Bab 2

Sudah satu bulan sejak pencarian istri idaman itu. Namun dari sekian banyak wanita yang Jay sodorkan tidak ada satupun yang berhasil lolos seleksi. Ada saja hal yang membuat Galas merasa tak sreg dengan mereka.

Mia misalnya, Galas langsung menghapusnya dari daftar calon istri idamannya. Setelah wanita itu menunjukkan ketidaksukaannya saat Galas dengan sengaja mengajaknya makan di warung tenda pinggir jalan. Padahal wanita itu sudah berdandan luar biasa cantik dengan gaun merah menyala yang begitu pas membentuk lekuk tubuhnya yang bagaikan biola.

"Aku mau wanita, yang tidak malu saat aku mengajaknya makan ditempat yang sederhana," ucapnya pada Jay pagi itu.

"Tenang, aku masih punya banyak stock wanita untukmu." Jay menjawab dengan santai.

Lalu lanjut ke wanita kedua, namanya Ratu Dewiana. Kali ini lebih cantik dari sebelumnya. Cara berpakaiannya pun sopan dan sikapnya juga santun.

Lumayan. Begitu kesan pertama Galas ketika bertemu dengan wanita cantik dengan rambut indah yang menjuntai dibelakang punggungnya itu. Ia juga tak mempermasalahkan saat Galas mengajaknya makan di pinggir jalan dan sangat menikmati makanan yang tersedia disana.

Namun pada pertemuan kedua mereka, Galas langsung ilfeel. Saat wanita itu dengan terang-terangan meminta kepadanya barang-barang bermerk seharga ratusan juta saat mereka jalan-jalan di sebuah Mall. Namun Galas tetap membelikan barang-barang yang diminta Ratu. Meskipun dalam hatinya sungguh tak rela buang-buang uang untuk sesuatu yang menurutnya sangat tidak penting untuk orang yang baru dikenalnya.

"Bukankah sudah ku bilang, carikan aku wanita yang tidak suka menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak penting, gara-gara kamu aku kehilangan banyak uang kemarin," omelnya pada Jay sore itu dikantor.

"Ya ampun, Bos. Namanya wanita pasti suka belanjalah," Jay mencoba membela diri. Memang sudah kodratnya, begitu dumel Jay dalam hati.

"Aku tidak mempermasalahkan masalah belanja, tapi jangan terlalu berlebihan, mengeluarkan ratusan juta hanya demi sebuah tas, baju menurutku itu pemborosan," ujarnya berapi-api. "Lagipula kita itu baru kenal, bagaimana bisa dia dengan tidak tahu malunya meminta dibelikan barang-barang mahal seperti itu kepadaku," imbuhnya dengan muka jijik.

Ya Allah pelit banget sih, Bos, keuntungan kita sehari juga bisa mengganti kerugian kemarin. (Jay)

Tapi seolah tahu apa yang dipikirkan asistennya itu. Galas melanjutkan lagi ceramahnya.

"Bukannya aku pelit. Aku bekerja keras untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Memang keuntungan kita dalam sehari cukup besar tapi kerugian kita pun juga tak kalah besar."

Jay membeku ditempatnya dengan senyum kecut, ketika dengan mudahnya Galas bisa membaca pikirannya.

"Pendapatan kita tahun ini menurun banyak dari tahun kemarin. Sementara sebentar lagi kita harus mengeluarkan bonus akhir tahun untuk karyawan. Belum lagi ini sudah mendekati lebaran, harus keluar THR juga, kamu pikir uang tinggal dipetik dari pohon."

Jay hanya mengangguk-angguk mendengar wejangan dari Galas. Memilih diam sekaligus mencari selamat. Ia sangat tahu, pembahasan masalah keuangan merupakan hal yang sangat sensitif bagi Bosnya itu.

"Carikan aku wanita yang sederhana, memang kau pikir aku sekaya apa hah!?"

"Siap Bos," jawab Jay patuh.

"Jangan mengecewakanku lagi." Nada bicaranya mulai melunak.

"Siap Bos." Lagi-lagi Jay mencari aman dengan tidak membantah omongan Galas. Meskipun sesungguhnya ia mulai pusing mencari istri idaman untuk Bosnya itu. Kalau saja Galas tak banyak mematok kriteria ini dan itu, sebenarnya banyak yang bisa ia sodorkan untuk bisa dijadikan calon pendamping sahabatnya itu.

"Satu lagi, beritahukan pada semua karyawan tentang kunjungan ke panti asuhan minggu depan. Siapa tahu ada yang mau berpartisipasi dan ikut menyumbang. Itu akan menjadi ladang amal buat mereka," sambung Galas sebelum melangkah ke kamar mandi meninggalkan Jay yang mematung dan mengiyakan ucapan Bosnya dengan patuh.

***

Pov Gayung

Sudah seminggu aku diterima bekerja di kantor ini. Rasanya senang sekali akhirnya aku mendapatkan pekerjaan lagi, setelah beberapa bulan menganggur. Aku harus berterima kasih pada Mbak Nabila yang sudah memasukkan aku bekerja di sini. Apalagi aku menemukan teman-teman yang baik di tempat ini. Tidak ada yang sok senior, seperti di tempat kerjaku sebelumnya.

Hari ini aku berangkat sedikit lebih siang dari biasanya karena aku mampir dulu ke klinik dekat dengan kosanku. Sudah tiga hari ini, aku sedikit tidak enak badan juga flu dan tak juga mereda meski sudah minum obat yang ku beli di apotik. Itu cukup mengganggu konsentrasi kerjaku yang masih dalam tahap belajar ini.

"Selamat siang, Pak," sapaku pada Pak Danu, satpam di kantor kami. Masih dengan masker yang menutupi sebagaian wajahku.

"Selamat siang Mbak Manis." Pak Danu menjawab sapaanku dengan ramah namun tegas.

"Kenapa jam segini baru berangkat, Mbak?"

"Saya sudah ijin Pak, tadi ke klinik dulu. Sedikit kurang enak badan," jawabku jujur sembari menunjukkan obat yang kubawa.

"Ya sudah, silahkan masuk." Pak Danu membuka pintu besi itu. Mataku melirik sebentar pada beberapa karyawan pria yang sedang push up. Apa mereka sedang dihukum? batinku.

Aku melangkah masuk, tak lupa absen lalu menaruh tasku dalam loker. Sebelum ke ruanganku yang terletak di depan ruangan bos itu, aku ke kamar mandi sebentar untuk buang air kecil. Aku sudah menahannya tadi diperjalanan menuju ke kantor.

Setelah buang air kecil aku keluar. Namun pemandangan di depanku membuatku terkesiap. Untuk pertama kalinya aku melihat Bos dari jarak yang begitu dekat. Biasanya aku hanya mendengar suaranya saja yang memarahi Pak Jay samar-samar dari luar dan pernah sekali melihatnya dari kejauhan.

"Se-selamat pagi, Pak," sapaku ramah. Namun otakku mendeteksi bahwa aku pernah melihat sosok tampan ini sebelumnya. Aku mencoba mengingat-ingat.

"Ini sudah siang," jawabnya dengan wajah datarnya. "Jangan lupa matikan lampu jika sudah selesai. He-mat lis-trik. Kamu tahu saya membayar tagihan listrik yang sangat besar setiap bulannya," lanjutnya, membuatku spontan memencet sakelar disamping pintu kamar mandi dengan terburu.

"Baik, Pak." Aku menunduk takut.

Ia berlalu begitu saja tanpa menoleh lagi, aku memberanikan diri melihat ke arahnya meski hanya terlihat bagian samping saja. Aku yakin aku pernah melihatnya, tapi dimana ya?

Sambil bekerja aku terus mengingat-ingat dimana pernah menjumpai sosok Bos sebelumnya. Bagiku wajahnya sungguh sangat familiar sekali.

Aku menoleh ke pintu yang tepat di samping meja kerjaku. Oh my God! Bos!

Aku menundukkan kepalaku dengan hormat, aku juga tersenyum ramah meski tahu dia tidak akan melihatnya karena aku masih mengenakan maskerku yang menutup sebagian wajahku. Aku flu, aku tidak ingin menularkan virus pada rekan-rekan kerjaku.

Ia melihatku, cukup lama. Tapi aku tak berani menatapnya dan terus melanjutkan pekerjaanku dengan gugup. Pura-pura berkonsentrasi penuh, padahal siapa yang bisa fokus dipandang seperti itu? Ya Tuhan ...

"Kenapa kamu memakai masker?" tanyanya ditengah kesibukanku mengusirnya dalam hati. Sumpah demi apapun, aku benar-benar grogi. Meskipun tampan luar biasa tetap saja dia adalah bosku, orang yang menggajiku. Dan wajah datar dan dinginnya itu. Ya ampun ... dia benar-benar visualisasi laki-laki idaman dalam novel-novel yang kubaca di aplikasi online. Ganteng parah.

"Maaf Pak, saya sedang flu," jawabku sopan sambil tersenyum. Meskipun ia tak melihat senyumku dibalik masker abu-abu ini.

Ia mengerti lalu pergi begitu saja. Hanya saja wajahnya itu lho. Tolong ... please ... lebih disetel dalam mode yang lebih ramah. Ekor mataku masih tak bisa berpaling dari punggung indah yang kemudian menghilang dibalik ruang kerja Pak Jay.

Ya Tuhan ... apa dia manusia?

***

Minta dukungannya yah...

LIKE

KOMEN

VOTE

😂😂😂

Terpopuler

Comments

mama yuhu

mama yuhu

usahh.. ngapain d belikan barang mehong... rugi tauk🙄🙄
belum. jd istri. sudah. bikin bangkrut

2022-11-20

1

dwi

dwi

ih author masak gayung sih namanya

2022-06-08

0

Nurcahyani Nurr

Nurcahyani Nurr

Jodoh mu kui mbk andara..

2021-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!