Dean bersandar dimobil BMW hitam kesayangannya yang tengah terparkir di depan rumah. Ia memberikan nama mobilnya itu dengan blakcy.
"Woy bang buruan napa sih lu! Lelet amat kek siput. Lagi bikin alis lu?!" Teriak Dean kesal, karna menunggu saudaranya yang tak kunjung keluar setelah 15 menit berlalu.
Padahal tadi yang lebih dulu berganti baju itu si Roy! Tapi sampai Dean udah selesai mandi, ganti plus sarapan! Abangnya itu tak kunjung keluar dari kamar.
"Iya ma! Delia berangkat ya!" jerit Delia keluar dari pekarangan rumahnya.
Mendengar suara Delia yang nyaring bak toak hajatan itu Dean yang tadinya uring uringan mendadak menjadi slow melihat kehadiran wanita yang kerap ia panggil emak itu, tengah berjalan keluar dari rumahnya dengan seragam lengkap dan rapi seperti biasanya.
"Mak...uy! Bareng anak, sini mak. Gak usah naik angkot dah.." ucap Dean melambaikan tangannya dengan cepat.
Delia pun menoleh dan tersenyum, lantas berjalan mendekati Dean dengan sedikit berlari.
"Tumben belum berangkat? Si Roy ngaret lagi?"
(Ngaret \= telat! Bukan motongin rumput pakek sabit ya maksud gue)
Dean mengangguk. "Gue susul bentar. Lo tungguin entar ya mak. Jangan naik angkot! Awas lu!" Ucap Dean berlari masuk ke rumah untuk menyeret kembarannya keluar.
Tak berujung lama. Suara gaduh 2 bersaudara itu terdengar dari ambang pintu.
"Ya allah Dean sabar napa babi. Ini pakek sepatu dulu. Kaos kaki gue kotor dong somplak" marah Roy melihat adiknya yang menyeret paksa dirinya keluar rumah bak seorang maling habis bobol rumah.
"Lu lama bang! Telat entar. Pakek di mobil kan bisa" balas Dean tak kalah kesal.
"Ya udah gendong gue ke mobil. Becek tuh. Lo abis maindiin si blacky kan?!"
Dean mencibik dan menggendong abangnya itu melewati genangan air yang tercecer disepanjang jalan keluar rumah mereka. Delia membukakan pintu untuk Roy masuki.
"Peka amat lu mak. Co cweet deh kek anak emak kanguru yang tau aja kalo anaknya minta gendong"
Delia hanya memutar bola matanya malas dan masuk ke dalam mobil. Duduk di sebelah Roy yang sudah sibuk mengibaskan kaos kakinya yang kotor terkena tanah.
Sedangkan Dean mengambil alih kemudi dan mulai menjalankan mobil ke sekolah, ke SMA Sejahterah, sekolah yang paling mereka cintai.
"Minggu depan ulangan. Mak, lo gak mau les sama gue?" Ujar Dean meliriknya dari kaca spion tengah. Dan memandang wajah Delia dari sana.
Delia sontak menjulurkan kepalanya ke samping Dean, dan Dean pun berhasil terlonjak kaget melihat pergerakannya.
"Hayuk nak. Kapan? Nanti malem gimana? Udah tinggal 3 hari lagi kan? Sekarang udah kamis" ujar Delia dengan wajah polos dan suara santai.
Mau gimana pun Delia ini sangat cantik, jadi seberapa pun menjengkelkannya tingkah laku Delia, Dean tidak benar benar bisa marah padanya. Karna kelemahan Dean adalah cewe cantik plus sisi imutnya.
Setelah beberapa saat memandang wajah Delia dari dekat tanpa berkedip! Akhirnya Dean mengangguk sambil mengulas senyum tipis.
"Entar beli snack. Gue yang beliin, oke?!" seru Roy yang sedari tadi memperhatikan interaksi dua orang tersebut.
Bak bocah tk yang mendapat balon dari sang ayah keduanya bersorak senang. Sementara Delia langsung melompat memeluk Roy erat. "Duh dipeluk badak. Sesek gue!"
"Ck" cibir Delia kesal.
Sampai di parkiran sekolah. Mereka lekas turun dan berjalan ke kelas masing masing.
"Del" seru seorang perempuan berhijap tengah melambaikan tangan ke arah mereka bertiga.
Wajah Roy langsung bersemu melihat senyuman merekah dari sahabat Delia itu. Zahra namanya. Siswi perempuan yang terkenal dingin pada kaum adam itu sukses mendapat julukan es krim, dingin dingin tapi manis eak. Bukan itu saja! Zahra ini murid terpintar nomer 2 setelah Dean yang menjabat sebagai peringkat pertama di sekolah.
"Assalamuallaikum" sapa Dean dengan senyum ramah. Sedangkan Roy sudah kaku karna melihat Zahra yang berdiri tepat di hadapannya. Dekat dengan Zahra membuat Roy merasa jadi cowo terkikuk di dunia.
"Wallaikumsalam. Selamat pagi" sapa Zahra tak kalah ramah. Aduh adem deh kalo liat Zahra itu. Udah cantik, alim, kalem, pinter lagi kan jadi teduh penglihatan.
"Yok ke kelas. Kamu udah belajar? Ada kuis bahasa loh nanti" seru Zahra menggiring Delia masuk ke kelas.
"Ih sumpah lo Ra? Gue lupa. Buku aja gak gue bawa huhu" rengek Delia mendapatkan tawa renyah dari Zahra yang sukses ngibulin sahabatnya.
"Bohong Del hehe. Udah jangan kek bayi ah. Masih pagi udah manja manja meong lu ama gue"
"Ih ngeselin amat sih jadi orang. Biar aja! Namanya sayang" sahut Delia dengan mengerucutkan bibirnya sok imut.
Tuk..tuk..Dean menyenggol bahu Roy.
"Udah pergi jauh bang. Dah yok masuk. Jam pertama Kimia. Gue males kena omel pak Rama" seru Dean menyeret kembarannya ke kelas.
Sedangkan yang diseret masih belum sadar dari lamunannya padahal yang diliatin udah ilang masuk kelas dari tadi.
Dan tiba tiba saja...
"Oi.. Roy.. Roy..!" Jerit Zahra yang keluar kelas kembali dan berlari kecil menyusul langkah kedua lelaki tersebut.
Seketika yang di panggil langsung membulatkan mata sedangkan si Dean sudah berhenti menyeret abangnya pergi.
"Kenapa lagi Ra?" Tanya Dean mewakil kan abangnya yang sudah kelepek kelepek di liatin sang pujaan hati dari dekat.
"Ini! Kemaren kan gue pinjam buku bahasanya Roy. Ini gue balikin, udah selesai gue salin. Makasih ya" Zahra menyodorkan buku tulis tersebut kepada yang punya.
Roy dengan gagap menerimanya "Em..i..iya! Sama sama hehe"
Zahra pun tersenyum manis "Gue balik kelas ya" pamitnya tapi seketika dia menatap wajah Roy lekat lekat sebelum pergi dan berujar "Kenapa gagap sih kalo sama gue? Lo suka ama gue?"
Blussshhh...
Tepat!
Wajah Roy memerah pedam dan segera ia tundukan kepalanya agar tidak ketahuan oleh Zahra jika ia sedang blusing karna kalimat wanita itu.
Zahra terkikik. Sementara Dean menahan tawa karna sikap salting abangnya.
Dean menatap Zahra yang seketika balas menatapnya dengan senyum yang masih sama. "Dasar usil" celetuk Dean tanpa suara.
Zahra hanya menjulurkan lidahnya dan melenggang pergi tanpa ingin mempertanggung jawabkan perbuatannya yang sudah membuat anak orang jadi kebaperan.
"Dahh.. cabut dulu ya! Jangan lama lama saltingnya Roy.." jerit Zahra disela langkahnya.
Mendengar itu Roy langsung merosot dan berjongkok dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Mampus gue malu banget! Dasar Zahra" gumam Roy kesal tapi dengan wajah yang masih blusing.
Dean hanya terkekeh geli melihatnya. Jauh di lubuk hatinya ia bergumam
"Dasar bucin lu bang!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
BELVA
kpan2 mampir jg di novel ku
#gadis imut diantara dua raja rimba
mksh ya ka
2021-01-20
1
ACILMEY
Siap goyang jempol cusssss ⛷⛷⛷⛷
2021-01-03
0
Caramelatte
semangat thor!
Dapat salam dari "Belong to Esme"
2020-12-07
1