Pecahnya Cobek Ndalem

Adzan subuh berkumandang di musholla putra. Suaranya begitu merdu hingga membuat para santri putri langsung bangun untuk mengintip di jendela aula depan agar dapat melihat siapa yang adzan.

"Sumpah bikin merinding." Ucap salah satu santri putri yang mengintip paling depan sendiri.

" Eh itukan, Gus Agam." Sahut Lina yang mengenali poster tubuh Agam yang tinggi tegap serta kekar sedang memakai koko putih.

"Subhanallah suami idaman."

" Kalo Gus Agam terus yang adzan aku rela deh bangun sebelum subuh untuk menantikannya hadir di musholla."

"Gimana kalo sekarang saja kalian aku kirim ke mushola putra, biar sekalian jama'ah subuh di sana?"

" Memang boleh? Nanti kalo Mbak Qila marah gimana?" Ucap salah satu dari mereka yang masih tetap gambas (mengintip santri putra).

Qila yang tak sengaja melewati mereka untuk turun tangga mengambil wudhu langsung berhenti mendengarkan namanya di sebut wajar dirinya merupakan kepala pengurus keamanan.

"Mbak Qila ijinin kok, sekalian bersihin seluruh pondok putra." Mendengar suara khas Qila mereka langsung menengok ke belakang termasuk Fitri anggota pengurus keamanan Qila.

"Eh mbak Qila udah bangun." Mereka mulai berbasa-basi.

" Terima kasih mbak, ini kita mau liat jalanan kok masih sepi ya mbak.. nggak ada yang pergi ke masjid, padahal adzannya sudah dari tadi."

"Iya mbak, mungkin karena dingin kali ya mbak?"

"Turun!!" Hanya satu kata Qila ucapkan untuk mereka sambil melotot.

"Iya mbaakkk.. gak usah melotot juga kali." Ucap Lina sewot, hanya Lina yang berani dengan pengurus.

"Gimana mbak? masih muntah?" Tanya Fitri setelah anak-anaknya turun ke bawah membawa mukenah.

" Belum Fit, ini semua gara-gara semalam nemenin Almira bergadang di Luar kamar."

" Ya udah mbak nanti saya ambilkan obat masuk angin." Fitri memanglah baik tapi karena kebaikannya itu ia menjadi tidak di takuti para santriwati. Seharusnya dia menjadi pengurus kebrsihan bukan keamanan.

" Al, Lo harus tanggung jawab!" Ucap Qila setelah melihat Almira bangun namun masih di kasurnya.

"Hah? tanggung jawab apaan? Nyawa belum kumpul udah main suruh tanggung jawab." Gerutunya.

" Lo nanti gantiin pekerjaan gue! Gara-gara Lo semalem gue masuk angin." Tuntutnya.

"Kan bisa Salwa atau Mila, Saya harus ngurus Gus Aqil dan Gus Afif, tau sendiri kan kamu kalo saya nggak bisa masak."

" Mereka sibuk, ini kan hari Jum'at pasti banyaklah yang mau jaga Gus Aqil Dan Gus Afif. Lagian di dapur juga ada Mbok Mi, kamu tinggal bantuin Mbok Mi doank, beres!"

"Baiklah nanti saya akan menggantikanmu." Jawab Al malas.

..................

Mbok Mi ke mana sih? Nih gue harus ngapain coba? kalo rebus telur sama mie instan mah kecil lah ini nggak tau mau masak apa?

" Loh kok sampean Nduk yang di dapur? Qila mana?" Tanya umi.

"Masuk angin Neng, karena semalam begadang hhh.." Jelasnya begitu jujur.

" Oalah, makanya kalo malem jangan begadang!" Almira hanya senyum " Nanti kamu masak telur rebus terus goreng, jangan lupa sambal gorenya juga dan di pisah kalau kamu kesulitan nanti tanya Mbok Mi atau tanya umi langsung." Umi begitu perhatian mengetahui dirinya belum pandai memasak.

" Nggh mi." Jawabnya santun dan mulai memanggilnya itu dengan kata Umi seperti teman-temannya.

" Telurnya ada di kulkas kamu rebus semua sambil nunggu Mbok Mi ke sini! Saya mau mandiin Dek Aqil dulu."

"Nggh umi." Dari tadi jawaban itu mulu yang keluar dari mulut Almira karena bingung mau tanya apa.

Almira segera mengambil telur rebus di kulkas yang ada delapan butir lalu mencucinya. Sebelumnya ia sudah memanaskan air terlebih dahulu sehingga tidak harus menunggu lama. Setelah airnya mendidih baru ia masukkan telurnya dan tunggu beberapa menit.

" Rebus apa Mbak Qila?" Tanya Mbok Mi.

" Telur mbok."

"Mbak Almira to, tumben di dapur?

Memangnya Mbak Qila dimana?"

"Masuk angin mbok gara-gara nemenin saya begadang semalam. Mbok ini sudah matang apa belum?" Tanyanya sambil memperlihatkan isi panci.

" Udah itu mbak." Almira langsung mengangkat pancinya kemudia menaruh telur kedalam wadah yang berisi air dingin.

"Mbok kata umi masak telur rebus goreng sama sambel goreng."

"Ciieee Mbak Al masak." Goda santri lainnya yang melihat Almira di dapur ndalem.

" Nggak papa Mbak Al, semangat!!" Ada pula yang memberinya semangat.

Almira diam saja, ia hanya fokus dengan telurnya.

"Udah mbok."

" Sampean bisa ngracik bumbu sambel goreng nggak? mbok yang goreng telurnya."

"Hh... gimana ya mbok?"Jika jawaban Almira sudah seperti ini maka sudah pasti no bisa.

"Aduuhh...aduuhh anak putri kok nggak bisa buat sambel, untung sampean belum nikah mau di kasih makan apa suami kelak jika udah nikah." Canda Mbok Mi sambil ngracik bumbu sambel.

" Itu mah udah beda cerita mbok."

"Ini sudah mbok racik tinggal ngulek, masa ndak bisa?"

"Ngulek sih kecil mbok tinggal di pukul-pukul sampai halus doang mah saya bisa." Ucapnya meremehkan.

"Jangan di pukul-pukul nanti pecah cobeknya!" Sebelum Al melakukan kesalahan Mbok Mi terlebih dahulu menasehati dirinya.

"Insya Allah mbok.Bismillahirrahmanirrahim." Ucap basmalah terlebih dahulu agar urusannya mengulek sambel lancar.

Ternyata tak segampang yang gue lihat di tv.

Almira mulai kesulitan mengulek bumbunya kecuali yang sudah lembut seperti trasi. garam dan micin.

Mending gue tumbuk biar cepat halus.

Dok.dok.dok..

"Jangan di ulek kayak gitu Mbak Al! Nanti bisa pecah cobeknya!" Tegur Mbok Mi.

"Kalo nggak kayak gini lama mbok halusnya...liat mbok udah pada gepeng tinggal.."

Pyaaarrr.....!!

Apa yang di takutkan akhirnya terjadi, cobeknya pecah menjadi empat bagian, bumbu-bumbunya berantakan di lantai dan ada beberapa siung bawang merah yang melompat ke wajan penggorengan. Almira hanya melongo, ia tak bisa lagi mengucapkan satu katapun.

Semua santri yang mendengarnya melihat ke arah suara berada, yang di atas menengok kebawah karena teras dapur ndalem terlihat dari lantai atas.

"Astaghfirullah, ada apa Mbak Almira?." Ucap Umi Sarah yang langsung kebelakang ketika mendengar suara barang pecah. "Bagaimana bisa pecah gini?" Ia terkejut melihat cobeknya pecah menjadi empat bagian.

"Itu Neng, tadi Mbak Al sudah saya bilangin agar tidak menumbuknya karena tidak sabar ya beginilah.." Ucap Mbok Mi.

"Maaf umi." Hanya kata itu yang akhirnya keluar dari mulutnya.

Di sisi lain Agam malah menahan tawa melihat ekspresi Almira yang hanya diam seperti patung apalagi dengan ekspresi terkejutnya sambil melotot.

" Ya sudah nggak papa, lebih baik. sampean bantuin iris-iris Mbok Mi aja. Mbok Sambelnya blander aja nggak papa mbok, biar cepat!"

" Nggeh Neng."

"Suara apa mi?" Tanya Kyai Fatih dari dalam menuju dapur.

" Ini Bi, Mbak Al terlalu semangat buat ngulek sambelnya jadinya pecah cobeknya." Ucap Umi Sarah dengan nada setenang mungkin walaupun di hatinya sedikit berapi-api karena cobek itu peninggalan ibunya.

Perasaan gue numbuknya udah pake ati kok bisa ambyar gitu ya.. cobeknya.. batinya sambil mengingat ketika menumbuknya.

Preman kok di suruh ngulek, salah sendiri.. , guman Agam lalu meninggalkan kerumunan di dapurnya.

Terpopuler

Comments

Nurul nurul

Nurul nurul

bukannya klo rebus telur itu pas airnya masih dingin,kok itu dimasukin pas udah mendidih

2021-12-19

1

Dwi Wahyuningsih

Dwi Wahyuningsih

cobek nasib mu di Al tamat dah....😁😁😂

2021-01-29

3

Nining Rosmara Ningsih

Nining Rosmara Ningsih

😂😂😂

2021-01-21

2

lihat semua
Episodes
1 Monyet Cantik Jadi-jadian
2 Balasan Awal Gus Agam
3 Tantangan
4 Pecahnya Cobek Ndalem
5 Liburan Semester
6 Bertemu Teman Lama
7 Menjadi Ustadzah
8 Tukang Parkir Cantik
9 Calon Mantu Idaman
10 Kembali ke Pesantren
11 Jodoh untuk Agam
12 Pertemuan
13 Permintaan Maaf Gus Agam
14 #2
15 Pernikahan
16 Istri jadi Santri
17 Malam yang dinantikan
18 Pembalasan Berujung Tragis
19 Kompak
20 Teman
21 Pendatang Baru
22 Kepo
23 Siapakah Almira?
24 Masa Lalu
25 Tragedi
26 Istri Tidak Ada Akhlaq
27 Hampir Ketahuan
28 Firasat Buruk
29 Es yang Meleleh
30 Kunjungan
31 Gadis Masa Lalu Agam
32 Pengumuman
33 Cemburu
34 Pulang
35 Curhat
36 Maulid Nabi Muhammad Saw
37 Salah Sangka
38 Latihan Menjadi Istri Baik
39 Sambangan
40 Pengurus Pendidikan
41 Perubahan yang Menakjubkan
42 Ketahuan tapi Tak Terbongkar
43 Manjanya Gus Agam
44 Belum Siap
45 Kabur
46 Sidang
47 Takziran
48 Hari Patah Hati yang Terlambat
49 Pertanyaan BOM
50 Pacaran Yuukk!!
51 Kencan
52 Minta Do'a Restu
53 Hari Pertama
54 Kumpul
55 Rumah Sakit
56 Pentingnya Pendidikan
57 Kejutan
58 Ngambek
59 Surat Cinta
60 Permulaan
61 Pindah
62 Rumah Baru
63 Teror
64 Saingan jadi Perimadona
65 Pria Misterius
66 Siapakah Istri yang sebenarnya?
67 Ujian Kesabaran
68 Martin vs Pencuri
69 Fitnah
70 Kepercayaan yang Luntur
71 Ulang Tanun Zahwa
72 Muntah apa Muntah?
73 Jebakan
74 Pengkhianatan
75 Gembira atau Sedih?
76 Indahnya Kata Maaf
77 Happy Ending
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Monyet Cantik Jadi-jadian
2
Balasan Awal Gus Agam
3
Tantangan
4
Pecahnya Cobek Ndalem
5
Liburan Semester
6
Bertemu Teman Lama
7
Menjadi Ustadzah
8
Tukang Parkir Cantik
9
Calon Mantu Idaman
10
Kembali ke Pesantren
11
Jodoh untuk Agam
12
Pertemuan
13
Permintaan Maaf Gus Agam
14
#2
15
Pernikahan
16
Istri jadi Santri
17
Malam yang dinantikan
18
Pembalasan Berujung Tragis
19
Kompak
20
Teman
21
Pendatang Baru
22
Kepo
23
Siapakah Almira?
24
Masa Lalu
25
Tragedi
26
Istri Tidak Ada Akhlaq
27
Hampir Ketahuan
28
Firasat Buruk
29
Es yang Meleleh
30
Kunjungan
31
Gadis Masa Lalu Agam
32
Pengumuman
33
Cemburu
34
Pulang
35
Curhat
36
Maulid Nabi Muhammad Saw
37
Salah Sangka
38
Latihan Menjadi Istri Baik
39
Sambangan
40
Pengurus Pendidikan
41
Perubahan yang Menakjubkan
42
Ketahuan tapi Tak Terbongkar
43
Manjanya Gus Agam
44
Belum Siap
45
Kabur
46
Sidang
47
Takziran
48
Hari Patah Hati yang Terlambat
49
Pertanyaan BOM
50
Pacaran Yuukk!!
51
Kencan
52
Minta Do'a Restu
53
Hari Pertama
54
Kumpul
55
Rumah Sakit
56
Pentingnya Pendidikan
57
Kejutan
58
Ngambek
59
Surat Cinta
60
Permulaan
61
Pindah
62
Rumah Baru
63
Teror
64
Saingan jadi Perimadona
65
Pria Misterius
66
Siapakah Istri yang sebenarnya?
67
Ujian Kesabaran
68
Martin vs Pencuri
69
Fitnah
70
Kepercayaan yang Luntur
71
Ulang Tanun Zahwa
72
Muntah apa Muntah?
73
Jebakan
74
Pengkhianatan
75
Gembira atau Sedih?
76
Indahnya Kata Maaf
77
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!