Semenjak pertemuannya dengan keluarga Wijaya, Ananya kerap kali diundang oleh Diandra ke Mansion keluarga Wijaya meskipun hanya sekedar makan siang atau makan malam. Ananya semakin akrab dengan Diandra dan Ryan. Namun dengan Varo, Ananya masih merasa canggung meskipun mereka sudah sering bertemu.
Wajar saja, Varo orangnya sangat berbeda dengan Vino yang gampang bergaul. Varo terkesan cuek dan dingin padahal sebenarnya hatinya sangat lembut dan penyayang.
Saking serinya Ananya kesana, para pelayanpun sudah sangat hafal dengan sosok sang gadis
"Pagi, semua... Apa tante Dian ada ?" Sapa Ananya kepada security yang berjaga di depan.
"Iya, non... Nyonya sudah menunggu nona dari tadi."
"Baiklah, Nya ke dalam dulu yah pak..!" Ananya berlari-lari kecil sambil melompat menuju rumah bak istana milik keluarga Wijaya. Saat akan masuk kedalam rumah, ia tidak sengaja menubruk tubuh seseorang.
Bruukkk.....!!!
Tubuh Ananya terpental, ia terjatuh kelantai.
"Aduh...!" Ananya meringis kesakitan.
Seseorang mengulurkan tangannya hendak membantunya berdiri. Ananya pun menyambut tangan itu tanpa melihat wajahnya. Ia menggenggan tangan besar itu kemudian berdiri.
"Eehh... Kak Varo, maaf Kak. Nya gak sengaja." Ananya berusaha merapikan rambut dan kaosnya yang berantakan.
"Kamu tidak apa-apa ?" Tanya Varo datar.
"Iya kak, Nya gak apa-apa kok. Eemm.. Tante Dian ada kak ?" Tanya Ananya berusaha menutupi kecanggungannya.
"Masuklah, Mama ada di dapur."
"Ya udah, Nya masuk dulu yah kak..." Langkahnya terhenti dan membalikkan badannya.
"Eemm... Kak... apa kak Varo mau ke kantor ?" Ananya berusaha menghilangkan rasa gugupnya.
"Iya, kenapa ?" Lagi-lagi Varo menjawab dengan datar.
"Kalau begitu yang semangat kak kerjanya, hati-hati dijalan !" Setelah melambaikan tangan ia kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur dengan berlari dan melompat dengan riang menemui Diandra.
"Hmm... benar-benar gadis yang lucu." Varo menarik bibirnya kekiri dan kekanan, terbentuklah seutas senyum yang menawan. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah gadis kecil yang kini mengganggu pikirannya. Namun ia tidak berani mendekatinya sebelum memastikan sendiri hubungan adiknya dengan gadis itu.
"Mimpi apa aku semalam ? Kakakku ini tersenyum ?" Goda Vino yang baru saja turun dari lantai dua menghampiri kakanya. Varo yang terkenal dingin dan cuek terlihat sangat jarang tersenyum. Di kantor dan di rumah pun sama, jadi tidak heran jika para karyawannya memberikan gelar "DIREKTUR KILLER".
"Ayo ke kantor, kita sudah telat. Eh pacar kamu ada di dalam tuh..!" Kata Varo.
"Pacar..? Siapa kak ?" Vino terlihat bingung.
"Kakak ini berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Apa yang membuat kakak tersenyum sepagi ini ? Apa kakak bertemu dengan seorang bidadari ?" Vino kembali menggoda kakaknya.
"Iya... Mmm.. maksud kakak tidak. Kakak duluan yah..?!" Varo berlalu menghindari pertanyaan adiknya.
"Hhm... pacar ? Maksud kakak siapa yah ?" Vino masuk ke dapur melihat siapa yang di maksud kakaknya. Ia pun melihat sosok Ananya dari kejauhan.
"Heyy... kamu rupanya. Sudah lama ?" Tanya Vino.
"Baru kok..!" Jawab Ananya yang tak henti memandangi wajah tampan Vino.
"Kamu udah mau berangkat sayang ?" Tanya Diandra.
"Iya, Ma... Takut telat. Mama tau sendiri kan kakak orangnya gimana ? Vino jalan yah Ma.. Daagh Mama..!" Vino berlalu.
"Vin...! Kamu hati-hati yah !?" Kata Ananya yang di balas dengan senyum manis Vino.
Ananya datang ke rumah Wijaya karena undangan Diandra. Diandra mengajak Ananya untuk menemaninya ke Panti Asuhan. Setelah bersiap, keduanya pun menuju panti asuhan yang di maksud. Mereka membawa banyak hadiah dan makanan untuk anak-anak panti. Jiwa sosial Diandra sangat tinggi, ia menjadi salah satu donatur tetap di beberapa panti asuhan di kota J. Setelah menyerahkan barang-barang tersebut, Diandra dan Ananya pamit kepada ketua Yayasan.
"Tante, Nya turunnya di depan aja yah." Pinta Ananya.
"Loh, biar tante antar sampe rumah kamu aja sayang." Tolah Diandra.
"Gak apa-apa kok tante. Kebetulan Nya mau mampir ke rumah sakit dulu."
"Ya sudah, kalau begitu. Siapa yang sakit sayang ?" Tanya Dian penasaran.
"Sudah dua hari ini Ibu dirawat, asam uratnya kambuh." Jawabnya.
"Ya sudah sekalian tante mampir jengukin Ibu kamu." Pinta Dian.
"Gak usah tante, Ibu juga udah baikan. Mungkin siang ini Ibu udah keluar." Ananya Menolak karena merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa, tante jadi merasa bersalah menyita waktu kamu, padahal ibu kamu lagi dirawat." Kata Diandra sambil menggenggam tangan Ananya.
"Tidak kok tant, Nya juga sudah ijin sama ibu."
Mobil Diandra bebrbelok masuk ke halaman rumah sakit. Keduanya menuju kamar perawatan dimana Ibu Lena di rawat.
"Ibu....!" Ananya membuka pintu dan menghampiri ibunya.
"Nya, sudah pulang ? Sama siapa nak ?" Tanya ibu Lena.
"Ibu, ini tante Dian, mamanya Vino teman kampus Dian."
"Halo jeng, bagaimana keadaannya ? Tadi Nya sudah cerita." Diandra menyalami ibu Lena.
"Yah, beginilah jeng.. faktor usia. Gak boleh makan sembarangan."
Percakapan keduanya cukup akrab. Ibu Lena seolah mendapat teman baru, begitupun dengan Diandra. Keduanya mengobrol tanpa mengenal waktu.
Kring...kring..!!?
Ponsel Diandra berbunyi, ada panggilan dari sang anak.
"Ya nak, ada apa ?"
.........
"Iya, benar. Mama di rumah sakit Husada sekarang. Tapi...."
tuutt...tutt...ttuuutt...
Panggilan berakhir. Spertinya anaknya itu salah faham.
"Ada apa tante ? Apa ada masalah serius ?" Tanya Ananya pada Dian yang nampak rwsah.
"Itu, si Varo mau kesini. Tante belum sempat menjelaskan tapi dia buru-buru mematikan teleponnya. Dasar anak tidak sabaran." Jelasnya.
"Itu tandanya kak Varo sayang banget sama tante." Ananya mencoba menghiburnya.
Sepuluh menit berlalu, Alavaro datang tiba-tiba dan masuk ke ruangan Ibu Lena tanpa mengetuk pintu.
"Mama....!" Varo tercengang.
"Makanya, dengerin mama dulu kalau mama ngomong. Yang sakit itu Mamanya Ananya, bukan Mama. Tapi syukur juga kamu datang, biar ada yang mengantar Nya ke kampus." Pinta Diandra pada anak sulungnya.
"Maaf tante, Varo sudah masuk tanpa permisi." Kata Varo menatap ke arah seorang ibu paruh baya yang di yakini adalah ibu Ananya.
"Ini anak sulung saya jeng, kakaknya Vino." Diandra memperkenalkan anaknya.
"Iya, nak tidak apa-apa. Ibu juga sudah baikan kok." Kata Ibu Lena menatap ke arah Varo.
"Kalau begitu saya pamit ya jeng. kapan-kapan kita berjumpa lagi. Nya, tante duluan yah sayang."
"Iya tante, terima kasih tante sudah mau menjenguk ibu."
"Tidak apa-apa sayang, kamu sudah tante anggap seperti anak sendiri, tentu saja ibu kamu seperti saudara buat tante. Varo, kamu antar Nya ke kampus yah."
"Iya, Ma..." Jawab Varo datar.
"Gak apa-apa kan jeng Nya diantar anak saya."
"Tentu saja tidak apa-apa jeng, asal tidak merepotkan nak Varo saja." Jawab Ibu Lena.
"Gak usah kok tan... Nya bisa sendiri. Tidak enak merepotkan Kak Varo." Ananya menolak merasa kurang nyaman.
"Sudah, tidak apa-apa. Tante jalan dulu sayang. Cepat sembuh yah jeng..!" Diandra berlalu.
.
.
.
.
.
To Be Continued....
Mohon di Like sayang.
Jangan lupa commentnya, agar author bisa lebih semangat lagi update Babnya.
Vote nya please... ,😍
Thank You 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Cheyichie Cheweaquariuezz
ananya jgan di pggil nya dong... telipat2 lidah qw.. ana aja..😅😅
2020-09-26
8
PENULIS ISTIMEWA
Like lagi...😘😘
2020-09-20
1
Laskhar Liandra
up dong thor
2020-09-14
1