Pagi menjelang, tetapi Nathaline masih terlelap dalam tidurnya.
"Aish, kepalaku terasa pusing sekali, apa yang terjadi?" Nathaline memegangi kepalanya yang terasa sakit, saat itu mulai tersadar dari tidurnya.
"Astaga, ini dimana? Dimana pakaian ku?" Nathaline kaget dan langsung bangun dari tempat tidurnya.
Nathaline segera memungut sebuah baju tidur yang berada tidak jauh di sampingnya dan dengan segera ia mengenakannya.
Gadis itu kemudian keluar dari kamar dan mengitari rumah tersebut, ia terlihat sangat bingung harus pergi kemana, karena ia memang tidak pernah ke situ sebelumnya.
"Nona sudah bangun? Ayo sarapan dulu, Tuan muda sudah menunggu di bawah." Seseorang menyapanya saat ia hendak membuka salah satu ruangan di dalam rumah itu.
"Tuan muda siapa yang dia maksud?" batinnya, heran. Gadis itu sangat penasaran siapa yang telah membawanya ke tempat tersebut.
Nathaline bergegas mengikuti langkah pelayan dari belakang, tampak ia sedikit berlari kecil karna tubuhnya yang mungil itu tak bisa mengimbangi langkah pelayan tersebut.
"Tuan muda, Nona sudah bangun." Pelayan itu berbicara kepada seorang pria yang tengah duduk membelakangi Nathaline
"Pak Rey? apa yang Anda lakukan di sini?" Nathaline tersentak saat orang tersebut membalikkan badanya menghadap Nathaline.
"Ini adalah rumahku," jawabnya santai, hal itu membuat Nathaline tambah kebingungan.
"Mengapa wajahnya tampak sangat menyeramkan? Apa aku mengatakan sesuatu saat aku sedang mabuk, kemarin malam?" batinnya, saat melihat wajah Reyhans yang sangat judes.
"Astaga! Jadi aku tidur dirumah Dosen Killer ini semalaman? Apa yang telah ia lakukan padaku?" batinnya, saat mengingat bahwa ia terbangun tidak menggunakan pakaian sehelai pun.
Reyhans langsung duduk menghadap hidangan, dia juga mengajak dan mempersilahkan Nathaline untuk makan bersamanya.
"Anu, Pak-" Perkataannya terhenti saat Reyhans menaruh jari telunjuk di tengah bibirnya, yang menandakan Nathaline harus diam.
Mereka kembali berfokus kepada makanan masing-masing, tidak terdengar adanya pembicaraan antara mereka berdua.
Hanya ada dentingan sendok yang saling beradu, bergulat dengan makanan yang tampak sangat lezat itu.
"Jadilah pacarku." Reyhans mencairkan kesunyian setelah menghabiskan suapan terakhirnya dengan seteguk air putih.
"Uhuk!" Nathaline tersedak, saat tengah meneguk segelas air putih.
Nathaline hanya menatap tajam ke arah dosennya itu, dia masih tidak mengerti apa maksud dari ucapan dosen itu barusan.
"Jadilah pacarku!" Reyhans mengulang perkataannya dan dengan nada sedikit ditekankan, karena tidak mendapatkan jawaban dari Nathaline.
"Pak, saya baru 19 tahun dan saya juga belum lulus kuliah, apalagi umur kita juga terpaut cukup jauh, jadi aku pikir- Duh gimana bilangnya ya? jadi-" Nathaline gelagapan berusaha menolak Reyhans.
"Aku juga tidak sudi untuk berpacaran dengan anak kecil sepertimu, apalagi dengan gadis bodoh yang dengan lancangnya melepaskan seluruh pakaiannya di hadapanku" sindir Reyhans.
Sontak seluruh pelayan yang berada di ruangan tersebut tersentak dan seketika menatap tajam ke arah Nathaline. Gadis itu hanya tertunduk menahan malu.
"Astaga, jadi aku yang melepas pakaianku sendiri? matilah aku, mau ditaruh di mana wajahku!" batin Nathaline, yang masih menundukkan kepalanya menahan malu.
"Aku akan di jodohkan oleh Ayahku, dengan wanita yang tidak pernah aku kenal sebelumnya. Makanya aku ingin menunjukkan bahwa aku memiliki kekasih, barangkali dia mau membatalkannya. Jangan bilang jika aku ini kekanakan, tetapi tetap saja aku tidak menginginkan perjodohan ini," sambung Reyhans, saat tidak ada jawaban.
"Perjodohan? Kenapa bisa senasib seperti ini? Mungkin ini adalah jalan biar aku terbebas dari perjodohan ini?" Nathaline membatin.
Gadis itu terdiam cukup lama ketika mendapat tawaran tersebut. Ia memikirkan dengan serius, langkah mana yang tepat untuk di ambilnya.
"Baiklah, aku setuju." Jawaban Nathaline memecah kesunyian, ia menyetujuinya setelah berfikir cukup panjang.
"Anggap saja sebagai balas budi, karna bapak telah menyelamatkan aku tadi malam," sambungnya, memberikan alasan sebelum Reyhans salah paham terhadap dirinya.
Reyhans hanya mengangguk dan kemudian menyunggingkan senyum ke arah Nathaline yang membuat gadis itu menjadi salah tingkah.
Pasalnya, tidak ada satu orangpun yang pernah melihat dosen itu tersenyum. Ini juga pertama kalinya Nathaline melihat pria itu tersenyum, ia bahkan menjadi salah tingkah dibuatnya.
"Aish, kenapa senyumnya manis sekali. Tapi kok jadi terlihat seperti om-om mesum ya?" Nathaline membatin, seketika gadis itu bergidik ngeri membayangkan hal tersebut.
"Pak, apakah aku benar-benar di skorsing?" Nathline berlari ke arah pintu mengejar Reyhans yang ingin pergi ke kampus
"Apakah ucapanku kemarin kurang jelas? Perlu aku ulangi lagi?" jawab Reyhans ketus, hingga membuat Nathaline membungkam mulutnya.
Reyhans berlalu meninggalkan Nathaline, gadis itu hanya menunduk mendengar jawaban Reyhans, tadi.
Nathaline kemudian beranjak untuk pergi kembali ke dalam kamar Reyhans untuk mengambil tas miliknya, sepatu dan tentu saja pakaian yang ia kenakan kemarin.
"Oh, syukurlah! Benar-benar tidak terjadi apa-apa tadi malam." Nathaline menghela nafas lega, setelah memeriksa selimut dan ranjang tempatnya tidur tadi malam.
Dengan segera Nathaline langsung mengganti kembali pakaiannya dan menyimpan baju tidur yang di kenakannya di kamar mandi Reyhans.
Nathaline menuruni tangga dan kemudian segera bergegas pulang ke rumahnya, ia mengendarai mobil sport miliknya yang sudah terparkir rapi di depan rumah Reyhans.
Sesampainya di depan rumah, penjaga segera membuka pagar agar Nathaline bisa lewat. Gadis itu dengan segera bergegas menaiki tangga, dan hendak masuk ke dalam kamarnya.
"Dari mana saja kau? kenapa tidak pulang semalaman?" Bentak seorang laki-laki dari arah belakang Nathaline
Dengan takut-takut, gadis itu membalikkan tubuhnya, dan kembali menuruni tangga untuk menghampiri suara itu.
"Aku menginap di rumah teman." Gadis itu berbohong kepada ayahnya, ia sangat takut jika di marahi dan di hukum oleh ayahnya.
...Plak!...
"Jelaskan kepadaku, apa ini!" bentak Halim, sembari melempar beberapa lembar foto tepat di wajah Nathaline.
Nathaline melihat foto itu dengan seksama, ternyata di dalam foto itu tampak seorang pria yang tengah menggendong dirinya saat tengah mabuk, kemarin malam.
"Aku sudah menduga, mata-mata ayah ada di mana-mana, tamatlah aku sekarang!" batinnya, Nathaline hanya pasrah kerena ia sudah tidak punya alasan untuk mengelak.
...Plak! Plak!...
Dua kali tamparan yang cukup keras, mendarat lagi tepat di wajah mulus Nathaline. Pipinya menjadi merah karna tamparan itu.
Gadis itu hanya diam membisu di tempatnya berdiri tadi. Tidak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir kecilnya.
Tubuhnya sedikit gemetar, karna sedang menahan tangis tetapi tidak tampak begitu jelas. Gadis itu perlahan memberanikan diri untuk menatap mata ayahnya yang sedang naik pitam.
"Maaf," ucapnya lirih. Hanya kata itu saja yang terpikir di dalam benaknya saat ini.
"Besok malam, kita akan bertemu dengan keluarga Mahesa untuk membahas perjodohan ini lebih lanjut. Jangan sampai kau keluar rumah hingga perjodohan ini usai!" ucap Halim dengan nada tegas.
Tidak ada sedikitpun raut wajah penyesalan yang di tunjukan pria itu kepada Nathaline, karena menampar putri semata wayangnya itu tanpa mendengar penjelasan dari Nathaline.
"Baiklah." Hanya kata itu yang terucap dari bibirnya, air matanya sudah mulai tidak terbendung.
Dengan segera ia membalik tubuhnya dan pergi berlari menuju kamarnya, ia tidak mau jika Halim melihat dia sedang menangis. Karna Nathaline tidak mau terlihat lemah di hadapan orang lain.
...Bugh!...
Gadis itu menghempaskan tubuhnya di atas kasur miliknya. Kembali ia membenamkan wajah di dalam bantal, sangat lama.
"Hiks! Hiks-" Terdengar sayu-sayu suara tangisnya yang berhasil di redam oleh bantal.
Gadis malang itu tidak menangis karna sakit bekas tamparan ayahnya, tetapi sakit hati karna perubahan sikap ayahnya yang menjadi sangat kasar.
Lama sekali, bahkan sangat lama Nathaline menangis di dalam kamarnya hingga sesegukkan.
Waktu menunjukan pukul 17.00, ia segera membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi, dengan kondisi matanya yang masih sembab.
Ia bergegas keluar dari kamar mandi setelah mendengar nada dering teleponnya berbunyi.
"Halo?" Suaranya masih terdengar serak akibat menangis terlalu lama, tadi.
"Ada apa denganmu? Apa kau habis menangis?" Suara pria di ujung sana terdengar sedikit khawatir.
"Aku baik-baik saja, ada apa pak?" Nathaline berusaha mengalihkan pembicaraan
"Besok malam jam 19.00 temui aku di Cafe Merkurius, Aku akan mengenalkanmu kepada Ayahku, bersikaplah seolah kita adalah sepasang kekasih sungguhan." Reyhans langsung berbicara pada intinya.
"Hm, Baiklah. Maaf pak, aku akhiri dulu panggilannya," jawabnya singkat. ia langsung mematikan panggilan telepon dari Reyhans.
Di kediaman keluarga Mahesa,
"Aku tau! kau hanya mencari alasan untuk membatalkan perjodohan ini!" bentak sang ayah, setelah Reyhans menceritakan kepada ayahnya tentang sang kekasih.
"Terserah kau mau percaya kepadaku atau tidak, besok malam aku akan membawanya di hadapanmu dan keluarga dari wanita itu," jawabnya santai, ia hanya tersenyum sinis melihat kemurkaan ayahnya
Keesokan harinya,
Sebuah pesan masuk ke ponsel Nathaline, dengan segera gadis itu mengambilnya dan membaca pesan tersebut.
"Ingat! malam ini kita bertemu dengan keluarga calon suamimu, aku akan segera mengirimkan alamatnya nanti." Isi pesan dari Ayahnya.
Gadis itu hanya melihat pesan itu dan segera meletakkan telepon pintarnya kembali, dia tidak mau membalas pesan Ayahnya.
"Cafe Merkurius, jam 19.30. Jangan lupa dandan yang cantik malam ini." Isi pesan yang dikirim oleh ayahnya, lagi.
Gadis itu mendengus kesal, karena ayahnya tidak pernah mau mendengarkan pendapatnya sebelum menentukan sesuatu untuk dirinya.
"Untung saja, tempatnya dekat jadi bisa sekalian bawa pak Rey untuk menemui ayah." Senyumnya mengembang saat membayangkan reaksi sang ayah saat ia membawa laki-laki malam ini.
Waktu sudah menunjukan pukul 18.30 dan ia sudah selesai berkemas dan juga berdandan sangat cantik malam ini.
"Aku di Jl.XX rumahmu yang mana?" Sebuah pesan masuk, dia segera membalasnya
"Tunggu di situ saja, aku akan menghampiri bapak, jangan kerumahku!" balasnya.
Dengan segera Nathaline menenteng tas kecil miliknya dan segera keluar untuk menemui Reyhas.
"Kenapa aku tidak boleh ke rumah mu?" tanya Reyhans berusaha basa-basi untuk mencairkan suasana
"Banyak mata-mata ayah di sana, bisa- bisa aku di larang pergi jika seorang pria menjemput ku!" tukasnya.
Reyhans terlihat tersenyum seperti mengejek Nathaline, bagaimana tidak? Remaja seumuran denganya sudah banyak yang pacaran bahkan ada yang sudah menikah. Sedangkan gadis itu jalan bersama seorang pria saja di larang oleh ayahnya.
Mereka tiba tepat pukul 19.00. Reyhans bergegas membawa Nathaline ke meja yang telah di pesan ayahnya untuk acara perjodohan malam ini.
"Selamat malam, Tn. Mahesa," sapanya pada sang ayah yang tengah asik bercengkrama dengan seorang laki-laki
"Apa lagi ini? Siapa dia?" Suara ayahnya meninggi, saat melihat Reyhans menggandeng seorang wanita bersamanya.
Laki-laki yang sedang berbicara dengan Mahesa juga ikut tersentak melihat kemarahan sahabatnya itu.
"Bukankah sudah aku katakan dari awal, aku sudah mempunyai seorang kekasih?" Dengan enteng Reyhans memperkenalkan Nathaline sebagai pacarnya di hadapan Mahesa, hingga membuat pria itu terlihat semakin murka.
"Selamat malam tuan Mahesa." Nathaline tersenyum sembari membungkukkan badan, memberi hormat pada Mahesa.
Laki-laki yang tengah bersama dengan Ayah Reyhans itu berbalik, saat mendengar suara yang sepertinya tidak asing baginya.
"Nathaline!" Pria itu Tersentak, saat mendapati anak gadisnya bersama Reyhans
"Tn. Halim? Apa yang anda lakukan disini?" Senyum Nathaline seketika memudar.
Nathaline Kaget, bingung, dan heran semua bercampur aduk saat melihat sosok yang sedang berdiri di hadapannya.
...**Next......
...Tuh kan, kualat! makanya jan bohongin ortu😒...
...Thanks udah mampir😘**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
awesome ❤️❤️❤️
ijin promo thor 🙏
jgn lupa baca novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍭🍭🍭
kisah cinta beda agama,
jgn lupa tinggalkan jejak dg like and comment ya 🙏😁
2020-10-30
1
Lia Pave
mau dijodohkan mlh udh pacaran😂😂😂😂
2020-10-12
2
Mukarramah Mulia
aneh bin ajaib 😅💪
2020-09-13
2