Bertemu dengannya

Happy Reading🍁

"Hei, kenapa kau telat?" Tanya seseorang dibalik badannya. "Oh maafkan saya, tadi ada sedikit kecelakaan dipertengahan jalan. Maaf saya janji tidak akan mengulangnya lagi." Ujarnya.

"Yasudah kau bersiap saja untuk mengganti gilang, anak magang itu izin tidak masuk hari ini karena ibunya sakit."

"Ah iya, baik pak.. Kalau begitu saya permisi." Ujarnya kepada atasannya itu. "Huftt.. Nasib nasib, kenapa harus bertemu dengan seorang gadis yang dibawah umur lagi?" Gerutunya.

Lalu ia bergegas untuk merapihkan tataan rambutnya agar kelihatan lebih fresh untuk menghadap seorang tamu. Ia hari ini bekerja disebuah perusahaan yang menjadi Front office, penerima tamu yang berdatangan.

"Selamat pagi, maaf saya terlambat." Sapanya dipagi hari.

"Ah tidak apa apa Pak Alfa. Anda baru terlambat sehari dalam 3 tahun ini. Jadi diwajarkan kok." Ucap Pak Syamsul supervisor FO. "Ah terima kasih banyak pak.. Saya tidak akan mengulanginya lagi." ujarnya dengan senyum manis yang buat siapa yang menatapnya terpesona walaupun dia hanya seorang Office Boy.

"Ya bagus, pertahankan ya. Saya kedalam dulu."

"Iya pak."

Selama jam kerja alfa sangat sibuk mengurus kertas kertas kedatangan tamu dan selalu mengangkat telepon jika ada kebutuhan dari orang lantai atas. Waktu berjalan dengan sangat cepat, dan sekarang waktu sudah menunjukkan jam 12 waktunya makan dan beribadah.

Alfa masih menunggu penggantinya, saat sudah datang ia langsung bergegas solat dimushola dan makan dikantin basement. Selesai solat ia langsung menuju kekantin untuk mengisi perutnya yang sedari tadi berdemo. Ia duduk dikursi kosong dibawah kipas. Tak lama seseorang duduk dihadapannya, karena penasaran ia langsung mendongak dan menatap orang itu.

"Em.. Hai?" Sapa orang itu dengan rasa, canggung? "Oh hai.. Maaf siapa ya?"

"Kamu gak inget aku?" Alfa menggeleng dan orang itu mendesah kecewa.

"Beneran gak inget? Kita selalu main bareng loh dulu, waktu itu kamu umur 17 tahun dan aku umur 14 tahun. Dan kamu adalah teman pertamaku selain sepupuku, kemudian 8 bulan kita bermain kamu menghilang seperti tenggelam laut." Celoteh orang itu yang tak lain Maudy loresti.

"Tunggu bentar, kamu, jangan bilang, kamu gadis kecil ditaman?" Ucap ragunya dengan kernyitan didahi dan jawaban itu membuat audy girang. "Jadi kamu inget aku? Selama ini kamu kemana aja? Aku nungguin kamu selama 3 tahun 4 bulan." Balasnya dengan muka ketekuk.

"Maaf, aku hanya mengingat gadis kecil ditaman, dan aku tidak ingat selebihnya karena aku mengalami kecelakaan." Jelasnya dengan perasaan sedih jika melihat tatapan sendu gadis dihadapannya dan entah kenapa ia merasa nyeri didada.

"Haah? Kamu pernah kecelakaan? Terus kamu gapapa? Jangan bilang kamu amnesia?" Khawatirnya dengan panik diwajah sembari menyelidiki apakah ada bekas luka. "Aku gapapa hanya saja ya, aku terkena amnesia yang menghapus beberapa ingatan." Balasnya sembari menyuapkan makanannya dengan pelan.

"Ohh, kalau begitu kita ulang perkenalan ditamannya. Salam kenal namaku Maudy Loresti umur 18 tahun kelas 12 SMA, kamu?" Kata audy dengan mengulurkan tangannya dihadapan alfa.

"Salam kenal, namaku Firza Alfatur dipanggil alfa umur 21 tahun." Balas jabatan tangannya membuat debaran dikeduanya terdengar. Seketika telinga alfa memerah ntah karena ia baper atau ia malu? Malu untuk apa?

Begitupun dengan audy yang tidak bisa kondisikan degupan jantungnya yang sedang berdisko didalam sana ditambah pipinya yang sudah merah merona. "Sepertinya, ehm.. Bolehkah aku minta nomer hape mu?" Tanyanya dengan memberi hpnya yang sudah berada ditangan kanannya.

"Eh hp? Oh tentu saja. Kuharap kita bisa bertemu lagi kedepannya." Balas audy sembari meraih hape alfa lalu mengetik nomor dihape alfa lalu memberinya.

Alfa yang sudah menerima hp ditangannya langsung mengetik nama spesial untuk audy. Tiba tiba perasaan senang menghampirinya, ia seketika ingin terus selalu bersama dengan gadis dihadapannya ini.

'Maudy S' Save. Sengaja ia menambahkan huruf S yang berarti Spesial dihatinya semoga saja.

Flashback

'Lalu aku harus apa meta?'

'Temui dia, aku akan minta bantuan keteman hackerku untuk melacak keberadan alfa.'

'Kamu datang saja dikantin jam makan siang, aku yakin dia ada disana. Aku akan menemanimu audy, jangan takut.' Lanjutnya seketika meta berucap memakai kata 'aku-kamu' dihadapan audy sepupunya. 'Oke, tolong bantuannya ya tata.' Panggilan sayang audy terhadap sepupunya. Langsung diangguki oleh meta.

'Iya, hapus tuh ingus sama air mata kamu.. Nanti aku ijinin kamu pulang bilang aja kamu sakit.' Jelasnya.

'Iya.'

Flashback off

Saat ini audy dan alfa masih bercakap cakap, alfa yang ingin mengetahui masa dulunya bagaimana, dan ia juga menceritakan masa sibuknya. Dan betapa bahagianya alfa bahwa audy benar benar gadis yang ia idamkan karna audy adalah gadis yang tidak suka ribet.

Audy adalah gadis yang pengertian dan itu membuat ia nyaman berdekatan dengannya. "Udah setengah satu, aku harus balik kerja lagi. Oh iya boleh gak kita foto bareng seperti dulu katamu." Pintanya setelah mereka berdiri untuk keluar kantin bersama audy.

"Boleh, ayo sini keluar jangan disini suasananya terlalu aneh." Ajaknya sembari menarik tangan alfa dengan pelan dan ternyata audy mengajaknya berdiri mendepani tembok putih yang sangat terang dan pas untuk jadi background.

"Dah nih.. Bagus nanti aku kirim, aku juga harus samperin sepupu yang udah nemenin aku kesini."

"Jadi kamu kesini sengaja."

"Iya, aku udah capek nunggu kamu ditaman tapi kamu gak datang datang, jadi aku minta tolong cari keberadaan kamu dan ketemu deh.. Maaf ya aku lancang tau semua kerjaan kamu secara gak langsung."

"Gapapa kerjaan juga gak perlu ditutupi, jadi tenang saja. Kalau begitu ayo biar aku antar kamu kelobby." Ucapnya saat sudah memasuki lift menuju lobby. Dan sepanjang jalan diantara keduanya tidak ada yang sadar bahwa tangan mereka masih bersautan. Yang membuat mereka bisa merasakan kehangatan secara tidak langsung.

Lift terbuka dan terpampang lantai lobby dan audy melihat meta yang sudah menunggunya. "Kalau begitu aku pamit pulang ya.. Em,.." ucapannya tergantung saat Audy menatap tautan tangan mereka.

Alfa melihat arah tatapan Audy langsung mengarah ketangannya Dengan rona merah ia melepaskan segera dengan mengacak rambut belakangnya yang tak gatal. "Eh maaf, aku gak ngeh.. Yaudah hati hati dijalan, nanti aku Wa kamu gapapa?"

"Gapapa, aku akan nunggu. Dadah.. Semangat bekerja, Alfa." Senyum audy yang alfa lihat sangat manis jika senyuman itu menyebabkan penyakit dia mungkin akan diabetes setiap hari melihatnya.

Setelah audy pulang bersama sepupunya, alfa pun langsung balik bekerja kedatangan audy ntah kenapa membuatnya lebih semangat untuk menyelesaikan urusannya. Dia mengecek hapenya untuk mencari tau tabungan diatmnya, dan ternyata cukup untuk membeli rumah minimalis dijakarta.

Ia memang sudah niat diantara hari ini atau lusa dia akan pindah rumah dari kosannya. Karena selama ini ia tinggal pisah dengan rumah orangtuanya dengan alasan terlalu jauh dan membuatnya lelah jika harus bulak balik. Selesai bekerja, dia langsung datang kerumah orang yang menjual tanah sekaligus rumah yang akan ia miliki.

"Terima kasih pak, maaf saya mengganggu." Ujar alfa dengan sopan.

"Tidak apa apa, saya seharusnya yang mengucapkan terima kasih pada nak alfa, karena saat ini saya sudah menjadi pengangguran dan lagi istri saya sakit. Dan ekonomi saya semakin turun." Jujurnya Pak saleh mantan pemilik rumah tersebut.

"Baik pak, kalau begitu saya permisi terlebih dahulu.. Karena saya harus mengurus berkas ini."

"Iya silahkan, nak."

"Assalamualaikum. Saya pamit."

"Waalaikumsalam, hati hati nak." Balasnya dengan senyuman.

Sedikit bercerita, istri pak saleh ini tidak bisa memiliki seorang anak karena suatu kejadian yang merengut anak pertamanya dalam perut dan itu juga melukai organ dalam tubuh istrinya. Singkatnya ada seorang diluar sana yang berniat menghancurkan hidup mereka.

Alfa langsung mengurus berkasnya hari ini karena jika ia menunda waktu ia pastikan tidak ada waktu lain karena penuh dengan kerjaan. Berjam jam berlalu yang tadinya siang sekarang sudah menjadi malam.

Alfa langsung membuka pintu kosan dengan lemah, setelah terbuka ia segera masuk dan mengunci kembali. Dia berjalan kearah kamarnya dan berniat bersih bersih namun niatan itu hilang karena ia merebahkan tubuhnya kekasur lumayan empuk miliknya. "Ah akhirnya kelar juga.. Untung besok libur dua hari mungkin besok sudah mulai beberes kali ya?"

Tanyanya kepada langit kamar, tiba tiba sesuatu lewat dibenaknya yang membuat dia langsung terduduk dan mengambil hape disaku celana. Ia langsung mencari nomer yang sudah ia tandai berbentuk hati.

Melihat jam ia langsung mendesah pelan dan ragu untuk menekannya. Otaknya menolak namun sarafnya menggerakkan sendiri dan berakhir mendial someone special.

 

 

---Bersambung---

Jangan lupa like ceritaku dan mampir baca kecerita lainnya

Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!