Happy Reading🍁
Yang diingat oleh alfa adalah sebuah taman, taman yang membuatnya mengenal dengan seorang gadis kecil itu. Namun apa dayanya yang ingatannya terlalu kecil dengan kapasitasnya, jika ia memaksa mengingatnya sakit akan menyerang kekepalanya.
Dan itu sangat sakit, membuatnya sedikit depresi dibuat itu. Alfa duduk dikasurnya dan berbaring diatasnya. Ia mencoba mengistirahatkan tubuhnya dan menguras memori dulu sedikit demi sedikit ia bisa melihat bahwa taman itu penuh dengan anak anak dan orang tua yang menemani.
Namun ada gadis yang berdiri sendiri didekat pagar, wajah gadis itu sangat familiar saat ini. Lebih dekat ia melihat wajah itu dan lebih dekat kepalanya berdenyut sakit. "Argh! Sial!" Umpatnya saat kepalanya terasa berat dan sesak seperti dada ditekan oleh barang berat.
Alfa langsung memejamkan mata dan nafasnya yang ia atur pelan agar sakitnya segera hilang. Perlahan lahan, denyutan dikepalanya hilang secara perlahan dan itu membuatnya lega. Alfa yang sudah merasa jauh lebih baik, ia langsung berniat membersihkan diri dan tidur.
Di pagi hari jam 7 lewat 20 menit seorang gadis berlari dengan cepat ia kelura dari perumahan dan melewati jalur yang membuatnya cepat sampai. Namun saat ia ingin menyebrang gadis itu tidak menengok kanan kiri dan mengakibatkan ia tertabrak oleh motor. "Aw!" Gadis itu terjatuh, lutut dan tangannya terluka akibat jatuh diaspal.
Pengemudi motor langsung turun dan sedikit kaget akan seseorang muncul tiba tiba, dan lagi jalur kecil ini sangat jarang dilewati orang kecuali dua orang yang bertabrakan ini. "Astaga! Oh maafkan saya.. Saya tidak tau bahwa kau akan muncul tiba tiba." Ujar pengemudi itu dan menatap gadis itu dengan tatapan khawatir.
"Kau baik baik saja? Ah tidak kau terluka, sini saya obati terlebih dahulu." Ujarnya sembari menuntun gadis itu kepinggir. Sedangkan gadis itu hanya berdiam karena ia merasa familier dengan muka orang tersebut. Seperti pernah melihatnya namun dimana? "Apa kau baik baik saja? Kau sejak tadi terus berdiam?"
"Eh? Ah tidak-tidak apa apa.. Hanya saja sedikit syok." Jawabnya saat lamunannya terputus oleh suara didepannya. "Oh syukurlah.. Nah lutut dan tanganmu sudah saya obati, jadi saya akan mengantarmu ke.. Sekolah mungkin?"
"Eh tidak usah.. Cukup kok karena kaka sudahh mengobati lukaku sudah cukup."
"Tidak tidak, kau berlari karena terlambat kan? Biar saya antar kesekolahmu." Ujarnya sembari menuntun gadis ini kemotornya. Disuruhnya gadis itu duduk miring saat ia sudah berada dijok motor. Wajahnya tampan, lumayan untuk dikejar. "Pegang saja baju saya, bahaya jika kau tidak berpegangan." Perhatian sekali, beruntung jika wanita mendapatkannya.
Dan gadis itu langsung melakukannya apa yang si pengemudi itu ucapkan. Si gadis tersadar bahwa ia belum mengucapkan alamat sekolahnya. "Eh kaka? Tidak bertanya alamat sekolahku?"
"Tidak perlu, saya sudah mengetahuinya diseragammu yang tak lain adalah sekolah favorit dijakarta bukan?"
"Ah iya,.." Balasnya dengan pipi memerah. Memalukan, kenapa kau sangat bodoh.
Setelah sampai didepan gerbang sekolah dan satpam keluar bertanya kenapa murid itu terlambat. Sedikit berbohong agar gadis itu selamat dari hukuman. "Maaf pak, tadi saya tidak sengaja menabraknya saat ia sedang berjalan dan saya langsung membawanya kerumah sakit untuk mengobati lukanya." Belanya dan itu membuat gadis tersebut speechles. Sampai ia terpikir Apa tadi baru saja ada seseorang membelanya?
"Oh begitu.. Kamu tidak apa apa nak? Nanti saya bilang kesemua guru agar kamu dilewatkan saja karena kecelakaan pagi ini. Terima kasih sudah membawanya dengan selamat mas."
"Ya, sama sama.. Saya memang harus tanggung jawab akan hal itu. Kalau begitu saya pamit terlebih dahulu, permisi." Ucap alfa sembari berbalik dan menaiki motornya. Baru saja ia ingin menstater suara gadis itu menghentikannya. "Maaf..,"
"Ya?"
"Kalau boleh tau nama kaka siapa? Siapa tau kita bertemu kembali, dan aku ingin sekali mengajakmu makan bareng." Kata gadis itu sedikit menunduk karena terlalu lemah melihat mata pengemudi itu. Pengemudi itu tersenyum kecil mlihatnya dan langsung mengulurkan tangannya yang membuat gadis itu mendongak. "Kenalkan nama saya Firza Alfatur dipanggil Firza. Kamu?" Kenalnya dan gadis itu dengan riang membalas uluran tangan alfa.
"Floren Ratuyani. Salam kenal ka Firza." Balasnya dengan senyuman dan dibalas senyuman juga.
"Kalau begitu saya permisi, dadah flo.. Sampai jumpa kembali."
"Hati hati ka! Makasih!" Sedikit berteriak saat alfa sudah menjauh dari jaraknya.
Gadis yang bernama flo langsung memasuki halaman sekolah dan didampingi oleh satu guru yang tak sengaja lewat dan dipanggil oleh satpam tersebut. Flo tersenyum manis sampai kelasnya dan dipandangi aneh oleh sahabatnya. "Ini anak kenapa? Setelah kecelakaan jadi mengerikan begini?" Gidik sahabatnya bernama Meta Latusya.
"Tau nih dateng dateng senyum gajelas gitu, jangan jangan?" Ucap gantungnya Leona Bungarsy. "Jangan jangan apa?" Tanya flo dengan penasaran lanjutan sahabatnya itu.
"Lo kerasukan setan? Aw!" Tanyanya dan diakhiri oleh ringisan ona akibat dijitak oleh meta. "Temen lo gila! Jangan ngomong sembarangan ah, serem."
"Habisnya dia senyum senyum gitu."
"Udah, jadi kamu kenapa bisa sesenang itu flo?" Tanya gadis yang sedari tadi terdiam karena membaca novel kesukaannya.
"Oke, jadi gini ceritanya.. Gua tadi terlambat dan lari keluar perumahan, terus gua lewat jalur kecil yang bermanfaat itu tapi muncullah motor yang sialnya langsung nabrak gua. Terus si pengemudi ini yang bikin gua salfok karena wajah dan ketulusannya, dia nolongin gua, ngobatin gua, dan nganter gua kesekolah.. Dan yang bikin gua seneng adalah gua udah tau namanya tuh cowo!" Semangatnya dengan menggebu gebu.
"Heh? Gila lo? Nasib atau keberuntungan itu?" Heboh ona dengan wajah tak kalah semangat.
Meta penasaran dengan nama si pemilik motor lalu ia langsung mengucapkan pertanyaan itu dari otaknya. "Terus namanya siapa? Pasti wajahnya juga gantengkan gegara denger lo salfok pasti tampan banget kan tuh orang?"
"Namanya Firza Alfatur, sumpah dari namanya aja udah keren banget gimana orangnya." Jawab flo yang membuat salah satu gadis terdiam tak bergeming. "Siapa, siapa tadi namanya?" Tanyanya sekali lagi dengan suara serak.
"Ish lo gak denger dy? Namanya Firza Alfatur, padahal flo duduk disamping lo. Gua aja denger, terus gimana kelanjutannya?" Celetuk ona dengan raut wajah kesal ntah apa yang membuat ia menjadi kesal. Sedangkan gadis yang dipanggil dy terdiam dan yang melihat raut wajahnya hanya meta yang peka. Dan meta tau siapa itu nama pria itu, tak lama gadis itu berdiri dan pergi dari meja dengan wajah nahan nangis.
"Aku ketoilet dulu ya." Ijinnya dan hanya diangguki oleh kedua temannya sedangkan meta hanya diam menatap sahabatnya itu.
"Gua keluar sebentar ya. Wa gua kalo guru dah dateng." ucap meta kepada dua orang itu dan segera ia mengikuti audy.
Seorang gadis membasuhkan wajahnya dengan air yang mengalir di wastafel. Sedikit air mata mengalir dan langsung ia hapus oleh air basuhan diwajahnya. "Sampai kapan lo menahan perasaan itu dy?" Tanya meta tiba tiba yang sudah berada dibelakangnya.
Gadis itu terkesiap, seraya mengelus dadanya dengan pelan. "Kamu ngagetin aku, met."
"Jawab gua maudy! Sampai kapan kamu menahan perasaan itu? Sampai dia muncul kembali? Atau sampai dia ketemu sama kamu?" Tanya meta dengan bertahap tahap membuat maudy mengusap wajahnya dengan kasar.
Ya gadis itu bernama Maudya Loresti. Gadis kecil yang dulu bersama Alfa selama 8 bulan dan ia baru merasakan kehilangan alfa dibulan kesembilan. "Aku gak tau! Dia hilang mendadak dan buat aku bingung sama perasaan ini! Jadi aku harus gimana meta? Sedangkan saat ini dia udah nunjuk diri dihadapan sahabatku yang sekarang lagi bapernya."
"Ya lo tinggal jujur sama yang lain klo lo udah punya seseorang yang kamu cintai dan itu adalah orang yang nolongin flo.!" Jelasnya. "Dan apa aku tega?" Tanyanya kepada meta yang hanya berdiam kaku mendengar pertanyaan itu.
"Nggakan, kamu tau sendiri aku tuh orangnya gak tegaan dan itu buat aku semakin sakit. Tapi aku gak berani melakukan itu." Ujarnya dengan isakkan membuat meta menghampirinya dan merengkuh tubuh mungil itu dengan menepuk punggung audy pelan.
"Lo gak sendiri dy, lo ada gua. Gua akan selalu disamping lo, lo harus kuat, temuin dia dan ucapkan perasaan lo sebelum flo bertindak."
Meta melepaskan pelukannya dan menatap audy, dengan tangan kanan ia membantu menghapus air mata yang jatuh dari mata binar yang sangat cantik itu. "Gua bantu, sampai lo ketemu sama dia, walaupun di tempat kerjaannya."
"Gimana caranya?" tanya Audy yang hanya dibalas senyuman saja oleh Meta.
---Bersambung---
Jangan lupa like ceritaku dan mampir baca kecerita lainnya
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments