Pungut Bayi [ Markhyuck ]
PB | 04
Pagi telah tiba, menampakkan cahaya nya yang hangat serta angin yang sejuk.
Sekarang sudah pukul 07.38 pagi.
Bel sekolah sudah berbunyi beberapa menit lalu.
Mark dan Haechan sudah ada di kelas, duduk di bangkunya masing-masing. Well yeah, meski sebenarnya mereka bersampingan dan satu meja.
Mengingat soal Chenle, bayi itu kini berada di rumah keluarga Haechan. Pagi tadi mereka datang untuk menitipkan Chenle dan di sambut baik oleh Mae dan juga Papinya Haechan.
Haechan melirik Mark yang sedang memainkan handphonenya, sedikit mendengus kesal menatap pria itu.
Haechan
"Mark, ayo ke kantin.." ajaknya.
Mark berdehem pelan, tampak tak menghiraukan Haechan. Matanya masih terfokus pada game ep ep yang tengah ia mainkan. Ia tengah mabar dengan Changbin. Suara tembakan pistol dari handphone itu sangat terdengar karena volume mereka yang sengaja di kuatkan.
Changbin
"kiri goblok! Nunduk!"
Mark
"tai lo numbalin gue!"
Mark menghela nafas kasar, melemparkan handphonenya itu ke meja dan menimbulkan suara gebrakan yang cukup keras. Matanya perlahan menatap samping, yang dimana ada sosok manis yaitu Haechan yang sepertinya tengah sinis padanya.
Mark
"kenapa?" Menaikkan sebelah alisnya heran.
Yang di tanya mendengus. Lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas. Mark yang menatap itu berpikir kemudian, netranya melihat jam di dinding kelas itu [pukul 10.15] pantas saja. Sudah waktunya istirahat! Mark ikut beranjak dan mulai menyusul kepergian Haechan.
Haechan tengah duduk sendiri, menyantap makanannya itu sendiri. Sebelum sosok makhluk halus di depannya ini tiba. Mata Haechan mendelik ke arah Mark yang hanya menampilkan cengiran khasnya. Pria itu datang juga sambil membawa nampan berisi makanan.
Mark
"jangan natap gue kek gitu, ntar suka" ucapnya sembari tersenyum seakan menggoda.
Haechan
Memutar bola matanya malas, "Najis!"
Mark
"jangan gitu sama calon suami, Chan.."
Haechan
"HALU LO ANJENG!" teriaknya yang membuat sebagian orang di kantin menatapnya.
Haechan
"biarin." celetuknya.
Mark hanya menggelengkan kepalanya menatap perilaku Haechan. Ga niat ngatain sih, soalnya kan mereka 14 16 jadi wajar.
Haechan memakan makanannya dengan sedikit kesal. Mark yang melihat itu berinisiatif memberikan daging ayam di nampan miliknya ke nampan milik Haechan, harap-harap sebagai tebusan karena sudah mengacangi si manis.
Mark
"makan, dan gue minta maaf karena ga hirauin ajakan lo tadi."
Perlahan obrolan mereka terhenti, 5 sosok makhluk halus sampai dan langsung duduk tanpa izin serta menampilkan senyuman lebar mereka— kecuali satu orang.
Jeno datang dengan santai, menepuk bahu Mark pelan lalu duduk di samping pria itu sembari meminum ice coffee nya. Itu kegemaran Jeno.
4 lainnya. Jaemin, Renjun, Beomgyu dan Felix datang dengan heboh nya.
Jaemin
"heyyo wasup bro, chaniee!!" duduk di samping Haechan, menggetarkan tubuh Haechan membawa ketantrumannya.
Beomgyu
"Kak Chan!! Gemesnya gyuuu!!" memekik lalu langsung memeluk Haechan dari samping.
[ Jaemin kiri, Beomgyu kanan. Mark— Haechan? Hadap-hadapan. ]
—kursi—
Kursi | ==meja== | kursi
—kursi—
Renjun
"Cieelah Babik!! Ngedet lo berdua?!"
Felix
"Mana ada ngedet di kantin tolol! Semua orang boleh di sini kali! dongo"
Renjun
"kurang ajar lo sama yang lebih tua?!"
Felix
"sadar diri banget kalau udah tua, hati-hati keriput, jangan lupa skinker ya tuaaa" ledeknya yang membuat Renjun sepertinya akan meledak.
Renjun
"wah... SIALAN ANAK IPS!!"
Haechan
"berisik Renjun!! Gue juga anak IPS kali! Dasar kelas IPA!!"
Mark dan Jeno sebagai orang tenang hanya diam, memejamkan matanya sesekali kala mendengar teriakan mereka. Memutuskan untuk pergi, begitupun Jeno. Lagipula es punya Jeno dan makanan milik Mark sudah habis, jadi apa yang harus ia lakukan di sana? Tidak ada selain nonton keributan.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit lalu.
Haechan mengambil tas nya lalu keluar dari kelas meninggalkan Mark.
Di parkiran. Haechan di hadang oleh beberapa temannya yang berasal dari kelas IPA.
Jaemin
"eh nanti gue main ke tempat lo ya? Kangen nih nimbrung sama lo"
Haechan
(gimana nih? Mana mau ngambil chenle juga, ga mungkin gue titipin ke Mae terus kelamaan.)
Haechan
"kayaknya gabisa deh"
Haechan
"ada urusan gue, kapan-kapan aja deh.."
Jaemin
"yah... Ga asik lo ah, pending dulu kek gabisa emang?"
Renjun
"tau nih, lo ga kangen apa nimbrung ma kita-kita?"
Haechan
"tiap hari kita nimbrung di kantin, Ren."
Renjun
"y-ya... Kan, beda?!"
Haechan
"udahlah, kapan-kapan aja ya cintakuuu. Gue ada something yang ga bisa di ganggu gugat, jadi kapan-kapan aja oke? Sip!"
Setelah itu Haechan masuk ke dalam mobil milik Mark, yang tak lama juga si pemilik datang.
Mark
"ada apa nih berdiri depan mobil gue? Nge fans? cakep? Gue tau" pedenya.
Jaemin dan Renjun memberikan ekspresi jijiknya, apa-apaan itu.
Jaemin
"pede banget gile lo?"
Jaemin
"ayo pergi aja njun" ucapnya lalu menarik lengan Renjun pergi dari sana.
Mark menggaruk belakang rambutnya yang tak gatal, emang dia salah ya? Pede dikit doang padahal.
Haechan
"Mark!! Cepetan! Kita pergi ke rumah Mae!" ujarnya dari dalam mobil.
Mark tersadar lalu berjalan memutar, masuk ke dalam mobil bagian kemudi. Setelah itu melajukam mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah.
Bubu Taeyong
"serius, Ten?"
Mae Ten
"iya, terus mereka mau rawat gitu."
Bubu Taeyong
"ya ampun, anak gue Ten... Baik banget ya kan???? Oh my God, anak gue" ujarnya sedikit heboh.
Bubu Taeyong
"ish, biarin gue terbang kali."
Bubu Taeyong
"mereka udah pulang kan ya?"
Mae Ten
"udah, itu mungkin mereka"
Ten pun pergi membuka pintu, dan benar. Anak-anak mereka sudah pulang dari sekolah. Menyuruh mereka masuk terlebih dahulu.
Mark
"loh, bubu di sini?" tanyanya saat melihat bubunya.
Bubu Taeyong
"mau liat cucu bubu dong"
Mark
"hah? Cucu? Siapa? Anak bubu ga ada ya yang nikah sama anak Mae Ten.."
Bubu Taeyong
"ck! Kamu tuh ya!"
Bubu Taeyong
"ini loh, cucu bubu!" menunjuk ke arah kereta dorong bayi di sampingnya.
Mark
"iya itu cucu bubu, anak Mark sama Haechan ya Bu, hehe.." cengirnya.
Haechan yang melihat itu memutar bola matanya malas.
Mark
"diem aja sih lo, ikut-ikut!"
Haechan
"ya lo, bawa-bawa nama gue! Setan lo!"
Mae Ten
"dijaga kata-katanya sayang."
Haechan
"e-ee maaf Mae..."
Mae Ten
"oh ya tadi Mae beliin kereta dorong buat Chenle."
Mae Ten
"buat di makan! Ya di pake lah!"
Haechan
"ih, Mae sabar dong"
Haechan
"oh ya papi mana?"
Haechan
"oh yaudah, aku bawa lele pulang ya Mae."
Bubu Taeyong
"buru-buru banget Chan?"
Haechan
"gapapa tante, soalnya gamau nanti ngerepotin."
Bubu Taeyong
"kayak sama siapa aja kamu, manggilnya juga kenapa masih Tante? Kan udah bubu bilang panggil aja kayak Mark panggil bubu, oke."
Haechan
"ee iya deh, bubu"
Mark
"jadi bawa pulang ga?"
Haechan membawa chenle ke dalam gendongannya, bayi itu rupanya tertidur.
Mae Ten
"kereta dorongnya bawa aja Mark, taroh di bagasi."
Haechan
"yaudah, Mark sama Haechan pamit ya Mae, Bubu.." pamitnya.
Mae Ten
"iya hati-hati dijalan"
Bubu Taeyong
"suruh Mark buat jangan ngebut ya!"
Comments