3 - Hide

Raiden memperlambat laju Drift miliknya, dia lalu berhenti di pinggir jalan disusul oleh Hide. Setelah melepas helm, keduanya turun dari kendaraan masing-masing.

"Apa lagi yang kau inginkan? Bukannya urusan kita sudah selesai? Aku paling tidak suka saat ada orang yang berani menghadang jalanku. Akibat dirimu, waktuku yang begitu penting harus terbuang sia-sia." Raiden bersuara ketus.

"Aku menginginkan pertarungan ulang..!" Hide jelas adalah orang yang tidak suka dikalahkan. "Pertarungan sebelumnya tidaklah seimbang. Aku belum mengeluarkan kemampuanku yang sebenarnya."

"Hmph, salahmu karena tidak bertarung sungguh-sungguh sejak awal. Sudah, aku sibuk. Kita berduel lain kali saja,"

"Kau jangan lari, Pengecut. Aku tidak menerima penghinaan semacam ini..!" Hide mengambil sebuah kertas di saku bajunya, meremas kertas tersebut dengan kesal, dan melemparkannya pada Raiden.

Remasan kertas tersebut ditangkap dengan mantap. Saat membuka dan membaca isinya, Raiden segera mengalihkan pandangannya ke arah Lulu dan Yun.

"Kalian berdua yang menulis ini, iya kan?"

Yun menjawab, "Itu iklan yang bagus agar kita bisa cepat mengumpulkan token,"

Lulu mengangguk setuju. Mereka berdualah yang telah memasang poster pengumuman di jalanan dan menjual nama temannya.

"Kalian ini mau membunuhku? Kalau ada pemain kuat yang mencariku.. Bukan hanya aku yang mati, tapi kalian juga. Harusnya kata-kata ini lebih kasar lagi, yang bisa memancing emosi. Seperti, 'kau akan dipanggil dengan nama ayahmu,'.."

Raiden dan kedua temannya malah berdiskusi tanpa menghiraukan Hide yang saat ini menatap mereka dengan penuh kemarahan.

Hide, "HEEI..!! Aku masih bicara denganmu Raiden! Aku menantangmu bertarung sekarang juga. Kau mau menolaknya atau tidak, aku tetap akan menyerangmu!"

"Pirang, kau tenang saja. Aku menerima tantanganmu. Tapi kau tahu, pertarungan tidak akan seru tanpa hadiah pemenang. Berapa poin yang kau miliki saat ini?"

"Hmph, kau akan terkejut jika mendengarnya. Aku tidak akan menghabiskan semua Poinku untuk pria seperti dirimu. Tapi akan kuberikan 3000 Poin bila kau berhasil menang,"

"Itu terlalu sedikit. Aku lebih tertarik dengan Drift terbaru milikmu. Begini saja, akan kuberikan semua token yang kami punya, jika kau mau menyerahkan Drift itu sebagai hadiah kemenangan bersama dengan 3000 Poinmu,"

!!

"Apa kau gila?! Drift ini bahkan lebih berharga dari nyawa kalian!"

"Terserah kau. Tapi di sini aku punya 109 Token. Mengetahui kau tidak mau menyerahkan Drift milikmu seakan-akan kau tidak yakin akan menang,"

Ucapan Raiden terdengar seperti memprovokasi Hide, dia memang memiliki bakat dalam memancing emosi seseorang.

Wajah dan sifat berandalannya ini sering membuat dia terlihat bagai pemeran utama di Dunia Elvort Garden. Bahkan beberapa orang yang melintas di dekatnya seakan menjadi udara. Hawa keberadaan Raiden memang jauh lebih besar, dia jelas tidak memiliki bakat menjadi figuran.

Mungkin karena tersulut emosi, Hide langsung menyetujui bahwa dia akan menyerahkan Drift miliknya sebagai hadiah pemenang.

Karena status bar apalagi sistem di Dunia Elvort Garden tidak ada, maka demi bisa bertarung tanpa gangguan dan mengganggu kenyamanan orang lain.. Raiden dan Hide mengucapkan ikrar.

Saat keduanya menyerukan nama 'Arshen Gardien', suasana di sekeliling Raiden dan Hide mulai berubah.

Lokasinya masih sama, termasuk bangunan dan jalanannya. Namun kendaraan keduanya menghilang bersama dengan orang-orang yang lewat.

Hanya pemain yang memiliki hubungan dengan duel ini yang dapat menonton pertarungan. Yun dan Lulu tentu ikut masuk, sebab Raiden juga memakai token keduanya sebagai hadiah pemenang.

Sebuah titik cahaya perlahan muncul di antara Hide dan Raiden, titik tersebut memadat dan kemudian membentuk seorang pria pendek, berkumis, serta bertelinga musang.

Pria yang nampak berusia 50 Tahun ini merupakan wasit pertarungan yang mutlak ada dalam Dunia Elvort Garden.

Pria tersebut mulai menjelaskan aturan sederhana dari duel ini. Yakni, pertarungan akan berhenti bila salah satu diantara Raiden dan Hide mengaku kalah atau mati.

".. Pemenang akan mendapatkan hadiah yang telah disepakati dan keputusan wasit tidak dapat diganggu gugat,"

Raiden dan Hide mengangguk, keduanya mulai menarik senjata mereka. Hide mengeluarkan pedang besarnya, sementara Raiden memakai belati miliknya.

Yun dan Lulu segera berjalan ke belakang wasit. Keduanya memang selalu seperti ini, yakni berlindung di belakang wasit yang bertugas menjadi pengadil bagi pertarungan teman mereka.

Sebuah pelindung transparan terbentuk dan menyelimuti wasit, Lulu, serta Yun. Saat wasit tersebut mulai mengangkat tangan kanannya dan dengan cepat menurunkannya.. Saat itu jugalah senjata Raiden dan Hide berbenturan.

TRAANG!

Serangan ini menghasilkan angin kejut. Raiden menahan dorongan Hide sekuat tenaga dan berusaha mencari posisi yang pas untuk menyerang balik.

"Rai, berjuanglah..!"

"Semangat Rai..!"

Yun dan Lulu terus menyerukan kata-kata pembangkit semangat untuk temannya. Keduanya begitu senang saat melihat Raiden dan Hide terus bertukar serangan.

TRANG!

Vit merupakan sebutan bagi energi di Dunia Elvort Garden. Ini tersebar di udara dan nampak berwarna putih keemasan bila terkumpul serta memadat pada sebuah senjata.

Vit dapat membuat efek serangan lebih kuat, bahkan bila seorang lawan mampu memadatkan Vit dalam jumlah banyak ketika bertarung.. Dia dapat membelah tubuh lawan hanya dengan sekali serangan.

Karena tidak ada bantuan dari sistem, seorang pemain harus mengandalkan kemampuannya sendiri. Baik itu membeli senjata berkualitas yang dapat menyerap Vit, atau berlatih keras merasakan Vit dan menyerapnya secara manual.

TRANG!

Pedang Hide merupakan senjata kelas dua, salah satu senjata mahal dan mampu menyerap Vit secara otomatis.

Senjata di Elvort Garden terbagi ke dalam lima kelas, semakin kecil angkanya.. Semakin berkualitas senjata tersebut.

BAAAM!

Raiden menghantam sebuah meja yang penuh buah-buahan. Dia terbatuk dan merasakan perutnya sakit karena baru saja mendapat tendangan dari Hide.

"Kau meremehkanku karena tidak menarik pedangmu," Titik-titik cahaya berwarna emas mulai terkumpul dan nampak menyelimuti pedang besar Hide. "Menyerahlah bila kau tidak ingin mati."

"Menyerah? Apa itu makanan?"

Hide adalah pria yang bodoh karena berani menyuruh Raiden menyerah. Pemuda dengan mata berwarna merah ini tidak pernah mau mengatakan kata tersebut.

'Kalau bisa mati.. Bukankah jauh lebih menyenangkan?'

Raiden menyeringai saat mengingat apa yang pernah dia ucapkan. Dirinya tanpa bangkit dari tempat terjatuhnya langsung berkata, "Kau bunuh aku saja. Itupun kalau kau bisa, Pengecut."

"Jangan salahkan aku jika kau kehilangan nyawamu hari ini..!!"

Hide melesat dengan pedang yang terayun kuat. Cahaya bagai bulan sabit membelah jalanan dan lalu menghantam tempat Raiden berada.

BAAAM!

Hanya sepersekian detik sampai tubuh Raiden terbelah andai dirinya tidak sigap menghindar. Hide terkejut karena serangannya meleset di detik-detik terakhir.

"Bukan, pria ini yang terlalu cepat..!"

!!

Hide terkejut saat mendapat serangan dari arah samping kiri, dia terdorong bahkan sampai menghantam dinding. Suara debamannya sangat keras, sepertinya ada tulang punggungnya yang retak.

Raiden tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dirinya mengumpulkan Vit pada belatih miliknya dan langsung melesat ke arah Hide.

TRAANG!

Serangan Raiden rupanya masih dapat ditangkis oleh Hide. Dia memuji kegesitan pemuda tersebut dalam mengayunkan senjatanya.

Hide sekuat tenaga menahan sakit di punggungnya. Dia bergerak cepat dan menyerang Raiden bertubi-tubi. Melihat lawannya hanya dapat bertahan membuatnya semakin brutal dalam menyerang.

TRANG!

TRAANG!

Yun dan Lulu terus menyemangati Raiden. Keduanya mulai khawatir sebab teman mereka dipaksa dalam posisi bertahan.

TRANG!

Raiden mencoba mengambil jarak, tindakannya membuat Hide dapat mengambil 'Potion' dari dalam saku bajunya.

Dia segera meminum 'Potion' kelas dua yang setelah masuk ke lambungnya.. Membuat luka dalam bahkan tulang punggung Hide yang retak menjadi pulih kembali.

"Ini tidak adil,"

"Aku wasit dalam pertarungan ini. Dan aku mengizinkan pemain mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya. Memiliki banyak 'Potion' penyembuhan juga salah satu kemampuan,"

Yun tidak bisa protes lagi. Dia lalu meminta Lulu untuk melempar beberapa 'Potion' ke arah Raiden. Namun, gadis kecil ini hanya akan melakukannya jika dibayar.

"Raiden itu teman kita, kenapa pada teman saja kau begitu perhitungan?! Dia bisa mati bila kau tidak menolongnya,"

Lulu seperti tidak mendengar ucapan Yun, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Temannya bahkan sampai mengguncang-guncangkan dirinya untuk mengeluarkan sebotol 'Potion', Raiden butuh bantuan.

BAAAM!

Raiden terbatuk darah, dia merasakan tubuhnya sakit tetapi senyuman tidak menghilang di wajahnya.

"Menyenangkan. Rasa sakit ini.. Ketegangan ini.. Sempurna,"

"Otaknya pasti sudah bergeser karena hantaman. Akan kuselesaikan ini dengan serangan terakhir..!"

Hide menggunakan seluruh kemampuannya, Vit yang terkumpul pada pedangnya mencapai tingkat yang maksimal.

BAAAM!

!!

Hide terkejut saat pedangnya malah berbenturan dengan sarung pedang Raiden. Ada perasaan yang mengatakan bahwa lawannya sangat berbahaya, seringaian yang dilihatnya ini jelas merupakan milik seorang penjahat.

"Siapa kau sebenarnya?"

"Apa maksudmu? Kau mulai tertarik padaku?"

Raiden mendorong keras Hide, kekuatannya jauh lebih besar daripada sebelumnya. Dia telah memberi kesempatan bagi Hide untuk menyiksa dirinya tadi, maka sekarang adalah gilirannya.

Raiden menyelipkan kembali pedangnya dan detik berikutnya menyerang Hide dengan belatih. Cara bertarungnya jauh lebih liar, gerakannya lincah dan bahkan membuat Hide kewalahan.

Belatih Raiden menyobek pakaian Hide. Mulai dari paha kanan, kedua lengan, pinggang, serta punggung. Semakin lama, serangan tersebut akhirnya menyentuh kulit Hide.

"Kau ternyata punya darah yang enak,"

!!

Hide terbelalak ketika melihat Raiden menjilat darah pada belatih di tangan kirinya. Mata merah pemuda tersebut berkilat, ini membuat jantungnya berhenti berdetak dan seketika berpacu dengan kencang.

".. Ada apa dengan wajahmu itu? Apa kau takut?"

Raiden meludahkan darah, pakaiannya kotor dan terdapat banyak koyakan. Ada darah yang mengalir di keningnya, dia juga mendapat luka sayatan pada bagian tubuh seperti lengan, dada, dan punggungnya.

Beruntung luka tersebut tidak terlalu dalam, hingga meski ada darah yang mengalir keluar.. Raiden masih dapat berdiri.

"Kau jangan terkejut. Dunia ini seperti Dump, Tempat Pembuangan. Kau dan aku adalah Trash, jadi sudah selayaknya sampah itu dibuang di tempat yang seharusnya,"

"Aku bukan sampah sepertimu! Kau mungkin sukarela masuk ke Game ini, tetapi tidak denganku!"

Hide mengepalkan erat kedua tangannya. Dia sangat marah kala mengingat bagaimana dirinya bisa datang ke Dunia Elvort Garden enam bulan yang lalu.

Saudaranya sendiri memberinya V-Gear saat dirinya berada dalam kondisi mabuk. Entah bagaimana saat bangun dia malah tiba di dunia yang aneh ini.

Perjuangan hidupnya sangat sulit untuk sampai ke titik ini. Dirinya bergabung dengan Guild 'Singa Emas' adalah agar dirinya dapat pergi mengambil misi di Tahta Gardien.

".. Aku harus pulang hidup-hidup, aku tidak mau terus di sini,"

Raiden tidak menyangka dia bertemu pemain yang sangat ingin pulang. Padahal Elvort Garden adalah dunia sempurna nan menyenangkan.

"Kau sepertinya harus mencoba mengumpulkan token dari awal untuk dapat mengikuti misi Tahta Gardien,"

Raiden mengatakan tidak bisa berbaik hati untuk sekarang, sebab token teman-temannya sedang dipertaruhkan dan dirinya sendiri menginginkan Drift terbaru.

".. Jadi, maaf saja. Tapi aku tidak mau mengalah hanya untukmu,"

Hide mendengus saat mendengar ucapan Raiden. Dia lalu berseru bahwa Raiden bahkan belum tentu menang.

Dirinya kembali melesat dan langsung ditangkis dengan baik oleh Raiden. Keduanya terus bertukar serangan dan beberapa kali menghantam bangunan.

Pertarungan ini semakin sengit saat Hide menggunakan teknik berpedang yang dirinya dapat dari sekolah terkenal di Kota Api.

!!

Raiden tersentak saat gaya serangan Hide mirip dengan hewan berkaki empat. Dia seakan-akan sedang bertarung dengan singa ganas sungguhan.

TRAANG!

"Kau hebat. Tapi sayang, kau belum pantas mendapat kehormatan berkenalan dengan pedangku,"

Raiden masih menggunakan belatihnya sebagai senjata. Dia menyesuaikan gerakannya dengan teknik bertarung Hide. Kedua temannya yang menyaksikan ini terus menyerukan namanya tanpa henti.

Pertarungan ini berlangsung hampir setengah jam. Baik Hide dan Raiden sama-sama terluka, namun yang menyerang lebih dominan memang adalah Raiden.

Pemuda dengan mata berwarna merah ini memiliki teknik bertarung yang lebih banyak daripada dirinya. Apalagi, Raiden ternyata mempunyai bakat meniru kemampuan bertarungnya.

Hide melompat mundur saat merasa dirinya mulai terancam. Sayangnya Raiden tidak membuatnya menarik napas, dia harus menangkis serangan pemuda bermata merah ini di udara.

Raiden melihat peluang, dia segera memutar tubuhnya dan memberi tendangan pada pergelangan tangan kanan Hide hingga pedang yang dipegangnya terlepas.

Raiden menangkap pedang tersebut dengan waktu yang benar-benar singkat saat dia menendang pergelangan tangan Hide tadi.

Pemuda berambut pirang yang menjadi lawannya berusaha untuk tidak berteriak kala kakinya menapak di tanah. Dia memegang kuat pergelangan tangan kanannya yang terasa sangat sakit, seakan hampir terlepas.

Raiden kembali menyerangnya saat dia dalam keadaan yang tidak siap. Hide langsung terjatuh dengan posisi berlutut saat punggungnya dipukul dengan pegangan dari senjatanya sendiri yang berada di tangan Raide.

!!

"Apa sekarang kau bisa berhenti menggangguku,"

Raiden menempelkan bilah pedang yang diambilnya pada leher Hide. Pedang ini benar-benat tajam, bahkan pemuda berambut kuning emas yang menjadi lawannya ini meringis akibat perih.

"Sekarang aku sangat ingin membunuh seseorang. Tapi akan kuberi kau pilihan, apa kau mau mengakui kekalahanmu atau.. Mati sekarang juga,"

Hide sepertinya sudah tidak kuat lagi. Penglihatannya memang mulai memburam, mungkin karena tenaganya sudah sangat terkuras habis, apalagi dengan darah yang keluar dari tubuhnya.

Meski sangat berat dan ini sudah kedua kali bagi dirinya, tetapi dia tidak boleh mati. Mengakui kekalahan memang harus dilakukannya untuk mempertahankan hidup.

Wasit mulai mengumumkan pemenang dari pertarungan ini, Raiden mengembalikan pedang milik Hide, sebelum akhirnya menjatuhkan diri di tanah.

!!

Hide melihat Raiden berbaring lemah, pemuda bermata merah tersebut masih sadar namun sepertinya telah kehilangan banyak tenaga.

Dia juga akhirnya menjatuhkan diri, keduanya berbaring dan berusaha mengontrol napas sambil memandangi langit.

"Pirang, kau mungkin tidak suka dunia ini. Tapi bagiku, tempat ini sangat sempurna.."

Raiden berujar pelan sambil tersenyum, dia merasakan ada darah yang keluar pada bekas sayatan pedang milik Hide. Meski tubuhnya saat ini sangat sakit dan begitu perih, tetapi dia menyukainya.

***

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

👍🏼👍🏿👍🏾👍🏿👍🏼

2022-11-02

1

Phoenix

Phoenix

hei Rai...apa kau tipe M ?

2022-10-02

1

Phoenix

Phoenix

oy..oy..ternyata mereka berdua tersangkanya..

2022-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!