Godaan Iman

"Lama ya? Sorry tadi masih ngobrol sama temen gue," ucap Mira menghampiri Azril yang tengah menunggunya di gerbang kampus. Tapi pandangan Mira berubah heran setelah melihat Alvin di sebelah Azril.

"Ni anak lagi," cibir Alvin melirik malas ke arah Mira.

"Yeee siapa juga yang mau ketemu sama lo. Ogah!" sewot Mira.

"Tuh kan. Bilang aja sih kalo lu yang caper ke Azril. Lo suka kan?"

"Heh, bulu monyet! Lu ga usah ngadi-ngadi ye. Mana level gue sama Azril."

"Awas aja lu kemakan omongan sendiri."

"Udah udah. Gak baik debat terus. Vin, aku pulang dulu ya. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam." jawab Alvin masih menatap tajam kepada Mira. Tapi Mira mengabaikan saja.

"Kamu bawa motor sendiri?" tanya Azril setelah melihat Mira mengambil helm dari salah satu motor.

"Iya, kenapa? Lo mau bonceng gua?"

"Engga. Tanya aja."

"Yaudahlah yuk. Keburu sore."

Keduanya pulang kuliah langsung menuju rumah Azril. Mira mengikuti Azril dari belakang. Karena memang Mira tidak tau dimana rumah Azril.

Sesuai permintaan dari Mira, Azril akan mengajarinya mengaji. Tentu dalam pengawasan Nazrul agar tidak terjadi kesalahpahaman.

"Assalamu'alaikum, bang," teriak Azril memasuki rumahnya. Mira masih terdiam di depan pintu. Baru kali ini ia mengunjungi rumah lelaki.

"Wa'alaikumsalam. Oh ini? Ayo duduk," Nazrul mempersilahkan Mira duduk.

"Zril, kamu ganti baju dulu, ya. Biar Abang yang nyiapin minum."

"Siap bang."

Selama di ruang tamu, Mira sembari melihat sekeliling rumah Azril. Banyak bingkai foto yang tertera. Orang tua dan kedua anak laki-lakinya. Kadang, Mira merasa iri pada keluarga harmonis teman-temannya yang selalu membuatnya ingin kembali pada masa kecil. Sebelum ayahnya tiada.

"Mir--Mira? Kamu ngelamun?" panggilan Azril ke sekian baru didengar oleh Mira. Lamunan singkatnya cukup menyita waktu untuk kembali ke masa lalu.

"Eh iya maaf. Sekarang nih? Mana Qur'annya?"

Azril mengambil posisi duduk tepat di depan Mira dan dengan jarak yang tidak terlalu dekat.

"Sebelum kita belajar ngaji, saya kasih tau kamu dulu ya adab-adab membaca Al-Qur'an,"

Nazrul datang membawa 2 gelas teh hangat. Lalu duduk di sofa yang berbeda. Meski tidak ngapa-ngapain, setidaknya ia bisa memastikan bahwa tidak terjadi hal macam-macam di antara keduanya.

"Ga boleh gitu ya langsung baca?"

"Ga boleh. Sebelum baca, usahain punya wudhu', nutup aurat. Sana kamu wudhu' dulu,"

"Kelamaan lah kalo gitu. Langsung aja lah. Males gue ke kamar mandi," keluh Mira menolak ucapan Azril. Sepertinya kali ini Azril harus ekstra sabar menghadapi wanita yang cukup menyebalkan di hadapannya ini.

"Mira, ga ada salahnya kok wudhu'. Justru itu bisa-"

"Iya dah iya. Mulai ceramah. Dimana kamar mandinya?" potong Mira, kemudian mengambil wudhu'.

"Kayanya kamu harus kuat mental deh, Zril." ejek Nazrul yang dibalas senyuman oleh Azril.

Setelah selesai wudhu', Mira duduk kembali.

"Udah nih," ujar Mira sambil menunjukkan wajahnya yang basah. Sebagai bukti bahwa ia benar-benar berwudhu'.

"Pake kerudung dulu."

"Aelah. Ribet amat." jawab Mira memutar bola matanya.

Azril masuk ke dalam kamarnya, mengambil sehelai kerudung putih. Diberikannya pada Mira. Begitu sempurna di wajah Mira yang cantik. Ya, meskipun Mira memakainya asal-asalan. Kenapa Azril bisa mempunyai kerudung? Ya tentu saja, itu milik Uminya.

Sebagai permulaan, Azril menuntun Mira untuk membaca surah Al-Fatihah terlebih dahulu. Ia mengajari Mira dengan telaten, meskipun Mira sedikit kesal karena banyak bacaannya yang masih salah.

Berkali-kali Azril mengingatkan pada hatinya sendiri. Walaupun ada Nazrul, tetap saja. Kedua matanya selalu ingin memandang wajah Mira yang menurutnya lucu. Mencoba untuk menunduk agar tidak tergoda oleh godaan syaithon.

Berkali-kali juga Nazrul berdeham, memberi isyarat pada Azril agar tetap menjaga imannya. Karena dilihat dari gerak-gerik Azril, Nazrul tau, hati adiknya itu sedang tak karuan.

"Gimana? Mudah, kan?" tanya Azril sambil menutup Al-Qur'an.

"Kalau gue sih susah. Soalnya ga pernah baca Qur'an,"

"Yaudah. Kamu hafalin ya surah Al-Fatihah ini, besok setor ke saya."

"Berasa balik TK lagi dah gua," Azril tersenyum.

"Gue mau pulang nih. Makasih ya, Zril. Abang lo juga."

"Nama saya Nazrul," sahut Nazrul memperkenalkan namanya.

"Ah iya, Abang Nazrul, makasih ya bang,"

"Sama-sama."

"Oh iya, ini kerudungnya," ucap Mira sembari melepas kerudung putih milik Umi Nazrul.

"Eh, enggak usah. Ambil aja. Kamu cantik kalau pake kerudung."

Blush!

Mira menahan senyum agar tak terlihat salting di depan Azril. Lalu mencoba bersikap biasa saja. Yah, meskipun wajah Azril datar dan polos. Mira sampai bingung, dia ini memang gombal apa gimana sih?

Mira diantar sampai depan rumah oleh Azril. Sedang Nazrul memasuki kamarnya terlebih dahulu. Ketika Mira hendak menghidupkan motornya, Azril memanggil.

"Apaan?"

"Assalamu'alaikum,"

"Oh iya lupa. Wa'alaikumsalam. Gue pulang ya. Sekali lagi makasih, Pak Ustadz." pamit Mira tersenyum. Lalu berlalu pergi.

Azril masih tetap disana. Kenapa tadi senyumnya begitu manis? Kenapa pipinya memerah saat di panggil Pak Ustadz? Kenapa--Duh. Azril menggeleng. Mencoba menepis pikiran-pikiran aneh yang tiba-tiba muncul di otaknya.

🖤

🖤

🖤

"Jangan lupa untuk suci dari hadast dan menutup aurat sebelum membaca Al-Qur'an ya teman-teman :)"

Thank u for reading!🥺👉👈❤

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

kakak😊

asisten dadakan hadir lagi😉

mampir lagi yuk kak😊

2020-12-09

1

Daratullaila🍒

Daratullaila🍒

semangat up thor☺
salam dari calon isri ceo

2020-11-30

1

Spyro

Spyro

Romancenya manis 😊 Jangan ampe ad org ketiga , keempat , kelima ya thor 😅

2020-11-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!