia pada adiknya.
Rachel melirik sebal. “Kakak saja masih tinggal di rumah ini, kenapa aku tidak boleh!” Tatapan tajam Rachel pada Delia seperti ingin mengajak perang.
“Kamu kan tau sendiri rumah kami masih tahap pembangunan. Nanti jika rumahnya sudah siap huni, kami juga akan pindah ke rumah sendiri.”
Rachel berdecak dan tidak menanggapi perkataan Kakaknya. Dia segera berpindah tempat duduk di sebelah Ibunya dan bersikap manja untuk mendapatkan pembelaan. Rachel merasa sudah tidak ada yang bisa dia harapkan lagi dari Ayah maupun Kakaknya, jadi dia mencari pendukung yang diyakini masih berada di pihaknya.
“Mom, aku tidak ingin pisah rumah dengan Mommy. Tolong bujuk Daddy.” Pintanya lirih.
Tapi semua orang masih bisa mendengar ucapnya, mereka hanya bisa menggeleng melihat Rachel berusaha keras agar tidak keluar dari rumah ini.
Arlan memilih diam, dia tidak mungkin membujuk Rachel agar bersedia tinggal dengannya. Di mata Rachel dia sudah salah, apalagi jika ikut membujuknya seperti Frans dan Delia. Bisa-bisa dia akan semakin kesulitan mendidik Rachel jika hati Rachel sudah dipenuhi kebencian padanya.
“Sayang dengarkan Mommy, kami bukannya melarang kamu tinggal bersama lagi di rumah ini, tapi selama Arlan memiliki tempat tinggal, alangkah baiknya jika kamu ikut bersama Arlan. Tinggal berdua setelah menikah jauh lebih baik daripada tinggal bersama orang tua. Karna setelah menikah, kalian butuh ruang privasi. Patuh lah pada Arlan karna sekarang dia adalah suamimu,,” Tutur Belina lembut.
Nasehat yang Belina berikan pada putrinya entah bisa diterima atau tidak. Tapi jika melihat ekspresi wajah Rachel, sepertinya tidak didengarkan sama sekali.
“Mommy sama jahatnya seperti Daddy, Kak Delia juga!! Aku benci kalian!!” Rachel beranjak dari duduknya, dia menyingkirkan apapun yang ada diatas meja sebelum berlari pergi dari ruang keluarga.
Arlan sampai tidak bisa berkata-kata melihat kekacauan yang dibuat oleh Rachel. Vas bunga, toples dan gelas di atas meja pecah berserakan di lantai.
“Mom, Dad, maafkan Rachel.” Arlan tampak tidak enak hati pada mertuanya. Walaupun dia sendiri masih syok melihat perbuatan istrinya.
“Tidak perlu minta maaf, kami yang selama ini salah mendidik Rachel. Sebaiknya kamu kejar Rachel, bawa dia pulang. Barang-barang Rachel akan kami antar besok pagi.” Ujar Frans.
Arlan mengangguk paham. Dia segera mengejar Rachel sebelum gadis itu berhasil keluar dari rumah.
...******...
Rachel dan Arlan sama-sama diam selama perjalanan menuju apartemen. Mereka berdua sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Rachel yang masih tidak percaya dengan perlakuan keluarganya sendiri, dia kecewa dan sakit hati karna merasa dibuang oleh orang tuanya. Mereka tidak mau lagi menerimanya di rumah itu.
Rachel membuang pandangan ke luar jendela. Dia diam-diam menangis memendam kekecewaan pada orang tuanya sendiri. Disaat seperti ini, Rachel hanya menginginkan ada disamping keluarganya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Mereka tidak peduli padanya.
Arlan menyodorkan tisu pada Rachel, pria itu tau jika istrinya sedang menangis. Arlan kira gadis nakal dan bar-bar seperti Rachel tidak bisa menangis.
Rachel mendengus kesal sambil menepis tangan Arlan. Bukannya merasa dipedulikan, Rachel malah berfikir jika Arlan mengejeknya.
“Jangan pura-pura peduli padaku, kamu sama saja seperti mereka! Menyebalkan!” Rachel sempat menatap tajam, lalu membuang pandangan lagi ke luar jendela. Tampaknya dia sudah muak melihat wajah Arlan.
“Menurutmu, sikapmu yang tidak sopan pada orangtua tidak menyebalkan? Kamu bukan anak kecil lagi sampai orang-orang disekitar mu harus sabar ketika melihat mu mengamuk.” Arlan bicara tenang namun cukup menusuk. Dia menurunkan kecepatan dan memasuki kawasan tempat tinggalnya. Gedung apartemen di pusat kota yang terbilang sederhana, namun Arlan membelinya dengan penuh pengorbanan dan perjuangan selama bertahun-tahun.
“Aku tidak pernah meminta mereka sabar menghadapi ku. Jika saja mereka bisa memahami keinginan ku, apakah aku akan bersikap seperti tadi?!" Geramnya tak terima.
“Jangan hanya meminta untuk di pahami, tapi kamu sendiri tidak pernah memahami orang-orang di sekitar mu.”
Rachel tidak menjawab lagi, tapi keduanya tangannya mengepal kuat. Dia tidak suka mendengar Arlan menasehatinya.
Arlan memarkirkan mobilnya di basement, dia turun dan membuka bagasi untuk mengeluarkan dua koper milik dia dan Rachel. Arlan menarik sendiri dua koper itu dan Rachel hanya melihatnya tanpa berniat membantu menarik kopernya sendiri. Gadis itu memilih mengekori Arlan dengan menyilangkan kedua tangannya didada.
“Ternyata apartemen mu lebih buruk dari bayangku." Komentar Rachel begitu memasuki unit apartemen milik Arlan.
Pria itu tampak tenang dan tidak bereaksi sama sekali. Arlan memaklumi pendapat Rachel tentang apartemen ini karna selama ini Rachel tinggal dirumah mewah dan mewah. Apartemen ini memang tidak ada apa-apanya di banding rumah orang tua Rachel.
“Mulai sekarang apartemen yang buruk ini akan menjadi tempat tinggalmu. Mau tidak mau, kamu harus patuh pada aturan ku.” Tegas Arlan.
“Bermimpi saja! Memangnya kamu siapa, sampai aku harus patuh!” Sahut Rachel acuh. “Aku tidak mau tidur satu kamar denganmu, dimana kamar utamanya?”
“Tidak ada yang namanya pisah kamar.” Jawab Arlan sembari menyeret koper ke kamarnya.
Rachel mengekori Arlan sambil mengomel, dia masih tidak terima jika mereka harus satu kamar.
“Arlan!! Jangan membuat kesabaran ku habis! Aku tidak mau satu kamar denganmu!” Rachel memukuli lengan Arlan berulang kali.
“Kamu bisa tidur di ruang tamu jika keberatan.” Jawab Arlan kemudian berlalu ke kamar mandi.
“Aargh!! Dasar menyebalkan!!” Rachel mengacak rambutnya sendiri saking jengkelnya. Dia keluar kamar untuk mencari kamar lain, tapi dia hanya mendapati ruang kerja yang tidak begitu luas dan penuh dengan rak buku didalamnya.
“Bisa-bisanya Daddy menikahkan ku dengan pria miskin!” Gerutunya kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Ayna Adam
Skakmat tuh perkataan suamimu
Makanya jadi orang jangan egois,pingin selalu di mengerti tapi gak mau mengerti perasaan orang lain
Itu akibatnya kalo selalu dimanja dan semua permintaanmu di turuti 😌
Mulai skrg ubah sifatmu yg kekanakan dan egois itu
Semangat ya Arlan untuk meluluhkan hati keras batunya Rachel
Q yakin kok Rachel pasti luluh padamu dan kalian berdua bisa melakukan Malam Pertama meskipun harus menunggu waktu yg lama😊
Lanjut lagi Kak Icha updatenya🙏
2025-09-18
3
Kotin Rahman
ya emg bnar kmu itu gak punya sopan santun Rachel......bhkan tdak pnya rasa malu, maunya di mngerti tpi tk mau mngerti dngan perasaan org lain......bner" cwek keras kepala sok pling cntik sejagat raya...😡😡😡
arlan jngn mau mengalah trus klo Rachel gak mau tidur satu kamar mka kmu harus tegas biar dia tidur di ruang tamu biar tahu rasa tuh...... bar bar klo msih punya sopan santun msih mnding lha ini udh bar bar gk punya sopan santun tata krama....rasane pngen jites kmu deh cheelllll 😡😡😡😡😡
cwek model kya gtu gk usah di ksih hati arlan.....cuekin aja klo slah tgal di sindir lama" jga malu sendiri tuhh.....itupun klo urat malunya blm putuuss 😄😄😄😄😄😄
2025-09-18
1
Mc Huang
hrs u bersyukur Masi py tempat tgl kamu TDK tau gimn kumpulin pundi² uang hasil keringat sdr buat beli tmpt tgl yg nyaman biar pun kecil
2025-09-18
0