Jujur saja, Rafa saat ini merasa sangat gemas dengan calon istrinya yang mengigau karena melihat bayangan sesosok Rafa yang sedang menggendongnya. Padahal hal ini kenyataan dan benar adanya. Hal ini kan sedang terjadi pada saat ini.
Rafa diam-diam menyunggigkan senyumannya karena kelakuan Nara yang mengigau saat Nara sekarang sedang tertidur.
"Bahkan dia tetap lucu saat tidur walaupun dia mengigau. Ah, Rafa apa yang kamu pikirkan?" batin Rafa sembari menatap wajah cantik Nara dengan tatapannya yang sangat lekat.
"Apakah aku akan melihat wajahnya setiap hari mulai esok hari? Kenapa dia terlihat sangat menggemaskan sekali. Jujur saja aku sudah terbius oleh pesona gadis Jepang yang satu ini" batin Rafa sembari menatap wajah cantik Nara dengan senyuman kecil yang mengembang di wajahnya yang tampan.
Ketika Rafa akan menurunkan Nara ke tempat tidurnya, Nara malah mengigau lagi dalam bahasa Jepang. Kini Nara mengigau tentang Aina, sahabat terbaiknya.
"Aina wa anata o nokoshite kurete yurushite kuremasu. Itsumo watashi no koto o omoidashite hoshī. Aishiteruyo Aina, shin'yū (Aina maaafkan aku yang telah meninggalkanmu. Aku harap kamu selalu mengingatku setiap saat. Aku mencintaimu Aina, sahabat terbaikku)" gigauan Nara dalam bahasa Jepang untuk sahabatnya sembari meneteskan air matanya dengan perlahan.
"Sesedih itukah dia berpisah dengan sahabatnya? Bahkan aku tidak tega melihatnya meneteskan air matanya" batin Rafa sembari menghapus air mata Nara yang masih mengalir di kedua pipinya.
Pada akhirnya Rafa menurunkan Nara yang telah berstatus sebagai calon istrinya dari gendongannya ke atas tempat tidurnya dengan perlahan-lahan agar tidak membangunkan Nara yang sedang tertidur dengan pulasnya.
Setelah menurunkan Nara dari gendongannya dan menaruhnya di atas tempat tidurnya, tak lupa Rafa menyelimuti tubuh Nara dengan selimut tebal milik Nara yang berwarna pink polos.
"Oyasuminasai, watashi no shōrai no tsuma. Ī yume o (Selamat tidur calon istriku. Semoga mimpi indah)" ucap Rafa sembari mengecup lembut puncak kepala calon istrinya.
"Entah mengapa rasanya aku tidak berani menyatakan perasaanku padamu. Sudah sejak lama aku memendamnya sendiri. Kini kita akan di persatukan dalam sebuah ikatan pernikahan. Jujur saja aku sudah lama mencintaimu Narahita Hideko Yamada" batin Rafa sembari melangkah pergi meninggalkan calon istrinya yang sedang tertidur dengan pulasnya.
Dengan perlahan, Rafa melangkah keluar dari kamar Nara. Bahkan ketika Rafa membuka pintu kamar Nara, Rafa mengusahakan agar tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan calon istrinya.
Rafa berjalan menuruni anak tangga satu per satu dengan perlahan. Hingga akhirnya Rafa pun sampai di lantai bawah rumah keluarga Yamada.
Terlihatlah di sana ada Amaya yang masih duduk mengobrol dengan suaminya, Naoki. Hanya ada Amaya dan Naoki yang sedang duduk di ruang tamu. Sementara itu sepertinya Nandito sudah tertidur di kamarnya.
"Sore wa tadashī uma o kanjimasen, ashita watashitachi no on'nanoko wa watashitachi no sentaku shita otokonoko to kekkon shimasu. Papa wa kanojo no shiawase o mitai to omotte imasu. Kore made no tokoro, Nara ni wa hidzuke ga arimasen. Nara ga shitte ita no wa kagaku kanren no sekai (Tak terasa ya Ma, besok anak gadis kita akan menikah dengan laki-laki pilihan kita. Papa ingin melihatnya bahagia. Selama ini Nara kan tidak pernah berpacaran. Yang Nara ketahui adalah dunia yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan)" ucap Naoki sembari menatap langit-langit rumahnya.
"Apa? Dia tidak pernah berpacaran? Bahkan dia lebih tertarik dengan tumpukan buku-buku dari pada para laki-laki yang tampan sekali pun. Apakah nantinya dia bisa mencintaiku?" batin Rafa yang menerka-nerka.
Rafa terus berjalan mendekati kedua calon Papa dan Mama mertuanya. Tentu saja kedatangan Rafa membuat kedua calon Papa dan Mama mertuanya terkaget-kaget bukan main.
"Pa, Ma, Rafa go home first (Pa, Ma, Rafa pulang dulu ya)" ucap Rafa kepada kedua calon Papa dan Mama mertuanya.
"Oh yes Rafa. Get ready for tomorrow, okay? (Oh iya Rafa. Bersiaplah untuk esok hari, oke?)" ucap Naoki dengan nada menggoda dan mengedipkan sebelah matanya.
"Of course Pa (Tentu saja Pa)" ucap Rafa sembari tersenyum kikuk kepada kedua calon Papa dan Mama mertuanya.
"Well, Rafa rest and prepare yourself for tomorrow. Don't forget to memorize the sentence of the consent qabul. Mama and Papa now also want to rest so that tomorrow morning they are more excited (Ya sudah, Rafa istirahatlah dan persiapkan dirimu untuk besok. Jangan lupa hafalkan kalimat ijab qabulnya ya. Mama dan Papa sekarang juga ingin beristirahat supaya esok pagi lebih bersemangat)" ucap Amaya dengan senyuman yang terhias di wajahnya.
"Alright Ma, Pa, Rafa go home first. assalamualaikum (Baiklah Ma, Pa, Rafa pulang dulu. Assalamualaikum)" ucap Rafa kepada kedua calon Papa dan Mama mertuanya sembari menyunggingkan sedikit senyuman di wajahnya yang tampan.
"Waalaikumsalam" jawab Naoki dan Amaya secara berbarengan kepada calon menantu mereka.
Karena sudah mendapatkan izin dari kedua calon Papa dan Mama mertuanya, Rafa akhirnya berjalan keluar dari rumah keluarga Yamada yang terbilang sangat luas, namun masih luaslah rumah keluarga Abayomi.
Karena rumah keluarga Yamada dan rumah keluarga Abayomi yang tidak terlalu jauh, maka Rafa tidak perlu waktu lama untuk sampai di rumah keluarga Abayomi.
Dalam waktu beberapa menit saja kini Rafa sudah sampai di rumah keluarga Abayomi. Rafa segera menaiki anak tangga yang akan membawanya menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.
Sesampainya di depan pintu kamarnya, Rafa langsung membuka pintu kamarnya dengan perlahan. Kini terlihatlah kamar Rafa yang bernuansa warna abu-abu khas anak laki-laki.
Rafa langsung memasuki kamar mandinya untuk mencuci tangannya serta menyikat giginya. Tak lupa untuk Rafa mengganti pakaiannya dengan piama tidurnya di ruang ganti.
Setelah mencuci tangan, menggosok gigi, dan mengganti pakaiannya dengan piama tidurnya Rafa langsung menuju ke tempat tidurnya untuk beristirahat.
Rafa membaringkan tubuhnya dengan perlahan. Rafa menaikkan selimutnya setinggi dadanya. Tak lupa untuk Rafa membaca doa sebelum tidur agar tidurnya menjadi nyenyak dan juga sebagai sarana beribadah kepada Allah swt. Dan tak perlu waktu lama, kini Rafa sudah tertidur pulas dan sudah berkelana ke alam mimpinya yang indah.
Keesokan paginya di rumah keluarga Yamada
"Hanī, okite mimashou ima koso junbi o suru tokidesu. Anata o kōsei suru hito wa anata o aisuru no o matsu junbi ga dekite imasu (Sayang, ayo bangun. Sekarang waktunya untuk bersiap-siap. Orang yang akan merias kamu sudah siap menunggu kamu sayang)" ucap Amaya sembari menggoyangkan tubuh putri bungsunya dengan perlahan.
"Nani? Ima wa osoidesu ka? (Apa? Sudah siang ya Ma sekarang?)" tanya Nara dengan suara khas orang bangun tidur.
"Hai, sorede anata wa sugu ni sokode shawā o abimasu (Iya, makanya kamu cepat mandi sana)" ucap Amaya sembari mendorong tubuh putri bungsunya menuju ke kamar mandi yang ada di kamarnya.
"E e, anata no atarashī shimu kādo wa sudeni sonzai shite imasu, hanī. Shawā o abitakunaidesu ka? (Oh iya, kartu sim baru kamu sudah ada lho sayang. Yakin nih nggak mau mandi?)" lanjut Amaya dengan nada menggoda kepada putri bungsunya.
"Hontōdesuka? (Benarkah?)" tanya Nara kepada sang Mama dengan kedua bola matanya yang berbinar.
"Mochiron. Sugu ni shawā o abiru (Tentu saja. Segera mandi sana)" ucap Amaya sembari mendorong lembut tubuh putri bungsunya ke arah kamar mandi yang ada di kamar Nara.
"Izen ni mo, mama wa anata no atarashī shimu kādo o anata no geitaidenwa ni insutōru shimashita, shin'ainaru (Bahkan tadi Mama sudah memasangkan kartu sim barumu di ponselmu sayang)" ucap Amaya sembari tersenyum lembut kepada putri bungsunya.
"Mama wa furui shimu kādo o sutenakatta nodesu ka? (Kartu sim lama nara tidak Mama buang kan?)" tanya Nara dengan lembut kepada sang Mama.
"Mochiron, mama wa sore o sutemasendeshita, hanī. Mama wa atarashī shimu kādo o sora no shimu surotto ni insutōru shimashita (Tentu saja Mama tidak membuangnya sayang. Mama kan hanya memasang kartu sim barumu di slot sim yang masih kosong)" ucap Amaya dengan lembut kepada putri bungsunya.
"Etto, sugu ni gakuya de shiroi doresu o kite (Eh, gaun warna putih yang ada di ruang ganti langsung kamu pakai ya)" lanjut Amaya kepada putri bungsunya yang hanya di beri anggukan kecil oleh putri bungsunya.
Tanpa banyak bicara lagi, Nara langsung berjalan menuju ke dalam kamar mandinya yang ada di dalam kamarnya. Butuh sekitar 15 menit untuk Nara menyelesaikan ritual mandinya. Kini Nara telah keluar dari kamar mandinya dengan mengenakan gaun putih yang akan menjadi gaun pernikahannya hari ini.
"Kore wa isshō ni ichido no kekkonshiki no hidesu ka? (Akankah ini menjadi hari pernikahanku yang sekali dalam seumur hidupku?)" batin Nara sembari menyunggingkan sedikit senyuman getir di wajahnya.
Dengan perlahan Nara berjalan keluar dari kamar mandi sembari mengangkat sedikit bagian gaunnya karena gaunnya agak sedikit kepanjangan.
Sang Mama yang tengah duduk di atas tempat tidur putri bungsunya pun turut berdecak kagum melihat penampilan putri bungsunya yang mengenakan gaun pernikahannya walaupun belum menggunakan make up sama sekali di wajahnya.
Amaya berjalan perlahan menghampiri putri bungsunya yang semakin mendekat ke arahnya. Ketika Amaya dan Nara sudah sangat dekat sekali, Amaya langsung memeluk erat tubuh putri bungsunya yang sesaat lagi akan di persunting oleh calon suaminya yang tak lain Rafa. Nara pun turut membalas pelukan sang Mama dengan eratnya. Seakan-akan tidak mau ada penghalang di antara hubungan antar Ibu dan Anak ini.
"Anata wa anata no kao ni hon'nosukoshi no meikuappu o shiyō shite inakute mo, anata wa anata no u~edingudoresu de hijō ni utsukushiku miemasu (Kamu terlihat sangat cantik sekali dengan gaun pernikahanmu walaupun kamu belum menggunakan make up sedikit pun di wajahmu)" ucap Amaya sembari memeluk erat tubuh putri bungsunya.
Untuk sesaat, kedua Ibu dan Anak ini saling berpelukan dengan mencurahkan segala rasa kasih sayang di dalam pelukan singkat tersebut. Hingga akhirnya datanglah seorang Make Up Artist yang telah bersiap untuk merias Nara yang hari ini akan menjadi pengantin.
"Excuse me madam, can we start making up Miss bride now? Because in 15 minutes the qabul consent program will begin (Maaf Nyonya, bisakah kita memulai merias Nona pengantin sekarang? Karena 15 menit lagi acara ijab qabulnya akan di mulai)" ucap seorang Make Up Artist dengan sopan kepada Amaya dan Nara.
"Of course miss. Sorry make you wait (Tentu saja Nona. Maaf membuatmu menunggu)" ucap Amaya dengan sopan kepada Make Up Artist tadi.
Dengan segera Nara berjalan menuju kursi meja rias yang ada di kamarnya. Ketika kursi meja rias sudah pas untuk di duduki, Nara langsung menduduki kursi yang ada di meja rias tersebut.
"Miss, what kind of makeup do you want? (Nona, anda mau riasan wajah yang seperti apa?)" tanya Make Up Artist tadi ketika melihat Nara sudah duduk di atas kursi meja rias yang ada di kamarnya.
"Just natural (Yang natural saja)" ucap Nara kepada Make Up Artist tadi dengan senyuman yang terhias di wajahnya.
Karena sudah mendengar jawaban dari Nara, Make Up Artist tadi langsung menyiapkan berbagai jenis make up dengan warna-warna yang natural untuk wajah Nara yang cantik.
Make Up Artist tadi pun memulai kegiatan merias wajah cantik Nara dengan serangkaian make up yang tentunya berwarna natural dan sangat kontras di wajah Nara yang cantik.
Make Up Artist pun juga mempersiapkan alat-alat untuk membentuk style rambut yang cocok untuk Nara hari ini.
15 menit kemudian, selesailah Nara di rias oleh seorang Make Up Artist tadi. Walau hanya di rias dengan make up yang natural, namun aura kecantikan Nara semakin terpancar. Hingga membuat siapa pun yang melihatnya akan berdecak kagum kepada penampilan Nara yang sangat sempurna hari ini.
Karena ijab qabulnya akan segera di mulai, Amaya segera menghampiri putri bungsunya untuk segera turun menghampiri keluarga Abayomi yang sudah berkumpul di bawah bersama dengan Naoki dan Nandito juga tentunya.
"Ē to, anata wa totemo kawaī saiai no hito ni miemasu. Sā, kabūru dōi ibento ga hajimarou to shite irunode, sugu ni shita ni ikimashou (Hah, kamu terlihat sangat cantik sekali sayang. Ayo kita segera ke bawah karena acara ijab qabulnya akan segera di mulai)" ucap Amaya sembari menggandeng tangan kiri putri bungsunya.
Nara hanya menjawab ucapan sang Mama dengan sebuah senyuman yang tersungging di wajahnya yang cantik.
Ceklek
Pada akhirnya Amaya dan Nara berjalan menuju ke lantai dasar tempat di mana semua keluarga Abayomi sudah berkumpul di sana.
Satu per satu anak tangga pun di lalui oleh Amaya dan Nara. Dan akhirnya kini Amaya dan Nara telah tiba di lantai dasar. Amaya dan Nara pun berjalan ke arah ruang keluarga yang merupakan tempat di mana semua keluarga Abayomi, Naoki, Nandito, serta penghulu berkumpul.
Sesampainya di ruang keluarga, semua orang menatap penuh kekaguman pada Nara. Dengan mengenakan gaun pernikahan berwarna putih, make up yang natural, serta rambur yang di sanggul membuat Nara tampil dewasa pada hari ini. Bahkan Nara tidak terlihat seperti gadis Sekolah Menengah Atas lagi, melainkan wanita dewasa yang akan menikah.
"Apakah ini benar-benar Nara calon istriku? Ini seperti bukan dirinya. Dia terlihat seperti wanita dewasa yang akan menikah bukan seperti gadis Sekolah Menengah Atas lagi. Aku tak menyangka dia akan tampil sangat elegan dan dewasa hari ini. Tidak seperti image dirinya saat sehari-hari yang identik dengan imut" batin Rafa sembari menatap wajah sang calon istri dengan tatapan yang penuh dengan kekaguman.
Amaya mengantarkan Nara untuk duduk di samping Rafa yang sesaat lagi akan berstatus menjadi suami dari putri bungsunya. Lalu Amaya mengambil posisi duduk di sebelah Rania yang sesaat lagi akan menjadi besannya.
"Apakah saudara Rafa dan saudari Nara siap?" tanya pak penghulu kepada kedua calon mempelai.
"Siap pak" jawab Rafa dengan tegasnya.
"Baiklah, kita akan segera mulai" ucap pak penghulu kepada Rafa.
Naoki selaku wali dari Nara langsung menjabat tangan Rafa, dan Rafa pun mengencangkan jabatan tangan di antara calon Papa mertua dan calon menantu ini.
"Saya nikahkan engkau Muhammad Rafardhan Abayomi bin Muhammad Raihan Abayomi dengan putri saya yang bernama Narahita Hideko Yamada binti Naoki Yamada dengan mas kawin perhiasan berlian 20 karat di bayar tunai" ucap Naoki dengan lantangnya.
"Saya terima nikahnya Narahita Hideko Yamada binti Naoki Yamada dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" ucap Rafa dengan sangat lantang.
"Bagimana para saksi, sah?" tanya pak penghulu kepada para saksi.
"Sah" ucap para saksi dengan berbarengan.
Rania dan Amaya menumpahkan semua air mata mereka melihat anak mereka yang telah resmi menjadi pasangan suami istri.
"Huhu, finally our child has officially become a married couple (Huhu, akhirnya anak kita sudah resmi menjadi pasangan suami istri)" ucap Amaya yang langsung memeluk Rania yang telah berstatus menjadi besannya.
"Yes, Maya. Now our children are officially married and they are newlyweds (Iya Maya. Sekarang anak kita sudah resmi menikah dan mereka sedang menjadi pengantin baru)" ucap Rania sembari membalas pelukan Amaya yang telah berstatus menjadi besannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Lucki RM
bingung gue pakai 3 bahasa langsung
2021-03-18
0
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-11-14
0
Sindi Paulia
sah
2020-10-25
2