Siapa aku 2

Bagas menghentikan langkahnya. Pikirannya langsung tertuju pada Zehya. Apa gadis itu menyaksikan pertengkarannya dengan Reni? Punggung Bagas terasa kebas, seolah ada sepasang mata penuh luka yang menatapnya dengan pilu. Dengan gontai, Bagas memutar tubuhnya dan alangkah terkejutnya dia ketika mendapati sesosok malaikat kecil tengah membekap mulut kecilnya dengan kedua tangan bergetar.

Bagas mendekati Zehya yang masih terpaku dengan mata yang terus mengawasi setiap pergerakan nya. tubuh kecil itu berjingkat kala Bagas mendaratkan tangan besarnya pada kedua bahu Zehya.

" Sayang... ini ayah" Suara lembut Bagas bagaikan oasis di gurun pasir. Zehya merasakan kesejukan di hatinya. Gadis kecil itu melemparkan tubuhnya pada dekapan hangat sang ayah, dan tangisnya pecah, menciptakan isakan kecil yang menyatu dengan heningnya malam.

" Ayah... siapa aku?"

Pertanyaan Zehya sontak membuat Bagas terkejut. Ada luka yang kembali menganga di hatinya. Dengan lembut, Bagas mengusap punggung putrinya dan membawa tubuh kecil yang masih sesenggukan itu meninggalkan lorong ruang kerjanya.

" Ayah... " rengek Zehya.

" Zehya adalah putri ayah, putri kandung ayah. " Ucap Bagas dengan yakin. Senyum Kecil menghiasi bibir Bagas kala ia merasakan rangkuhan Zehya pada lehernya mengencang.

" Ayah... jangan tinggalkan Zehya"

Pagi ini, suasana rumah Bagas tak sehangat biasanya. di meja makan hanya ada Bagas dan Reni. Zehya yang semalaman suntuk menangis kini tengah terlelap dengan mata bengkak.

Senda gurau yang selalu membersamai keluarga kecil itu kini tergantikan oleh keheningan yang menyiksa kedua manusia yang duduk berjauhan. Tak ada lagi senyuman indah Reni yang selalu menghiasi wajah ayunya kala melayani suaminya, juga tak ada sapaan lembut dan tatapan teduh dari Bagas untuk Istrinya.

Rani yang sudah tidak tahan dengan suasana mencekam diantara dia dan Bagas akhirnya meletakkan alat makannya dan menatap piringnya yang masih berisi menu sarapannya, utuh tak tersentuh.

" Hari ini aku akan pergi"

Hening, tak ada sahutan dari Bagas. Lelaki itu masih tetap memasang wajah datar sembari sesekali menyesap kopinya.

" Bagas..." Panggilan dari Reni menarik kesadaran Bagas. Rupanya sedari tadi lelaki itu tenggelam dalam dalamnya pikirannya sendiri.

Tanpa mengatakan sepatah katapun, Bagas menyodorkan map berwarna coklat dengan logo Pengadilan Agama kepada Reni. Sebelum Reni sempat mengomentari, Bagas terlebih dahulu menjawab.

" semua sudah selesai, kamu hanya tinggal melabuhkan tanda tanganmu saja. "

Reni menatap Bagas dengan hati ngilu. Matanya kembali memerah dan tangannya bergetar. Namun, wanita itu berusaha sedemikian rupa untuk mengontrol dirinya sendiri, walau akhirnya tetap tidak bisa menyembunyikan suaranya yang bergetar

" Semudah itu?"

" Pada kenyataannya, Aku sama sekali tidak pernah menyentuhmu, Reni. " Tegas Bagas dengan tatapan yang berkilat penuh luka walau sesaat. Reni terhenyak, kenyataan yang itu kembali menyayat hatinya. Karena dialah yang lebih tau, Bahwa Bagas sama sekali tidak pernah menggaulinya sejak mereka menikah. Bahkan malam pertamapun, yang Reni yakini bahwa lelaki yang memeluknya adalah Bagas, nyatanya bukan suaminya.

Kamar yang gelap dan pengaruh alkohol mengecohnya, selama ini Dia adalah satu-satunya manusia bodoh yang tidak tau apa-apa, meski Bagas selalu mencoba memberitahukan kebenaran padanya lewat kebisuan dan tindakannya. Namun kebebalannya membuat dia menutup matanya.

" Apakah aku masih bisa menemui Zehya?" Tanyanya perlahan, dengan penuh permohonan.

" Temuilah Zehya kapanpun kamu ingin, Reni. " Jawab Bagas datar. " Kita adalah sahabat, meski menyakitkan. Sampai kapanpun kamu adalah orang yang berarti dalam hidupku. Meski aku tidak akan lagi bisa memperlakukan kamu seperti sebelumnya, begituan sebaliknya. Aku hanya berharap, suatu saat nanti kita bisa bertemu dalam keadaan yang saling memaafkan. Aku tau, dan aku sadar. Keputusan yang aku ambil sangat melukaimu, tolong maafkan aku yang tidak bisa jujur padamu sedari awal... dengan alasan yang tidak mungkin bisa kamu terima."

Reni memberanikan dirinya untuk menatap Bagas, Sahabatnya, suami yang beberapa menit lagi akan menjadi mantan suaminya itu dengan tatapan yang rumit.

" Ya. Tak bisa ku pungkiri, apa yang kamu lakukan sangat melukaiku. Tapi... setelah aku berpikir semalam, dengan sudut pandang kamu, aku tetap tidak bisa memaafkan dengan mudah. Andai kamu berterus terang padaku sejak awal, alih-alih mencoba membuka mataku dengan diam dan segala tindakan anehmu, mungkin kita tidak akan saling menyakiti. Bagas, terimakasih... telah memberikan kesempatan padaku untuk merasakan memiliki keluarga yang hangat. Rasa sakit ini ada, luka ini nyata, pedihnya menyiksa, suasana yang kamu ciptakan telah sukses membuat aku bodoh karena tidak mengetahui kebenaran yang kamu suguhkan tepat di depan mataku. Tapi, jauh di lubuk hatiku, kebahagiaan yang kamu berikan padaku jauh lebih besar dari derita itu sendiri. " Reni menarik nafasnya, menghembuskannya dan kembali berkata. " Aku akan pergi, aku akan menjalani hidupku dengan baik, aku berjanji pada diriku sendiri , aku akan menemui kalian lagi dengan keadaan terbaik "

Setelah mengatakan semua yang ingin dia katakan. Reni meraih map coklat itu, membukanya dan melabuhan tanda tangannya tanpa mau repot repot membacanya.

" Kau, bajingan keparat. Aku harap kamu mendapatkan balasan dari perbuatanmu padaku. Haaah! " Ujarnya seraya beranjak dan meninggalkan Bagas yang terkekeh akan tingkah laku Reni.

" Semoga kamu selalu bahagia, Reni".

Reni memandangi wajah damai Zehya, kecupan sayang dia Labuhkan pada dahi, pipi dan bibir malaikat kecilnya. Rasa cintanya yang begitu besar pada Zehya membuatnya enggan meninggalkan Gadis kecil itu. Zehya yang merasa terganggu menggeliat di dalam selimutnya. Reni tersenyum kecil lalu merapikan selimut Zehya .

" Sampai jumpa, princess. "

Dengan berat hati, Reni beranjak dari posisinya duduk di ranjang Zehya dan berlalu dari kamar putri kecilnya. Langkah kakinya berhenti kala mendapati Bagas berdiri dengan punggung bersandar pada tembok dan kedua tangan di saku celana panjangnya.

Bagas menoleh, tatapan nya bertemu dengan Reni yang berhenti di depan pintu kamar Zehya yang tertutup.

" Temuilah Sepupumu, Dia menyimpan jawaban yang kamu inginkan" Setelah mengatakan hal tersebut, Bagas melenggang begitu saja. Meninggalkan Reni dengan segala kekacauan di benaknya yang sudah kusut.

Terpopuler

Comments

Tanjiro Kun

Tanjiro Kun

Komunikasi mereka baik sekali, yaaa..
he real mau mendengarkan adalah salah satu kunci jalannya komunikasi

2025-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 Rajaku, Ayah.
2 Lalu, siapa aku?
3 Siapa aku 2
4 Ayah, dimana ibu?
5 Reyhan
6 Perjanjian dan pilihan
7 Betapa bodohnya aku?
8 Apa dia Putraku?
9 Zehya takut kurus!
10 Buna untuk Zehya
11 The Wedding
12 Zehya,Pergilah!
13 Dimana aku?
14 Bersembunyi
15 Pulang
16 Perpisahan
17 Ruang Rahasia
18 Keluarga sempurna
19 Hanya kamu, Zehya.
20 Kembali
21 Gadis bertopi
22 100 miliar
23 Rugen
24 Menetap
25 Luka Lama
26 Matteo
27 CEO Zenata Company
28 Kamu?
29 Cemburu
30 Pameran
31 Di tengah Hujan
32 Sebuah Nama
33 Kak, Ayo bangun
34 Kursi Roda
35 Sang Pelukis
36 Rencana
37 Buat Dia Sibuk
38 Perang Salju
39 Perjalanan indah
40 Amarah Zain
41 Alasan
42 Teman?
43 Jadi, Dia Orangnya?
44 Lembaran Baru
45 Kedatangan Tamu
46 Draft
47 Pernikahan Salsa
48 Kembali ke Kantor
49 Penangkapan
50 Asal mula
51 Garis samar
52 Kebencian
53 Menghilang
54 Penyelamatan
55 Orang yang sama
56 Pertemuan
57 Pertemuan 1
58 Pertemuan 2
59 Kembali
60 Cemburu
61 Perjanjian
62 Kejutan
63 Firasat
64 Permohonan
65 Salsabila
66 Jalanan Masih Panjang
67 Ruang Hampa
68 Sebesar Inikah Cintamu?
69 Lembaran Baru
70 Kehidupan baru
71 Hadiah Yang Indah
72 Awal Yang Menyenangkan
73 Awal Yang Menyenangkan 2
74 Masalah baru?
75 Tak Kenyang!
76 Pertemuan Tak terduga
77 Miniatur Axcel
78 Nathaniel Zeta Dixion
79 Draft
80 Pertengkaran Pertama
81 Garis Takdir
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Rajaku, Ayah.
2
Lalu, siapa aku?
3
Siapa aku 2
4
Ayah, dimana ibu?
5
Reyhan
6
Perjanjian dan pilihan
7
Betapa bodohnya aku?
8
Apa dia Putraku?
9
Zehya takut kurus!
10
Buna untuk Zehya
11
The Wedding
12
Zehya,Pergilah!
13
Dimana aku?
14
Bersembunyi
15
Pulang
16
Perpisahan
17
Ruang Rahasia
18
Keluarga sempurna
19
Hanya kamu, Zehya.
20
Kembali
21
Gadis bertopi
22
100 miliar
23
Rugen
24
Menetap
25
Luka Lama
26
Matteo
27
CEO Zenata Company
28
Kamu?
29
Cemburu
30
Pameran
31
Di tengah Hujan
32
Sebuah Nama
33
Kak, Ayo bangun
34
Kursi Roda
35
Sang Pelukis
36
Rencana
37
Buat Dia Sibuk
38
Perang Salju
39
Perjalanan indah
40
Amarah Zain
41
Alasan
42
Teman?
43
Jadi, Dia Orangnya?
44
Lembaran Baru
45
Kedatangan Tamu
46
Draft
47
Pernikahan Salsa
48
Kembali ke Kantor
49
Penangkapan
50
Asal mula
51
Garis samar
52
Kebencian
53
Menghilang
54
Penyelamatan
55
Orang yang sama
56
Pertemuan
57
Pertemuan 1
58
Pertemuan 2
59
Kembali
60
Cemburu
61
Perjanjian
62
Kejutan
63
Firasat
64
Permohonan
65
Salsabila
66
Jalanan Masih Panjang
67
Ruang Hampa
68
Sebesar Inikah Cintamu?
69
Lembaran Baru
70
Kehidupan baru
71
Hadiah Yang Indah
72
Awal Yang Menyenangkan
73
Awal Yang Menyenangkan 2
74
Masalah baru?
75
Tak Kenyang!
76
Pertemuan Tak terduga
77
Miniatur Axcel
78
Nathaniel Zeta Dixion
79
Draft
80
Pertengkaran Pertama
81
Garis Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!