"Mak, ayo balik!" Seru Roy memanggil Delia yang masih tidur pulas diatas mejanya. Sedangkan kelasnya sudah kosong melompong sejak sejam yang lalu.
Roy pun mendekati Delia, karna tak mendapati pergerakan dari gadis itu. Roy menatap wajah Delia yang tertidur pulas! ia terlihat sangat damai. Di bandingkan dengan Delia saat bangun, yang mirip banteng mau nyeruduk orang. Lebih baik Delia yang tertidur seperti ini. Damai, adem dan gak berisik.
Dan Roy mendapati memo di keningnya. Kemudian Roy membaca tulisan yang tertera disana.
Lagi PMS awas kena tabok:b
Sontak Roy terkekeh geli. Itu tulisan Zahra dan berarti ia sengaja tidak membangunkan Delia karna tau sahabatnya itu akan menunggu dirinya dan Dean yang akan mengikuti rapat osis terlebih dahulu setelah bel pulang sekolah berbunyi.
"Mak bangun mak. Ayo pulang! Lo mau jagongan di sini? Gantiin pak Agus jagain sekolah" Roy menguncang tubuh Delia pelan.
Delia mengerang dan sedetik kemudian ia bangun. Menatap Roy yang berdiri di depannya dan kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang kelas yang sudah kosong dan tak berpenghuni. Hanya tinggal dirinya yang sedang asyik tidur disana.
"Udah selesai rapatnya? Hoamm.." Delia menguap dan merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal karna tidur tengkurap di atas meja.
Roy mengangguk mengiyakan. ""Ayo pulang!"
Dean yang baru balik pun segara masuk dan bergabung bersama kedua sahabatnya itu. Dan ia sontak terkejut "Muka lo pucet banget? Lo kenapa?" Panik Dean menangkup wajah Delia yang putih pucat.
Sementara Roy tidak kaget karna sudah tau Delia tengah datang bulan sekarang. Tadi baca di memo ada tulisan PMS.
"Haid! Udah ayo balik. Perut gue sakit. Nyut nyutan nih" keluh Delia sambil meringis ketika nyeri perutnya datang lagi.
Dengan sigap Dean merebut tas Delia yang hendak di ambilnya. Delia hanya mengulum senyum ketika Dean mau membantunya membawakan tasnya.
"Yok!" Seru Roy menggandeng tangan Delia yang terlihat berjalan dengan sempoyongan karna menahan sakit di perutnya.
Di mini market...
Brian tengah asik bercanda gurau dengan kedua temannya. Chim dan Alex, namanya.
"Si Geby masih ngejarin lu mulu Lex? Embat aja napa sih? Cantik gitu" seru Chim dengan pandangan tak lepas dari ponselnya.
"Males. Ganjen! Cabe! Murah!" Tungkas Alex dengan dingin. Sementara itu sebuah mobil berhenti di dekat mereka. Seorang lelaki turun dari kursi bagian kemudi.
"Dean! Ngapain lo disini bro?" Seru Chim ketika melihat teman bermain basketnya itu berjalan masuk ke dalam mini market dengan tergopoh gopoh.
"Eh kalian. Ini mau beli roti gue" jelas Dean seraya masuk ke dalam toko swalayan tersebut.
Kaca mobil pun terbuka. Menampakan wajah seorang perempuan yang lusuh dan lecek. Ia terlihat kesakitan.
"Dean beliin kiranti juga" jeritnya membuat ketiga lelaki itu membelalakan matanya dengan lebar, terkejut mendengar pernyataan gadis itu.
Delia menatap ketiga lelaki yang memandangnya dengan syok. Delia mendesis tak suka.
"Apa lo liat liat. Gue congkel mata lo tau rasa lu pada" judesnya membuat mereka nyaris tersedak ludah sendiri.
Dean keluar dan memberikan pembalut pada Delia. Sekarang swalayan udah tidak menggunakan kantung kresek guys jadi mau tidak mau terekspos lah barang tersebut.
"Kata tadi beli roti?" Seru Chim bingung.
"Iya itu roti kan bahasa halusnya monyet. Lo kek gak punya emak aja" seru Alex menjitak kepalanya. Sedangkan Brian masih cengo dengan kejadian barusan.
"Kirantinya mana Dean! Perut gue sakit banget, sumpah!" rengek Delia hampir menangis karna sangking sakitnya.
"Iya iya gue beliin! Udah sana ganti. Roy keluar lo" marah Dean ketika melihat abangnya itu malah pura pura tidur.
Roy mencibik kesal dan turun dari mobil. Bergabung dengan geng Brian yang notabenya kawan bermainnya juga.
"Ck gagal deh gue liat rezeki" gerutunya kesal dan seketika roti di tangan Delia itu mendarat mengenai wajahnya.
"Adaw!"
"Ambil! Lo mesum mesum gue robek robek lo kek kertas" marah Delia seketika membuat Roy ciut dan menuruti kemauannya.
Setelah itu Delia menutup kaca mobil. Dan Dean kembali membeli apa yang diminta oleh Delia tadi. Sedangkan Roy sudah cemberut dengan melipat tangannya di dada. Tak lupa dengan bimolinya, alias bibir monyong lima centi yang selalu melengkapi penampilan ngambeknya.
"Lo kok mau sih disuruh suruh peranakan kingkong gitu?" Celetuk Brian yang melihat tingkah kedua temannya.
"Apaan maksud lo? Delia? Udah biasa dia kek gitu"
"Tapi kan tetep aja. Lo gak malu disuruh beli beli kek gitu?" Sekarang ganti Chim yang melihat kehadiran Dean dengan botol kiranti dan minyak kayu putih.
"Ha? Ini? Oh gapapa lah. Dulu mama kan juga sering suruh beliin kek gini. Lagian Delia itu gede bareng kita jadi kalo dia sakit kita juga harus rawat. Udah kek adik sendiri" jelas Dean menjelaskan.
Brian, Chim dan Alex hanya ber 'o' ria.
"Ayo pulang" seru Delia dengan wajah yang pucat pasih dari balik kaca. Sekarang lebih pucat dari yang sebelumnya.
Sekarang Roy yang terkejut "Ya allah sakit banget kah Del? Ke dokter aja gimana?" Roy langsung mendekatinya.
Delia menggeleng pelan. "Ayo pulang aja. Gue mau istirahat dirumah aja" pintanya lagi.
"Iya deh. Dean ayo balik. Buruan!" pinta Roy sambil masuk ke dalam mobil.
"Gue cabut dulu ya! Kalo ada tanding lagi kabarin gue. Awas aja gue gak di ajakin. Gue tabok lu pada" seru Dean masuk ke dalam mobil sambil mengawas awasi mereka dengan jari telunjuknya.
"Yoi! Aman!" Sahut ketiganya dan mobil itu mulai menjauh dari pandangan mereka.
"Gila tuh dua terong. Mau aja di suruh suruh ama cabe!" Ucap Chim masih terheran heran. Karna baginya itu sangat tidak wajar.
"Namanya akrab ya udah gitu. Itu tadi juga udah di bilangin kan sama Dean! Udah kek adeknya sendiri. Ya udah di jagain gitu, ya gak masalah lah" jawab Alex enteng.
Karna dirinya juga memiliki adik perempuan yang hobby nya menyuruhnya ini itu. Nanti kalo gak diturutin pasti ngambek dan ujung ujungnya jadi ngadu ke mamanya. Terus alhasil Alex yang kena semprot ibunya tercinta.
Yah seruwet itulah memiliki adik perempuan. Udah Bawel! Usil! Ngambekan lagi. Kan repot.
Yaang tidak paham disini tinggal Brian seorang. Karna, basipun ia punya adik cewe! Tapi Thalia tidak bersikap seperti itu. Untuk hal yang sangat pribadi. Thalia akan mengurusnya sendiri.
Bahkan penjelasan Alex pun masih di anggapnya menjadi aneh karna yah memang aneh saja bagi Brian Dan mungkin itu tidak akan pernah terjadi pada dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
BELVA
3 x jempol buat authoor kece
2021-01-21
1
Caramelatte
eyo kakak author! Ku balik nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗
2021-01-11
1
✈전Arynn
suka
2020-10-31
1