Hari Pernikahan

Waktu untuk pemberkatan segera tiba. Maharani di jemput oleh ayahnya di kamar pengantin.

Maharani berjalan berdampingan menggenggam tangan ayahnya erat, seandaikan pernikahan ini adalah pernikahan dengan orang yang di cintainya sudah pasti dia sangat bahagia.

Dia melihat anggota keluarganya tersenyum bahagia, bahkan ayahnya tak melunturkan senyum dari wajahnya yang tampan. Hanya dia saja yang pura-pura bahagia.

Mereka menuruni tangga perlahan menuju ballroom hotel yang menjadi aula pesta, banyak orang yang menatap dirinya takjub karena kecantikannya berserasi dengan gaun dan aksesoris yang dia gunakan.

Di dekat penghulu, dia bisa melihat seorang pemuda yang berdiri dengan gagahnya membelakangi. Hati Maharani sungguh saat dia sangat gugup karena dia akan menikah hanya sekali dalam seumur hidup. Tapi dia menutupi kegugupannya dengan senyum ceria.

Sekarang dia sudah berdiri di belakang pemuda itu.

Pemuda itu membalikkan badannya perlahan dan terpampanglah wajah yang sangat tampan.

Deg

Maharani mematung di tempat untuk beberapa saat, lalu dia cepat menetralkan perasaannya dengan tersenyum.

Pemuda itu menerima tangan Maharani dari tangan ayahnya. Mereka mulai mengikrarkan janji sumpah setia di depan para penghulu.

Setelah acara penyematan cincin di jari masing-masing di lanjutkan acara pengantin pria mencium pria wanita.

Di momen ini Maharani sangat gugup. Dia menutup matanya dan pemuda itu menunduk sedikit dan mencium kening Maharani dengan cepat.

Maharani membuka matanya, dia pikir pemuda itu akan mencium bibirnya ternyata dugaannya salah. Dia sedikit sedih tapi bahagia karena ciuman pertamanya masih utuh.

Maharani POV

Saya di jemput oleh papa dari kamar pengantin, sungguh pernikahan ini membuatku sedikit gugup.

Ketika kami menuruni tangga sudah banyak orang di ballroom. Mereka menatap ku dengan tatapan takjub aku membalas tatapan mereka dengan senyuman.

Aku melihat semua anggota keluargaku tampak menampilkan wajah bahagia begitu juga papa di sampingku.

Dia tak pernah melunturkan senyum bahagia dari wajah tampannya. Hanya aku yang pura-pura bahagia di pesta itu.

Di depan para penghulu aku dapat melihat seorang pemuda yang berdiri tegak membelakangi ku, Aku seperti mengetahui cara berdiri dan cara membelakangi pemuda itu, bayangan orang yang muncul di benak langsung ku singkirkan.

"hm bukan dia" batinku sambil menggelengkan kepalaku berkali-kali

Sampai laki-laki itu membalikkan badan menghadapku dan mata kami saling bertemu untuk sesaat dan langsung membuatku mematung di tempat.

Sungguh aku tidak percaya kalau aku menikah dengan cinta pertamaku.

Aku sangat senang tapi aku juga sedih di kala dahulu ketika aku menyatakan perasaan sukaku padanya tapi dia menolak mentah-mentah bahkan menghinaku tapi aku tidak pernah menyerah untuk terus mendekatinya.

Setiap hari ketika jam istirahat sekolah saya selalu menghampirinya dan mengajak dia mengobrol tapi tetap saja dia tidak peduli bahkan selalu menatapku dingin.

Semua sikapnya itu tidak masalah bagiku. Mungkin dia masih asing dengan kehadiranku makanya selalu bersikap dingin tekadku dalam terus mendekatinya sampai suatu hari dia menghinaku dengan sangat tajam bahkan menatapku dengan tatapan dingin dan jijik seolah saya adalah kuman dan mencium orang yang di sukainya di depanku.

Aku menatap mereka dengan tatapan datar menyaksikan aksi mereka yang tengah berciuman. Akhirnya aku sadar bahwa aku yang telah menghambat dia.

Mungkin hanya aku yang terlalu menyukai dia. Mulai dari peristiwa itu aku tidak lagi pernah mengganggunya dan mulai detik itu saya menutup hati untuk jatuh cinta pada siapapun. Cintaku masih tetap untuknya yang pada akhirnya nanti saya yang akan menderita.

Memang kalau cinta tidak pernah memandang rasa sakit seperti apapun.

Aku tidak pernah bertemu lagi dengannya sampai dia lulus karena dia adalah kakak kelasku.

Ini adalah pertemuan pertama ku setelah beberapa tahun tidak bertemu dengannya. Ternyata dia masih sama yang dulu dingin.

Ketika pengucapan janji suci, Aku sangat senang mendengar kalimat sumpah yang keluar dari mulutnya. apakah tuhan mendengar permohonan ku? batin ku.

Sampai acara ciuman yang membuatku sangat gugup. Aku menutup mata menunggu dia menciumku ternyata dia mencium kening dan bukan bibir.

Aku sedih karena dia tidak mencium bibir tapi aku sedikit bahagia karena ciuman pertamaku masih utuh.

Maharani POV end

Acara terus berlanjut banyak tamu undangan mengucapkan selamat kepada mereka. Maharani hanya membalas dengan senyuman.

Setelah selesai pestanya, Maharani langsung kembali ke kamar, dia sudah sangat gerah dengan gaunnya. Sampai di kamar dia langsung beralih ke kamar mandi dan mengambil kimono mandi.

Lima belas menit dia membersihkan dirinya, dia mencari baju ganti di kopernya yang di siapkan oleh ibunya. tapi tidak mendapatkan baju tidur yang baik semua lingerie membuat dia mendengus kesal.

Dia memakai hotpants lalu memakai kembali kimono itu. dia berjalan perlahan ke arah sofa, dia mengambil bantal dan mencari suatu kain untuk menutupi kakinya dari kedinginan.

Setelah semua yang dia butuhkan sudah tertata rapi dia mulai membaringkan tubuhnya karena sudah sangat kecapekan seharian berdiri dan duduk.

Dia tidak tidur di tempat tidur, biarkan Randy yang tidur di kasur karena dia belum tahu laki-laki itu menerimanya atau tidak.

Di lain tempat,

Randy Whitley yang menjadi suami Maharani kini bertemu dengan teman-temannya. Mereka berada di sebuah club ternama yang berada di kota tersebut.

Mereka menghabiskan malam ini penuh dengan minuman tanpa memikirkan istrinya yang baru dia nikahi.

"Bagaimana dengan istrimu itu bro? lumayan juga dia" ucap salah satu kawannya

"Jangan kau sebut dia istriku. Mana sudi aku memiliki istri seperti dia" ucap Randy

"Jangan begitu bro kasian istrimu itu sendirian. Biar bagaimanapun dia telah menjadi istrimu sekarang" sambung kawannya yang lain.

"Terserah" jawab Randy

Sampai jam dua pagi baru dia kembali ke rumahnya. Dia langsung saja menuju tempat tidur tanpa memikirkan istrinya yang dia tinggal di hotel tempat mereka mengadakan pernikahan.

Pagi harinya Maharani membuka matanya perlahan lalu merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Dia melihat ke arah tempat tidur, tempat itu masih rapi bahkan bunga-bunga yang di hias di atas tempat tidur masih rapi.

"Apakah Randy tidak pulang semalaman? gumamnya pada dirinya sendiri.

Dia bangkit lalu beralih ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum dia turun untuk sarapan. dia mandi lumayan lama karena masih berendam air hangat. Setelah merasa badannya cukup segar dan rileks, Maharani baru menyudahi aktivitas mandinya.

Dia menggunakan jasa room service untuk memesan sarapan. Sambil menunggu makanan yang dia pesan, dia mencari baju yang cocok untuk dia gunakan. Untung ada gaun jadi dia memutuskan untuk memakai gaun berwarna abu-abu itu.

Bunyi pintu di ketok tanda makanan yang dia pesan sudah datang, dia langsung menyuruh mereka untuk masuk.

Dua orang wanita muda memasuki kamarnya dengan troli yang berisi makanan di atasnya.

Mereka menyusun rapi makanan itu di atas meja yang terdapat di kamar itu.

"Selamat menikmati nyonya" ucap mereka serempak setelah selesai menata makanan itu.

"Terimakasih" ucap Maharani sambil mengambil makanan menaruh di atas piring.

Kemudian ke dua pelayan itu segera keluar dari kamar VIP itu.

🙏 Terimakasih 🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!