PLETAK
"Awww!"
"Hah, kucing siapa itu?" tanya Sam nyeleneh seraya mengedarkan pandangannya, mencari asal suara.
Seperti biasa, Galen dan ketiga temannya pergi ke rooftop pada jam istirahat. Mau apa lagi kalau bukan bergelut dengan batang bernikotin yang mereka sembunyikan. Namun, sesampainya di tempat itu mereka justru dikejutkan oleh pekikan seseorang. Dari suaranya jelas itu seorang gadis.
Sebelumnya, Sam dengan iseng melemparkan kaleng bekas minumannya ke sembarang tempat. Setelahnya suara pekikan terdengar, kemungkinan kaleng itu mengenai seseorang.
"Aduh, sakit!"
"Siapa itu?" tanya Sam masih mengedarkan pandangannya, mencari pemilik suara.
Bukan hanya Sam, keempat pemuda itu juga melihat ke asal suara. Terus melihat ke arah yang sama sampai pandangan mereka melihat seseorang muncul dari balik papan yang sudah tidak terpakai.
"Siapa yang melempar kaleng sembarangan sih?" gerutu seseorang yang ternyata dia adalah Lucyana.
Gadis itu dia di tempatnya, berdiri dengan membelakangi keempat pemuda itu membuatnya tak menyadari akan keberadaan mereka.
Sesaat kemudian Lucyana keluar dari balik papan sembari mengusap-usap keningnya. Ia lantas mengedarkan pandangannya, tidak sengaja melihat empat pemuda berdiri di hadapannya. Langkahnya langsung terhenti, napasnya pun seolah tercekat. Perasaan takut mulai muncul, mengira keempat pemuda itu anak nakal yang siap untuk mengganggunya.
"Hai," sapa Lucyana dengan suara lirih nyaris tidak terdengar. Gadis itu juga memasang ekspresi bodoh dengan menunjukkan deretan giginya.
Ia lantas mengarahkan pandangannya ke arah empat pemuda itu, mulai dari atas hingga ke bawah dan kembali lagi melihat dari bawah hingga ke atas. Menatap heran sekaligus aneh dengan penampilan mereka.
Apa yang dilakukan oleh Lucyana memicu ke empat pemuda itu untuk mengikutinya lalu dengan serempak melihat gadis di depannya dengan tatapan heran.
"Ngapain lo liatin kita kaya gitu?" tanya Zayn dengan nada yang tidak bersahabat.
Lucyana menggeleng cepat, tidak berani berkomentar lebih. Pandangannya lantas terhenti pada sosok Galen. Matanya menyipit untuk memperjelas penglihatannya, memastikan jika dirinya tidak salah menduga.
"Loh, Kakak yang kemarin nggak sengaja aku tabrak, 'kan?" ucap Lucyana, tatapannya tak beralih sedikit dari Galen.
Ucapan Lucyana sontak membuat Zayn, Sam, dan Alden sama-sama menoleh ke arah Galen, melihatnya dengan alis yang sama-sama terangkat sebelah.
Meskipun mendapatkan tatapan aneh dari ketiga temannya, Galen bersikap biasa saja, tatapannya justru terus mengarah pada Lucyana, menatap gadis itu dengan datar nyaris tanpa ekspresi, tetapi berhasil membuat Lucyana merasa ngeri.
"Kalian ngapain di sini?" tanya Lucyana memecah keheningan.
"Harusnya kami yang tanya sama lo," balas Zayn membuat Lucyana meringis. "Lo ngapain di sini anak baru?"
"Aaah itu … aku …?" Lucyana menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, wajahnya menunjukkan kebingungan yang tak bisa disembunyikan.
"Pergi!" usir Galen tiba-tiba.
"Nggak mau," tolak Lucyana dengan cepat, membuat Zayn, Sam, dan Alden melongo. Sebelumnya tidak ada yang berani membantah seorang Galen.
"Oh iya tadi siapa yang buang kaleng minuman sembarangan?" imbuh Lucyana mencoba mengalihkan pembicaraan.
Galen, Zayn, dan Alden kompak menunjuk ke arah Sam. Lucyana pun langsung mengarahkan pandangannya ke arah Sam, menatap pemuda itu dengan ekspresi kesal.
Sam yang mendapatkan tatapan horor dari Lucyana terkekeh bodoh lantas menunjuk jarinya yang membentuk huruf V.
"Sorry, gue nggak tahu kalau ada lo di situ," ucap Sam.
"Kalengnya kena kening aku tahu." Lucyana menunjukkan keningnya. Kulitnya yang putih membuat warna merah terlihat jelas di sana. "Sakit," imbuhnya. Tangannya pun terangkat untuk mengusap keningnya.
"Uluh, uluh, sakit ya? Sini Abang tiup." Sam mengayunkan langkah ke arah Lucyana, tetapi baru satu langkah Galen menarik kerah seragam Sam untuk mencegah temannya itu melangkah lebih jauh lagi.
"Pergi dari sini!" perintah Galen lagi pada Lucyana.
"Aku nggak mau. Lagian ini tempat umum, kan?" tolak Lucyana.
"Ini bocil berani banget ya," tegur Alden.
"Mau pergi dengan suka rela atau mau gue paksa," ucap Galen pelan, tetapi penuh tekanan. Bahkan terdengar jelas ada ancaman di balik ucapannya.
"Selow, Bro. Bocil itu," peringat Zayn, lebih tepatnya meledek Galen.
Galen peduli? Jelas tidak.
Galen lebih tertarik terus menatap Lucyana, seolah ada sesuatu yang menariknya.
Ketakutan muncul dalam diri Lucyana saat pandangannya bersirobok dengan Galen, ia memilih untuk menundukkan wajahnya, kedua tangannya meremas ujung rok, mencoba menahan rasa takutnya. Tidak berselang lama terdengar isakan dari gadis itu.
"Parah nih, Bos. Anak orang malah dibikin nangis." Sam meledek Galen yang langsung dibalas dengkusan olehnya.
"Aku boleh di sini dulu ya, Kak. Kalau aku turun, nanti Kak Kania ngebully aku lagi," mohon Lucyana disela isak tangisnya. "Dia masih dendam sama aku yang katanya godain pacarnya yang namanya Galen. Padahal aku anak baru, aku belum kenal siapa-siapa di sini. Apalagi sampai godain pacar orang," sambung Lucyana.
Zayn, Sam, dan Alden merasa iba melihat Lucyana menangis, tetapi tidak dengan Galen. Dia terkesan tidak peduli, padahal dirinya adalah penyebab Lucyana dibully.
Galen sendiri masih dengan sikap dinginnya memilih pergi, menjauh dari Lucyana juga ketiga temannya, seolah tidak tertarik lebih jauh lagi dengan situasi itu.
Sambil melangkah salah satu tangannya merogoh saku celana, mengambil bungkus rokok lantas mengambil satu batang dari dalamnya.
"Kalian merokok?" tanya Lucyana ketika melihat Galen sedang menikmati rokoknya.
"Kalau lo mau tetap di sini dan juga aman di sekolah ini lebih baik lo diem! Jangan jadi anak cepu!" kata Zayn kembali membuat Lucyana meringis.
"I-ya." Lucyana merespon ucapan Zayn dengan tergagap.
"Cabut!" ajak Zayn pada Sam dan juga Alden.
Ketiganya baru akan melangkah, kembali terhenti karena suara Lucyana.
"Oh iya, nama aku Lucyana," ucap Lucyana ramah.
"Udah tahu," jawab Alden.
"Ck, ada orang kenalan, jangan kaya gitu." Sam bicara seraya menoyor kepala Alden. Kemudian pandangannya mengarah pada Lucyana. "Jangan didengerin, Cil."
"Nama aku Lucyana, bukan 'cil'," protes Lucyana membuat Alden dan Zayn melipat bibir untuk menahan tawa.
"Habis lo kaya bocil sih, imut," kata Sam.
"Nama cantik-cantik seenaknya lo ganti. Mana nggak izin dulu sama orang tuanya," kelakar Alden.
Sikap urakan mereka rupanya mampu membuat Lucyana tersenyum, bukan hanya itu saja, hatinya mulai terasa menghangat.
"Gue Zayn, dia Sam, dan yang ini Alden," ucap Zayn.
"Terus dia siapa?" Lucyana menunjuk ke arah Galen dengan dagunya.
"Pangeran es," jawab Sam nyeleneh.
"Hah! Pangeran es? Itu benar namanya?" tanya Lucyana dengan polosnya.
"Yang jelas bukan," jawab Zayn.
"Udah, Cil. Lo diem-diem aja di sini," ucap Sam.
"Issh, udah aku bilang aku bukan bocil," protes Lucyana.
"Wajah lo kelewat imut, makanya kaya bocil," ucap Sam membuat Lucyana mengerucutkan bibirnya sebal. "Terserah Kakak aja lah."
Zayn, Sam, dan Alden lantas pergi menyusul Galen. Ketiga melakukan hal yang sama dengan Galen yaitu merokok.
Keempat pemuda itu duduk sambil tertawa dan saling mengejek satu sama lain, tidak memperdulikan keberadaan Lucyana. Meskipun terkadang mereka sesekali melirik ke arah gadis itu.
"Len, lo nggak mau buat si Kania berhenti dengan aksi bulinya?" tanya Zayn. "Kasihan anak-anak yang jadi korban buli tuh cewek. Apalagi penyebab para korban buli kebanyakan karena lo."
"Pihak sekolah udah nggak bisa bertindak. Sepertinya harus orang tua lo yang bertindak," imbuh Alden.
Galen mendengkus kesal sebelum membuang rokoknya yang masih tersisa. "Orang tua gue nggak ngurusin urusan sampah kek gini."
Perkataan Galen membuat semua orang diam. Berlanjut sampai bunyi bel masuk terdengar.
"Bolos," ucap Galen disambut seruan setuju oleh ketiga temannya.
"Sudah bel, kalian nggak masuk?" tanya Lucyana membuat keempat pemuda itu menoleh ke arahnya.
Gadis itu tiba-tiba sudah berada di dekat mereka, berdiri dengan menekuk kedua tangan di pinggangnya.
"Nggak usah ikut campur. Balik sana!" usir Galen.
Memang itu bukan pertama kali mereka bolos, tetapi entah bagaimana nilai mereka bisa berada di atas rata-rata.
Tentunya jawabannya ada pada Galen. Dia bisa mendapatkan materi pelajaran bahkan sebelum diajarkan oleh guru. Belum lagi, isi kepala Galen seolah sudah disetel otomatis. Pertanyaan yang guru berikan langsung bisa dijawab oleh Galen tanpa harus berpikir keras lebih dulu.
"Ngapain masih berdiri di situ? Lo ngerti bahasa manusia, 'kan?" kata Galen dengan nada dingin. "Balik!" Ucapan Galen kembali membuat Lucyana meringis.
"Iya, iya, aku balik. Galak banget sih," gerutu Lucyana.
Gadis itu bersiap untuk pergi, tetapi kembali berbalik membuat keempat pemuda itu merasa gemas.
"Ada apa lagi sih, Cil?" tanya Sam gemas.
"Aku boleh minta tolong nggak?" tanya Lucyana.
"Apaan?" Kini giliran Alden yang bertanya.
"Kalian tahu yang namanya Galen?" tanya Lucyana ragu.
"Kenapa memangnya?" tanya Zayn dengan dahi dipenuhi kerutan.
"Ingin tahu saja orangnya yang mana. Mau minta tolong juga untuk bilang ke Kak Kania supaya nggak bully aku lagi," jawab Lucyana dengan wajah memelas. "Aku cuma mau sekolah tenang di sini," imbuhnya.
Zayn melirik ke arah Galen yang nampak tidak peduli. Padahal dia lah orang yang sedang mereka bicarakan.
"Percuma lo ketemu Galen. Dia juga nggak bakalan peduli sama hal begituan," kata Sam. "Lagian ya, Cil. Galen itu bukan pacarnya si Kania. Dia-nya aja yang ngaku-ngaku," ungkap Sam.
Ekspresi wajah Lucyana seketika berubah, rasa sedih langsung menghilang begitu saja "Beneran? Kakak nggak bohong, 'kan?"
"Eh nih bocil, tadi sedih sekarang seneng," ucap Sam nyeleneh. "Bisa gitu ya."
"Beneran, mereka nggak pacaran, 'kan?" tanya Lucyana lagi, ia ingin memastikan jika dirinya tidak salah mendengar.
"Iya," jawab Alden.
"Kenapa memangnya? Seneng amat lo, Cil?" Kini Sam yang bertanya.
"Iya, soalnya kalau nanti kak Kania mau bully, aku bisa lawan dan tinggal bilang jangan ngaku-ngaku pacaran sama laki-laki yang bernama Galen lagi," ucap Lucyana senang. "Ya udah, makasih ya, Kak. Aku masuk dulu. Kalian jangan sering bolos-bolos." Lucyana pergi seraya melambaikan tangannya ke arah mereka.
"Anak ajaib, Len. Lo nggak mau deketin tuh," saran Zayn lebih tepatnya meledak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
4U2C
LUCYANA,,baik kamu berteman sama ARA setidaknya KANIA enggak akan bisa bully kamu LUCYANA,,kalau GALEN susah kerana GALEN kukas 10 pintu🤣🤣🤣🤣🤣 nanti kamu beku..
2025-02-02
1