Untuk beberapa saat, Nara dan Rafa masih terpaku diam di tempat mereka masing-masing. Sungguh Nara dan Rafa masih tak menyangka yang tadinya hanyalah lawan terberat di olimpiade Sains tingkat Internasional kini akan di persatukan dalam sebuah ikatan pernikahan. Sungguh takdir yang di luar nalar bagi Nara dan Rafa.
"Watashi wa mada kore ga okoru to wa omotte imasendeshita. Ā, nagai nemuri kara mezameta yōna kibun (Aku masih saja tidak menyangka ini akan terjadi. Ah, rasanya seperti baru bangun dari tidur panjangku)" batin Nara yang masih saja tidak percaya dengan kenyataan yang akan di hadapi olehnya.
"Apakah Allah mendengar doaku di sepertiga malam? Bahkan Allah mengabulkan keinginanku sekarang ini" batin Rafa yang merasa senang dengan takdirnya saat ini.
"Ah, namun aku akan menyembunyikan perasaanku sampai waktu yang tepat untuk mengungkapkannya" batin Rafa sembari diam-diam menyunggingkan senyuman di wajahnya yang tampan.
Rania merasa sangat gemas sekali dengan reaksi putra pertamanya dan juga calon menantunya yang sama-sama diam terpaku di tempatnya masing-masing.
"Come on honey, meet your future husband. Why are you all silent like this? Mama is very upset with the reaction of you two (Ayolah sayang, temui calon suamimu. Kenapa kalian malah terdiam seperti ini? Mama kan jadi sangat gemas dengan reaksi kalian berdua)" ucap Rania sembari mencubit gemas kedua pipi milik calon memantunya tersebut.
"I'm sorry auntie. I was just surprised when I saw Rafa earlier (Maafkan saya tante. Saya hanya terkejut saja ketika melihat Rafa tadi)" ucap Nara sembari tersenyum kikuk karena terpergok terdiam saat calon Mama mertuanya menyuruhnya untuk menemui calon suaminya.
"Just call me Mama. Come on, meet your future husband. What are you waiting for? Can you speak Indonesian? (Panggil saja saya Mama. Ayo temui calon suamimu. Mau menunggu apa lagi? Apakah kamu bisa berbicara bahasa Indonesia?)" ucap Rania kepada calon menantunya dengan lemah lembut.
"Yes Mama. I can speak Indonesian (Ya Mama. Saya bisa berbicara bahasa Indonesia)" ucap Nara dengan lemah lembut kepada calon Mama mertuanya.
Setelah mengatakan hal ini kepada calon Mama mertuanya, Nara langsung berjalan menghampiri Rafa yang telah menjadi calon suaminya.
Jika di lihat dengan seksama, Nara dan Rafa sangatlah cocok dengan balutan hoodie hitam putih dan rok serta celana hitam. Benar-benar pasangan yang sangat serasi.
"Kon'nichiwa rafa. Atte hisashiburi (Hai Rafa. Lama kita tidak bertemu ya)" ucap Nara yang berbasa-basi ketika sudah berada di dekat Rafa.
"U ̄ n (Hmm)" deheman Rafa untuk menjawab pertanyaan dari Nara yang merupakan calon istrinya.
"A, mōsukoshi hanasenai no? Mata, hyōjō to koe no tōn wa yūryō dōro to onaji kurai heitandeshita (Ah, apakah dia tidak bisa berbicara sedikit lebih panjang? Dan pula ekspresi wajah dan nada bicaranya itu sangatlah datar seperti jalanan tol)" batin Nara sembari tersenyum miris menatap wajah Rafa yang tampak memasang ekspresi wajah yang sangat datar.
Rania yang merasa gemas sendiri dengan kelakuan putra pertamanya pun langsung bergegas menghampiri putra pertamanya untuk memberikan pelajaran agar Rafa tidak mengulangi hal yang sama lagi.
"Rafa, don't be cold to your future wife. Make an effort to make him comfortable (Rafa, janganlah bersikap dingin kepada calon istrimu itu. Berusahalah untuk membuatnya nyaman)" ucap Rania yang tiba-tiba menghampiri putra pertamanya. Tak lupa untuk Rania menghadiahi jeweran maut di kedua telinga putra pertamanya.
"Rafi, Rai, you guys get acquainted with your future brother-in-law (Rafi, Rai, kalian berkenalanlah dengan calon kakak ipar kalian)" ucap Rania kepada putra kedua dan putri ketiganya.
"Hello brother-in-law, introduce me Raihana, usually called Rai. Now I am 12 years old (Halo kakak ipar, perkenalkan aku Raihana, biasa di panggil Rai. Kini aku berusia 12 tahun)" ucap Raihana dengan senyuman yang terhias di wajahnya yang cantik dan imut.
"Kono rai wa hontōni rafa no otōtodesu ka? Naze kanojo no kao wa rafa to futago no yō ni mienai nodesu ka? (Apakah Rai ini benar-benar adik kandungnya Rafa? Mengapa wajahnya tidak mirip dengan wajah Rafa dan saudara kembarnya?)" batin Nara sembari berfikir keras ketika melihat wajah Raihana yang berbeda dengan wajah kedua kakak kembarnya.
"Hi too Rai. It's nice to be able to meet a beautiful and cute girl like you (Hai juga Rai. Senangnya bisa berkenalan dengan gadis yang cantik dan imut sepertimu)" ucap Nara sembari mencubit gemas kedua pipi chubby milik calon adik iparnya.
Rania yang paham akan calon menantunya pasti akan merasa wajah Raihana berbeda dengan wajah kedua kakak kembarnya pun segera berjalan menghampiri calon menantunya tersebut.
"Mama knows you will feel that Rai's face is different from the faces of his two twins. Rafa and Rafi's faces tend to be similar to their papa faces. Meanwhile, Rai's face tends to be similar to Mama's (Mama tahu kamu akan merasa bahwa wajah Rai itu berbeda dengan wajah kedua kakak kembarnya. Wajah Rafa dan Rafi cenderung mirip dengan wajah papanya. Sedangkan wajah Rai cenderung mirip dengan wajah Mama)" ucap Rania dengan lembut kepada calon menantunya.
"Yes, your mother said that right. My name is Raihan, you can call me Papa because you are my future son-in-law. And tomorrow you will be my son-in-law (Ya, benar kata Mamamu. Nama saya Raihan, kamu bisa memanggil saya Papa karena kamu itu calon menantu saya. Dan besok kamu akan menjadi menantu saya)" ucap Raihan yang membenarkan ucapan sang istri.
Nara hanya menanggapi ucapan kedua calon Papa dan Mama mertuanya dengan sebuah senyuman yang tersungging di wajahnya yang cantik dan juga imut-imut khas gadis Jepang.
"Hah, nikmatnya Kak Rafa mendapatkan kado spesial dari Papa dan Mama di ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Aku juga ingin punya pacar. Tapi aku tidak ingin berpacaran dengan gadis yang hanya mengincar hartaku. Namun aku ingin mencari gadis yang bisa setia padaku. Tapi aku harus mencari di mana? Mencari pacar tak semudah mencari sayuran di supermarket" batin Rafi sembari tersenyum miris meratapi nasibnya.
Jika di bandingkan dengan kakak kembarnya, Rafi sama sekali tidak pernah merasakan indahnya berpacaran. Mungkin bisa di bilang belum merasakan karena perjalanan cinta Rafi masih jauh. Sedangkan Rafa dia memang sama sekali tidak pernah berpacaran. Malah Rafa langsung menikah dengan Nara yang merupakan gadis pilihan Mama dan Papanya yang di jodohkan dengan Rafa.
"Hello prospective brother-in-law. Introduce me Rafi, Rafa's twin brother (Halo calon kakak ipar. Perkenalkan aku Rafi adik kembarnya Rafa)" ucap Rafi sembari tersenyum senang dengan adanya sang calon kakak ipar.
Ucapan Rafi yang tak lain adalah adik kembar dari Rafa sekaligus calon adik ipar Nara membuat Nara menengok ke arah Rafi yang kini sedang menatap wajah calon kakak iparnya dengan senyuman yang tersungging di wajahnya yang tampan.
"Oh, hello Rafi too. No wonder your faces are very similar like a betel nut in half (Oh, halo juga Rafi. Pantas saja wajah kalian sangat mirip bagaikan pinang di belah dua)" ucap Nara sembari tertawa kecil.
"Even though their faces are the same, their character is very different sis. kak Rafa tends to be cold like in Antarctica. Meanwhile, Kak Rafi tends to be warm like countries on the equator (Walaupun wajah mereka sama, namun sifat mereka sangatlah berbeda kak. kak Rafa cenderung dingin seperti di antartika. Sedangkan kak Rafi cenderung hangat seperti negara di garis khatulistiwa)" ucap Raihana sembari tertawa kecil.
"Raaaai" teriak Rafa dengan geramnya kepada adik bungsunya.
"Um, I'm sorry. I accidentally (Um, maafkan aku. Aku tidak sengaja)" cicit Raihana sembari menundukkan pandangannya karena takut akan kemarahan sang kakak.
"Never mind Rafa, Raihana, don't be like this. Don't you guys want to go home and sleep? It's 12 at night, you know (Sudahlah Rafa, Raihana, jangan seperti ini. Apakah kalian tidak ingin pulang dan tidur? Sekarang sudah jam 12 malam lho)" ucap Raihan yang melerai pertikaian kecil di antara putra pertamanya dan putri bungsunya.
"Of course I want to go home and sleep Papa. Look, my eyes are black because I haven't slept (Tentu saja aku ingin pulang dan tidur Papa. Lihatlah, mataku menghitam karena aku belum tidur)" ucap Raihana sembari bergelayut manja pada lengan sang Papa.
"Okay, okay, Rai unfortunately Papa. Naoki, Amaya, and Nandito ride in a white car. Mama, Papa, Rafi, and Rai ride in a silver car. Nara and Rafa ride in a black car. Each one in our car has a driver (Oke, oke, Rai sayangnya Papa. Naoki, Amaya, sama Nandito naik mobil yang warna putih ya. Mama, Papa, Rafi, sama Rai naik mobil yang warna silver. Nara sama Rafa naik mobil yang warna hitam. Masing-masing di mobil kita ada satu supir ya)" ucap Raihan sembari menyunggingkan senyuman di wajahnya yang tampan.
"Haduh, Papa ini kok pakai pengaturan kayak gini. Masa aku satu mobil sama Nara? Untung aja ada Pak supirnya. Papa ini sengaja banget rencanain hal ini untuk mendekatkan aku sama Nara" batin Rafa sembari melirik sinis ke arah sang Papa.
"Hahaha, itulah yang Papa mau Rafa. Turuti saja apa mau Papa. Ini tidak akan menyesatkanmu" batin Raihan sembari menahan tawanya agar tidak keluar dari mulutnya.
"Dōshite Nara to rafa o 1-dai no kuruma de tsukau no? (Haduh, papa ini kenapa pakai satukan Nara dan Rafa dalam satu mobil?)" batin Nara sembari merutuki pengaturan sang calon Papa mertua yang menyatukannya dan calon suaminya dalam satu mobil.
"Alright Raihan. Let's go home now. I feel sleepy already (Baiklah Raihan. Ayo kita pulang sekarang. Aku sudah merasa mengantuk)" ucap Naoki sembari berjalan menghampiri calon besannya tersebut.
Raihan, Rania, Rafa, dan Raihana segera berjalan menuju mobil mereka yang berwarna silver. Sementara Naoki, Amaya, dan Nandito segera berjalan menuju mobil mereka yang berwarna putih, tentunya dengan tak lupa mengajak Mayu kucing kesayangan keluarga Yamada. Serta Rafa dan Nara yang berjalan menuju mobil mereka yang berwarna hitam.
Kini satu persatu mobil milik Raihan, Naoki, dan Rafa sudah mulai menancapkan gasnya dan mulai membelah jalanan Jakarta yang sepi karena sekarang sudah larut malam.
Di dalam mobil Rafa
Rafa dan Nara hanya terdiam sembari mengatur jarak di antara mereka. Rafa dan Nara duduk di kursi penumpang yang berada di tengah. Rafa dan Nara bagaikan pasangan yang sedang bertengkar karena tiada satu pun di antara mereka yang kunjung memulai percakapan terlebih dahulu.
Terilhat di sana Rafa sangat santai bersandar di sandaran kursi mobil. Rafa juga sedang mendengarkan musik dengan headphone nirkabel miliknya.
Sedangkan Nara dia masih sangat bingung untuk memulai percakapan di antara mereka. Nara sangat bosan dan ingin melakukan suatu hal. Namun sayangnya Nara belum memiliki kartu sim baru untuk berkirim pesan via Whatsapp dengan Aina, sahabat terbaiknya.
"Ē to, kare no yōna heddo fon de ongaku o kikitaidesu. Demo heddo fon o motte inakatta (Hah, aku ingin mendengarkan musik dengan headphone sepertinya. Tapi aku tidak membawa headphone milikku)" batin Nara sembari menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Rafa melirik Nara untuk sejenak. Rafa berfikir bahwa Nara ingin mendengarkan lagu melalui headphone nirkabel sepertinya. Kebetulan Rafa hanya menggunakan satu headphone nirkabel miliknya. Satu lainnya tidak Rafa gunakan.
"Heddo fon de ongaku o kikitaidesu ka? Anata ga nozomunara, watashi wa mada sorera no 1tsu o motte imasu. Katahō shika kinai (Apakah kamu ingin mendengarkan musik dari headphone? Jika kamu mau aku masih ada salah satunya. Aku hanya memakai salah satunya saja)" ucap Rafa dengan santainya seperti sedang bersantai di pantai.
"Mochiron suru yo. Heddo fon wa doko ni arimasu ka? (Tentu saja aku mau. Mana salah satu headphone milikmu?)" tanya Nara sembari menatap wajah calon suaminya yang sangat tampan.
Tanpa berkata-kata Rafa langsung menyerahkan salah satu headphone nirkabel miliknya. Dengan segera Nara memasngkan headphone milik calon suaminya di telinga kirinya. Tanpa bertanya-tanya kepada calon istrinya perihal lagu yang akan di putar, Rafa sudah lebih dulu menyalakan musik yang secara otomatis akan tersambung di headphone nirkabel miliknya yang terpakai di dirinya dan calon istrinya karena menggunakan koneksi bluetooth.
Rafa menyalakan lagu My Love dari Weslife melalui playsit yang ada di aplikasi Spotify miliknya.
"Kare wa tashika ni on'nanoko no konomi o shitte imasu. Watashi wa kono My rabu no yōna romanchikkuna janru no eigo no uta ga hontōni sukidesu (Dia benar-benar tahu selera gadis. Aku sangat menyukai lagu-lagu berbahasa inggris yang bergenre romantis seperti lagu My Love ini)" batin Nara sembari memejamkan matanya secara perlahan-lahan.
Lama-kelamaan Nara terhanyut akan suasana lagu My Love yang sangat romantis sekali. Nara tertidur dengan posisi menyandar di sandaran kursi mobil. Benar-benar menggemaskan sekali ketika Nara sedang tidur. Nara tertidur dengan posisi terdiam seperti bayi.
Rafa tak sengaja melihat Nara yang tertidur dengan posisi menggemaskan seperti bayi pun turut berdecak kagum dengan Nara yang sangat menggemaskan ketika sedang tertidur dengab pulasnya.
"Apakah setiap tidur dia selalu seperti ini? Benar-benar menggemaskan sekali dia saat tidur seperti bayi saja" batin Rafa sembari diam-diam menyunggingkan senyuman di wajahnya yang tampan.
Tak terasa kini mobil milik Rafa telah memasuki halaman kediaman keluarga Yamada. Sang supir pun memberitahukan kepada Rafa dan Nara bahwa mereka sudah sampai di kediaman keluarga Yamada.
"Maaf Tuan muda dan Nona muda, sekarang kita sudah sampai di kediaman keluarga Yamada" ucap sang supir yang memberitahukan kepada Rafa dan Nara.
"Oh, iya pak" jawab Rafa sembari menatap lekat pada Nara yang sedang tertidur dengan pulasnya.
"Aku tak tega jika membangunkannya. Dia terlihat sangat kelelahan sekali karena perjalanan 6 jam menuju ke Indonesia. Apakah aku harus menggendongnya? Ah, aku akan menggendongnya saja" batin Rafa sembari mempersiapkan dirinya untuk menggendong calon istrinya yang tengah tertidur dengan pulasnya.
Rafa mematikan musik yang masih menyala. Tak lupa Rafa mematikan sambungan bluetooh yang masih tersambung. Lalu Rafa mengambil headphone nirkabel yang masih ada di telinga Rafa dan juga telinga Nara.
Rafa perlahan membuka salah satu pintu mobilnya. Rafa segera menggendong Nara dengan posisi brydal style. Nara bahkan tak bergeming sedikit pun ketika Rafa menggendongnya.
Rafa berjalan dengan perlahan sembari memasuki rumah keluarga Yamada yang tak kalah luas dengan rumah keluarga Abayomi. Rafa sama sekali tidak merasa keberatan saat menggendong Nara karena berat badan Nara yang ideal.
"Tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan. Sangat ideal untuk ukuran seorang gadis. Tapi kenapa dia bisa terdiam ketika sedang tertidur? Sangat menggemaskan sekali" batin Rafa sembari terus berjalan menyusuri rumah keluarga Yamada.
Amaya diam-diam menyunggingkan senyuman di wajahnya ketika melihat Rafa hendak memasuki rumah keluarga Yamada sembari menggendong Nara yang tertidur dengan pulasnya.
"Nara overslept. Sorry to bother you Rafa (Nara ketiduran ya. Maaf jadi merepotkanmu Rafa)" ucap Amaya yang tiba-tiba saja datang menghampiri Rafa yang sedang menggendong Nara.
"Ah, it's okay Ma. Where is Nara Ma's room? (Ah, tidak papa Ma. Dimana kamar Nara Ma?)" ucap Rafa dengan panggilan "Mama" kepada calon Mama mertuanya.
"Nara's room is on the 2nd floor. On the edge near the stairs with a white door bearing the name 'Narahita' (Kamar Nara ada di lantai 2. Di pinggir dekat tangga dengan pintu berwarna putih bertuliskan nama 'Narahita')" ucap Amaya dengan lemah lembut sembari menyunggingkan senyuman di wajahnya yang cantik.
"Okay Ma, thanks (Oke Ma, terima kasih)" ucap Rafa sembari berjalan menghampiri anak tangga yang akan membawanya menuju ke kamar Nara.
Rafa segera menaiki anak tangga yang akan membawanya menuju ke kamar Nara dengan perlahan-lahan. Hingga akhirnya Rafa pun tiba di depan pintu kamar Nara. Rafa langsung membuka pintu kamar Nara yang berwarna putih hingga terlihatlah kamar Nara yang bernuansakan pink putih khas kamar anak perempuan.
"Warna kamarnya sangat lembut. Perpaduan yang pas antara warna pink dan putih" batin Rafa sembari tersenyum kecil.
Ketika Rafa akan menurunkan Nara dari gendongannya, Nara malah mengigau tentang seseorang yang sedang menggendongnya.
"Ē to, kare wa watashi o hakonde imasu ka? (Hah, apakah dia menggendongku?)" ucap Nara yang mengigau sembari mengelus lembut wajah Rafa yang sangat tampan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
darsih
puyeng bhsa nya ampe 3 bhsa...🤦♀
2020-10-27
3
Sobariah
lieurrrr bahasanya...
2020-10-12
1
ayyona
love 💖💖
2020-10-09
1