"Dasar pria aneh, baru segitu aja udah takut, ngatain gue monyet jadi-jadian pula." Human Almira tak jelas.
"Kamu ngmong apaan sih Al?" Tanya Mila yang sejak Almira masuk kamar diam-diam mendengarkan gumanan Almira uang tak jelas.
"Itu tuh Ustadz rempong, enak saja ngatain saya monyet jadi-jadian." Ucap Almira dengan nada kesal.
"Whatt??" Sahut Qila.
"Hahaha..." Qila dan Mila kompak mentertawakan Almira.
" Percuma saya bercerita kepada kalian, baru awalnya saja kalian telah mengejek saya apalagi kalo saya ceritakan semuanya?"
"Qil, emang kita ngejek ya..?" Tanya Mila sok polos.
"Nggak tuh."Jawab Qila.
"Udahlah terserah kalian saya mau mandi." Almira semakin kesal dengan tingkah temannya. Dari pada melayani mereka lebih baik dirinya mandi biar fresh.
"Jangan lupa di tunggu ceritanya!!" Teriak kedua temannya kompak.
Salwa yang biasanya selalu mendengarkan ceritanya sedang ikut pergi ke ndalem. Sedangkan pesantren jika jam segini mesti sepi anak-anak pada sholat dhuha. Yang ada adalah Mbok Mi yang lagi masak nasi di dapur dengan tungku tuanya karena yang di masak tidaklah sedikit kalo pakai kompor yang ada kompornya rusak akibat muatan dandang yang amat besar.
"Masak apa kangkung lagi ya mbok?" Tanya Al ketika melihat bongkokan kangkung di depan kantin.
"Iya, kemarin ada wali santri yang ngasih kangkung." Jawab Mbok Mi "Mbak Qila ke mana mbak?" Lanjutnya karena belum melihat Qila pagi ini.
"Mungkin molor lagi mbok."Jawabnya seenaknya.
"Bohong masuk neraka!" Teriak Qila saat mendengar Almira blberkata bohong pada Mbok Mi kesayangannya itu.
"Lagila kamu lama turunnya nggak tau apa kalo Mbok Mi sudah menunggu dari tadi?"Omel Almira.
"Nggak! Kan nggak di kasih tau weekk.." Balas Qila sambil menjulurkan lidahnya.
"Aduuhh.. cah ayu-ayu malah ribut. Udah-udah!" Lerai Mbok Mi.
"Mbak Qila tadi kata umi di suruh beli ini." Mbok Mi menyerahkan daftar catatan belanja Qila. Biasa belanja harian setiap pagi.
"Tumben mbok, umi suruh beli ikan asin." Baru kali ini ada daftar ikan asin di kertas belanjaan Qila.
"Gus Agam suka ikan asin, nanti yang masak ikan asin umi sendiri katanya."
"Oalah gitu to? saya juga nggak keberatan kok mbok, kalau yang masak, siapa tau Gus Agam suka masakan saya terus melamar saya." Ucap Qila kumat stresnya.
"Lamar jadi pembantu." Ceplos Almira asal.
"Lo mah syirik mulu Al sama gue. Ya udah mbok aku pergi dulu ke pasar. Suruh Al aja yang motongin tuh kangkung." Pinta Qila.
"Baiklah mbok nanti akan saya cincang kangkungnya sampe lembut biar kayak bubur terus yang di salahkan Qila karena nggak ada santri yang mau makan bubur kangkung." Almira kok di suruh di dapur ya.. kalik.
"Yaelah bantuin gue napa, Lo kan nggak punya kerjaan hari ini?" Ucap Qila sok melas.
"Kata siapa? Saya belum mandi habis ini masih harus belajar lagi." Protes Almira.
Jika di lanjutkan mereka tidak akan berhenti hingga malam. Qila memilih langsung pergi ke pasar sebelum kesiangan, sedangkan Almira masih duduk di depan kantin di temani handuk, gayung, dan perlengkapan mandinya. Bukan segera mandi ia malah melamun kemana-mana.
"Mbok, emang Kyai Fatih nemu anak kayak dia di mana sih kok serem amat?"
Almira agak sedikit merinding ketika melihat seorang pria keluar dari pondok putra lewat pintu belakang yang langsung terhubung di ndalem. Pria itu memandangnya tajam Alimra dan mengiriskan jati telunjuknya pada lehernya yang kengkang seperti tanda dia akan membunuh Almira.
"Siapa toh yang sampean maksud?" Tanya Mbok Mi, yang datang sambil membawa telenan dan pisau.
"Agam...Agam.. itu loh?"
"Ya.. dari istrinya lah, Umi Hajar." jelas si mbok.
"Lah sekarang Umi Hajarnya ke mana?" Al semakin penasaran.
"Beliau sudah meninggal karena sakit dan setelah itu Gus Fatih nikah dengan Neng Sarah."
"Oo... tapi kenapa dia tidak tinggal disini saja bersama orang tuanya? Saya denger Umi Sarahkan temen deket ibunya."
"Kalo itu ya.. mana mbok tau? Kalo sampean ingin informasi lebih lengkap mending tanya Gus Agam aja, tuh dia lagi di teras belakang." Tunjuk mbok Pada pria yang kebetulan sedang menatap ke arahnya.
"Eh saya mau mandi dulu mbok, ungkep." Al langsung pamit sebelum mendapat masalah lagi.
"Pripun Gus?" Tanya mbok saat Agam mennghampirinya.
"Mbok, nanti kalo ada yang nanya tentang saya suruh langsung nanya saya aja ya..!" Ucapnyalslu pergi.
"Nggh Gus, hhh.." Mbok Mi merasa bersalah karena telah memberikan informasi Agam kepada orang lain. Padahal ia tau jika Agam tidak suka masa lalunya di umbar-umbar.
.............
"Perasaan tadi baru bangun sekarang udah malam, hari makin cepet ya Sal?" Tanya Mila.
Salwa hanya mengangguk karena sibuk mencari kitab ngaos Kyai Fatih.
"Al Lo kok santai amat sih, nggak grogi apa baca pertama?" Qila gemas melihat Almita malah enak-enak tidur memeluk kitabnya sambil menunggu teman-temannya.
"Ya.. mau gimana lagi. Lagian kan ada kamu mau dong bantu dikit-dikitlah." Jawabnya.
" Ogah dari pada ntar masuk kandang macan?"
" Bukannya kamu seneng kalo macamnya itu Gus Agam?" Mila dan Salwa langsung menoleh pada Qila.
"Waahhh... kayaknya kita saingannya banyak deh Sal?"
"Ya Mil."
"Apaan sih kalian. Lo mah nggak bisa tutup mulut Al." Kesal Qila pada Almira.
"Terserah saya dong. Udah ayok berangkat sebelum Ustadz rempong datang."
"Almiraa.." Mereka semua tak terima pria idamannya di katain rempong.
"Ya..ya... Gus Agam ganteng dan songong."
Satu kata terakhir ia ucapkan pelan agar tidak terdengar dari luar kamar.
Waktu masih berpihak pada mereka meskipun mereka yang datang paling akhir, namun belum juga dikatakan telat karena gurunya belum datang.
CKlek.
Pintu ndalem terbuka semua anak yang semula bergojekan langsung diam bagaikan bertemu guru killer. Emang killer sih.
Selesai salam ia membuka kitabnya dan tak lupa mengirimkan Al Fatihah pada Nabi Saw tentunya pengaraang kitab serta guru-gurunya.
"Ekhm." Ia sengaja tidak menyuruh santri membaca karena kemarin sudah di beritahu.
Krik.Krik.
"Al! Lo baca." Bisik Mila.
"Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah."
"Basmalah beri makna!" Ucap Agam datar.
"Bismillah\= kelawan nyebut Allah, Arrohmani\= dzat kang anduweni welas, Arrahiimi\=tur Dzat kang anduweni asih." Baca Al dengan lantang.
"Ulangi!" pinta Gus Agam.
Almira mengulanginya sampai tiga kali namun tetap saja disuruh mengulangi lagi. Dan parahnya tidak diberitahu kesalahannya apa.
Sabar Al ini ada orang banyak, Lo makinya entar aja, ia menahan dirinya agar tidak memaki Agam seperti saat di depan toko Al-Barkah kemarin.
"Perhatian kalo maknani basmalah yang lengkap Bismillah\= kelawan nyebut Allah, Arrohmani\= dzat kang anduweni welas ing ndalem sunyi lan akhirat, Arrahiimi\=tur Dzat kang anduweni asih ing ndalem akhirot beloko." Agam menekan makna Ar rohman dan Ar rahim. Lalu ia melanjutkan mebaca kitabnya tanpa memperdulikan Almira yang sedang menahan emosi.
Awas aja Lo nanti gue pites-pites Sampek ancur.
Gimana? ini baru awal dari balasanku tunggu lagi yang lebih sadis. Batin Agam ketika melihat Almira mengepalkan tangan kirinya menahan amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
si psikopat
boro² gurunya ganteng😭masih muda😭 guruku udh sepuh semua😭
2021-09-15
1
★Merepotkan~
Alhamdulillah, makasih ilmunya kak🌲👍
2021-05-01
1
Pipit Sopiah
aku langsung like thor
2021-04-12
1