Happy Reading🍁
Audy yang sudah rapih dengan bajunya langsung turun kebawah dengan membawa tas selempang. Ia mulai memakan sarapannya yang sudah disediakan oleh abangnya. Sedangkan abangnya sudah pergi untuk melamar kerja disebuah perusahaan katanya.
Audy yang sudah kelar sarapan langsung membuka hp dan menatap chatannya dengan alfa. Jam sudah menunjuk pukul 9, dan alfa belum juga datang. Namun audy tidak lelah untuk menunggu, ia duduk diteras rumah dan kunci pintu ia bawa karena hanya ada dua kunci satu dia dan satu lagi abangnya.
Ayahnya? Tentu saja dilarang mempunyai kunci karena keteledorannya. Tak lama alfa sampai dengan mengklakson motornya.
Tin tin tin
Mendengar itu audy langsung berlari kecil dan tersenyum kearah alfa, dibalaspun dengan senyuman. "Maaf ya telat, tadi sempet nyasar. Oh iya ini helmnya dipake ya princess."
"Siap pangeran." Ujarnya segera ia naik ke motor alfa dan memeluk pinggang alfa dengan lancang. Alfa yang merasa dipeluk tubuhnya menegang namun cepat ia rileks kembali dengan sebelah tangan kirinya ia mengelus lembut tangan audy dipinggangnya itu.
"Gapapa peluk aja yang erat, biar gak jatuh." Balas alfa yang membuat audy tambah mengeratkan pelukan itu, kepala audy tidak diam ia juga menyender dipunggung alfa.
Alfa tersenyum melihat tingkah audy dari spionnya. "Siap berangkat?"
"Hm.. Ayo berangkat." Bisiknya.
Alfa langsung mengendarai motornya dengan pelan dan hati hati, karena ia ingat tidak mengendarai sendiri melainkan membawa penumpang spesial. Sebelum kekosannya alfa mampir kemini market membeli bahan sayur untuk hari ini dan esok.
Sampai kosan, audy segera turun dari motor sembari membantu bawaan belanjaan alfa. "Ini kosan kamu?" Unjuknya kearah nomer 3, alfa mendongak lalu menggeleng kearah audy. "Bukan."
"Lalu yang mana?"
"Nomer 6, jalan aja nanti sampe kok." Ujarnya sembari mencari kunci rumahnya ditas selempang.
Audy sudah berdiri diteras kosannya. Alfa langsung buru buru membukakannya, dengan pintu yang terbuka. "Silahkan masuk, princess."
"Aw, thank you prince." Senyumnya. "Kamu duduk aja dulu, kita makan dulu atau langsung ngerapihin?"
"Kayaknya langsung rapihin aja deh kalau udah kelar baru makan sekalian makan siang."
"Oke, aku bawa barang barang aku, nanti kamu yang masukkin kekardus ya."
"Siap 86!" Alfa terkekeh mendengar suara semangat audy, begitupun audy yang melihat tawa alfa ikutan terkekeh. 3 jam mereka rapih rapih, dan audy sudah mengisolasikan kardus terakhir dan alfa yang mengangkatnya didekat pintu kamarnya. "Nah sekarang kita minum dulu, istirahat 10 menit lanjut kita masak, gimana?"
"Oke. Kamu bisa masak emangnya?"
"Bisa, karena aku sudah terbiasa hidup sendiri."
"Ohh, ceritain dong tentang kerjaan kamu jadi barista di kafe Sunflower?"
"Eh? Kamu tau aku disun?"
"Aku pernah liat kamu disana, kamu ngegantiin mas agus kalo gak salah, ya?"
"Oh kamu termasuk sekumpul empat remaja itu?" Tanyanya diangguki oleh audy. "Pantes, pernah liat muka kamu dimana selain di memori aku."
"Hehe, sepertinya wajahku sudah melekat dipikiranmu ya fa?"
"Iya dong, kan kamu adalah gadis yang mewarnai hidupku dimasa dulu." Jawabnya , audy sedikit merenung hanya masa dulu? Tidak masa sekarang? "Audy hei!" Panggil alfa dengan menjentikkan jarinya didepan wajah audy.
"Eh iya apa? Kenapa?" Jawab audy saat sudah tersadar dari lamunan. "Kamu yang kenapa? Kenapa bengong, ayo kita masak untuk makan sudah jam set 1, setelah itu kita solat."
"Oh iya, ayo kita masak." Balas audy dengan bangun dari duduk dilantai. Dan jalan lebih dulu meninggalkan alfa yang menatapnya dari belakang. Sedikit terkekeh melihat tingkah audy, namun sedikit menjanggal diotaknya mengapa ia berbicara seperti itu tadi?
Audy bukan mewarnai dimasa dulu, dia pun mewarnai masa sekarang dan masa yang akan mendatang nanti. Pikirnya dengan menghendakkan kedua bahunya dan berjalan kedapur yang sudah terlihat audy memakai celemek hitamnya. Alfa melihat gerakan dan cekatan audy memotong sayuran dengan pisau besarnya seperti orang yang sudah biasa. Alfapun langsung menghampiri audy dengan duduk didepan meja dapur di mini barnya.
"Wahh masak apa ini tuan putri?"
"Aku masak tumis buncis udang, ayam balado, sama sayur bayam. Lauknya sedikit gapapa kan?" Tanyanya sembari menatap manik mata alfa. Alfa mengangguk dan menatap mata binar audy dengan lembut. "Gapapa kok.. Segitu juga cukup."
"Aku cek nasi dulu ya?" Lanjut alfa namun ditahan oleh audy. "Gak usah, nasinya aku udah bikin soalnya kosong tadi, kamu duduk aja lagi biar masak urusan aku."
"Baik nyonya." Balas alfa dengan senyuman lebar dan kembali duduk seperti semula. Lalu suara ketukkan pintu terbunyi alfa langsung bangkit dan berjalan kedepan, sedangkan audy hanya fokus ke masakannya. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, eh bu bos ada apa?" Tanya alfa tak lain ibu kos disini. "Ehh nak firza.. Maaf mengganggu kamu beneran mau pindah dari sini?" Tanya ibu kos yang dipanggil bu bos olehnya.
"Iya bu, saya sudah dapat rumah minimalis didekat tempat kerjaan saya. Jadi lebih baik saya tinggal disana dan meninggalkan tempat ini."
"Wah sayang banget gak ada kamu lagi dong nak.." Ucapnya dengan muram entah kenapa ia merasa sangat menyayangi firza yang tak lain alfa. Lalu audy yang sudah kelar memasak berjalan kedepan yang masih memakai celemek alfa. "Alfa ada siapa? Gak disuruh masuk?" Tanya audy yang sudah berada dibelakang alfa.
Alfa menoleh dan menarik tangan audy. "Sini kenalin, ini bu bos pemilik kos ini.. Dan bu kenalin ini audy-"
"Ini yang gadis kecil yang kamu ceritain itu bukan?" Tanyanya kearah alfa yang sedikit mengernyit namun mengangguk. "Wah senangnya bisa ketemu sama gadis kesayangan nak firza, kenalin nama saya bu tina kamu bebas manggil saya apa, dan tadi nama kamu siapa nak?" Tanyanya sembari menggenggam jemari audy.
"Nama saya maudy bu dipanggil audy." Ujarnya dengan senyuman manis.
Bu bos terpana dengan senyumannya. "Wah nak Firza pintar sekali mencari gadis manis seperti audy. Kalau gitu saya balik dulu deh takut mengganggu kalian."
"Eh? Ngga makan bareng dulu bu? Aku udah kelar masak, makan aja disini bu?" Ajak audy dan dibalas gelengan.
"Gak perlu, ibu harus ngurus anak asuh dirumah. Kalau begitu ibu pulang dulu ya, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Balas mereka berdua, lalu audy menoleh kesamping. "Ayo makan, masakan dah jadi." Ajaknya menarik tangan alfa dengan sedikit menutup pintu namun tidak terlalu rapat.
Alfa hanya bisa mengikuti langkah audy dibelakang punggung audy, ia merasa senang sangat senang. Betapa indahnya jika ia hidup bersama dengan gadis didepannya ini. "Ayo duduk, malah melamun."
"Eh iya, kelihatannya sangat enak nih." Ujarnya saat melihat tataan masakan ala audy dengan resep gadis itu ditambah sepiring nasi dengan air putih segelas untuknya.
"Pasti enak dong.. Ayo makan, udah jam segini habis itu solat." Balas audy yang sudah duduk dihadapan alfa dengan mengambil lauk dipiring. Alfa pun mengikutinya dan menyuapi dengan semangat, matanya pun langsung terlihat binaran seperti anak kecil yang diberi eskrim.
"Wahh! Hebat audy! Kamu pintar sekali masak.. Ini enak banget, jadi pengen dimasakin terus." Jawabnya dengan melahapkan makanan dan menambah tumisannya dengan kuah bayam.
"Syukur deh, jika kamu menyukainya.. Habiskan kalau masih mau.. Oh iya di lemari pendingin aku udah ngebumbuin daging yang dipotong potong.. Kamu kalau laper dimalam hari dipanggang saja." Jelasnya dijawab anggukan oleh alfa karena tidak bisa menjawab dengan mulut yang penuh.
Audy melihatnya tertawa bahagia.. Ah seandainya setiap saat seperti ini, mungkin dia tidak akan pergi kemana mana selain ke mini market.
Dan bersamanya.
---Bersambung---
Jangan lupa like ceritaku dan mampir baca kecerita lainnya
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments