Arabella Quenza Bramantyo

BRAK

"Beraninya main keroyokan!"

Perempuan cantik, dengan tubuh tinggi semampai, berkulit putih, berbalut seragam sekolah khas itu, berdiri seolah menantang Kania. Rambutnya yang bergelombang tergerai indah dengan sebuah jepitan kecil terpasang di sisi kanan kepalanya. Meskipun kecil, tetapi jangan ditanya seberapa mahal harga benda kecil berbentuk kupu-kupu itu. Bibir indahnya mengukir senyum mengejek, melihat Amara jatuh terduduk di lantai yang basah, membuat seragam Amara kotor. Mata bulatnya bersinar indah, tetapi sorot matanya menunjukkan permusuhan pada Kania.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Kania sinis.

"Orang ngapain kalau mau ke toilet?" tanya balik gadis itu sambil memainkan rambutnya yang dicurly dengan jari telunjuknya.

Kania tidak terima ada yang berani padanya. Apalagi gadis itu merupakan adik kelasnya. "Lo yang namanya Arabella, 'kan?" tanya Kania geram.

"Yes"

"Lo juga yang suka kencentilan ngedeketin Galen, 'kan?" tuduh Kania.

Kening Arabella mengernyit bingung, sebelum akhirnya menyunggingkan senyuman sinis.

"Kenapa memangnya? Dia juga tidak keberatan," ujar Arabella dengan santai, masih dengan memainkan rambutnya.

"Lo —"

"Sttt, jangan berteriak! Telinga gue sakit," tukas Arabella.

Ucapan Arabella membuat suasana menjadi hening.

Orang-orang mulai berdatangan mendengar keributan di toilet, ingin melihat Arabella kembali membuat Kania, si tukang bully tidak berkutik. Hanya Arabella, anak kelas 10 yang berani melawan aksi bully Kania.

Mata Arabella melihat Lucyana sedang terisak di belakang tubuh Kania.

"Mending kalian lepasin dia. Kecuali kalau memang kalian mau gue bikin malu seperti biasa," ancam Arabella.

Kania terdiam, tangannya mengepal kuat, mengingat bagaimana Arabella selalu saja lolos darinya, bahkan membalikan keadaan.

"Awas lo! Jika lo berani deketin Galen lagi, kamu akan berakhir lebih dari dia." Kania menunjuk Lucyana lantas memilih untuk pergi meninggalkan Arabella dan Lucyana yang mulai kedinginan.

"Kita lihat saja siapa yang akan berakhir menyedihkan," tantang Arabella.

Kania dan dua temannya berbalik, menatap Arabella penuh permusuhan, tetapi Arabella justru tersenyum manis pada mereka. "Huss, pergi sana!"

Arabella berbalik, tetapi bukan untuk menolong Lucyana. Dia masuk ke dalam salah satu bilik untuk mengosongkan kandung kemihnya yang terasa penuh. Selesai dengan itu, Arabella keluar dari bilik itu.

"Terima kasih," ucap Lucyana sontak membuat Arabella menoleh ke arahnya.

"Ngapain lo masih di sini?" tanya Arabella.

"Nungguin kamu. Aku belum bilang makasih karena udah nolong aku," ucapnya.

Kening Arabella mengernyit, ia heran ada orang seperti itu. Padahal kondisi Lucyana sudah sangat kacau. Bajunya sudah basah. Dia bisa sakit karena hal itu. Harusnya dia bisa pergi lebih dulu, tetapi dia malah memilih untuk menunggu.

"Gue gak nolongin lo. Gue ke sini karena kebelet pipis, bukan sengaja ke sini untuk nolongin lo," ucap Arabella. Memang benar, Arabella ingin ke toilet, tetapi pintu dikunci dari dalam. mengatakan padanya jika Kania dan temannya sedang membully siswi baru.

"Gak apa-apa. Karena kamu datang. Mereka jadi mau lepasin aku," ucap Lucyana. "Namaku Lucyana, kamu bisa panggil aku Ana." Lucyana mengulurkan tangannya ke hadapan Arabella.

Arabella menatap uluran tangan Lucyana, sebelum menyambut uluran tangan Lucyana.

"Arabella," ucapnya. "Ganti seragam lo!"

"Tunggu!"

"Apa?"

"Kamu kenal sama yang namanya Galen Haidar Bramantyo?"

"Emmmm … kenal? Dia anak kelas dua belas. Memangnya kenapa?"

"Tadi mereka juga mengatakan aku sudah menggoda Galen. Tapi aku sama sekali tidak mengenalnya. Kamu bisa menunjukkannya padaku laki-laki yang bernama Galen itu?" tanya Lucyana.

"Dia adalah salah satu laki-laki yang amat gue sayang." Setelah mengatakan kalimat itu Arabella keluar dari kamar mandi, meninggalkan Lucyana sendiri dalam kebingungan.

Anak kedua dari pasangan Elgar dan Aluna itu memiliki paras yang sangat cantik, mirip sekali dengan Aluna. Arabella sudah kelas 10. Semenjak satu bulan ia masuk ke sekolah itu. Tapi kecantikan, juga keberaniannya, mampu menarik perhatian banyak orang.

Ketika masuk ke sekolah itu, Arabella juga sengaja menyembunyikan identitasnya, juga sengaja tidak memakai id cardnya. Tidak ada yang tahu jika Galen adalah kakaknya, kecuali, guru, kepala Sekolah, juga teman-teman kakaknya. Makanya Kania mengira ia menggoda Galen. Arabella melakukan itu hanya ingin mengetahui siapa saja yang mau tulus berteman dengannya, tanpa embel-embel nama Bramantyo di belakangnya.

BRAK

"Kak Galen!" Arabella masuk ke kelas kakaknya, tetapi tidak mendapati sang kakak.

Arabella mengedarkan pandangannya ke bagian dalam kelas. Matanya tertuju pada salah satu siswi di kelas itu. Di mana, Kak Galen?" tanyanya.

"Tidak tahu. Cari saja sendiri," jawab siswi itu sinis.

Arabella tersenyum miring lantas mengayunkan langkah memasuki kelas, mendekat ke siswi itu yang tadi ia tanyai. Arabella menarik id card milik yang menggantung di leher siswi itu kemudian membaca namanya. "Mia Aulia. Akan gue ingat sikap lo ini sama gue."

Tidak mengatakan apapun lagi Arabella keluar, meninggalkan beberapa siswi termasuk Mia. Tidak peduli juga saat Mia memakinya.

"Balas saja? Biar gak songong tuh anak," sahut salah satu teman Mia.

"Jangan macam-macam. Kania aja sampai gak berani bully tuh anak," ucapnya siswi yang lainnya.

"Apalagi dari yang gue dengar dia deket banget sama Galen juga teman-temannya."

Arabella jelas mendengarnya, tetapi gadis itu tidak peduli. Ada hal yang lebih penting dari itu. Gadis itu menyusuri koridor sekolah, mengedarkan pandangannya mencari sosok Galen atau setidaknya salah satu temannya.

Langkahnya, terhenti saat matanya menemukan sosok yang sedang dicarinya. Kakak tercintanya ada di lapangan basket outdoor. Tidak menunda lagi, Arabella berjalan ke tempat di mana kakaknya berada.

"Kak Galen!" panggil Arabella dengan berkacak pinggang.

Galen langsung menghentikan permainannya, berjalan ke pinggir lapangan menghampiri adiknya.

"Minta cash," ucap Arabella sembari menunjukkan telapak tangannya ke hadapan sang kakak.

Dua kata itu membuat Galen terkekeh pelan. Apalagi yang sang adik mau kalau tiba-tiba datang mencarinya.

"Buat apa?" tanya Galen.

"Nanti pulang sekolah aku pengin jajan cilok," jawab Arabella polos.

Sebelum Galen merespon perkataan Arabella, matanya menangkap sosok gadis yang menabrak dirinya sebelumnya. Entah ada apa dalam diri Lucyana membuat Galen terus memerhatikan gadis itu.

Arabella yang merasa penasaran, mengikuti arah pandang sang kakak. Mata indahnya melihat sosok Lucyana.

"Anak baru itu, Kak. Namanya Lucyana. Satu angkatan sama aku," ucap Arabella. "Dia habis dibully sama si pick me itu," imbuh Arabella.

Kening Arabella mengernyit ketika tidak mendapatkan respon dari sang kakak. Arabella lantas menoleh, mendapati sang kakak masih memerhatikan Lucyana.

"Kakak naksir?" Arabella menyenggol lengan sang kakak dengan pundaknya, membuat Galen tersadar.

"Ambil di loker. Jangan jajan sembarangan," ucap Galen disambut anggukkan oleh Arabella. Galen sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Makasih, Kakakku sayang." Arabella berjinjit mengecup rahang sang kakak.

Arabella langsung pergi setelah mendapatkan apa yang dia mau. Keduanya tidak sadar jika sedari tadi mereka menjadi pusat perhatian orang di sekitar mereka, termasuk Kania dan dua temannya melihat interaksi mereka. Orang-orang itu dibuat penasaran dengan kedekatan keduanya. Galen jarang tersenyum, kecuali pada seseorang dulu. Dia adalah Safira, tetapi Safira sudah lulus. Kania kira dia tidak ada saingan lagi untuk mendapatkan Galen, rupanya kini muncul Arabella.

Kania sudah berulang kali mencari tahu siapa Arabella, tetapi indentitas Arabella sangat sulit ia dapatkan.

"Siapa sih tuh anak bau kencur. Nyosor mulu sama Galen!" kesal Kania.

"Lo gak mau kasih pelajaran sama tuh anak?" tanya Amara.

"Pelajar apa? Dia aja gak ada takut-takutnya sama kita," ucap Kania frustrasi.

Episodes
1 Galen Haidar Bramantyo
2 Lucyana Evangelista
3 Arabella Quenza Bramantyo
4 Awal Kekecewaan Galen
5 Bertemu Lagi
6 Tawaran Pertemanan
7 Rencana Kania
8 Hukuman Untuk Kania
9 Insiden Roti Kacang
10 Tentang Lucyana
11 Putri Yang Terabaikan
12 Putri Yang Terabaikan(2)
13 Tawaran Bantuan
14 Perlindungan
15 Perlindungan 2
16 Acara Pameran Lelang
17 Kebenaran Yang Terungkap
18 Berontak
19 Tantangan
20 Jangan Jadikan Pelampiasan
21 Pengakuan Joni dan Kamila
22 Bebas
23 Badai Sudah Berlalu
24 Rasa Yang Terpendam
25 Rasa Yang Terpendam Part 2
26 Kakak Suka Aku Gak?
27 Perhatian Yang Tersembunyi
28 Pendekatan
29 Hubungan Tanpa Status
30 Kekesalan Lucyana
31 Pengakuan Galen
32 GO Public
33 Good bye Kania
34 Go Away
35 Kangen
36 Don't Leave Me
37 Gadis Kesayangan
38 Galen Vs Evan
39 I Will Always Protect You
40 She's Mine
41 Part Elgar Dan Aluna
42 LDR
43 Lost Control
44 Putus
45 Tak Bisa Melupakan
46 Kejujuran Lucyana
47 Pengakuan Lucyana
48 Stay With Me
49 Lucyana Vs Safira
50 Lucyana Vs Safira 2
51 Lucyana Vs Safira 3
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chaper 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Galen Haidar Bramantyo
2
Lucyana Evangelista
3
Arabella Quenza Bramantyo
4
Awal Kekecewaan Galen
5
Bertemu Lagi
6
Tawaran Pertemanan
7
Rencana Kania
8
Hukuman Untuk Kania
9
Insiden Roti Kacang
10
Tentang Lucyana
11
Putri Yang Terabaikan
12
Putri Yang Terabaikan(2)
13
Tawaran Bantuan
14
Perlindungan
15
Perlindungan 2
16
Acara Pameran Lelang
17
Kebenaran Yang Terungkap
18
Berontak
19
Tantangan
20
Jangan Jadikan Pelampiasan
21
Pengakuan Joni dan Kamila
22
Bebas
23
Badai Sudah Berlalu
24
Rasa Yang Terpendam
25
Rasa Yang Terpendam Part 2
26
Kakak Suka Aku Gak?
27
Perhatian Yang Tersembunyi
28
Pendekatan
29
Hubungan Tanpa Status
30
Kekesalan Lucyana
31
Pengakuan Galen
32
GO Public
33
Good bye Kania
34
Go Away
35
Kangen
36
Don't Leave Me
37
Gadis Kesayangan
38
Galen Vs Evan
39
I Will Always Protect You
40
She's Mine
41
Part Elgar Dan Aluna
42
LDR
43
Lost Control
44
Putus
45
Tak Bisa Melupakan
46
Kejujuran Lucyana
47
Pengakuan Lucyana
48
Stay With Me
49
Lucyana Vs Safira
50
Lucyana Vs Safira 2
51
Lucyana Vs Safira 3
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chaper 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!