Bab 2

Arlan keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri, meski tujuannya mandi adalah untuk menyegarkan pikirannya. Pernikahan ini terlalu cepat, tanpa ada persiapan dan terpaksa dilakukan karna sebuah insiden. Bisa dibilang sebagai one night stand di mata keluarga yang tidak mengetahui kebenarannya. Sebab Arlan hanya membantu Rachel terbebas dari efek obat perangsang tanpa menidurinya.

Sosok Rachel diatas tempat tidur menarik perhatian Arlan saat dia ingin mengambil ponsel. Rachel sudah terlelap dalam posisi tengkurap dengan kedua tangan dan kaki yang direntangkan hingga memenuhi hampir seluruh tempat tidur dan tidak menyisakan tempat. Arlan paham tujuan gadis itu membuat posisi tidur yang tidak ada anggun-anggunnya sebagai seorang gadis dari keluarga konglomerat. Sama sekali tidak mencerminkan sosok Rachel yang biasanya terlihat seperti putri kerajaan.

Meninggalkan Rachel sendiri dikamar hotel, Arlan memutuskan bertemu dengan keluarganya yang juga masih ada di hotel ini. Tidak banyak keluarga yang datang, Arlan sengaja hanya meminta kedua orangtuanya untuk membawa keluarga inti saja yang berjumlah 7 orang.

Arlan mengajak mereka pergi ke restoran hotel untuk sekedar minum teh atau kopi. Sebab 2 jam lalu mereka baru saja makan siang di ballroom hotel.

"Sebenarnya Mama tidak begitu paham dengan situasinya. Tapi kamu yakin akan menjalani pernikahan ini? Mama lihat, Rachel bukan hanya membenci kami sebagai orang tuamu, tapi juga terlihat tidak menyukai kamu." Ucap Resty menatap sedih putra sulungnya. Putra yang selalu membuat Resty bangga akan pencapaian dan kerja kerasnya untuk keluarga.

Arlan tersenyum, senyum penuh ketenangan yang menunjukkan bahwa dia baik-baik saja dan orang tuanya tidak perlu khawatir.

"Mama tau sendiri kebaikan Pak Frans dan istrinya pada keluarga kita selama ini. Aku tidak mungkin mengecewakan mereka. Rachel diibaratkan seperti berlian oleh kedua orang tuanya, mereka memintaku untuk menjaga dan mendidik Rachel. Mama dan Papa jangan khawatir." Arlan berusaha membuat kedua orang tuanya tidak terbebani dengan pernikahannya. Meskipun Arlan tidak yakin dengan hal itu, sebab Rachel terang-terangan menunjukkan kebenciannya pada keluarga Arlan. Tidak heran jika kedua orang tua Arlan merasa khawatir.

"Apa mau dikata, semuanya sudah terlanjur terjadi. Papa percaya kamu bisa menjadi suami dan imam yang baik untuk istrimu. Rachel masih terlalu muda, kita yang dewasa harus bisa memahaminya. Didik istrimu dengan baik, jangan sekali-kali menggunakan kekerasan, sebesar apapun kesalahan istrimu kelak." Tutur Hardi menasehati putranya.

"Aku mengerti Pah."

Sedikitpun Arlan tidak pernah berfikir untuk mendidik Rachel dengan melakukan kekerasan padanya. Dia bukan pria seperti itu meski Rachel selalu menjengkelkan jika mulut pedasnya sudah bicara.

"Kami langsung pulang saja sore ini. Terlalu lama di hotel juga membuat kami bosan karna tidak melakukan apa-apa." Ucap Hardi.

"Bagaimana jika menginap dulu di apartemen ku? Besok pagi aku akan membawa Rachel pulang ke apartemen, kita bisa berkumpul dulu sebelum Mama dan Papa pulang." Tawar Arlan. Jelas dia memiliki tujuan ketika ingin mengajak Rachel berkumpul dengan keluarganya.

Resty dan Hardi menolak. "Kamu butuh waktu berdua lebih lama dengan Rachel supaya terbiasa dengan karakter dan sikapnya."

Arlan tersenyum tipis. "Bertahun-tahun aku menjadi Dokter pribadi keluarga Rachel jika Papa lupa."

Tidak di panggil setiap hari, tapi setidaknya setiap.2 minggu sekali Arlan selalu berkunjung ke rumah orang tua Rachel untuk pemeriksaan rutin semua anggota keluarga dan para pekerja di rumah tersebut. Dan setiap datang, ada saja cerita tentang Rachel yang membuat orang-orang sakit kepala dengan tingkah nakalnya. Jadi Arlan sudah terbiasa sebenarnya. Hanya saja dia belum terbiasa menangani sendiri keributan yang dibuat oleh Rachel.

...******...

Rachel memaksa buru-buru meninggalkan hotel setelah mengetahui semua anggota keluarganya sudah pulang. Dia terus mendesak Arlan, bahkan sampai memukuli bahu Arlan ketika perkataannya tidak segera di respon.

"Kamu tuli ya?! Aku bilang aku ingin pulang! Jika tidak mau mengantarku, aku akan pulang sendiri!" Teriak Rachel. Dia beranjak sambil menghentakkan kakinya menuju koper berwarna pink di dekat pintu walk in closet.

Arlan menghela nafas dan terpaksa menyimpan ponselnya meski belum selesai membalas beberapa email yang masuk.

"Aku sudah memintamu menunggu sebentar, kenapa tidak bisa sabar? Satu lagi, jangan biasakan bicara kasar dengan orang yang lebih tua, itu tidak sopan." Tutur Arlan dengan nada bicara yang tenang. Rachel memang keterlaluan, tapi Arlan tidak berniat mendidik Rachel dengan cara yang kasar juga. Lagipula dia memiliki perjanjian dengan mertuanya untuk tidak berbuat kasar pada Rachel.

Rachel berdecak. "Lalu menurutmu siapa yang sabar dan sopan? Mantan kekasihmu itu?! Semua orang melihatnya sebagai wanita baik dan sempurna, menggelikan!" Wajah Rachel berubah merah.

"Kenyataan memang seperti itu. Kamu saja yang tidak bisa melihat kebaikannya hanya karna dia dinikahi pria yang kamu cintai." Sahut Arlan acuh. Dia menarik kopernya sendiri menuju pintu.

"Dan kamu pria bodoh karna menolak bekerja sama denganku untuk menjebaknya. Bukannya kamu ingin merebutnya kembali?!"

Arlan menghentikan langkah, dia menoleh dan menatap tajam ke arah Rachel. "Itu hanya pendapatmu, aku tidak sepicik itu untuk merusak rumah tangga orang."

"Munafik." Seru Rachel ketus.

Arlan tidak menggubris, dia membuka pintu dan segera keluar dari kamar hotel tipe presiden suite itu. Di susul Rachel yang mengekorinya di belakang.

Keduanya tiba kediaman orang tua Rachel pukul 7 malam. Rachel bergegas turun dan setengah berlari memasuki rumah megah milik orang tuanya yang lebih mirip seperti istana.

Arlan mengikuti langkah Rachel yang menuju ruang makan. Di sana semua anggota keluarga sedang makan malam bersama. Orang-orang terkejut melihat kedatangan pengantin baru yang belum genap sehari itu.

"Kenapa kalian datang kesini? Apa ada yang terjadi?" Tanya Delia heran. karna seharusnya pasangan pengantin itu baru meninggalkan hotel lusa.

"Apa maksud Kakak bicara seperti itu? Ini juga rumahku, memangnya kenapa jika aku datang!" Rachel menjawab kesal dan segera bergabung di meja makan.

"Selamat malam semuanya, maaf jika kami mengganggu. Rachel tiba-tiba ingin diantar ke sini." Arlan membungkuk sopan pada semua orang.

"Bukan tiba-tiba! Lagipula ini rumahku, apa salahnya jika aku pulang ke rumahku sendiri." Sambar Rachel meralat perkataan Arlan.

"Duduk dulu Nak Arlan." Titah Belina.

"Baik Mom."

Rachel berdecak ketika melihat Arlan menempati kursi di sebelahnya.

"Kalian belum makan malam?" Tanya Frans. Dia yang terlihat paling tenang meski tadi ikut terkejut melihat anak dan menantunya datang.

Arlan dan Rachel kompak mengangguk. Keduanya lalu diminta untuk makan malam lebih dulu dan Frans melarang siapapun bicara selama makan malam berlangsung. Terutama Rachel tentunya, sebab Rachel masih terlihat tidak terima dengan pernikahannya, hingga apapun yang Rachel katakan selalu terdengar ketus dan penuh amarah.

Terpopuler

Comments

Kotin Rahman

Kotin Rahman

sabar ya arlan.....mnghadapi sfat arogane Rachel itu emg btuh ksabaran tingkat dewa.....salah satunya dngan sindiran" halus gtu Laann, dan ksih paham buat si huru hara itu bhwa merusak rmh tangga seseorg itu gk baik...😄😄😄😄

prcaya dngan takdirMu ya arlan bhwa suatu saat nti Rachel bkal bertekuk lutut di hadapanmu dan memohon untuk di cintai 😄😄😄😄😄

2025-09-17

1

Ayna Adam

Ayna Adam

Pelan - pelan saja dan sabar ya Arlan untuk merubah kelakuan bar-bar dan sifat keras kepalanya istrimu
Kok bisa ya Rachel jatuh cinta dengan pria yg sudah beristri,apalagi pria itu kakak sepupunya sendiri😌

2025-09-17

1

Eka ELissa

Eka ELissa

ya...lok halus GK bisa bikin jera tu rubah nackal.....boleh lah ...pke cara kicik sprti dia.....pak dokter..../Facepalm//Joyful/

2025-09-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!