Awal Kekecewaan Galen

Galen dalam perjalanan pulang, bukan ke mansion orangtuanya, tetapi apartemen yang dibelikan oleh Elgar untuknya. Tidak sendiri, Galen pergi bersama ketiga temannya. Apartemen itu sudah seperti markas bagi mereka.

Galen berada dalam satu mobil yang sama dengan ketiga temannya. Ia yang mengambil alih kemudi. Seperti biasa, mereka saling mengejek satu sama lain, terkecuali Galen. Dia memilih diam, masih memikirkan tentang Safira. Malam nanti gadis itu akan terbang ke paris untuk melanjutkan studinya. Beberapa kali Galen mendapatkan pesan dari gadis itu agar mau mengantarkan dirinya, tetapi pesan itu Galen abaikan. Tidak ada satupun yang Galen balas.

"Masih dipikirin aja?" ledek Zayn.

Galen yang mendengar itu mendengkus kesal.

"Siapa yang lagi dipikirin sama Galen?" tanya Alden yang duduk bersama dengan Sam.

"Ayang lah." Bukan Galen yang menjawab tetapi Zayn.

"Tutup tuh mulut, Njir," omel Galen yang justru semakin membuat Zayn terkekeh geli.

Sam dan Alden saling memandang, karena tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Zayn dan Galen, keduanya lantas sama-sama mengangat bahu.

"Nih Kania gak capek apa bully anak orang mulu." Zayn mengalihkan obrolan. Ada seseorang yang mengirim video aksi bullying Kania padanya.

"Siapa lagi korbannya?" tanya Sam.

"Anak baru." Bukan Zayn yang menjawab, tetapi Galen.

Semua mata langsung tertuju pada Galen, menatap temannya yang sedang mengemudi.

"Tahu dari mana kalau tuh anak baru?" tanya Zayn, menatap curiga pada Galen. Pasalnya Zayn tahu jika Galen tidak pernah memerhatikan perempuan manapun kecuali Safira.

Sebelum memberikan jawaban, Galen lebih dulu memberhentikan laju mobilnya karena lampu merah. "Ara yang bilang." jawab Galen santai.

"Oh."

"Gila memang si Kania. Mana guru gak mau negur dia karena orang tuanya penyumbang besar sekolah," ucap Alden.

"Cuma penyumbang, Galen sama Arabella anak pemilik tuh sekolah aja gak gitu-gitu amat," imbuh Zayn.

Zayn menunjukkan video di mana saat Arabella datang dan membungkam mulut Kania pada Alden, juga Sam. "Ayang Ara memang the best."

"Sok-sokan panggil Ayang. Arabella gak level sama lo," cibir Alden.

"Galen —"

"Asal lo bisa kasih uang jajan Arabella, sama kaya uang jajan yang bokap gue kasih ke dia, gue restuin." Galen menukas ujaran Galen, seolah tahu apa yang mau Zayn katakan padanya.

"Sukurin, nantangin sih," ledek Sam.

"Ck, kalau itu sih gua gak bakalan sanggup. Gak ada syarat lain apa, Bang ipar—" rengek Zayn

"Najis! Lo panggil Galen apa? Abang ipar? Mimpi jangan ketinggian, Zayn," ledek Sam.

"Hati-hati, mimpinya jangan ketinggian, nanti jatuhnya sakit." Alden ikut meledek Zayn.

"Jangan mau, Len, punya adik ipar kere bin pelit kek kadal buntung ini." Sam menoyor kepala Zayn membuat Alden dan Galen tertawa.

Mereka sampai di basement apartemen Galen. Ke empat pemuda itu turun dari mobil melalui pintu yang berbeda. Memang dasar sudah kebiasaan, tetap saja mereka saling mengejek dan menjelekkan satu sama lain sepanjang perjalanan ke unit apartemen Galen, bahkan di dalam lift pun mereka masih saja bertingkah sama.

"Ada minuman gak?" tanya Sam ketika sampai di dalam apartemen.

"Di kulkas," jawab Galen datar lantas mendudukkan diri di sofa bersama Zayn.

Alden menoyor kepala Sam, "modal dong!"

"Bukannya gak mau modal, keles. Gue cuma bantuin si bos tuh yang bingung ngabisin duit saking banyaknya," dalih Sam.

"Alesan! Bilang saja uang jajan lo kena potong gara-gara ketauan korupsi uang makan anjing peliharaan orang tua lo di rumah," ungkap Zayn.

"Seriusan?" tanya Alden menatap tidak percaya pada Zayn.

Anggukkan Zayn mengundang tawa Alden, juga Galen yang moodnya sedang buruk.

"Emang sial! Anjing peliharaan lebih disayang dari pada anaknya sendiri." Sam datang dari arah dapur tidak bisa menahan rasa kesalnya. Ia membawa empat minuman kaleng Yang harganya lumayan mahal lantas memberikannya pada teman-temannya.

Yang Zayn katakan memang benar, uang untuk beli makanan anjing peliharaan orang tuanya ia minta dari art-nya. Sam pakai dulu untuk membeli ponsel baru, lantaran ponsel lamanya rusak. "Mereka lebih sayang anjing dari pada anaknya sendiri," adu Sam dengan wajah memelas.

Bukannya merasa iba, ketiga temannya justru makin menertawakan dirinya. Susana hening, ketika mereka fokus dengan minuman masing-masing di tangannya. Sam melirik Galen, seketika ide muncul di kepalanya.

"Galen"

"Apa?"

"Pinjem duit buat ganti makanan anjing di rumah gue."

"Butuh berapa."

"10 juta."

"Buset pakan si anying lebih dari uang jajan kita," sahut Alden.

"Gue kasih tapi dengan satu syarat," ujar Galen.

Sam bergidik melihat senyuman tipis di bibir Galen. Meskipun ekspresinya datar, tetapi justru menyimpan kengerian sendiri.

"Jangan aneh-aneh, Len!" pinta Sam.

"Jangan dengerin, Len. Kasih yang aneh-aneh. Biar dia tahu cari duit itu susah," hasut Zayn.

"Parah. Temen lagi susah juga malah dijerumusin," protes Sam. "Udah, Len jangan dengerin temen laknat modelan ke dia," sungut Sam, sontak membuat tawa Zayn, Alden, Galen pecah.

"Syaratnya gampang, cuma ciuman sama Kania," ucap Galen.

"Ogah!" tolak Sam mentah-mentah, itu juga tanpa memikirkannya barang satu detik.

Lagi-lagi perkataan Sam mengundang tawa ketiga temannya.

"Bisa-bisa rabies gue," ucap Sam menggebu-gebu dan juga bergidik ngeri membayangkan ciuman dengan Kania yang sudah mereka tahu tabiatnya.

Galen terkekeh pelan lantas berdiri dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana. "Pikirin baik-baik tawaran gue." Setelah mengatakan kalimat itu Galen meninggalkan ketiga temannya, pergi ke kamar untuk mandi.

Di kamar, Galen melepas satu persatu kancing seragamnya, melepaskannya hingga menampakan tubuh tegap nan atletis. Galen langsung pergi ke kamar mandi, ia memutuskan untuk berendam.

Setengah tubuhnya sudah tertutup oleh busa. Pandangannya mengarah ke jendela kaca, menatap pemandangan luar yang mulai gelap.

Pikirannya kembali ke peristiwa malam di mana ia menyatakan cinta kepada Safira. Awal di mana rasa kecewa itu tumbuh di hatinya terhadap gadis itu. Waktu itu, ketika dirinya baru naik ke kelas tiga, saat acara prom Galen pada akhirnya memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada Safira.

"Apa? Gue tidak salah mendengarnya, 'kan?" tanya Safira. "Lo cinta sama gue?"

"Tidak, gue memang suka sama lo," jawab Galen tegas.

Namun respon yang Galen dapatkan justru tawa dari Safira.

"Ya ampun Galen, lo itu lebih muda dari gue. Lo itu sudah gue anggap seperti adik gue sendiri, Galen. Lagi pula gue gak mau mempunyai pasangan yang lebih muda dari usia gue," ucap Safira.

Galen mendengkus, "Usia kita hanya berbeda beberapa bulan. Harusnya itu gak menjadi masalah."

"Tetap saja, Galen. Lo lebih muda dari Gue. Dan satu lagi, gue sudah memiliki pasangan," ucap Safira. "Itu dia." Safira menunjuk ke arah Evan. "Mulai sekarang, lupakan perasaan lo sama gue."

"Bagaimana jika gue gak bisa?"

"Bukan, urusan gue. Sebaiknya Menjauh dari gue!"

"Oke."

Episodes
1 Galen Haidar Bramantyo
2 Lucyana Evangelista
3 Arabella Quenza Bramantyo
4 Awal Kekecewaan Galen
5 Bertemu Lagi
6 Tawaran Pertemanan
7 Rencana Kania
8 Hukuman Untuk Kania
9 Insiden Roti Kacang
10 Tentang Lucyana
11 Putri Yang Terabaikan
12 Putri Yang Terabaikan(2)
13 Tawaran Bantuan
14 Perlindungan
15 Perlindungan 2
16 Acara Pameran Lelang
17 Kebenaran Yang Terungkap
18 Berontak
19 Tantangan
20 Jangan Jadikan Pelampiasan
21 Pengakuan Joni dan Kamila
22 Bebas
23 Badai Sudah Berlalu
24 Rasa Yang Terpendam
25 Rasa Yang Terpendam Part 2
26 Kakak Suka Aku Gak?
27 Perhatian Yang Tersembunyi
28 Pendekatan
29 Hubungan Tanpa Status
30 Kekesalan Lucyana
31 Pengakuan Galen
32 GO Public
33 Good bye Kania
34 Go Away
35 Kangen
36 Don't Leave Me
37 Gadis Kesayangan
38 Galen Vs Evan
39 I Will Always Protect You
40 She's Mine
41 Part Elgar Dan Aluna
42 LDR
43 Lost Control
44 Putus
45 Tak Bisa Melupakan
46 Kejujuran Lucyana
47 Pengakuan Lucyana
48 Stay With Me
49 Lucyana Vs Safira
50 Lucyana Vs Safira 2
51 Lucyana Vs Safira 3
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chaper 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Galen Haidar Bramantyo
2
Lucyana Evangelista
3
Arabella Quenza Bramantyo
4
Awal Kekecewaan Galen
5
Bertemu Lagi
6
Tawaran Pertemanan
7
Rencana Kania
8
Hukuman Untuk Kania
9
Insiden Roti Kacang
10
Tentang Lucyana
11
Putri Yang Terabaikan
12
Putri Yang Terabaikan(2)
13
Tawaran Bantuan
14
Perlindungan
15
Perlindungan 2
16
Acara Pameran Lelang
17
Kebenaran Yang Terungkap
18
Berontak
19
Tantangan
20
Jangan Jadikan Pelampiasan
21
Pengakuan Joni dan Kamila
22
Bebas
23
Badai Sudah Berlalu
24
Rasa Yang Terpendam
25
Rasa Yang Terpendam Part 2
26
Kakak Suka Aku Gak?
27
Perhatian Yang Tersembunyi
28
Pendekatan
29
Hubungan Tanpa Status
30
Kekesalan Lucyana
31
Pengakuan Galen
32
GO Public
33
Good bye Kania
34
Go Away
35
Kangen
36
Don't Leave Me
37
Gadis Kesayangan
38
Galen Vs Evan
39
I Will Always Protect You
40
She's Mine
41
Part Elgar Dan Aluna
42
LDR
43
Lost Control
44
Putus
45
Tak Bisa Melupakan
46
Kejujuran Lucyana
47
Pengakuan Lucyana
48
Stay With Me
49
Lucyana Vs Safira
50
Lucyana Vs Safira 2
51
Lucyana Vs Safira 3
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chaper 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!