Bab 11 ( Andrew Giandra )

Lima tahun berlalu pernikahan yang dijalani Hasta bersama Anjani seperti di neraka. Setiap hari Anjani mengajaknya bertengkar. Wanita itu selalu membuat Hasta pusing dan tidak bisa membiarkannya hidup tenang. Setelah menikah mereka tinggal di sebuah rumah yang dihadiahkan keluarga Sanjaya untuk putri tunggalnya.

Anjani selalu membahas anak pada Hasta karena desakan kedua keluarga. Bagaimana bisa dia mempunyai anak sedangkan lima tahun lamanya Hasta tidak pernah menyentuhnya. Bahkan sekedar mendekatinya saja Anjani mengalami kesulitan. Sudah berbagai cara ia lakukan agar bisa meluluhkan hati suaminya, tetapi sampai saat ini di hati pria itu hanya ada nama kekasihnya.

“Jesan … Jesan … dan Jesan terus! Mas, istri kamu itu aku, Anjani. Bukan wanita itu yang sudah lama mat! juga sampai kapan pun kau tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi. Sampai kapan kau akan mengabaikanku, hiks. Apa tidak ada sedikit harapan untukku,” isak Anjani.

“Mungkin bagimu Jesan sudah tiada tapi aku sangat yakin jika suatu saat nanti akan bertemu dengannya kembali,” seru Hasta.

“Lima tahun, Mas. Apa belum cukup untukmu meyakini jika memang Jesan sudah tiada?” lirih Anjani.

“Cukup, Anjani. Aku lelah, aku tidak ingin membahas apapun lagi denganmu. Kau yang meminta pernikahan sepihak ini bukan aku! Jadi, sekarang tidak usah mengeluh dan merasa kau yang tersakiti,” pekik Hasta lalu meninggalkan Anjani melangkah pergi menuju kamarnya. Ya, mereka tidak satu kamar karena sampai kapan pun Hasta tidak mau tidur bersama Anjani, tetapi saat keluarganya datang berkunjung mereka satu kamar agar kedua orang tuanya tidak curiga pada mereka.

“Aku sudah sangat bersabar, Mas. Apa kurangnya aku, apa kurangnya cintaku jika dibandingkan dengan wanita itu, hiks. Salahkah aku mencintai, Hasta sampai kau sangat tega memperlakukan ku seperti ini. Sakit …rasanya sangat sakit, hiks” isak Anjani menangisi hidupnya yang hancur hanya karena cinta yang tidak berbalas dari pria yang sudah lima tahun menjadi suaminya.

Tok

Tok

Hasta membuka pintu kamarnya dan terlihat asisten rumah tangganya membawakan nampan berisikan makanan lalu ia mempersilahkannya masuk,”Tuan, nona Anjani berpesan agar kali ini makannya harus dihabiskan,” ucap mba Inah.

“Iya, terimakasih,” sahut Hasta.

Mba Inah pun melangkah pergi keluar, Hasta hanya menatap sekilas makanan itu. Lalu ia kembali duduk di kursi melanjutkan pekerjaannya. Tidak lama notif pesan pun sampai di ponselnya,”Tuan, jangan lupa besok ada meeting dengan perusahaan Giandra. Semua proposal sudah aku kirim kan melalui email kau tinggal baca saja,” isi pesan dari sang asisten.

Lalu ada pesan kembali sampai di ponselnya dan itu dari Anjani,”Maafkan aku selalu mengajak mu bertengkar. Aku mohon kali ini habiskan makanan mu. Anggap saja itu memberian dari sahabatmu bukan dari seorang istri yang sampai kapan pun tidak pernah kau ingin kan kehadirannya,” Hasta mengerutkan dahinya sangat dalam setelah membaca pesan dari Anjani.

“Maafkan aku juga, Anjani. Bukan maksud ku tidak menginginkanmu tapi memang cinta tidak akan bisa dipaksakan,” gumam Hasta yang beralih menuju meja kecil dan duduk di sofa tunggal lalu menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh Anjani.

*

*

“Aku sudah membaca proposal perusahan mu. Aku setuju dengan keuntungan yang perusahaan kalian berikan. Semoga kerjasama ini bisa berjalan dengan baik sampai batas waktu yang sudah kita tentukan,”

Hasta berjabat tangan dengan kliennya yang mana seorang CEO dari perusahaan Giandra, setelahnya mereka menikmati makan siang di restoran tersebut tempat mereka mengadakan meeting.

Sssttt

Akhhh

“Maaf, Tuan Andrew saya tidak sengaja,” ungkap sekretaris Hasta yang mana menumpahkan segelas kopi yang masih panas mengenai jas kliennya.

“Modus tuh dia, mau cari perhatian seperti biasanya,” bisik Rama pada Hasta.

“Biarin aja daripada dia terus mengangguku lebih baik dia cari mainan baru,” balas Hasta.

Mereka berdua sedikit menggosipkan sekretarisnya yang memang agak agresif apalagi jika sudah bertemu dengan klien yang menurutnya tampan. Andrew Giandra putra tunggal keluarga Giandra memang sangat tampan. Pria yang memiliki kulit putih postur tubuh yang sempurna, dan parasnya yang tampan seperti pria Bule, berhidung mancung. Wanita mana yang tidak akan jatuh cinta ketika melihat Andrew.

Sekretaris itu membantu Andrew membuka jasnya dan membawanya ke toilet untuk dibersihkan. Padahal Andrew sudah menolaknya, tetapi wanita itu memaksa dan Andrew tidak bisa menolaknya lagi.

Dreet

Dreet

Ponsel Andrew berbunyi, tetapi ia terlihat kesulitan mengambil ponselnya di saku celananya karena tangannya merasa panas dan sulit menggenggam sesuatu. Saat ponselnya sudah berada diujung saku Hasta pun membantunya untuk mengambilkan ponsel itu. Andrew meminta ia menekan tombol hijau dan menekan speaker agar bisa terdengar suaranya lalu diletakkan lah ponsel itu di atas meja.

“Ha,-“

“Kakak … kau di mana? Aku menunggumu dari tadi di bandara. Apa kau lupa menjemputku?” pekik seorang gadis dari sebrang sana.

Hasta dan Rama saling menatap, ia tidak asing dengan suara wanita yang ada di telepon. Jantung Hasta berdetak sangat kencang,”Suara itu … mirip sekali dengan suara Jesan,” lirih Hasta seraya memgangi dadanya yang sedikit sesak.

“Ya ampun iya, kakak lupa. Baiklah, kau tunggu saja di sana kakak akan menyusul,” ucap Andrew.

“Gak usah, aku sudah di taksi dan sebentar lagi sampai rumah. Aku marah sama kakak!”

Tut tut

Andrew menarik napas sangat dalam dan ia pasrah dengan kelakuan adiknya yang selalu merajuk. Ia langsung bersiap untuk kembali ke rumah dan berpamitan pada Hasta dan Rama. Hasta mengejar Andrew yang sudah sedikit menjauh.

“Tuan Andrew, tunggu sebentar,” pekik Hasta.

Langkah Andrew terhenti ia pun menoleh ke belakang yang mana Hasta sudah berada dihadapannya,”Ya, kenapa Tuan Hasta? Apa ada yang harus kita bicarakan lagi mengenai kerjasama ini?” tanya Andrew.

“Hmm, bu-bukan itu,” gumam Hasta seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Kening Andrew mengerut melihat tingkah Hasta yang agak laen menurutnya,”Kau mengatakan sesuatu, Tuan Hasta?” Andrew menatap Hasta penuh selidik.

“Maaf jika aku lancang, siapa yang menelepon tadi. Apa dia adikmu aku mendengar dia memanggil mu kakak,” tanya Hasta penasaran.

Andrew terdiam seolah ia tidak ingin menjawabnya dan Hasta merasa tidak enak karena Andrew menatap Hasta sperti terheran dan ia pun sedikit risih,”Ah … tidak perlu di jawab, Tuan. Baiklah aku pergi dulu,” pamit Hasta.

“Iya, dia adik ku. Apa kau tertarik dengannya? Kapan-kapan aku akan mengenalkanmu siapa tau kau cocok dengannya dan kita bisa menjadi ipar,” ujar Andrew yang mana membuat langkah Hasta terhenti.

Hasta tertunduk lesu karena harapannya lagi-lagi pupus. Ia berharap jika gadis itu adalah Jesan tapi mendengar Andrew mengakui gadis itu adiknya ia merasa kecewa karena Hasta sangat tau jika Jesan tidak mempunyai keluarga dan hanya seorang diri.

“Tidak, Tuan. Aku hanya bertanya karena suara adikmu mengingatkan ku pada seseorang. Seorang gadis yang sangat aku cintai,” lirih Hasta tanpa menoleh lalu ia melanjutkan langkahnya meninggalkan Andrew.

“Benarkah kau mencintainya? Lalu bagaimana dengan dia … dia yang saat ini menjadi istrimu yang merupakan cinta pertamaku, Tuan Hasta,” gumam Andrew.

*

*

Bersambung.

Episodes
1 Bab 1 ( Aku tertarik dengannya )
2 Bab 2 (Merasa tidak pantas )
3 Bab 3 ( Bayar pake cinta kamu aja )
4 Bab 4 ( Merahasiakan hubungan )
5 Bab 5 ( Aku ingin pergi ke London )
6 Bab 6 ( Kegelisahan Hasta )
7 Bab 7 ( Anjani Rahma Sanjaya )
8 Bab 8 ( Aku terlambat )
9 Bab 9 ( Di mana kau sekarang? )
10 Bab 10 ( Akhirnya kau milikku )
11 Bab 11 ( Andrew Giandra )
12 Bab 12 ( Pantai ... aku tidak mau kesana lagi )
13 Bab 13 ( Merahasiakan keberadaan ku )
14 Bab 14 ( Bertemu kembali )
15 Bab 15 ( Akan ku pastikan mereka membusuk di penjara )
16 Bab 16 ( Menikah diam-diam)
17 Bab 17 ( Cemburunya Hasta )
18 Bab 18 ( Mencintai istrimu sejak lama )
19 Bab 19 ( Aku akan membongkar perselingkuhanmu, Mas)
20 Bab 20 ( Hidup macam apa yang aku jalani )
21 Bab 21 ( Dia pantas menerima pukulan dari ku )
22 Bab 22 ( Sampai mati pun aku tidak akan mau bercerai)
23 Bab 23 ( Inilah akhir dari hidup ku )
24 Bab 24 ( Kebencian keluarga Sanjaya )
25 Bab 25 ( Wanita pembawa sial )
26 Bab 26 ( Aku ingin kau membebaskan Hasta )
27 Bab 27 ( Bertemu menantu )
28 Bab 28 ( Kedatangan sosok Anjani )
29 Bab 29 ( Terakhir kalinya aku menemui mu )
30 Bab 30 ( Panggilan Tuan adalah panggilan kesayangan untuk mu )
31 Bab 31 ( Dia masih memiliki tahta tertinggi di dalam hatiku)
32 Bab 32 ( Permintaan maaf Sarah dan Vanes )
33 Bab 33 ( Apa kau akan percaya, Tuan )
34 Bab 34 ( Penyesalan mu akan sangat terlambat )
35 Bab 35 ( Rencana jahat Sarah dan Vanes )
36 Bab 36 ( Koma)
37 Bab 37 ( Hukman untuk Jesan )
38 Bab 38 ( Ganti papa Korea )
39 Bab 39 ( Pengangkatan Rahim )
40 Bab 40. ( Suami tidak berguna )
41 Bab 41 ( Tidak bisa memaafkan)
42 Bab 42 ( Di mana putra ku, Tuan )
43 Bab 43 ( Sakit mental )
44 Bab 44 ( Penjara 10 tahun )
45 Bab 45 ( Aku ingin ke makam putra ku )
46 Bab 46 ( Itu namanya Karma untuk mu )
47 Bab 47 ( Jajan di luar )
48 Bab 48 ( Aku minta cerai )
49 Bab 49 ( Wanita tidak sempurna )
50 bab 50 ( Kakak terbaik )
51 Episode 51 ( Sudah lama aku ingin )
52 Bab 52 ( Kesempatan)
53 Bab 53 ( akhirnya kau datang juga )
54 Episode 54 ( kembalinya Vanes )
55 Episode 55 ( Keajaiban )
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 ( Aku tertarik dengannya )
2
Bab 2 (Merasa tidak pantas )
3
Bab 3 ( Bayar pake cinta kamu aja )
4
Bab 4 ( Merahasiakan hubungan )
5
Bab 5 ( Aku ingin pergi ke London )
6
Bab 6 ( Kegelisahan Hasta )
7
Bab 7 ( Anjani Rahma Sanjaya )
8
Bab 8 ( Aku terlambat )
9
Bab 9 ( Di mana kau sekarang? )
10
Bab 10 ( Akhirnya kau milikku )
11
Bab 11 ( Andrew Giandra )
12
Bab 12 ( Pantai ... aku tidak mau kesana lagi )
13
Bab 13 ( Merahasiakan keberadaan ku )
14
Bab 14 ( Bertemu kembali )
15
Bab 15 ( Akan ku pastikan mereka membusuk di penjara )
16
Bab 16 ( Menikah diam-diam)
17
Bab 17 ( Cemburunya Hasta )
18
Bab 18 ( Mencintai istrimu sejak lama )
19
Bab 19 ( Aku akan membongkar perselingkuhanmu, Mas)
20
Bab 20 ( Hidup macam apa yang aku jalani )
21
Bab 21 ( Dia pantas menerima pukulan dari ku )
22
Bab 22 ( Sampai mati pun aku tidak akan mau bercerai)
23
Bab 23 ( Inilah akhir dari hidup ku )
24
Bab 24 ( Kebencian keluarga Sanjaya )
25
Bab 25 ( Wanita pembawa sial )
26
Bab 26 ( Aku ingin kau membebaskan Hasta )
27
Bab 27 ( Bertemu menantu )
28
Bab 28 ( Kedatangan sosok Anjani )
29
Bab 29 ( Terakhir kalinya aku menemui mu )
30
Bab 30 ( Panggilan Tuan adalah panggilan kesayangan untuk mu )
31
Bab 31 ( Dia masih memiliki tahta tertinggi di dalam hatiku)
32
Bab 32 ( Permintaan maaf Sarah dan Vanes )
33
Bab 33 ( Apa kau akan percaya, Tuan )
34
Bab 34 ( Penyesalan mu akan sangat terlambat )
35
Bab 35 ( Rencana jahat Sarah dan Vanes )
36
Bab 36 ( Koma)
37
Bab 37 ( Hukman untuk Jesan )
38
Bab 38 ( Ganti papa Korea )
39
Bab 39 ( Pengangkatan Rahim )
40
Bab 40. ( Suami tidak berguna )
41
Bab 41 ( Tidak bisa memaafkan)
42
Bab 42 ( Di mana putra ku, Tuan )
43
Bab 43 ( Sakit mental )
44
Bab 44 ( Penjara 10 tahun )
45
Bab 45 ( Aku ingin ke makam putra ku )
46
Bab 46 ( Itu namanya Karma untuk mu )
47
Bab 47 ( Jajan di luar )
48
Bab 48 ( Aku minta cerai )
49
Bab 49 ( Wanita tidak sempurna )
50
bab 50 ( Kakak terbaik )
51
Episode 51 ( Sudah lama aku ingin )
52
Bab 52 ( Kesempatan)
53
Bab 53 ( akhirnya kau datang juga )
54
Episode 54 ( kembalinya Vanes )
55
Episode 55 ( Keajaiban )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!