Penasaran

Di saat Mira (sok) sibuk mengerjakan tugasnya, Vita mengejutkan dari belakang. Tapi sayang, Mira tetap tidak kaget, malah menatap Vita dengan tatapan 'apaan sih'.

"Kenapa lo ga kaget sih?" tanya Vita sebal. Mira hanya menjawab dengan mengendikkan bahunya. Vita melihat Mira heran, kenapa anak ini rajin sekali? Ia pun menarik paksa laptop Mira.

"Vitaa! Ngapain di ambil?"

"Gak-gak! Gue bosen liat lo rajin terus, break dulu kek sebentar, ya-ya-yaaaa," bujuk Vita yang akhirnya di-iya kan oleh Mira.

"Eh, lo tau cowo jurusan sebelah yang namanya Haykal Azril, ga?" tanya Mira tiba-tiba, yang membuat Vita terbatuk.

"Wait? Ga salah nih kuping gue?"

"Kenapa emang? Kuping lo congek?"

"Sejak kapan lo nanyain cowo, Mir? Lo ga kesambet, kan?" ledek Vita sambil memegangi kepala Mira.

"Enggak, Vit. Lo kenal, gak?"

"Ehm.. Pernah sekali-dua kali liat dia. Kenapa sih emang? Jangan-jangan....."

"Stop it! Gue ga suka, cuman penasaran aja," sangkal Mira.

"Penasaran kenapa emangnya?" heran Vita. Pasalnya, baru kali ini Mira penasaran terhadap seorang lelaki. Semenjak dikhianati oleh mantan kekasihnya, Mira tak mempercayai omongan dan janji manis seorang lelaki.

"Katanya dia famous, terus banyak yang suka, kuat iman, dan blablabla. Gue mau deketin dia, gimana ya caranya?"

"Heran gue Mir, sama lo sekarang. Ya, kalo lo mau deketin dia, langsung aja basa-basi. Ngapain juga masih mikir. Lah wong bukan ujian," jawab Vita enteng.

"Pinter juga lo, Vit. Tumbenan."

"Awas lo yaaa!" Vita menggelitik perut Mira kesal. Alhasil, mereka berdua kejar-kejaran. Untung saja tidak banyak mahasiswa/i yang sedang berkeliaran. Jadi tidak mengganggu sama sekali.

"Udah, Vit!!! Cape gueeeeeee! Hosh ... hosh ...." seru Mira dengan nafas yang tak beraturan. Hampir saja ia beberapa kali menabrak pot. Tapi dengan cekatan ia menghindar.

"Eh eh! Mir, lo liat deh!" desak Vita menarik Mira agar melihat sesuatu yang ditunjuknya.

"Apaan lagi siiiiii,"

"Itu si Azriiiillll," Mira spontan menoleh. Ikut melihat Azril yang tengah membaca sebuah buku sendirian.

"Duh, pantesan lo suka ya Mir sama dia,"

"GUE GAK SUKA!"

"Dahlah, gue pergi dulu. Awas aja ya kemakan omongan sendiri." ucap Vita langsung meninggalkan Mira begitu saja. Mira berdecak kesal. Enak aja datang bikin rusuh terus pulang.

Mira mengambil laptopnya di tempat semula. Lalu beranjak menghampiri Azril. Tapi langkahnya terhenti. Tangannya malah tergerak mengambil handphone dan menelpon Vita.

"Mira lo ngapain, sih?! Perasaan kita barusan ketemu deh,"

"Gue bingung nih mau deketin tuh cowok gimana,"

"Aelahhhh gitu doang? Apaan sih lo Mir sumpah gaje banget,"

"Gimana Vit, ayo dong,"

"Lo samperin aja kek pura2 marah atau apa gitu."

"Oke. Makasih bebbbb muach!"

Ttuuttt

Mira tersenyum lebar. Mungkin dengan cara ini ia akan berhasil memancing cowok 'famous' itu. Meskipun sedikit aneh dengan menggunakan cara marah-marah. Tapi tak apa lah.

"Eh, lo cowok tadi, kan ya?" Azril mendongak. Terkejut karena tiba-tiba saja wanita tadi datang dengan raut muka sedikit seram.

"Maaf, mbak. Tadi saya gak sengaja kok,"

"Tapi lo beneran gak ada niatan modus, kan?!"

"Astaghfirullah. Beneran gak ada mbak,"

"Jangan manggil gue mbak dong. Berasa tua gue,"

"Oh iya maaf."

Sedari tadi, Azril hanya menatap Mira sesekali saja. Ia lebih sering menundukkan kepalanya. Mira yang melihatnya jadi lebih yakin, kalau cowok ini benar seperti apa yang kebanyakan orang katakan.

"Tanya gitu kek nama gue siapa," Azril tersenyum mendengar ucapan Mira.

"Namanya siapa?"

"Gitu dong. Gue Mira,"

"Oh iya, Mira. Maaf kalo saya sering nubruk, sampe kamu nuduh saya macem-macem,"

"Gue maafin. Tapi dengan satu syarat," Azril yang hendak beranjak pergi mengurungkan langkahnya. Apa lagi?

"Lo harus mau ngajarin gue baca Al-Qur'an," pinta Mira sebagai persyaratan. Azril membelalakkan matanya, sangat-sangat-sangat terkejut. Bagaimana bisa wanita setua ini belum bisa membaca Al-Qur'an?

"Gimana? Lo bisa, kan pastinya?" Azril terlihat seperti berpikir.

"Ehm... Saya pikirkan dulu ya, Mira,"

"Ah kelamaan lo. Yaudah kaga gue maafin."

"Yasudah-yasudah. Iya," jawab Azril, akhirnya. Ia tak mau jika di akhirat nanti, Mira akan meminta balasan atas perbuatan yang ia lakukan, meskipun tidak sengaja.

Dalam hati Mira tersenyum lebar. Merasa berhasil akan rencananya kali ini. Tapi ia tetap menjaga image agar tak terlihat aneh di mata Azril. Padahal, dari awal dia marah-marah sudah aneh.

"Saya pamit ya. Assalamu'alaikum." pamit Azril. Entah telinganya yang bermasalah, atau memang benar, bahwa salamnya tidak dijawab oleh Mira.

Dalam perjalanannya kembali ke kelas, Azril terus kepikiran. Bagaimana caranya ia mengajari Al-Qur'an kepada Mira? Bagaimana kalau-kalau imannya bisa tergoda untuk melakukan sesuatu yang berdosa? Bagaimana kalau .... duh, kenapa Azril jadi pusing begini?

Tapi, dalam hati Azril juga penasaran kepada Mira. Kenapa seakan ada sesuatu yang di sembunyikan? Atau permintaannya hanya tipuan? Atau--Azril beristighfar. Tak seharusnya ia suudzon (berprasangka buruk) kepada orang yang baru saja dikenalnya.

"Astaghfirullah. Ya Allah, semoga hamba selalu berprasangka baik kepada Engkau dan kepada sesama manusia. Aamiin."

.

.

.

"Azril yang di puji banyak orang pun juga bisa melakukan kesalahan. Jangan lupa untuk selalu husnudzon (berprasangka baik) kepada sesama ya, teman-teman!"

Thank u for reading🥺👉👈🖤

Jangan lupa tinggalkan jejak!✨

Terpopuler

Comments

Hannah

Hannah

Hadir...😍😍

2020-12-20

0

Anggita Azwina

Anggita Azwina

izin baca sampai sini
dulu y.... salam manis dari karya ku gadis bermata bening itu istriku.

2020-12-14

2

Utami Wiewie

Utami Wiewie

suka kak ceritanya..like selalu mendarat..


Mampir ya di cerita ku juga

MIA SI SATPAM CANTIK.😘

2020-12-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!