Rasa Yang Tak Lagi Sama
Suatu sore kita bertemu ditaman syurga. Dibawah guguran dedaun.Beratap senja yang mulai memancarkan kilaunya. Kau menatapku penuh kekaguman. Aku sangat menikmati suasana ini bersamamu.
Kau mulai mendekatiku merapikan rambut yang menutupi wajahku. Semakin dekat hembusan nafas mu terasa hangat membuat gemuruh dihatiku. Angin sore ini seperti aliran rasa yang selama ini kau tunjukkan padaku.
Kau tersenyum, sungguh kau terlihat sangat manis sekarang. Aku membalas senyummu. Maukah kau hidup bersamaku selamanya,bisikmu.
Aku sangat mengerti perasaanmu kau sangat mencintaiku. Kau ingin memiliki ku seutuhnya. Tapi apa kau lupa jika kita masih harus mencapai cita cita untuk masa depan kita kelak?.
"Hmm, sangaat.. sangaat.. sangaat mauuuu...."
Teriakku di akhir kata. Aku tak peduli banyak orang yang kini menatap kita berdua. Mungkin mereka mengira kita pemuda yang lagi dimabuk Cinta.
"Tunggu sampai aku menjemputmu dan membawamu ke istana kita berdua."Kau mencium punggung tanganku cukup lama
"Kau harus janji membawaku setelah kau sukses, Promise!." Aku mengangkat jari kelingkingku tanda perjanjian kita, kau dengan cepat menautkannya.
Hari ini aku sangat bahagia bisa menikmati waktu bersama mu.Entah pasti setelah ini kita akan jarang bertemu. Kau sibuk dengan dunia barumu menuju penentuan masa depan yang kau raih. Begitupun aku, aku akan berjuang menata hati ini hanya untuk mu.
"Promise.Aku janji akan tetap menjaga hatiku untukmu. Aku besok berangkat jam sembilan pagi kau harus ada disaat akhir waktu ku kota ini."
Walau berat melepaskanmu di negeri orang, pastinya disana banyak bidadari bidadari cantik. Aku takut hatimu akan goyah. Tapi aku akan percaya kepadamu. Selalu.
"Aku akan datang." Ku usahakan tersenyum walau ada rasa takut kehilanganmu.
" Terimakasih, I Love You Lisa." Kau memelukku begitu erat, aku tahu kau juga berat meninggalkanku. Kau harus mengejar cita citamu kuliah ke Jerman.
"I Love You More Rasyad." Aku membalas pelukanmu hangat yang ku rasa, aku pasti akan merindukan pelukan ini.
Senja semakin tua berganti dengan kegelapan, hanya cahaya dari bulan dan Bintang yang menerangi. Seperti kehidupan ini yang selalu berputar tidak hanya senang yang kita rasa tapi ada kesedihan dan kepahitan pasti kita rasa.
Karena itu aku akan tabah menjalani hidup tanpamu, mungkin rasa takut ini lebih besar dari rasa ikhlasku.
"Aku antar pulang, hari mulai gelap." Ajak Rasyad mulai berjalan tetap menggandengku meninggalkan taman syurga. Dia mengajakku ke taman syurga karena mitos yang didengarnya
"Nak jika kau ke taman syurga dengan pujaan hatimu, menghabiskan waktu bersama.Keinginan dan kebersamaanmu akan tetap terjaga dengannya.
Kau akan bahagia selamanya dengan orang itu."
Itu yang diucapkan Rasyad kepadaku.Dan kau tahu siapa yang mengatakan itu??.
Mamanya, yah mama Rena yang mengatakannya. Entah itu fakta atau mitos, karena mama Rena juga pernah melakukannya dengan orang yang sekarang dipanggil papa oleh Rasyad. Aku hanya berharap cerita papa dan mama nya Rasyad akan terjadi juga pada kami berdua.
Aku hanya tertawa mendengar ceritanya, tapi kau berkata.
"Aku sangat percaya dengan mitos ini, semoga kita akan bersama selamanya. Kau juga percayakan?? ."
Tanyamu, aku hanya menganggukkan kepala, tanda setuju. Sebenarnya hatiku berkata lain aku kurang yakin cerita semacam itu. Hanya saja aku menghargai pendapatmu.
******
*Lisa*
Di perjalanan aku suka momen ini dimana aku bisa memelukmu, merasakan Wangi tubuhmu yang selalu ingin ku hirup setiap hari. Melewati, menerjang angin malam yang kian menusuk tulang, kau berkata.
"Selama aku disana jangan pernah kamu dibonceng laki laki lain selain aku."
Aku suka sifatmu yang seperti ini, itu artinya kau cemburu, kau benar benar sayang dengan ku.
Aku tersenyum semakin erat memelukmu menenggelamkan kepalaku di punggung mu yang lebar.
"Apa kau cemburu jika aku dibonceng laki laki lain??
apalagi lebih tampan darimu."
Aku mencoba menggodanya, ingin tahu apa reaksinya , Rasyad yang kukenal bukan tipe pemarah. Selama 3 tahun bersamanya Rasyad selalu tenang menghadapi sikap ku yang suka jahil.
"Nggak, aku nggak cemburu.Hanya saja kata dilan aku sedang tidak percaya diri."
Lucu sekali jawabannya, bukankah sama saja ya artinya??
aku tertawa sampai memukul pelan punggungnya.
"Aneh, kau sangat aneh." Jawabku disela sela tawaku.
"Aneh apanyaa? ."Tanyanya mengeraskan suara karena kalah dengan suara montor lainnya.
"Itu artinya sama bukan?? cemburu.. "ku tekankan di akhir kata 'cemburu'.
"Tidak itu..." Kau mencoba mengelak tapi dengan cepat kupotong kata mu.
"Nggak usah ngelak, jujur saja jika kamu cemburu itu artinya kamu sayang sama aku, bukankah seperti itu??. " Tanyaku.
"Yahh kau benar sayang, tapi beda artinya aku bukan cemburu tapi kurang percaya diri."
Aku menghela nafas panjang, tetap saja jika berdebat denganmu kau selalu susah mengalah. Tak terasa kita sampai di depan rumah ku.
" Oke aku mengalah kau sedang tidak percaya diri.
Tapi apapun itu aku janji nggak akan boncengan sama cowok lain."
*******
Akhirnya kau mulai menghilang dari pandanganku. Aku memasuki rumah orang tuaku yang cukup besar. Ayah ku bekerja sebagai asisten atau sekretaris seorang CEO di perusahaan Anugrah Jaya. Sedangkan mama ku seorang desainer yang cukup terkenal, mama memiliki 3 butik di berbagai kota.
Aku bersyukur walau kedua orang tuaku sesibuk apapun, mereka tidak pernah mengabaikan kasih sayangnya kepada anak anak mereka.
Aku merupakan anak kedua, kakak ku laki laki sedang kuliah di Jerman, mungkin tahun ini dia pulang. Sedangkan yang ketiga adik ku Dion dia masih kelas 11 SMA, yang kudengar dari teman temannya sih dia playboy. Tapi entahlah aku tidak ingin tahu urusan pribadi Dion.
"Assalamualaikum, Lisa pulang." Aku masuk keruang tamu ada Dion , mama, papa, tapi mengapa banyak cemilan dan minuman dimeja seperti baru ada tamu, pikirku. Aku mencium punggung tangan papa dan mama silih berganti
"Apa barusan ada tamu??." Tanya ku
" Yaahh kaka telat 15 menit, baru aja mereka pulang." Jawab Dion. Emangnya siapa tamu itu?? jarang sekali ada tamu dirumah, biasanya jika ada tamu mama dan papa akan mengundangnya lebih dulu karena kesibukannya.
"Emangnya siapa tamunya dek?? ."
"Itu kak.... "
"Bukan siapa siapa Lisa, Dion masuk ke kamar mu!!. "
"Iyah mah."
Aneh sepertinya mama melarang Dion memberitahukan siapa tamu itu.
"Kamu juga lisa darimana saja??sudah petang baru pulang." Tanya papa mulai posesif. Mereka tidak ingin aku tahu siapa tamu itu, sehingga melemparkan pertanyaan padaku.
Jiwa kepo ku meronta ronta jika seperti ini, mungkin mama papa bungkam tapi masih ada Dion kaann.
Haiii jangan lupa tinggalkan jejak 🤗
kritik dan saran kalian ku tunggu....
Like, vote, and Rate sebanyak banyak nya 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sulati Cus
ya aja lah drpd benjol
2022-02-24
0
Lovesekebon
Semangat thor ..menyimak🍉🍉🍉👍🏻👍🏻👍🏻💯😘🥰💖💝💞
2021-12-08
0
Annisah Maaruf
aku baca
2021-11-13
1