Seminggu sudah usia pernikahan Valy, namun ia sudah tidak pernah lagi menemui suaminya tidur dirumah, sejak kejadian Angga menampar pipi Valy ia selalu tidur dikantor. Perusahaan miliknya yang ia rintis dari nol,
pendidikan bisnis yang ia dapatkan di Amerika ia terapkan untuk membangun usahanya sendiri, walaupun sang ayah sudah memiliki perusahaan besar namun Angga tetap dengan pendiriannya.
Valy tidak menyangka jika pernikahan yang ia dambakan akan menjadi seperti ini.
Ingin rasanya ia mengadu pada Zio, namun ia tidak mau membuat kakaknya kepikiran tentang dirinya lagi, sudah cukup selama ini Zio mengorbankan masa mudanya hanya untuk mengurusi adik perempuannya.
Zio banting tulang untuk membiayai semua keperluan dan juga biaya sekolahnya. Harusnya ia kini membalas budi untuk semua kebaikan yang sudah Zio berikan padanya.
♥️♥️♥️
Pagi ini Valy memutuskan untuk kembali aktif menjalankan bisnis butiknya, ia selalu ingat janjinya pada Zio untuk menjadi orang sukses dikemudian hari sebagai balas jasanya pada kakaknya itu.
"Pengantin baru sudah kembali beraksi, selamat datang mbak Valy" sapaan hangat Rini berikan ketika Valy baru saja memasuki
pintu butik miliknya.
"Hhmm...kamu lebay deh Rin! malu tuh dilihat pengunjung" omel Valy karena suara Rini berhasil membuat pengunjung butik menoleh kearah Valy.
"Ooh..mbak nya baru nikah ya, kok kita nggak diundang sih!" protes langganan butik Valy saat mengetahui si pemilik butik ternyata baru mengadakan akad dan resepsi pernikahan.
"Cuma acara sederhana aja kok mbak" jawab Valy pada para pelanggan setia butiknya.
"Gimana mbak??" Rini kembali bertanya ambigu, pertanyaan yang tidak jelas arahnya, sebenarnya Valy mengerti apa yang dimaksud oleh Rini namun ia memilih untuk tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaan yang dia sendiri belum tau jawabannya. "mbak? kok diam saja sih!" Rini cemberut.
"Ya gimana apanya Rin??" jawab Valy.
"Ya itu, gimana rasanya??"
"iihh...kamu apaan sih!! pagi-pagi udah ngomongin yang nggak jelas. Ayo kerja!!"
Valy mengomel pada Rini, ia pun tidak tahu jawaban yang akan ia berikan pada Rini karena memang Angga belum menyentuhnya sejak ia menikah.
♥️♥️♥️
Malam ini seperti biasanya sepulang dari butik Valy membersihkan diri dan segera sholat isya, kemudian menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri.
Tidak banyak menu yang ia siapkan, hanya satu bungkus mie rebus dan secangkir teh panas.
Sambil makan ia terus saja merenung, ia tidak menyangka jika kesalahan yang ia perbuat akan berdampak seperti ini. Sedih, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Suara mobil mas Angga terdengar memasuki pekarangan kediaman mereka, awalnya Valy merasa mungkin itu hanya khayalan nya saja karena rasa rindu yang ia rasakan selama suaminya tidak pulang.
Klek..ternyata itu semua nyata, suara pintu depan rumah terbuka, Angga tidak perlu mengetuk pintu karena mereka hanya tinggal berdua dan masing-masing dari mereka memegang kunci rumah.
Suaminya benar-benar pulang, Valy berlari menghampiri Angga ingin segera memeluk dan mencium punggung tangan suaminya.
Namun Angga berlalu begitu saja ketika Valy menghampiri dirinya, ingin mengejar suaminya tapi ia khawatir kejadian terakhir yang ia alami akan terulang lagi.
Menarik nafas dalam-dalam, menahan emosi dan juga menambah kesabaran untuk menghadapi sikap suaminya.
♥️♥️♥️
Malam semakin larut, namun Angga tidak juga masuk ke dalam kamar yang digunakan oleh Valy.
Valy menepis semua kecewa yang hinggap dipikirannya, mencoba untuk memaafkan kesalahan yang sudah Angga perbuat pada dirinya. Malam ini ia akan meminta maaf kembali pada suaminya.
Mengganti piyama yang ia kenakan sebelumnya dengan lingerie tipis sebatas lutut, bertali sangat kecil dengan belahan dada rendah. Memoles tipis wajahnya dengan make up dan sedikit semprotan parfum beraroma rose, Valy berniat untuk mengganti malam pertamanya dengan Angga yang ia lewatkan hingga membuat Angga sangat marah padanya.
Tok..tok..tok..mengetuk kamar Angga dan langsung masuk tanpa menunggu persetujuan dari suaminya itu.
"Mas Angga??" Valy berkata pada Angga yang yang kebetulan baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk sebatas pinggang, ia baru selesai membersihkan diri.
Angga sempat tertegun melihat penampilan Valy, tanpa disadari ia menelan ludahnya dengan kasar. Semua laki-laki normal pasti akan seperti itu jika melihat pemandangan indah yang ada dihadapannya. Tubuh putih mulus dengan lekukan proporsional, gunung kembar yang hampir saja tumpah dari tempatnya membuat dada setiap lelaki akan terasa sesak karena menahan gelora.
"Mau apa kesini?" ujar Angga setelah tersadar dan menepis pikiran tentang hasrat lelakinya.
"Kita harus bicara mas! kamu nggak bisa mendiamkan aku seperti ini!"
Valy mengajak Angga bicara, ia tidak bisa membiarkan masalah ini berlarut-larut.
"Kamu mau bicara apa?" jawab Angga datar.
"Mas! kita sudah jadi suami istri, kalau ada masalah bicarakan baik-baik!"
Mendengar suara Valy yang semakin meninggi, ternyata berhasil memancing emosi Angga.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan, keluar dari kamarku!"
"Mas! aku istrimu, aku nggak akan keluar dari kamar ini sebelum masalah kita selesai!"
"Kubilang keluar!!" Angga membentak Valy.
Valy tersentak karena suara keras Angga, buliran bening sudah terkumpul dimata Valy. Hanya membutuhkan satu kedipan maka buliran-buliran itu pun akan mengalir di pipinya.
"Ma..maafkan aku mas! aku sudah melewatkan malam pertama kita" ucap Valy terbata-bata karena takut dengan wajah Angga yang sudah merah karena marah.
"Oohh...jadi karena itu kau menghampiriku haah??!!" jari telunjuk Angga mengangkat dagu Valy hingga membuat wajah Valy mendongak keatas dan berhadapan dengan wajah Angga.
Air mata yang sedari tadi ditahan agar tidak terjatuh pun akhirnya lolos juga, Valy seperti sedang berhadapan dengan laki-laki yang tidak ia kenal. Angga yang ia pilih sebagai suami adalah laki-laki baik.
Angga menghempaskan tubuh ramping istrinya ke ranjang hingga lingerie yang dikenakan Valy tersingkap.
Valy berusaha menghindari tatapan Angga yang seperti macan buas yang siap menerkam mangsanya.
"Mas...mas... jangan mas..." Valy sudah terbaring dan berusaha menghindar, ia memundurkan tubuhnya dengan kedua siku dan kakinya.
Angga sudah benar-benar terpancing dengan situasi yang dibuat oleh istrinya, melihat lingerie yang tersingkap dan paha mulus yang terpampang jelas di depan matanya membuat hasrat lelakinya tak tertahankan.
"Mas...jangan mas...maaf" Valy terus menangis, ia semakin takut.
"Ini kan yang kau mau!" Angga menarik kedua kaki Valy dan membuat lingerie terangkat sampai pinggang, tampaklah segitiga berenda yang dikenakan Valy dengan jelas sekali. Angga memandang bagian itu dengan nafas tersengal.
Kini posisi Angga sudah diatas ranjang, ia mencium kasar bibir Valy, tak puas sampai disitu ia pun merobek lingerie yang menghalanginya untuk memainkan dua gundukan sintal milik Valy, menciuminya dengan beringas dan mengulum puncaknya secara bergantian.
Karena permainan Angga pada dirinya tanpa sadar Valy melenguh, sebenarnya ia pun menginginkannya hanya saja tidak dengan cara kasar seperti ini.
Mendengar desahan yang keluar dari mulut Valy semakin membuat Angga tidak bisa menahan hasratnya. Angga membuang semua yang melekat di tubuh istrinya, segitiga berenda yang menutupi pusat milik Valy pun sudah ia robek dan dihempaskan entah kemana.
"Mas...ma...maaf..jangan seperti ini" Valy memohon pada Angga agar tidak menggaulinya dengan kasar.
"Aku akan mengabulkan permintaanmu, ini kan yang kau mau!"
Angga melepas handuk yang menutupi kejantanannya yang sudah tegak dengan sempurna, hanya dengan satu kali hentakan semua milik Angga berhasil masuk sepenuhnya ke pusat milik Valy.
"Aaaaaa!!!" Valy teriak histeris dan air matanya semakin deras. Angga benar-benar sudah berbuat kasar dengannya.
Tanpa memikirkan istrinya yang kesakitan Angga terus saja memompa Valy.
Desahan nikmat yang Valy rasakan kini berubah menjadi kesakitan yang teramat sangat. Terus dan terus hingga Angga mencapai klimaks dengan erangan yang tak tertahan
"Aaaagggh...." Angga berhasil menyemburkan cairan hangat kedalam milik Valy.
Setelah puas ia mencabut miliknya dan langsung menuju kamar mandi, membiarkan Valy diatas ranjangnya terkulai lemas tanpa daya.
Angga sempat terkejut melihat miliknya ada bercak merah, namun ia langsung membersihkannya tanpa berpikir lagi.
Keluar dari kamar mandi, Valy sudah tidak berada diranjangnya.
•
•
Mendapatkan perlakuan kasar dari Angga Valy masih merasa terpukul, memungut pakaiannya yang berserakan dilantai ia kembali ke kamarnya. Tidak langsung membersihkan tubuhnya, Valy meringkuk diatas ranjang dan menangis karena sakit di seluruh tubuh terlebih di area intinya. Apalagi mengingat perlakuan suami padanya.
♥️♥️♥️
Jangan lupa ritualnya shaayy...
like, komen, vote... kutunggu jejak kalian ya genks 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Rita Lovita
msh nyimak
2021-03-30
0
Rossa ria Suwarni
Ada masalah apa sih thor??
kasihan si valy
2021-01-09
0