Zehya,Pergilah!

Burhan memberikan kode kepada para bawahan setianya untuk menyiapkan segala sesuatu yang selama ini telah dia rencanakan. Lelaki paruh baya itu tidak mau ada kesalahan apapun. Hari ini, dia akan mengirim pewaris sah keluarga Zenaya ke pulau terpencil.

Sebenarnya mudah saja baginya untuk melenyapkan nyawa gadis kecil ini. Namun hatinya tidak mengizinkannya. Entah mengapa, ada rasa sayang yang menyelinap di relung hatinya yang sudah di kuasai oleh nafsu dan keserakahan, yaitu rasa sayang yang hangat untuk Zehya.

" Waah... Opa. Opa! Apa kita akan pergi ke laut?" Suara antusias Zehya membuat dilema yang Burhan hadapi buyar. Kini fokusnya kembali pada cucu mantan sahabatnya dulu.

" Ya. Kita akan naik kapal nanti, Zehya suka?" Burhan bertanya dengan tenang. Zehya memandangi wajah Burhan dan mengangguk penuh semangat. Tanpa mengetahui betapa jahatnya orang yang tengah memangku tubuh kecilnya.

"Opa... Zehya mengantuk," Ujarnya seraya mengucek matanya dan menguap. Burhan mengusap lembut punggung Zehya.

" Tidurlah, opa akan bangunkan nanti." Zehyapun jatuh ke alam bawah sadarnya, dan tertidur dengan lelap.

" Obat tidur nya sudah bereaksi, Bos," Ujar dokter yang bekerja di bawah naungannya. Burhan menatap pria muda yang duduk di kursi depan dengan datar.

" Pras, adakah obat yang bisa menghapus semua ingatan manusia? Jika ada. Aku ingin menjadikan dia cucu ku."

Belum sempat Pras menjawab, teriakan Sarti memekakan telinga terdengar begitu nyaring.

" Manusia biadab! Tak akan Aku biarkan itu terjadi. Nona Zehya adalah cucu kandung mediang Tuan Zenata. Sampai kapanpun dia tidak akan bisa menjadi cucumu!" Teriakan Sarti dari jok belakang membuat darah Burhan mendidih.

" Lancang! Hentikan mobilnya dan lempar wanita tua ini ke jalan!" Perintah Burhan. Sarti memberontak, Nanum tindakannya tidak berarti apa- apa bagi para pengawal Burhan.

Mobil yang membawa mereka berhenti di pinggir jalan. Para pengawal menurunkan Sarti dengan paksa. Bersamaan dengan itu, Mobil Reyhan dari kejauhan terlihat. Burhan yang panik menjadi lengah. Hingga tidak menyadari bahwa Sarti sudah menggendong tubuh Zehya yang tengah terlelap.

" Cepat. Sebelum anak penganggu itu menyusul kita!" perintah Burhan. Masih belum sadar bahwa Sarti sudah berlari menjauh dari mereka.

" Tuan! Wanita itu membawa Nona!" Teriak salah satu pengawal. Sedang dua yang lain lekas mengejar Sarti.

Burhan meninju jok mobilnya dengan murka.

" Aagrh! Kalian semua tidak becus! Cepat dapatkan Zehya kembali!"

Sarti yang menyadari bahwa kekuatannya tidaklah besar, menoleh ke kanan dan kiri, mencari tempat untuk bersembunyi dari kejaran Burhan dan anak buahnya.

Kakinya yang tidak memakai alas kaki sudah terluka dan berdarah. Namun rasa sakit itu tidak lebih besar dari ketakutannya akan kehilangan Zehya. Pandangannya fokus pada sebuah mobil pick up yang terpakir di pinggir jalan. Sang supir tengah menutup barang bawaannya dengan terpal. Terlihat supir itu akan segera menjalankan kembali mobilnya.

Dengan segenap kekuatan yang tersisa, Sarti menjangkau Mobil tersebut, menuturkan Zehya di bagian belakang mobil, di atas tumpukan kotak berisi buah-buahan, dan mengambil sebuah bingkisan berukuran sedang.

" Nona, saya mohon, anda harus selamat. Maafkan bibi yang tidak bisa menjaga nona dengan baik. Semoga Tuhan selalu menjaga nona."

" Itu dia. Tangkap wanita itu!" Teriak salah satu bawahan Burhan. Bertepatan dengan mobil yang ada Zehya melaju meninggalkan tempat itu. Sarti memeluk benda di dalam dekapannya dengan erat, dan dia kembali berlari. Namun apalah daya manusia yang lemah, tubuh gemuknya terhuyung dan tertabrak oleh mobil minibus yang tengah melaju dengan kencang.

" Tuhan... Aku mohon, Lindungi Nona. Jika Tuan muda tidak bisa menemukannya, maka pertemukanlah Nona dengan orang yang baik... Aku mohon Tuhan...." Gumam Sarti sebelum tubuhnya menghantam kap mobil yang menabraknya.

Suata klakson dan teriakan menggema, bersama dengan suara decitan rem dan benturan keras. Memecah kebisingan jalan yang padat. Sarti merasa dingin mulai menjalari seluruh tubuhnya yang sudah tak mempunyai daya untuk bergerak. Namun telinganya sayup-sayup mendengar suara Reyhan memanggil namanya. Senyum Sarti terbit, bersama dengan matanya yang menutup dengan sempurna.

...****************...

Burhan mengajar bawahannya dengan tongkat bisbol yang sudah berlumuran darah.

" SIALAN! Bagaimana ini semua terjadi??? Bukannya mendapatkan apa yang aku inginkan, justru aku kehilangan semuanya. Kalian tidak becus!" Teriak Burhan murka. Setelah insiden kecelakaan yang menimpa Sarti. Burhan kabur bersama para anteknya. Marah karena kehilangan Zehya saja Burhan sudah sangat murka. Belum lagi dia tidak tahu, apakah gadis kecil yang mencuri hatinya itu ikut mengalami kecelakaan atau tidak. Selamatkah gadis itu? bagaimana keadaannya? di tengah kekalutan dan emosinya yang meluap, dia juga harus menghadapi kenyataan saat semua aset dan harta yang dia curi diambil alih oleh pihak berwajib.

Semua bukti kejahatannya yang lalu terungkap, kini dia menjadi satu-satunya tersangka yang masih buron. Niat hati ingin mengurung Zehya dan Sarti di pulau terpencil. Kini dialah yang harus bersembunyi dan tinggal di pulau itu, hingga dia bisa kembali dan mengambil semua yang seharusnya menjadi miliknya.

" AAAAARGGHHHHH! MATI KALIAN SEMUA!"

...****************...

Reyhan duduk termenung di depan ruang operasi dengan masih mengenakan stelan jas mahalnya berlumuran darah dari Sarti. Pengasuh putri sahabatnya, gadis kecil yang juga sangat dia cintai.

Bayangan kejadian beberapa saat lalu masih mengganggunya. Bagaimana tidak? Dengan mata kepalanya sendiri, Reyhan menyaksikan wanita paruh baya itu di sembar oleh mobil yang melaju dengan sangat kencang, sedang di pelukannya dia membawa sesuatu yang dia yakini adalah Zehya.

Dengan kepanikan dan ketakutan yang luar biasa Reyhan menghentikan laju mobilnya dan segera berlari kearah tubuh Sarti tergeletak dan darah yang terus mengalir. Reyhan segera meminta tolong pada orang-orang yang ada di sana untuk membopong Sarti ke mobilnya dan membawanya kerumah sakit dengan meminta pengawalnya mengemudi. Sedangkan dia tetap tinggal disana. Memastikan keadaan Zehya. Rasa lega dan syukur dia panjatkan ketika menemukan apa yang sarti gendong saat itu bukanlah Zehya. Tapi sekarung salak!

Namun rasa lega itu hilang begitu logikanya mengatakan bahwa Zehya hilang dan belum di ketemukan hingga saat ini. Satu-satunya orang yang mengetahui keberadaan Zehya saat ini adalah Sarti.

Suara derap langkah di lorong rumah sakit menggema, Suara-suara bising dari orang-orang terkasihnya yang kini sudah bergabung dengannya membubarkan lamunan Reyhan.

Wajah sendu Bagas langsung menyapanya. Sahabat nya itu memeluknya dengan erat, tak menghiraukan noda darah yang mungkin nanti juga akan menempel di bajunya sendiri.

" Maafkan aku, Bagas. Aku terlambat... sekarang aku kehilangan jejak putri kita..." Reyhan berkata dengan lirih. Bagas melepaskan pelukannya dan menepuk pundak sahabatnya.

" Aku juga kalut, aku lebih takut dari siapapun, tapi aku tidak berhak menyalahkan siapapun, termasuk diriku sendiri. Rey, kita selalu menghadapi semua masalah bersama-sama. Kita juga akan menemukan Zehya. Putri kita" Bagas berkata dengan dada bergemuruh. Segala bayangan buruk yqng bisa saja menimpa putrinya sudah menggerogoti kewarasannya sejak dia mendengar laporan dari Jonathan.

Reyhan menggenggam tangan Bagas. Tatapan tajamnya kembali, dia menganggukkan kepalanya dengan yakin.

" Ya. kita akan menemukan dia segera." Bagas menepuk pundak Reyhan dan duduk di sampingnya.

" Bagaimana kondisi Syeina dan Reni? Mereka pasti sangat terguncang."

" Haah... Syeina mengalami kram. Ini kabar bahagia, tapi juga duka... Kami akan mendapatkan anak lagi, tapi Zehya menghilang. Jika ini candaan Tuhan... Sungguh ini sangat tidak lucu" Bagas menengadahkan kepalanya. Sedang Reyhan tersenyum miris.

" Kita semua harus kuat dan waras bro. Agar kita bisa menemukan Tuan putri kita segera"

" Kau benar. Zehya gadis yang pintar dan kuat. Dia pasti bisa bertahan hingga kita menemukannya. "

Kedua sahabat itu saling memandang dengan tatapan yang rumit. Dengan senyum hampa yang menyimpan seribu ketakutan akan kemungkinan terburuk yang mereka takutkan akan terjadi pada Zehya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!