Shilla masih terlihat syok saat duduk di lobi hotel bersama Rian, ia masih tidak mengira pembunuh berantai yang telah menyekap nya selama ini adalah Dio Dharmo mantan kekasihnya.
"Ini hidup wanita si kupu-kupu malam..... " Suara nada dering HP milik Rian.
"Dimana kalian sekarang Rian?" Tanya Detektif Dhani melalui HP.
"Bos sekarang kami tengah berada di lobi Hotel Melati, sedang menunggumu." Jawab Rian melalui HP.
"Rian tetap jaga Shilla ******* nya melarikan diri menggunakan speedboard, aku satu jam lagi akan segera sampai." Ucap Detektif Dhani melalui HP.
"Speedboard bukannya tadi ******* itu naik Sedan gelap, mungkin kepala bos membentur sesuatu saat mengejarnya,"
"Hingga ngomong nya pun ngelantur." Gumam Rian.
"Baik bos, aku akan jaga pacar bos... eh maaf....maaf,jaga Shilla maksudku." Ucap Rian melalui HP.
"Pacar, dasar di otaknya hanya ada perempuan." Gumam Detektif Dhani, sambil mengendarai sepeda motor pinjaman.
"Beep........ beep....... beep........ beep....... " Suara HP di matikan oleh Detektif Dhani.
Detektif Dhani pun hendak mengembalikan sepeda motor Ninja Warrior yang di pinjam nya kepada Pelayan Cantik di cafe tadi. Beberapa saat kemudian pun Detektif Dhani pun tiba di cafe tersebut, ternyata cafe pun telah tutup. Detektif Dhani kemudian beranjak kembali ke Hotel Melati, berniat bertemu dengan Shilla dan Rian.
Di Lobi Hotel Melati
Saat ini Mbak Lala Sutra tengah berjaga di meja resepsionis hotel, ia pun melihat ke arah Shilla. Tampak saat ini raut wajah Shilla sangat syok dan ketakutan, kesalahpahaman kembali terjadi di benak Mbak Lala. Beberapa saat kemudian Detektif Dhani pun tiba, lalu beranjak menghampiri mereka.
"Bos gimana, ketangkep ******* nya?" Tanya Rian.
"******* nya benar-benar licin Rian, ia berhasil melarikan diri dengan menaiki sebuah speedboard di perairan di dekat rumah pondok tersebut." Ucap Detektif Dhani.
"Oh ternyata begitu, jadi rumah pondok itu dekat dengan perairan ya,"
"Bos.... bos.... aku sampai gagal paham, kukira kepalamu terbentur sesuatu." Gumam Rian.
Ketika mendengar ******* tersebut kembali melarikan diri, raut wajah Shilla kembali pucat dan tangannya gemetaran.
"Kalau begitu ayo kita istirahat di atas dulu Shilla, aku khawatir terhadap keselamatan mu,"
"Saat ini aku pun sangat lelah." Ucap Detektif Dhani.
Mendengar kan perkataan Detektif Dhani, kepala Shilla pun mulai sempoyongan, akibat berpikir terlalu keras.
"Baik Kak Dhani, hanya saja kepala ku sedikit pusing." Ucap Shilla, sambil memegang kepalanya.
"Bos aku numpang kencing di toilet kamar mu ya." Ucap Rian.
"Ya sudah ayo, Rian." Ucap Detektif Dhani, sambil memapah Shilla kembali ke kamar.
Detektif Dhani dan lainnya pun naik ke lift, sementara itu Mbak Lala Sutra telah gagal paham melihat adegan di sofa lobi tersebut. Ia membayangkan hal yang tidak-tidak terhadap mereka.
"Kasian cewek itu, harus melayani dua laki-laki sekaligus,"
"Gila betul dua laki-laki itu kok bisa ya, padahal yang ceweknya saja sudah terlihat sempoyongan,"
"Padahal dia cantik, kasian." Gumam Mbak Lala Sutra, kemudian menggeleng-geleng kan kepalanya.
Beberapa menit kemudian Rian turun dari lift dan celananya basah sedikit, membuat Mbak Lala Sutra semakin gagal paham.
"Wah basah ni, aku kebanyakan tadi." Ucap Rian, sambil berhenti sebentar di depan resepsionis kemudian beranjak keluar.
Yang dimaksud kebanyakan oleh Rian adalah kebanyakan minum, namun karena Hotel Melati ini merupakan Hotel esek-esek pikiran petugas nya pun sedikit kotor.
"Kebanyakan..... sampai basah celananya, memang laki-laki ini,"
"Kasian cewek itu di ekploitasi secara besar-besaran kali ini, apa keluarganya sesusah itu hingga ia harus jual diri." Gumam Mbak Lala Sutra, kembali menggeleng-geleng kan kepala nya
Sore hari di Apartemen milik Santi
Tampak Santi tengah duduk di sebuah kursi, kemudian tengah mengetik berita mengenai keberhasilan Detektif Dhani mengungkap penyekapan 5 orang wanita di rumah pondok di dekat perairan Jakarta. Serta berhasil menangkap salah satu Pembunuh Berantai yang telah membunuh 5 orang.
"Ini akan menjadi berita yang besar, aku pasti akan mendapatkan bonus yang besar dari bos,"
"Aku juga akan mengupload video ketika Detektif Dhani menangkap Pembunuh Berantai tersebut,"
"Chanel youtube koran online kami pasti akan viral, sebaiknya aku menyiapkan berita ini segera." Gumam Santi.
Beberapa jam kemudian, Santi pun mengupload video dan artikel berita yang baru saja di buatnya ke koran online nya, tidak di sangka-sangka video tersebut benar-benar menjadi viral lalu melambungkan nama Detektif Dhani.
Restaurant di dekat Polsek
Detektif Dhani sengaja mengajak Shilla makan malam, berniat menyuruh nya pulang karena salah satu Pembunuh Berantai telah tertangkap. Detektif Dhani berniat berbicara setelah selesai makan, agar situasi nya tidak canggung. Beberapa saat kemudian mereka pun selesai makan malam.
"Gimana masakan disini Shilla, apa kau menyukai nya?" Tanya Detektif Dhani, berusaha mencairkan suasana.
"Enak sekali Kak, gimana dengan ******* itu Kak,"
"Apa sudah tertangkap?" Tanya Shilla.
"Tadi sore aku mendapat kan kabar dari Pak Dayat, ******* itu berhasil kabur dari kejaran Airut,"
"Saat ini Polisi telah mengirimkan foto serta profil ******* tersebut ke seluruh Polda yang ada di negeri ini,"
"Sedangkan Pembunuh Berantai yang mencoba membunuh mu beberapa kali, masih koma di rumah sakit hinga saat ini." Ucap Detektif Dhani, kemudian mulai menghisap rokok nya.
"Sebenarnya Pembunuh itu adalah mantanku Dio, Kak Dhani." Ucap Shilla.
"Apa............ " Teriak Detektif Dhani, karena terkejut.
Para pengunjung di restauran pun menatap ke arah meja Detektif Dhani duduk.
"Maaf Pak.... maaf.... maaf.... pak." Ucap Detektif Dhani, sambil berdiri lalu membungkuk sedikit meminta maaf kepada para pengunjung lainnya karena teriakan tersebut.
Detektif Dhani pun kembali duduk di kursi tersebut.
"Shilla bagaimana bisa kau pacaran dengan seorang Pembunuh Berantai?" Tanya Detektif Dhani.
"Begini ceritanya Kak Dhani." Ucap Shilla.
Acara ospek penerimaan murid baru di Universitas Indonesian.
Selama ospek Dio terus melakukan pendekatan terhadap Shilla, saat itu Shilla merupakan mahasiswi baru tercantik di angkatannya. Akhirnya masa-masa ospek pun berakhir, para senior pun mengadakan acara perpisahan dengan mengadakan kamping di hutan pinggir Kota Jakarta. Malam itu para senior telah tidur di tenda nya masing-masing, saat itu hanya tinggal Shilla dan Dio yang tengah menghangatkan diri di api unggun.
"Auungg............................................ " Suara raungan serigala.
Terlihat bulan purnama penuh di atas langit.
"Dio, malam ini sepertinya agak sedikit seram ya,"
"Kenapa di hutan ini bisa ada suara raungan serigala ya, menakutkan sekali."
"Jangan-jangan tadi itu suara Werewolf." Ucap Shilla.
Dio pun hanya tersenyum kepada Shilla, kemudian memperlihatkan sebuah pisau kepada nya.
"Tenang Shilla, lihat lah ini,"
"Berkilauan dan sangat mematikan, sungguh indah,"
"Jika serigala-serigala itu berani mengganggu kita, aku akan menikamnya berkali-kali,"
"Terus menikamnya seperti ini." Ucap Dio, sambil memperagakannya kepada Shilla.
"Dio memang pemberani, sejak ospek di tidak takut sama sekali dengan senior,"
"Dio juga penuh keberuntungan,"
"Salah satu senior yang pernah memarahi nya, keesokan harinya senior tersebut di tabrak lari oleh seorang pengendara sepeda bermotor,"
"Beberapa hari kemudian senior tersebut meninggal karena mal praktek di rumah sakit tempat ia dirawat,"
"Sejak saat itu tidak ada senior lainnya yang berani mengganggu atau memarahinya lagi." Gumam Shilla.
Shilla tidak menyadari nya bahwa sanya pengendara motor yang menabrak senior tersebut adalah Dio yang tengah menyamar, kemudian yang membunuh senior tersebut juga adalah Dio. Dio berpura-pura menjadi perawat lalu memasukkan racun ke dalam salah satu alat suntik milik dokter yang menanganinya.
"Shilla kenapa kau termenung?" Tanya Dio.
"Aku hanya teringat beberapa hari ospek ini sungguh sangat menyenangkan." Ucap Shilla.
"Auuuu............................ " Suara raungan serigala itu lagi.
"Sepertinya perasaan ku tidak enak nih." Gumam Shilla.
"Shilla, aku sudah banyak bertemu wanita cantik namun mereka semua mati." Ucap Dio.
"Lho kok mati, Dio?" Tanya Shilla.
"Iya mati.....hanya kau wanita yang hidup di hatiku Shilla." Jawab Dio.
Mendengar gombalan Dio, hati Shilla pun tersipu-sipu.
"Benarkah Dio yang kau ucapkan itu?" Tanya Shilla.
"Kau seperti pisau bagiku Shilla, jika aku tidak bisa menggenggam mu,"
"Aku khawatir pisau itu akan mengiris iris hatiku." Ucap Dio.
"Oh My God........ Dio, so sweetttt......... " Ucap Shilla mulai termakan rayuan.
"Maukah kau menjadi pacarku?" Tanya Dio.
"Ya Dio." Ucap Shilla, kemudian memeluk Dio.
Beberapa saat kemudian seekor serigala kurus pun keluar dari balik semak di dekat pepohonan, berniat memangsa mereka.
"Tenanglah Shilla, aku akan menjagamu." Ucap Dio, kemudian menikam serigala kurus tersebut beberapa kali hingga tewas.
"Begitu ceritanya Kak Dhani." Ucap Shilla.
"Benar-benar anak ini terlalu polos, baru kali ini seorang laki-laki menyatakan cintanya membawa pisau,"
"Mungkin jika Shilla menolaknya malam itu Dio pasti menusuknya berulang kali seperti serigala tersebut." Gumam Detektif Dhani.
"Aku menyesal menerimanya malam itu Kak Dhani," Ucap Shilla.
"Ya sudah Shilla mau gimana lagi, dia pun sudah tertangkap dan lagi koma di rumah sakit saat ini." Ucap Detektif Dhani.
"Ya Kak Dhani, Terima kasih sudah menangkap nya untukku." Ucap Shilla.
"Shilla aku agak penasaran bagaimana kalian bisa sampai putus?" Tanya Detektif Dhani.
"Baiklah Kak Dhani, begini ceritanya." Jawab Shilla.
Sore hari nya sebelum Shilla di culik oleh Dio
Shilla tengah duduk berduaan dengan Dio di sebuah taman di Jakarta Pusat. Sepulang kuliah Dio mengajak Shilla jumpa di taman tersebut, Dio mengatakan pada Shilla bahwa ada suatu hal yang perlu di bicarakan nya.
"Shilla kita sudah dua tahun ini pacaran, susah senang sudah kita jalani bersama,"
"Aku berniat menikahi mu saat ini." Ucap Dio, kemudian menyerahkan sebuah pisau emas kecil kepada Shilla.
"Apa maksudmu menikah Dio, aku belum siap." Ucap Shilla kemudian mengembalikan pisau tersebut kepada Dio.
"Walau pun kau belum siap, aku sudah siap Shilla,"
"Pisau emas ini adalah benda kesayangan milikku, dan merupakan pemberian ayah ku saat aku masih kecil,"
"Aku memberikan nya padamu, itu tanda aku benar-benar mencintaimu." Ucap Dio, kemudian kembali memberikan pisau tersebut kepada Shilla.
"Maaf Dio, aku tidak bisa,"
"Kita Putus......" Ucap Shilla, kemudian beranjak pergi dari taman tersebut meninggalkan Dio.
Terlihat air mata berlinang di pipi Dio, tak lama berselang hujan pun turun.
"Byurrrr............................ " Suara hujan deras.
Sementara itu Shilla sudah beranjak kembali ke Mobil Jazz miliknya dan meninggalkan Dio. Dengan hati yang tercabik-cabik, Dio tetap duduk di bangku tersebut. Karena merasa tersakiti Dio pun menggenggam erat pisau emas di tangan nya.
"Shillaaaa....... aku pasti akan membunuhmu." Teriak Dio di dalam hati.
Kembali ke Restauran di dekat Polsek.
"Begitu ceritanya, akhirnya sore itu aku dan Dio putus, Kak." Ucap Shilla.
Detektif Dhani hanya membatu, saat mendengarkan cerita dari Shilla. Ia pun kemudian kembali menghisap rokok nya.
"Cewek ini sungguh polos, mana ada laki-laki yang memberikan pisau emas jika bukan seorang Pembunuh Berantai,"
"Motif kejahatan ini sudah jelas, Shilla membuat seorang Pembunuh Berantai patah hati." Gumam Detektif Dhani.
"Shilla tampaknya keadaan sudah aman, akan lebih bagus jika kau kembali ke apartemen mu,"
"Jika kau selalu mengekor pada ku, aku jadi merasa bersalah terhadap kedua orang tuamu." Ucap Detektif Dhani, kemudian kembali menghisap rokok nya.
"Sudah cukup Rian saja yang mengekor padaku saat ini, aku membiarkan nya mengekor sejak SMU sampai sekarang dia terus mengikuti ku." Gumam Detektif Dhani.
"Kak Dhani benar-benar seorang yang berhati mulia, ia merasa bersalah dengan Papa ku,"
"Gara-gara selama ini aku selalu tidur seranjang dengannya." Gumam Shilla, kemudian mengambil HP di saku bajunya.
"Sepertinya Shilla sudah paham, ia hendak memesan taxi online dan segera kembali ke apartemen nya,"
"Syukurlah." Gumam Detektif Dhani.
Saat Detektif Dhani tengah makan malam bersama Shilla, video yang merekam adegan dirinya tengah menangkap Pembunuh Berantai pun viral di dunia maya tanpa disadari nya.
"Kasihan Kak Dhani merasa gak enak sama Papa, sebaiknya aku menelpon Papa,"
"Agar Kak Dhani tidak sungkan lagi." Gumam Shilla.
Shilla pun kemudian beranjak dari kursi tersebut, lalu berjalan menjauh dari Detektif Dhani berniat menelpon Papa nya.Tak lama berselang Shilla pun kembali berjalan mendekati Detektif Dhani.
"Kak Dhani, ini Papa ku ingin bicara." Ucap Shilla, lalu memberikan HP nya.
"Papa, mungkin dia mau berterima kasih." Gumam Detektif Dhani.
"Baiklah Shilla." Ucap Detektif Dhani, lalu menerima HP tersebut.
"Ho.... ho.... ho..... " Tawa Papa Shilla.
"Ini Sinterklas apa Papa nya Shilla?" Gumam Detektif Dhani.
"Mohon maaf mengganggu kencannya Detektif Dhani, saya adalah Papa nya Shilla." Ucap Papa Shilla.
"Kencan,.... " Gumam Detektif Dhani, Shilla pun kemudian duduk kembali di kursinya.
"Detektif Dhani aku sudah dengar dari Shilla mengenai perasaan bersalah nak Dhani selama ini." Ucap Papa Shilla.
"Perasaan bersalah, ini pasti penyampaian Shilla yang membuat Papanya gagal paham." Gumam Detektif Dhani, kemudian menoleh ke arah Shilla.
"Benar saya sangat merasa tidak enak, Pak,"
"Selama ini Shilla selalu mengekor saya Pak, bahkan ia tidak berani tidur sendirian di ranjang,"
"Untung saja dia masih berani kekamar mandi Pak, kalau tidak kan gawat." Ucap Detektif Dhani, Shilla pun hanya tersipu malu mendengarkan keluhan Detektif Dhani.
Sebenarnya Detektif Dhani mengharapkan Shilla ketakutan ke kamar mandi sehingga ia bisa menemaninya.
"Bahkan dia meminta saya tidur di ranjang bersamanya Pak." Ucap Detektif Dhani, berbicara dengan nada suara pelan kemudian menutup mulut dengan tangannya.
Shilla yang tengah menguping pembicaraan Detektif Dhani dan Papanya pun mulai merasa malu karena selama ini tidur seranjang dengan Detektif Dhani.
"Ho..... ho...... ho...... " Tawa kecil Papa Shilla.
"Saya pernah mengalami kejadian seperti ini dengan kakak nya Shilla, demi keamanannya itu tidak masalah nak Dhani,"
"Oh... iya saya ada pekerjaan di luar negeri selama setahun, saya titip Shilla ya nak Dhani." Ucap Papa Shilla.
"Tapi pak....... " Ucap Detektif Dhani.
"Beep..... beep..... beep....... " Suara HP di matikan.
Suasana pun kembali senyap di meja yang mereka tempati, Detektif Dhani kemudian mengembalikan HP milik Shilla.
"Kak Dhani kan sudah dengar dari Papa, dia memaklumi keadaan kita saat ini,"
"Jadi selama ******* itu belum tertangkap, aku berniat untuk mengekor Kak Dhani." Ucap Shilla.
"Inilah yang ku takutkan, dengan Rian yang selalu membuntuti ku saja aku sudah kesulitan,"
"Sekarang di tambah seorang gadis lagi,"
"Ya sudah lah aku hanya perlu menangkap ******* itu, lalu masalah ini pun akan selesai." Gumam Detektif Dhani.
"Baiklah Shilla." Ucap Detektif Dhani.
"Ini Papa ku menitipkan cek ini, katanya sebagai uang muka karena sudah menjagaku selama ini." Ucap Shilla, sambil menyerahkan cek senilai 100 juta kepada Detektif Dhani.
Detektif Dhani pun kemudian melihat nominal yang tertulis pada cek tersebut.
"100 juta, ternyata Shilla ini anak orang kaya," Gumam Detektif Dhani, kemudian menerima cek tersebut.
"Terima kasih katakan ke Papa mu ya Shilla." Ucap Detektif Dhani.
"Pasti Kak Dhani." Ucap Shilla.
Mereka pun kembali ke Hotel Melati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
I'm Is Dion✅
Lanjut thorrr
Kalo ada waktu Feedback yahhh
2020-09-25
1