Bab 16 Kedatangan Tamu

Setelah sarapan pagi Nayla dan keluarganya segera naik mobil untuk mengunjungi makam papahnya. Nayla membeli bunga terlebih dahulu sebelum masuk ke area makam. Naila bersimpuh di sebelah gundukan makam papahnya, membacakan doa dan menaburkan bunga. Nayla melihat mamahnya yang masih menitikan air matanya, dan Ali yang di sebelahnya masih setia mengusah punggung mamahnya.

“Pah, lihatlah ! mamah kehilangan separuh jiwanya. Matanya sudah bengekak karena iar matanya tak berhenti menetes pah !, beritahu aku dan kaka kapa yang harus kami lakukan agar mamah bisa tersenyum lagi” Ucap Nayla dalam hati

“Ayo pulang mah” Ajak Ali. Rasti hanya mengangguk, negelus sebentar nisan suaminya lalu berdiri dan berjalan meninggalkan nisan suaminya.

Nayla mengikuti langkah mamah dan kakaknya yang semakin menjauh meninggalkan makam papahnya. Di dalam mobil tidak ada yang berbicara, kami larut dalam pikiran masing-masing. 20 menit kemudian mobil yang di kemdarai Ali sudah berhenti di halaman rumah, mereka segera turun dan mendapati Chintya pacar Ali sedang ada di depan rumah mereka.

Nayla melihat ke arah Ali, tidak ada ekspresi senang atau pun bahagia hanya dingin dan datar. Entah mungkin mereka sedang bertengkar karena Nayla pun juga sudah lama tidak melihat Cintya.

“Tante, Cintya turut berduka cita ya tante” Ucap Cintya langsung mencium tangan Rasti dan memeluknya.

“Iya sayang, makasih ya. Tante ke dalam dulu ya” Jawab Rasti setelah pelukan terlepas.

“Iya tante” Ucap Cintya

“Dek” Ujar Cintya tersenyum dan memeluk Nayla, Nayla hanya tersenyum dan membalas sekilas pelukannya

“Kenapa kak Cintya jarang berkunjung ke sini ?” Tanya Nayla

“Iya, kakak lagi sibuk dek” Jawab Cintaya sambil melirik ke arah Ali yang masih menatapnya datar

“Masuk dulu dek, lihat keadaan mamah sana” Titah Ali, Nayla pun mengangguk lalu meninggalkan mereka

*****

“Kenapa ke sini ?” Tanya Ali

“Aku mau meminta maaf Li” Jawab Cintya lirih

“Sudah basi, udah berapa lama kamu sama si berngsek itu bermain-main di belakangku ?” Tanya Ali penuh penekanan Cintya yang mendengar itu pun menangis

“Tidak usah menangis, karena aku gak akan terpengaruh sama tangisan kamu. mending kamu pulang dari sini, lagian kita juga sudah nggak ada hubungan apa pun lagi dan tolong jangan ke sini lagi” Usir Ali kepada Cintya

“Li please, aku masih sayang sama kamu” Ucap Cintya menangis sambil memegang tangan Ali

“Sorry Cin, aku nggak mau dan nggak suka sama barabf bekas” Jawab Ali sambil tersenyum miring

“Selama ini rasanya aku sia-sia menjaga kamu aku seperti laki-laki bodoh yang menjaga sesuatu yang nyatanya kamu berikaan secara Cuma-Cuma kepada yang lain, aku juga tahu kamu sedang hamil anak si brengsek itu kan ?” Tanya Ali melepaskan genggaman tangan Cintya lalu menatapnya tajam.

“Sorry nggak bisa antar pulang, rawat dan jaga anakmu dalam kandungan kamu. kamu harus menerima resiko dari apa yang kamu perbuat” Lanjut Ali lalu berlalu ke dalam rumah

Ali lalu berlalu masuk ke dalam rumah, dia ngintip dari balik jendela dan Cintya masih ada di luar dalam keadaan menangis tak lama dia pergi meninggalkan rumah Ali. Ali mengusah wajahnya kasar kala mengingat kejadian 6 bulan yang lalu, ada seseorang yang mengirimkan video dan foto kemesraan Cintya dan Surya sahabatnya.

Dari saat itu Ali memperhatikan gerak-gerik pacar dan sahabatnya, dan megikuti mereka hingga ke hotel tempat mereka menghabiskan malam Ali melihat dengan mata keplanya sendiri mereka masuk ke dalam hotel dengan mesra, dan Ali memutuskan pergi dari pada melihat hal yang lebih menjijikan dari itu.

*****

Sinta {Nay, nanti aku saya yang lain ma uke rumah kamu} 1 pesan dari Sinta ketika Nayla membuka ponsel

Nayla {Oke, tapi nginep di sini ya}

Nayla rasa butuh mereka, mungkin juga dengan adanya teman-temannya rumah bisa kembali ramai dan mamahnya bisa tersenyum.

“Mah, nanti malam teman-teman akum au ke sini. Nginep boleh yah mah ?” Tanya Nayla meminta izin sambil duduk di taman

“Boleh dek” Jawab Rasti lalu membuka Al-qur’annya dan melantunkan ayat suci tersebut

Nayla yang mendengarkan mamahnya membaca al-qur’an yang begitu merdu dan lembut menggambarkan karakter mamah yang juga lembut dan penyanyang.

Drrrrrrrrrrrrrrt

Drrrrrrrrrrrrrrt

Nayla membuka mata kala merasakan geteran ponsel di atas meja dan tertera namanya ‘Rangga’ di layar.

“Iya Rang” Ucap Nayla

“Udah pulang belum ?” Tanya Rangga

“Emangnya kenapa ?” Tanya Nayla

“Aku mau minta tolong boleh ?, akua da di depan rumah kamu nih” Ucap Rangga

Nayla ke depan dan membuka pintu meneukan Rangga sedang menggendong anak perempuan berusia 5 bulan dengan wajah bulat begitu menggemaskan.

“Ada apa ?” Tanya Nayla tapi mata Nayla tidak lepasa dari bay perempuan tersebut

“Mau minta tolong titip Syifa sebentar boleh ?, akum au jemput Nizar dulu kakak sama kakak iparku juga sedang tidak di rumah” Ucap Rangga

“Boleh, sini !” Pinta Nayla sambil menjulurkan tangannya

“Emang kenapa Nizar kok pulang cepat ?” Tanya Nayla

“Kata gurunya tadi Nizar demam, titip sebentar ya Nay sorry ngerepotin kamu” Jawab Rangga

“No problem, its oke. Kamu cepat jemput Nizar sekarang” Ucap Nayla

Dan Rangga meninggalkan rumah Nayla, karena ingin segera menjemput Nizam keponakannya yang katanya sakit. Setelah kepergian Rangga, Nayla mengajak Syifa ke halaman belakang rumah mereka untuk menemui mamahnya.

“Assalamu’alaikum nenek” Ucap Nayla menitukan suara anak kecil membuat mamahnya menghentikan membaca al-qur’annya lalu menoleh.

“Masyallah, wa’alaikumsalam. Anak siapa ini sayang kok cantik baget ?” Tanya Rasti, rasti terus saja mengajak Syifa berbicara dengan riang.

“Syifa nenek, namaku Syifa” Jawab Nayla menirukan suara anak kecil sambil menggerakkan tangan Syifa membuat Rasti tertawa.

“Nemu dimana ini dek ?” Tanya Rasti

“Nemu di depan rumah mah, ada kang paket yang mengantarkannya” Jawab Nayla sambil terkikik

“Hussss, yang benar ih” Ucap Rasti kesal

“Hahahah, iya iya. Syifa anak kak Erika kakaknya Rangga, tadi dia ke sini dan katanya kakaknya lagi cek kandugan karena dia sensitive akan bau obat jadi dia di titip ke Rangga. Dan saat Rangga mendapatkan telpon dari sekolah kalau Nizar kakaknya Syifa sedang demam dia langsung bergegas ke sini untuk menitipkan Syifa ke aku” Jawab Nayla

“Yau dah, yuk masuk yuk sayang di sini panas” Ajak Rasti terlihat sangat senang menggendong Syifa masuk ke dalam rumah dan bayi cantik itu juga bergitu senang terlihat dari cara dia tertawa dan menggapi setiap ucapan Rasti.

Nayla melipir ke dapur sebelum ikut Rasti ke ruang keluarga, di sana ada Ali yang sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya. Nayla semakin mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan kakaknya dan lawan bicaranya.

“Kan saya sudah katakana kalau saya tidak bisa”

“……………………”

“Tapi itu bukan urusan saya, untuk apa saya bertanggung jawab”

“…………………..”

“Anda tanya sendiri saja kepada yang bersangkutan” Ali langsung memtuskan panggilannya

“Kakak bicara sama siapa ?” Tanya Nayla membuat Ali gelagapan

“Enggak, bukan siapa-siapa” Jawab Ali lalu berlalu dari hadapan Nayla

“Kak Ali abis telponan sama siapa ya ?, kenapa ekspresinya terilaht gusar dan juga menahan amarah ?” Batin Nayla

#Ada apa dengan Ali ?#

#Permasalahan apa yang sedang menimpa Ali ?#

#Atau masih tentang kehamilan mantak kekasinya ?#

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Pertama
2 Bab 2 Membeli Perlengkapan Camping
3 Bab 3 Pesan Dari Seseorang
4 Bab 4 Kedatangan Juan dan Perhatian Rangga
5 Bab 5 Sekolah
6 Bab 6 Meminta Putus
7 Bab 7 POV Rangga
8 Bab 8 Di Café
9 Bab 9 Ketahuan
10 Bab 10 Rumah Sakit
11 Bab 11 Kepergian Juan
12 Bab 12 Taman
13 Bab 13 Berbagi
14 Bab 14 Pergi Untuk Selamanya
15 Bab 15 Bangkit
16 Bab 16 Kedatangan Tamu
17 Bab 17 Jawaban Nayla
18 Bab 18 Kemarahan Ali
19 Bab 19 Ke Rumah Rangga
20 Bab 20 Duet
21 Bab 21 Mungungkapkan Perasaan
22 Bab 22 Bioskop
23 Bab 23 Tragedi Di Jalan
24 Bab 24 Berjunjung Ke Pabrik
25 Bab 25 Jalan-Jalan Malam
26 Bab 26 Olah Raga Pagi
27 Bab 27 Permintaan Mamah Rangga
28 Bab 28 Pergi Ke Kampung Nenek
29 Bab 29 Pondok Pesantren Al-Ikhlas
30 Bab 30 Jalan-Jalan Di Kampung Nenek
31 Bab 31 Orang Di Masa Lalu Rangga
32 Bab 32 Pulang Dan Penjelasan
33 Bab 33 Wisuda Sekolah
34 Bab 34 Pesta Kecil-Kecilan
35 Bab 35 Perjodohan
36 Bab 36 Berita Perjodohan Rangga
37 Bab 37 Mulai Kuliah dan Di Pabrik
38 Bab 38 Chat Dari Mami Rangga
39 Bab 39 Pertemuan Juan dan Rangga
40 Bab 40 Di Kampus
41 Bab 41 Ketahuan Dengan Om-Om
42 Bab 42 Perdebatan
43 Bab 43 Mimpi
44 Bab 44 Cabang Baru
45 Bab 45 Merenggang
46 Bab 46 Rumah Sakit dan Rencana Pindah
47 Bab 47 Di Tembak Dosen
48 Bab 48 Surat Dari Nayla
49 Bab 49 Kepergian Nayla dan Pondok Pesantren
50 Bab 50 Hari Pertama Di Pesantren
51 Bab 51 Kegiatan Di Pesantren Dan Bertemu Seseorang
52 Bab 52 Kecelakaan
53 Bab 53 Libur Semesteran
54 Bab 54 Mengetahui Kabar Rangga dan Pertemuan Pertama
55 Bab 55 Bertemu Okta
56 Bab 56 Siuman
57 Bab 57 OTW Bandung
58 Bab 58 Acara Lamaran Riki dan Pernikahan Riki
59 Bab 59 Resepsi Pernikahan Rangga dan Zulaika
60 Bab 60 Akankah Aku Dapatkan Cintanya
61 Bab 61 Buah Dari Kesabaran dan Akhirnya Sah
62 Bab 62 Suka Duka Poligami
63 Bab 63 Mimpi Buruk
64 Bab 64 Qodarullah dan Dua Berita Duka
65 Bab 65 Ikhlas
66 Bab 66 Tanda-Tanda Pelakor
67 Bab 67 Dugaan
68 Bab 68 Makan Malam
69 Bab 69 Periksa Kandungan
70 Bab 70 Menolong Seseorang
71 Bab 71 Rizky mengenal Fuji
72 Bab 72 Tawaran Rizky
73 Bab 73 Mulai Bekerja dan Perhatian
74 Bab 74 Berkunjung Ke Rumah Erika
75 Bab 75 Rumah Sakit
76 Bab 76 Berkunjung Ke Rumah Sakit
77 Bab 77 Bertemu Dokter Wisnu
78 Bab 78 Bandung
79 Bab 79 Menjenguk Fuji Di Rumah Sakit
80 Bab 80 Sidang Skripsi Rangga
81 Bab 81 Kedatangan Keluarga Bandung
82 Bab 82 Jalan-Jalan Malam
83 Bab 83 Ali Pulang
84 Bab 84 Berkunjung Ke Kampung Mertua
85 Bab 85 Mulut Julid Tetangga
86 Bab 86 Telpon Dari Seseorang
87 Bab 87 Bertemu Seseorang yang menyukai Rangga
88 Bab 88 Kedatangan Dina
89 Bab 89 Dina Hamil
90 Bab 90 Ngidam Makan Bersama
91 Bab 91 Melahirkan
92 Bab 92 Kembali Ke Rumah
93 Bab 93 Menjadi Orang Tua Baru
94 Bab 94 Telpon Dari Riki
95 Bab 95 Telpon Dari Seseorang
96 Bab 96 Pulang Ke Desa Mertua
97 Bab 97 Jalan-Jalan Di Desa Mertua
98 Bab 98 Terbongkar Niat Buruk Dina
99 Bab 99 Pesan Dari Gus Ezra
100 Bab 100 Meluruskan Kesalahan
101 Bab 101 Hari Bahagia Siska
102 Bab 102 Nayla Mengetahui
103 Bab 103 Penolakan
104 Bab 104 Kedatangan Gus Riqza
105 Bab 105 Belanja Untuk Donasi
106 Bab 106 Si Kembar Sakit
107 Bab 107 Telpon Dari Fuji
108 Bab 108 Kabar Nenek Arsyita
109 Bab 109 Kematian Nenek Arsyita
110 Bab 110 Kepulangan Rizky dan Fuji
111 Bab 111 Happy Ending
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Pertama
2
Bab 2 Membeli Perlengkapan Camping
3
Bab 3 Pesan Dari Seseorang
4
Bab 4 Kedatangan Juan dan Perhatian Rangga
5
Bab 5 Sekolah
6
Bab 6 Meminta Putus
7
Bab 7 POV Rangga
8
Bab 8 Di Café
9
Bab 9 Ketahuan
10
Bab 10 Rumah Sakit
11
Bab 11 Kepergian Juan
12
Bab 12 Taman
13
Bab 13 Berbagi
14
Bab 14 Pergi Untuk Selamanya
15
Bab 15 Bangkit
16
Bab 16 Kedatangan Tamu
17
Bab 17 Jawaban Nayla
18
Bab 18 Kemarahan Ali
19
Bab 19 Ke Rumah Rangga
20
Bab 20 Duet
21
Bab 21 Mungungkapkan Perasaan
22
Bab 22 Bioskop
23
Bab 23 Tragedi Di Jalan
24
Bab 24 Berjunjung Ke Pabrik
25
Bab 25 Jalan-Jalan Malam
26
Bab 26 Olah Raga Pagi
27
Bab 27 Permintaan Mamah Rangga
28
Bab 28 Pergi Ke Kampung Nenek
29
Bab 29 Pondok Pesantren Al-Ikhlas
30
Bab 30 Jalan-Jalan Di Kampung Nenek
31
Bab 31 Orang Di Masa Lalu Rangga
32
Bab 32 Pulang Dan Penjelasan
33
Bab 33 Wisuda Sekolah
34
Bab 34 Pesta Kecil-Kecilan
35
Bab 35 Perjodohan
36
Bab 36 Berita Perjodohan Rangga
37
Bab 37 Mulai Kuliah dan Di Pabrik
38
Bab 38 Chat Dari Mami Rangga
39
Bab 39 Pertemuan Juan dan Rangga
40
Bab 40 Di Kampus
41
Bab 41 Ketahuan Dengan Om-Om
42
Bab 42 Perdebatan
43
Bab 43 Mimpi
44
Bab 44 Cabang Baru
45
Bab 45 Merenggang
46
Bab 46 Rumah Sakit dan Rencana Pindah
47
Bab 47 Di Tembak Dosen
48
Bab 48 Surat Dari Nayla
49
Bab 49 Kepergian Nayla dan Pondok Pesantren
50
Bab 50 Hari Pertama Di Pesantren
51
Bab 51 Kegiatan Di Pesantren Dan Bertemu Seseorang
52
Bab 52 Kecelakaan
53
Bab 53 Libur Semesteran
54
Bab 54 Mengetahui Kabar Rangga dan Pertemuan Pertama
55
Bab 55 Bertemu Okta
56
Bab 56 Siuman
57
Bab 57 OTW Bandung
58
Bab 58 Acara Lamaran Riki dan Pernikahan Riki
59
Bab 59 Resepsi Pernikahan Rangga dan Zulaika
60
Bab 60 Akankah Aku Dapatkan Cintanya
61
Bab 61 Buah Dari Kesabaran dan Akhirnya Sah
62
Bab 62 Suka Duka Poligami
63
Bab 63 Mimpi Buruk
64
Bab 64 Qodarullah dan Dua Berita Duka
65
Bab 65 Ikhlas
66
Bab 66 Tanda-Tanda Pelakor
67
Bab 67 Dugaan
68
Bab 68 Makan Malam
69
Bab 69 Periksa Kandungan
70
Bab 70 Menolong Seseorang
71
Bab 71 Rizky mengenal Fuji
72
Bab 72 Tawaran Rizky
73
Bab 73 Mulai Bekerja dan Perhatian
74
Bab 74 Berkunjung Ke Rumah Erika
75
Bab 75 Rumah Sakit
76
Bab 76 Berkunjung Ke Rumah Sakit
77
Bab 77 Bertemu Dokter Wisnu
78
Bab 78 Bandung
79
Bab 79 Menjenguk Fuji Di Rumah Sakit
80
Bab 80 Sidang Skripsi Rangga
81
Bab 81 Kedatangan Keluarga Bandung
82
Bab 82 Jalan-Jalan Malam
83
Bab 83 Ali Pulang
84
Bab 84 Berkunjung Ke Kampung Mertua
85
Bab 85 Mulut Julid Tetangga
86
Bab 86 Telpon Dari Seseorang
87
Bab 87 Bertemu Seseorang yang menyukai Rangga
88
Bab 88 Kedatangan Dina
89
Bab 89 Dina Hamil
90
Bab 90 Ngidam Makan Bersama
91
Bab 91 Melahirkan
92
Bab 92 Kembali Ke Rumah
93
Bab 93 Menjadi Orang Tua Baru
94
Bab 94 Telpon Dari Riki
95
Bab 95 Telpon Dari Seseorang
96
Bab 96 Pulang Ke Desa Mertua
97
Bab 97 Jalan-Jalan Di Desa Mertua
98
Bab 98 Terbongkar Niat Buruk Dina
99
Bab 99 Pesan Dari Gus Ezra
100
Bab 100 Meluruskan Kesalahan
101
Bab 101 Hari Bahagia Siska
102
Bab 102 Nayla Mengetahui
103
Bab 103 Penolakan
104
Bab 104 Kedatangan Gus Riqza
105
Bab 105 Belanja Untuk Donasi
106
Bab 106 Si Kembar Sakit
107
Bab 107 Telpon Dari Fuji
108
Bab 108 Kabar Nenek Arsyita
109
Bab 109 Kematian Nenek Arsyita
110
Bab 110 Kepulangan Rizky dan Fuji
111
Bab 111 Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!