Suatu sore kita bertemu ditaman syurga. Dibawah guguran dedaun.Beratap senja yang mulai memancarkan kilaunya. Kau menatapku penuh kekaguman. Aku sangat menikmati suasana ini bersamamu.
Kau mulai mendekatiku merapikan rambut yang menutupi wajahku. Semakin dekat hembusan nafas mu terasa hangat membuat gemuruh dihatiku. Angin sore ini seperti aliran rasa yang selama ini kau tunjukkan padaku.
Kau tersenyum, sungguh kau terlihat sangat manis sekarang. Aku membalas senyummu. Maukah kau hidup bersamaku selamanya,bisikmu.
Aku sangat mengerti perasaanmu kau sangat mencintaiku. Kau ingin memiliki ku seutuhnya. Tapi apa kau lupa jika kita masih harus mencapai cita cita untuk masa depan kita kelak?.
"Hmm, sangaat.. sangaat.. sangaat mauuuu...."
Teriakku di akhir kata. Aku tak peduli banyak orang yang kini menatap kita berdua. Mungkin mereka mengira kita pemuda yang lagi dimabuk Cinta.
"Tunggu sampai aku menjemputmu dan membawamu ke istana kita berdua."Kau mencium punggung tanganku cukup lama
"Kau harus janji membawaku setelah kau sukses, Promise!." Aku mengangkat jari kelingkingku tanda perjanjian kita, kau dengan cepat menautkannya.
Hari ini aku sangat bahagia bisa menikmati waktu bersama mu.Entah pasti setelah ini kita akan jarang bertemu. Kau sibuk dengan dunia barumu menuju penentuan masa depan yang kau raih. Begitupun aku, aku akan berjuang menata hati ini hanya untuk mu.
"Promise.Aku janji akan tetap menjaga hatiku untukmu. Aku besok berangkat jam sembilan pagi kau harus ada disaat akhir waktu ku kota ini."
Walau berat melepaskanmu di negeri orang, pastinya disana banyak bidadari bidadari cantik. Aku takut hatimu akan goyah. Tapi aku akan percaya kepadamu. Selalu.
"Aku akan datang." Ku usahakan tersenyum walau ada rasa takut kehilanganmu.
" Terimakasih, I Love You Lisa." Kau memelukku begitu erat, aku tahu kau juga berat meninggalkanku. Kau harus mengejar cita citamu kuliah ke Jerman.
"I Love You More Rasyad." Aku membalas pelukanmu hangat yang ku rasa, aku pasti akan merindukan pelukan ini.
Senja semakin tua berganti dengan kegelapan, hanya cahaya dari bulan dan Bintang yang menerangi. Seperti kehidupan ini yang selalu berputar tidak hanya senang yang kita rasa tapi ada kesedihan dan kepahitan pasti kita rasa.
Karena itu aku akan tabah menjalani hidup tanpamu, mungkin rasa takut ini lebih besar dari rasa ikhlasku.
"Aku antar pulang, hari mulai gelap." Ajak Rasyad mulai berjalan tetap menggandengku meninggalkan taman syurga. Dia mengajakku ke taman syurga karena mitos yang didengarnya
"Nak jika kau ke taman syurga dengan pujaan hatimu, menghabiskan waktu bersama.Keinginan dan kebersamaanmu akan tetap terjaga dengannya.
Kau akan bahagia selamanya dengan orang itu."
Itu yang diucapkan Rasyad kepadaku.Dan kau tahu siapa yang mengatakan itu??.
Mamanya, yah mama Rena yang mengatakannya. Entah itu fakta atau mitos, karena mama Rena juga pernah melakukannya dengan orang yang sekarang dipanggil papa oleh Rasyad. Aku hanya berharap cerita papa dan mama nya Rasyad akan terjadi juga pada kami berdua.
Aku hanya tertawa mendengar ceritanya, tapi kau berkata.
"Aku sangat percaya dengan mitos ini, semoga kita akan bersama selamanya. Kau juga percayakan?? ."
Tanyamu, aku hanya menganggukkan kepala, tanda setuju. Sebenarnya hatiku berkata lain aku kurang yakin cerita semacam itu. Hanya saja aku menghargai pendapatmu.
******
*Lisa*
Di perjalanan aku suka momen ini dimana aku bisa memelukmu, merasakan Wangi tubuhmu yang selalu ingin ku hirup setiap hari. Melewati, menerjang angin malam yang kian menusuk tulang, kau berkata.
"Selama aku disana jangan pernah kamu dibonceng laki laki lain selain aku."
Aku suka sifatmu yang seperti ini, itu artinya kau cemburu, kau benar benar sayang dengan ku.
Aku tersenyum semakin erat memelukmu menenggelamkan kepalaku di punggung mu yang lebar.
"Apa kau cemburu jika aku dibonceng laki laki lain??
apalagi lebih tampan darimu."
Aku mencoba menggodanya, ingin tahu apa reaksinya , Rasyad yang kukenal bukan tipe pemarah. Selama 3 tahun bersamanya Rasyad selalu tenang menghadapi sikap ku yang suka jahil.
"Nggak, aku nggak cemburu.Hanya saja kata dilan aku sedang tidak percaya diri."
Lucu sekali jawabannya, bukankah sama saja ya artinya??
aku tertawa sampai memukul pelan punggungnya.
"Aneh, kau sangat aneh." Jawabku disela sela tawaku.
"Aneh apanyaa? ."Tanyanya mengeraskan suara karena kalah dengan suara montor lainnya.
"Itu artinya sama bukan?? cemburu.. "ku tekankan di akhir kata 'cemburu'.
"Tidak itu..." Kau mencoba mengelak tapi dengan cepat kupotong kata mu.
"Nggak usah ngelak, jujur saja jika kamu cemburu itu artinya kamu sayang sama aku, bukankah seperti itu??. " Tanyaku.
"Yahh kau benar sayang, tapi beda artinya aku bukan cemburu tapi kurang percaya diri."
Aku menghela nafas panjang, tetap saja jika berdebat denganmu kau selalu susah mengalah. Tak terasa kita sampai di depan rumah ku.
" Oke aku mengalah kau sedang tidak percaya diri.
Tapi apapun itu aku janji nggak akan boncengan sama cowok lain."
*******
Akhirnya kau mulai menghilang dari pandanganku. Aku memasuki rumah orang tuaku yang cukup besar. Ayah ku bekerja sebagai asisten atau sekretaris seorang CEO di perusahaan Anugrah Jaya. Sedangkan mama ku seorang desainer yang cukup terkenal, mama memiliki 3 butik di berbagai kota.
Aku bersyukur walau kedua orang tuaku sesibuk apapun, mereka tidak pernah mengabaikan kasih sayangnya kepada anak anak mereka.
Aku merupakan anak kedua, kakak ku laki laki sedang kuliah di Jerman, mungkin tahun ini dia pulang. Sedangkan yang ketiga adik ku Dion dia masih kelas 11 SMA, yang kudengar dari teman temannya sih dia playboy. Tapi entahlah aku tidak ingin tahu urusan pribadi Dion.
"Assalamualaikum, Lisa pulang." Aku masuk keruang tamu ada Dion , mama, papa, tapi mengapa banyak cemilan dan minuman dimeja seperti baru ada tamu, pikirku. Aku mencium punggung tangan papa dan mama silih berganti
"Apa barusan ada tamu??." Tanya ku
" Yaahh kaka telat 15 menit, baru aja mereka pulang." Jawab Dion. Emangnya siapa tamu itu?? jarang sekali ada tamu dirumah, biasanya jika ada tamu mama dan papa akan mengundangnya lebih dulu karena kesibukannya.
"Emangnya siapa tamunya dek?? ."
"Itu kak.... "
"Bukan siapa siapa Lisa, Dion masuk ke kamar mu!!. "
"Iyah mah."
Aneh sepertinya mama melarang Dion memberitahukan siapa tamu itu.
"Kamu juga lisa darimana saja??sudah petang baru pulang." Tanya papa mulai posesif. Mereka tidak ingin aku tahu siapa tamu itu, sehingga melemparkan pertanyaan padaku.
Jiwa kepo ku meronta ronta jika seperti ini, mungkin mama papa bungkam tapi masih ada Dion kaann.
Haiii jangan lupa tinggalkan jejak 🤗
kritik dan saran kalian ku tunggu....
Like, vote, and Rate sebanyak banyak nya 😍
Jangan lupa Like nya😍
Like dari kalian sangat berharga buat authorr🤗
*******
Aneh sepertinya mama melarang Dion memberitahukan siapa tamu itu.
"Kamu juga lisa darimana saja??sudah petang baru pulang." Tanya papa pulang posesif. Sepertinya mereka tidak ingin aku tahu siapa tamu itu, sehingga melemparkan pertanyaan padaku.
Jiwa kepo ku meronta ronta jika seperti ini, mungkin mama papa bungkam tapi masih ada Dion kaann.
"Habis jalan sama Rasyad pah, kan Rasyad besok mau berangkat ke Jerman."
"Rasyad jadi ke Jerman, sampai kapan dia kuliah di sanaa??." Tanya mama
seperti ada raut senang di wajah mama, kenapa mama senang Rasyad pergi?.
"Iyah mah, mungkin sampai 4 tahun setelah itu dia akan kembali menjemputkuu."Aku tersenyum lebar waktu itu akan terjadi.
Rasyad kembali padaku, menjemputku ke istananya.
Tapi mama seperti tidak suka mendengar ucapan terakhirku.
"Syukurlah dia jadi pergi, tapi maksudnya menjemputmu??." Kenapa mama mengucapkan syukur?.
"Rasyad akan melamarku, menjadikanku istrinya mah, kan mamah tahu aku selama ini serius sama Rasyad, dan juga sebaliknya."
"ingat semua bisa berubah Lisa, takdir tidak ada yang tahu, bisa saja kau akan melupakannya apalagi yang di hadapi ini jarak antara kalian berdua... "
"Stop pah.." Aku menghentikan ucapan papah.Aku tahu papah akan membahas hubungan yang mungkin menurut papa sangat tipis untuk bersama. Aku dan Rasyad yakin bisa melewati ini.Ini cobaan antara kita berdua.Entah kenapa papa dan mama tiba tiba tidak mendukungku dan Rasyad.
"Aku tahu apa yang papa dan mama khawatirkan, tapi aku mohon mah beri dukungan dan doa kalian.Aku hanya ingin semuanya berjalan baik."
Aku tidak bisa menahan air bening ini untuk jatuh.
perasaan itu selalu sesak jika ku ingat, ditambah kenapa mereka membahas hal yang tak ingin ku ingat. Aku langsung masuk naik ke atas menuju kamarku tanpa menunggu jawaban dari mereka.
*****
Rasyad pov
Setiap saat aku selalu merindukanmu Lisa, ingin selalu melihatmu tersenyum untuk ku, hanya untukku. Kau adalah alasanku untuk tetap berjuang menjalani hitam putih hidup ini. Akan terasa sesak jika mengingat kita tidak akan bisa bersama sama setiap hari, bukan hanya satu minggu, dua minggu Lisa. Apa aku kuat meninggalkanmu empat tahun lamanya??.
Aku tahu Lisa saat kau mengucapkan jika kau rela dan mengijinkanku pergi. Ada rasa takut, cemas,khawatir diwajahmu.
"Aku setuju jika kamu melanjutkan kuliah ke Jerman,
apapun keputusanmu aku akan mendukung. "
Katamu waktu perpisahan kita dulu kau setuju, tapi aku tahu pasti kau berat melepaskanku pergi. Begitupun aku Lisa, aku mencoba berjuang demi masa depan kita kelak.
Bukankah kau tahu Cinta butuh perjuangan??
Kita harus sama sama berjuang Lisa , kita pasti bisa.
I Love You Lisa.
Setelah mengantar Lisa pulang aku terus terbayang wajah cantikmu.
Sesampainya dirumah aku tidak memperdulikan mamah dan papah diruang keluarga. Aku langsung kekamar, entah kenapa aku sudah rindu denganmu Lisa. Aku menekan panggilan VC , selang beberapa menit terlihat wajah cantikmu.
"Haii ada apa?. "tanyamu
"Kenapa dengan matamu? kau habis nangis? ."
" Ah tidak, aku sudah ngantuk, yah jadi agak merah."
Jawabmu, tapi kau tidak bisa bohong dengan ku Lisa. Kenapa kau menangis, aku tidak bisa melihatmu mengeluarkan air mata.
" Jika kamu seperti ini aku tidak akan pergi Lisa." kataku
"Tidak Rasyad pergilah, aku baik baik saja,
bukankah kau harus istirahat, tidurlah!!. "
"Apa aku tega meninggalkan mu sendiri?? ."
"hmm, kau bisa Rasyad. Kita pasti bisa" kau tersenyum padaku.
"good night Lisa". Kita mengakhiri sambungan telepon. Terasa sesak melihatmu seperti ini Lisa.
Maafkan aku...
******
Keesokan harinya (bandara Soekarno hatta)
Aku masih duduk menunggumu. Sendiri yang ku rasakan saat ini. Walau banyak orang berlalu lalang. aku mendengar suaramu memanggil ku, aku tau kau akan datang.
"Apa aku telat? ."tanyamu dengan nafas tersenggal senggal, lucu melihat mu saat ini . ingin rasanya terus menatap mu.
"Tidak, kau tepat waktu." Kau mengatur nafas, mencoba tersenyum walau ku tau itu hanya senyuman di bibir saja. aku berjalan mendekati mu, semakin dekat dan.
"Aku Ingin kau pergi tanpa aku menjadi bebanmu, jangan membuat ku sulit melepaskan mu, cepat apa yang mau kau katakan. tapi apa aku boleh minta satu hal terakhir? ."
"Aku hanya mau melihat senyum mu,jangan pernah kau tumpah kan air matamu di depan ku." Kau tersenyum begitu manis,seandainya aku bisa membawa senyuman manis mu itu.
"Kau mau apa?. " Aku meraih tangan mu, tangan mu terasa dingin, ahh aku tidak ingin seperti ini.
"Pelukan mu, aku butuh itu. kehangatan dari mu mungkin itu bisa membuat ku tenang." Tanpa panjang lebar menjawab aku langsung memeluk mu, tidak ada kata yang terucap. kau dan aku sama sama kehabisan kata, tak sanggup lagi untuk bicara, rasanya sangat berat, hanya dari siratan matamu aku sudah mengerti, aku paham lisa.
"Kita masih bisa kontak kontakan kok."
"Hmm, pasti susah kau akan sibuk di sana."
"Sesibuk apapun aku di sana kau tetap nomer satu di hati dan pikiran ku. aku akan selalu menghubungi mu."
"Jahat banget sihh, masih bisa gombal di saat seperti ini." kau dengan kesal memukul lengan ku.
"Tersenyum lah aku tidak akan pergi dengan keadaan mu yang mengerikan."
"Sudah?." kau tersenyum bagitu manis, itu yang ku inginkan.
******
LISA POV
Aku mencoba tegar melihat punggung mu mulai menghilang dari pandangan ku, kaki ini lemas,tubuh ini serasa tak bertulang. Aku pergi meninggalkan bandara dengan langkah gontai. Entah kaki ini membawa ku ke mana.
ddrtt drrtt drrtt
suara dering telepon membuyarkan lamunan ku.
"Hallo maa ada apa?. "
"Kau di mana? cepat pulang! ."
"Aku segera pulang, emangnya ada apa?. "
"Cepat pulang kau akan tahu!. "
"Baik aku pulang."
Sesampainya di rumah aku heran ada montor ninja terparkir di halaman rumah,montor siapa itu? apa ada tamu. aku buru buru masuk melihat siapa pemilik montor itu.
"Assalamualaikum, Lisa pulang."
"Walaikumsallam." di ruang tamu aku melihat ada mamah, papah, dan satu cowok asing bagiku.
Siapa cowok itu???.
"Assalamualaikum, Lisa pulang."
"Walaikumsallam." Di ruang tamu aku melihat ada mamah papah dan satu cowok asing bagiku.
Siapa cowok itu???.
"Sini nak duduk disamping mama!!." Aku nurut aja padahal aku pengen curhat sama Kayla. Sahabatku sejak di SMP sampai sekarang. Aku ingin mengadu semua yang aku rasa saat ini, Kayla lah teman terbaik untuk mencurahkan isi hatiku.
"Lisa kenalkan ini putra sahabat mama tante Luna."
Aku menatapnya dia juga menatapku, tatapannya datar tak ada rasa hangat didalamnya. Senyumpun tidak.
"oohh." Hanya itu jawabanku.Apakah mereka tidak tahu perasaanku sekarang??.
" Lisa yang sopan!!!." Mama mencolek pinggangku, aku tahu maksudnya huffttt...
"Aku Lisa pramudiana." Aku hanya mengucapkan nama ku tanpa menjabat tangan. Salah siapa dia sendiri begitu cuek apalagi wajahnya sangat sangat datar.
"Bian hermansyah." Ucapnya menjulurkan tangan. Yahh sebenernya aku malas meladeninya dengan suasana hati ku yang kacau.Lagi lagi mamah mencolek pinggangku.
Sebel deh emang aku sambel colek apa??.
"Hmmm." Hanya deheman sambil kubalas jabatannya Ini terlalu bertele tele, mengapa mama harus memperkenalkan ku dengannya.
"Sebenernya ada apa sihh mah? kalau nggak ada kepentingan sama aku ,aku mau ke kamar." Tanya ku to the poin.
"Lisa papa udah daftarin kamu ke Universitas xxxx dan besok kamu harus mengumpulkan berkas berkasnya. Dan nak Bian akan mengantarmu, karena nak Bian juga kuliah disana tapi udah satu tahun."
Jelas papa panjang lebar, aku hanya pasrah ikuti kemauan papa mau kuliah dimana, toh semua sama saja.
"Lisa kan bisa sama Kayla dan temen temen yang lain pah, kenapa repot repot minta bantuan sama kak Bian." Aku agak risih jika harus bersma orang yang baru ku kenal, kenapa harus dia?.
Baru bertemu saja sepertinya dia tipe orang pendiam, cuek, yang paling nyeselin tuh muka kaku amat, senyum saja tidak. Kalian bisa bayangin kan wajahnya kayak apa.
Tapi kalau dilihat lihat sih Tampan juga.Haadughh kenapa menilai wajahnya sihh. Muka tembok juga.
"Kalau sama nak Bian kan lebih aman, dia juga kan udah kenal letak ruang kampusnya jadi nanti gampang, nggak akan nyasar deh... iyah kan nak Bian." Kayaknya mama seneng banget sama nih cowok.
"Iyah tante." Jawabnya dengan senyum tipis, ingat hanya senyuman tipis seperti tidak ikhlas.Hhuuuhhhh..
"Yaudah oke, tapi aku ngajak Kayla sama yang lain.
Besok kan? jam berapa?. " Tanyaku aku hanya ingin mempercepat obrolan ini segera berakhir.
"Besok aku jemput jam sembilan." Jawabnnya.
"Oke, tidak ada yang perlu dibicarakan lagikan?? Lisa naik ke atas dulu mah pah." Tanpa jawaban aku langsung naik ke atas, segera ku telepon Kayla sahabat terempong dan terkepo yang ku sayangg.
Tut tut tut
"Halloo ada apa Lis? ."
"Hallo Kayla, bisa kerumah gue nggak sekarang??
gue butuh temen nih." Pintaku dengan suara memelas
"Aduh maaf ya Lisa, nanti malam aja deh aku kesana. Ini aku lagi jalan jalan sama Ar."
"Yaahh kalian membuatku iriii." Jawabku lesu. Bisa bisa nya ya sahabatnya sedang galau, dia malah asyik jalan sama do'i.
" Oohh iya Rasyad jadi berangkat hari ini?. "
"Udah, aku mengantarnya."
" Oouuhh ada yang sedih yaa, oke aku usahakan datang. Tunggu aku ya bebb byee... "
"Hmm byee." Sambungan telepon terputus. Ku lemparkan hp ke kasur.Menghempaskan tubuh ku di pulau kapuk yang teramat nyaman menemaniku setiap hari dan menenangkan pikiranku.
Sekarang Rasyad lagi apa yaa? kayaknya dia masih di pesawat... Hiks hikss hikss.
Aahh aku Rindu Rasyad, benar kata Dilan 'Rindu itu berat'.
******
Bian pov
Kepada dirimu yang selalu ada dihati ini. Aku tahu tuhan punya rencana Indah untuk kita semua. Dan hari ini tuhan menunjukkan takdir itu padaku. Walau tuhan menunjukkan dan menorehkan luka yang masih membekas. Mungkin tujuannya agar aku tahu cara untuk memperbaiki luka diwaktu yang beda.
Mereka bilang sejak dia pergi dalam hidupku, aku bukan seperti diriku yang dulu . Tapi aku masih sama dengan diriku yang dulu atau diriku sekarang. Karena aku tahu kapan aku harus menatap kedepan.
Malam ini malam yang akan mencatat takdir baru untukku, mungkin untuk mu juga.
Mamah dan papah mengajak ku ke rumah sahabat lamanya. Entah kenapa mereka mengajak ku.
Setibanya dirumah sahabat mama.Mereka sangat baik dan ramah karena lama tidak bertemu.
"Assalamualaikum Ayu, kamu apa kabar?. " tanya mama ke wanita paruh baya mungkin itu sahabatnya.
"Waalaikumsalam, aku baik Lun.Astagaa aku kangen banget sama kamu. Kabar kamu sendiri gimana??. "
"alhamdulillah aku sama keluarga baik." Ucap mama
" Eh kok malah ngobrol diluar sih, ayok masuk anggap aja rumah sendiri ya!!."
"Iyah makasih Yu, ayo Pah, Bian kita masuk." Ajak mama. Aku hanya mengekor dibelakang. Aku suka desain interior rumahnya unik.
Ekor mataku menangkap foto keluarga berukuran besar, ada tante Ayu dan om Yudha juga dua anak laki laki dan satu perempuan.
Mata perempuan itu seperti mirip..
Saat aku mengamatinya mama mengagetkanku.
"Bian sini duduk!. "
"Iyah mah." Aku duduk disamping mama.
Rumahnya sepi hanya ada tante Ayu om Yudha dan anak laki laki mereka entah siapa namanya.
"Ohh ya silahkan diminum nggak usah sungkan sungkan! ." Kok udah ada beberapa cemilan dan minuman, seperti sudah disiapkan. Mungkin mama sudah janji sama mereka.
"Iyah makasih loh, pake' repot repot segala kita kan cuma mau bahas anak kita." Kata mamah.
Haahh anak kita?? maksud mama apa??
"Iya cuma cemilan aja nggak repot kok. Tapi maaf ya Lun anak perempuan ku lagi keluar sama temennya.
kita bahasnya tanpa Lisa dulu ya soalnya aku juga belum kasih tau sama dia. Takutnya dia malah nolak."
Aku bingung apa yang diomongin tante Ayu.Kenapa tiba tiba bahas anaknya kita kesini kan mau silaturahmi. aku hanya jadi pendengar yang baik saja lah, toh aku nggak ngerti apa yang dibahas.
"Iyah Yu nggak pa pa kita pelan pelan aja ya, Bian juga belum aku kasih tahu tentang perjodohan ini."
Deg, perjodohan??.
Apa apaan ini??.
*******
Diperjalanan ibu kota Kayla mengendarai motornya menuju rumah Lisa. Dia selalu melewati jalan pintas dengan memasuki beberapa gang kecil yang muat satu mobil saja. Papanya bernama Haris, dia seorang arsitek terkenal sedangkan mamanya meneruskan perusahaan sang kakek dibidang industri.
Kedua orang tuannya selalu sibuk bahkan hampir tidak memperhatikan apa saja yang dilakukan Kayla. Berbeda dengan Lisa. Lisa selalu dimanja dan diperhatikan oleh kedua orang tuannya. Itu yang selalu Kayla inginkan kasih sayang dari orang tuanya.
Kayla senang jika bermain dirumah Lisa, dia juga merasakan kasih sayang dari papa dan mama Kayla.
Ditengah tengah gang sepeda motor Kayla tiba tiba berhenti.
" Aduh kenapa lagi sih ini motor, pakek mogok segala. Kayla kayla kenapa nggak naik mobil aja tadi."
Gerutunya menendang nendang ban motornya.
"Nggak tepat banget mogok di gang sepi lagi,
gimana nih masa harus dorong sampe depan." Ujarnya berbicara sendiri.
Sorotan lampu mobil menyorot Kayla dengan refleks karena silauan mobil Kayla menutupi mata dengan punggung tangannya.
"Ahh untung ada mobil lewat, numpang kali ya sampe depan." Mobil itu berhenti. Seperti mendapat makanan setelah tiga hari nggak makan Kayla langsung menggedor kaca mobil itu tanpa malu sedikit pun, hahahaa...
Tok tok tok
"Maaf permisi ."
Kaca mobil terbuka, terlihat sopir dan satu laki laki dibelakang umurnya mungkin sekitar 24 tahunan.
"Iyah ada apa ya mbak kok berhenti ditengah jalan?. "
Tanya sang sopir.
"Itu anu pak motor saya lagi mogok, boleh numpak nggak sampe' depan aja kok biar gampang cari taksi."
Pinta Kayla dengan memelaskan wajah. Paling cocok deh Kayla kalo jadi aktris.
"Kasih tumpangan aja pak." Ucap sang laki laki itu.
"Syukurlah terimakasih pak." Kayla dengan cepat masuk ke mobil sebelum pak sopir itu menjawab perintah majikannya. Apa Kayla tidak punya malu??.
Langsung masuk begitu saja tanpa disuruh, haduugghh...
"Kau mau kemana? ."tanya laki laki itu tanpa menoleh.
"Emmm bapak mau ke arah mana??. "
Huuh aku dipanggil bapak sama dia, emang aku kelihatan udah tua apa?,,,, batinnya.
"Jangan panggil saya bapak, emang saya bapak kamu?? ." Ketusnya.
"Eh maaf pak... eh ma maaf saya harus panggil apa ya? ." Tanya Kayla gugup.
"Kau bisa panggil aku Kak! ."
huhh emang aku adeknya apa disuruh panggil kak, mending aku panggil Om aja lebih cocok,, hahaha
batin kayla.
"Oh baik kak." Jawab Kayla.
Bentar deh aku kok kayak kenal nih orang ya, tapi siapa??.
Hai Readers jangan lupa Like, Vote, Rate and, Komen yaa 🤗 bermurahlah dengan tinggalkan jejak 🥰
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!