Brian berhenti di depan rumah gedong. Rumah besar dan megah dengan kompleks yang terbilang sangat sepi karna warganya pada anti sosial.
Ia turun dari motor dan memencet bel yang ada di dekat gerbang. Alhasil seorang satpam buru buru keluar dengan menaikan celananya yang sepertinya melorot.
"Eh mas Brian!" Sapa pak Dodi selaku satpam rumah Roy dan Dean.
"Iya pak. Roy nya ada pak? Tadi udah bilang kalo mau kesini" sopan Brian agak canggung karna dirinya tak terbiasa berbicara sopan. Dengan kedua orangtuanya saja dia berbicara layaknya teman seumuran. Jadi ya susah.
Seketika mata Brian menatap Roy yang keluar dengan muka bantalnya. Tentu saja dengan rambut acak acakan dan air liur yang masih menempel basah disudut bibirnya.
"Biarin masuk pak. Bukan maling kok pak!" seru Roy sambari mengucek matanya. Dan seketika mendapat anggukan dari pak Dodi.
Saat pak Dodi baru menggeser gerbang besar nan tinggi itu sedikit. Tiba tiba suara motor mengalihkan pandangan Brian. Ia sontak menoleh menatap seorang gadis menaiki motor besar masuk kedalam pekarangan rumah sebelah.
"Delia dari mana tuh? Masa sih dia balapan lagi?" Gumam Roy mengintip dari balik tembok pembatas rumah mereka. Di ikuti dengan Brian yang mengikuti aksinya.
Delia yang merasa di perhatikan pun menoleh. "Apaan?" Serunya sambil menatap kedua lelaki itu, malas.
"Dari mana?" Tanya Roy sambil menghampirinya. Sementara Brian masih stay di posisi mengintipnya.
"Keluar! Dean mana?"
"Di rumah sama bang Coco! Kenapa?" Tanpa menjawab pertanyaan dari Roy, Delia langsung melenggang pergi, masuk ke dalam pekarangan rumah Roy.
"Malah nyelonongkan!" cibir Roy sambil mengikuti langkah Delia pergi "Ayo masuk Bri"
"Ann...Deann! Di cari bini lo nih!" Sarkas Roy berteriak memanggil adiknya dari ruang tamu.
Dean pun bergegas turun dan menyambar ke tempat Delia berada. Kedua orang itu langsung terlihat akrab.
Membuat Brian sedikit menautkan alisnya, entah mengapa dia tak suka melihat pemandangan itu.
"Ngapain An?" Tanya Brian langsung saja duduk di antara mereka, memisahkan jarak mereka begitu saja. Membuat kedua orang itu langsung menatapnya tak suka.
"Pain sih?" Judes Delia sambil berpindah ke samping Dean.
Tapi Brian kembali mengulangi perbuatannya. Duduk di antara mereka sampai membuat Dean bingung dengan tingkahnya, sementara Delia sudah kesal sampai ke ubun ubun.
"Brian lo mau apa sih? Gak jelas banget! Gue lagi bahas penting sama Dean. Ga usah rese deh" semprot Delia marah.
Brian mendengus tak suka ketika mendengar jika dirinya menjadi pengganggu di antara mereka.
"Gue cuman mau ikutan nimbrung aja. Masa ga boleh? Emang kalian bahas apa sih sampai deket gitu?" Kesal Brian dengan wajah yang menampakan kekesalannya dengan sempurna.
"Emang urusannya apa sih sama lo? Bukan urusan lo tau! Sana jauh jauh. Ganggu mulu"
"Ga mau! Gue mau ikutan nimbrung. Lo kenapa sinis sih?"
"Lo ngeselin nyet! Gue lagi bahas tugas sekolah. Lu kenapa sih?"
"Masa lu gak peka sih Del?"
"Peka apaan sih? Gak jelas amat jadi orang"
Bumm.. melihat jawaban Delia yang selalu judes itu entah mengapa membuat Brian merasa tidak nyaman dan terganggu. Alhasil dia mengetuk kening gadis itu lumayan keras karna sangking kesalnya.
Ctakk...
"Aduh! Gila lu ya" jerit Delia sontak memegangi jidatnya yang nyut nyutan.
"Lo sih! Peka dikit kenapa jadi orang"
"Emang lo kenapa sih sampai gue disuruh peka segala? Lo kenapa? Why?" jerit Delia jengkel
"Gue cemburu" cicit Brian dengan mengetuk ngetukkan kedua jari telunjuknya satu sama lain.
Delia dan Dean sontak menganga lebar mendengar kalimat tersebut. Walau pun pelan tapi kalimat itu terdengar sangat jelas di telinga mereka.
Roy yang sedari tadi memperhatikan pun mengerjapkan matanya menyadari situasi mereka.
'Sejak kapan Brian naksir Delia?' Batin Roy juga diam diam syok.
Delia langsung bangkit dan menatapnya tak suka. "Lo ngomong apa sih? Dasar gila!" Setelah mengucapkan kalimat pedas itu Delia langsung pergi dengan raut wajah kesal.
Brian pun diam di tempat. Baru kali ini dirinya ditolak oleh cewek! Dan itu modelnya hanya seperti Delia yang di sekolahnya juga banyak.
"Wahh gila lo! Lo barusan nembak Delia?" Ucap Dean menatapnya penuh arti dan rasa ketidak percayaan yang besar.
"Engga! Gue cuman bilang gue cemburu" polos Brian menatap Dean santai. Dean pun langsung menepuk jidatnya, ampun! dengan tingkah kawannya ini.
Roy duduk di sisi yang lain. Menempatkan Brian di antara mereka. "Lo suka sama Delia Bri?"
"Gak!"
"Terus kenapa bilang kek barusan kalo gak suka?"
"Ya ga tau. Mulut gue langsung ngomong kek gitu aja" jelas Brian yang memang benar jika dirinya asal ngomong saja.
Dirinya juga bingung kenapa kalimat itu yang keluar ketika melihat Delia yang selalu judes padanya akhir akhir ini.
Dan entah kenapa dirinya sangat kesal ketika gadis itu berlaku cuek seperti itu bahkan Delia memperlakukannya seperti tidak pernah kenal dengannya. Dan itu jauh lebih menjengkelkan lagi.
...🐢 🐢 🐢...
Minggu, pukul 04.30 PM...
"Iyaa Maa! Entar Delia beliin" ujar Delia keluar rumah dengan pakaian olahraganya.
Qila yang sudah ada di depan rumah bersama Dean pun menyambut ke datangannya. "Ehh kakak! Mau kemana?" Tanya Qila dengan senyuman lebar.
"Jogging! Kamu gak mau bangunin kakak. Dasar nyebelin!" Cibir Delia mengerucutkan bibirnya. Qila pun hanya cengengesan.
"Terus lo mau jogging sama siapa sekarang?" Tanya Dean tanpa menggubris cibiran Delia tentang dirinya yang terus bucin dengan adiknya. Padahal mereka hanya tak sengaja bertemu di jalan tadi.
"Zahra! Itu anaknya" seru Delia menatap kedatangan Zahra yang mengendarai motornya.
Melihat kehadiran Zahra Dean pun mengerutkan alisnya "Abang gue ikut dong? Lah kalian yang rame rame malah gak ngajakin kita" protes Dean seketika menjadi kesal.
"Bodo amat! Sapa suruh tinggalin gue wek" ejek Delia bersamaan dengan Roy dan Varel keluar dari dalam rumah dengan membawa bola basket di tangan kirinya.
Note : Varel itu kakak kedua Dean dan Roy
"Yok berangkat! Jangan ngejekin bucin terus" ucap Roy menyeret Delia pergi dengan memiting kepala Delia di ketiaknya.
Karna sudah berkumpul, maka mereka pun lekas pergi ber jogging ria di lapangan kompleks.
"Dadah bucin... bahagia dah sana! Awas yang ketiga setan wkwkw" ejek Varel sambil mengikuti arah perginya gerombolan adik adiknya tersebut.
Dean dan Qila pun hanya mencibir kesal melihat kepergian teman temannya.
"Loh? Itu kak Brian kan?" Tanya Qila melihat seorang lelaki dengan mogenya pergi ke arah rumah besar berwarna ungu. Yang diketahui itu adalah rumah temannya sekelasnya, Sabil.
Tak lama setelah kedatangan Brian seorang wanita pun keluar dari dalam rumah dengan senyum yang mengembang lebar. Dia adalah Windy, yang Qila ketahui adalah kakak perempuan Sabil.
"Katanya kemaren habis bilang cemburu sama kak Delia? Kok sekarang pergi sama kak Windy sih?" Ucap Qila sedikit jengkel.
"Kak Brian itu play boy kah emangnya?" Qila pun menatap Dean yang ternyata wajahnya sudah jauh lebih kusut saat melihat pemandangan itu.
"Iya! Kalau Delia di deketin dia, lo bantu jauhin ya Qil. Jangan biarin dia deket deket Delia"
"Emang! Kakak loh gak mau"
"Ya sapa tau Delia juga bakal naksir sama dia. Gue takut aja! Judes pun Delia itu tetep aja baperan aslinya"
"Iya sih... Jangan biarin mereka sama sama pokoknya. Yosshh! Kita harus pisahin mereka ya kak. Jangan di biarin barengan" ucap Qila dengan semangat plus senyum semanis gulali.
Dean pun sontak salting menatapnya "Em.. iya deh! Kalo kita kapan nyatunya Qil?"
Qila melebarkan kedua lubang hidungnya, bermaksud mengejek lelaki di hadapannya itu
"Bercanda aja terus! Gak lucu. Dah ah Qila masuk ya kak. Thanks mau temenin latihan tadi"
Qila pun melenggang masuk tanpa memperhatikan raut wajah Dean yang kecewa di buatnya.
Kacau sudah! Perjalanan cintanya bakalan rumit nih, batin Dean gundah.
*****
Hai, terimakasih sudah membaca cerita ini. Aku benar-benar bersyukur memiliki kalian disini. Terimakasih...
IG : @otvianasofie
See you next time All.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Caramelatte
eyo author hebat! aku mampir🤗 semangat upnya! 💪
2021-01-28
1
Seul Ye
kak sofie semangat 💪
2021-01-20
1
✈전Arynn
lanjut
2020-10-31
1