Didalam mobil Feroza milik Detektif Dhani.
"Sudah tenang lah Shilla, aku akan mengantarkan mu pulang ke rumah." Ucap Detektif Dhani, sambil menyetir mobil.
Shilla masih gemetaran, wajah nya pucat dan tatapan nya kosong.
"Shilla terlihat sangat pucat, seperti baru saja melihat hantu." Gumam Detektif Dhani.
Beberapa saat kemudian Shilla menatap ke arah Detektif Dhani. Ia pun kemudian menarik lengan baju Detektif Dhani dengan ekspresi wajah yang sedih.
"Kak Dhani, kumohon aku khawatir malam ini pembunuh itu akan kembali ke apartemen ku,"
"Lalu membunuh ku, atau memperkosa ku baru membunuh ku,"
"Izinkan aku menginap di tempat mu Kak Dhani, jika perlu aku juga akan membayar nya," Ucap Shilla, sambil meneteskan air mata.
"Hiks.... hiks.... hiks..... " Tangis kecil Shilla.
"Wah aku tidak tega melihat gadis ini menangis, ya sudah aku akan menjaganya malam ini saja," Gumam Detektif Dhani dalam hati.
"Apartemenku ku agak jauh dari sini dan berada di daerah Jakarta Barat,"
"Mungkin kita akan tiba sekitar pukul satu malam, agak kemalaman karena jauh Shilla." Ucap Detektif Dhani.
"Iya tidak apa-apa kak, aku merasa aman jika disamping Kak Dhani." Ucap Shilla, sambil tersenyum ke arah Detektif Dhani.
Shilla pun kemudian memeluk Detektif Dhani yang sedang menyetir, untuk beberapa saat suasana di dalam Feroza ini pun hening.
Detektif Dhani pun kembali menyetir mobil jeep tersebut dan beranjak kembali ke apartemen nya yang berada di Jakarta Barat.
"Oh ia si mesum itu kan ada di apartemen ku, aku harus segera menyuruhnya tidur di kantor saja malam ini."
"Aku harus segera meneleponnya sekarang," Gumam Detektif Dhani dalam hati.
Apartemen Detektif Dhani.
Detektif Dhani pun menelepon asisten nya, Rian yang sedang berada di apartemen nya. Sementara itu di apartemen Detektif Dhani, Rian ternyata sedang bersama Mira si ayam kampus. Mira ternyata sedang mandi di kamar mandi apartemen Detektif Dhani, sedang Rian sedang duduk di ranjang kamar hanya mengenakan celana Boxer saja. Ternyata Rian habis berperang dengan Mira, sisa-sisa peperangan masih terlihat berserakan di atas ranjang. Maksudnya pakaian super sexi dan dalaman milik Mira berserakan di atas ranjang milik Detektif Dhani.
Ternyata Rian mengambil 500 ribu uang dari dalam dompet yang menjadi barang bukti kejahatan, ketika mengantarkan maling tadi ke kantor polisi setempat. Rian memakai uang tersebut untuk mengencani Mira.
"Wah lelahnya, semoga saja tidak ketahuan dengan bos aku mengambil uang yang menjadi barang bukti,"
"Kalau ketahuan pun ya sudahlah aku terima, ternyata Mira tidak hanya cantik tapi juga profesional." Gumam Rian dalam hati.
"Kringg...... kring...... kring... " Suara HP Rian.
Rian pun membuka HP nya.
"Wah si bos nich, tapi katanya dia tidur di kantor malam ini,"
"Sebaiknya ku angkat sajalah dulu," Gumam Rian dalam hati.
"Rian, adikku dari kampung baru saja tiba,"
"Jadi untuk malam ini kamu tidur di kantor dulu ya, mungkin sekitar setengah jam lagi kami akan tiba,"
"Bergegas lah Rian." Ucap Detektif Dhani.
"Lho bos bukannya, si bos anak tunggal?" Tanya Rian.
"Sudah jangan banyak tanya, atau nanti ku potong gajimu bulan ini." Ucap Detektif Dhani, dengan nada suara agak keras.
"Siap Bos, laksanakan." Ucap Rian.
"Sayang, tolong ambilkan celana dalam dan baju ku." Ucap Mira dari dalam toilet.
Detektif Dhani pun dapat mendengar suara Mira.
"Wah enak ya ada cewek yang lagi minta tolong sama kamu Rian, siapa itu?" Ucap Detektif Dhani.
"Ehmm... ehm... itu... itu... kakak ku tadi menumpang mau kerumah pamanku, ya baiklah kami akan segera beranjak dari apartemen mu bos." Ucap Rian, sambil mematikan HP.
"Tunggu.... dulu Rian, aku belum habis bicara." Ucap Detektif Dhani.
"Beepppp..... beepppp...... " Suara HP Rian.
"Awas anak itu kalau ketemu nanti, akan kuberi pelajaran,"
"Beraninya dia membawa cewek ke apartemen ku, aku saja masih jomblo sampai saat ini." Gumam Detektif Dhani dalam hati.
Di dalam Mobil Feroza Detektif Dhani.
Shilla masih sangat ketakutan akibat kejadian di warteg tadi, tangan nya masih gemetaran. Detektif Dhani pun iba dan berniat menenangkan Shilla.
"Shilla tenang lah, untuk malam ini kau harus beristirahat." Ucap Detektif Dhani.
"Ia Kak aku masih takut dengan pria berjaket hitam yang mencoba membunuhku itu." Ucap Shilla.
"Ketakutan adalah sifat manusia yang beranggapan bahwa dirinya tidak mampu berbuat apa-apa terhadap suatu kondisi tertentu, Bahkan ia belum sempat mencoba nya sama sekali untuk berhadapan melawan kondisi tersebut,"
"Kau paham maksudku, Shilla?" Ucap Detektif Dhani.
"Aku tidak paham kak, emang gimana maksudnya?" Tanya Shilla.
"Berhentilah takut terhadap penjahat itu, untuk saat ini cobalah Shilla istirahat dulu,"
"Besok ketika tubuh kita sudah segar, fikiran pun pasti ikutan segar,"
"Saat itu baru kita pikirkan jalan keluar nya." Ucap Detektif Dhani.
Mendengarkan wejangan dari Detektif Dhani, Shilla pun jadi sedikit tenang.
"Baik lah Kak." Ucap Shilla.
Detektif Dhani pun tidak menyadarinya beberapa menit yang lalu mobil sedan milik pembunuh itu mulai mengikuti mobil mereka, dan sedang menanti sebuah kesempatan. Detektif Dhani pun tiba di jalanan yang agak sepi, Mobilnya pun melaju normal dan hendak melewati jembatan. Melihat jalan sepi, mobil sedan berwarna hitam dan tidak memiliki pelat melaju cepat dari arah belakang. Mobil sedan itu kemudian memepet mobil Detektif Dhani dari arah kanan dan mendesak nya ke arah pagar pembatas. Sedan ini kemudian menghantamkan sisi kiri mobil nya ke sisi kanan mobil Detektif Dhani berulang kali. Hingga mobil feroza milik Detektif Dhani pun kewalahan, dan ketika mobil Detektif Dhani tiba di sebuah jembatan.
Pengemudi mobil sedan itu kemudian membanting setiur nya kearah kiri secara mendadak. Akibat nya mobil jeep feroza milik Detektif Dhani pun terdorong ke sisi jembatan, beberapa saat kemudian mobil milik Detektif Dhani pun melesat jatuh ke sungai setelah menabrak pagar pembatas jembatan.
"Duaghh...... " Suara mobil jeep yang menabrak pagar pembatas.
Didalam mobil yang oleng dan jatuh tersebut, Detektif Dhani pun berniat melompat keluar dengan membawa Shilla.
"Tenanglah Shilla, jangan panik." Ucap Detektif Dhani, sambil membuka pintu jeep disamping nya serta menarik lengan Shilla untuk melompat keluar dari mobil.
"Aaaaaa...... tidak." Teriak Shilla.
"Byurr.............. " Suara mobil yang terjatuh kedalam sungai dan perlahan tenggelam.
Mereka berdua pun selamat dari mobil feroza serta terjatuh kedalam sungai, karena melompat keluar segera. Detektif Dhani kemudian berenang ke tepian sungai,sambil membawa Shilla yang sudah tak sadar kan diri. Melihat mobil itu tenggelam perlaha, pembunuh yang sedang berada di tepian jembatan pun mengeluarkan pistolnya, berniat untuk menembak dan menyelesaikan pembunuhan kali ini. Pembunuh itu pun kemudian menembakkan beberapa tiga kali pistol nya kearah mobil jeep yang perlahan tenggelam tersebut.
"Dor... dor.... dor.... " Suara tembakan dari pistol si pembunuh, beberapa saat kemudian pembunuh tersebut pun beranjak pergi mengendari sedan gelap miliknya.
"Sinyal nya sudah tidak bergerak lagi, sepertinya gadis itu sudah tewas, ha... ha... ha... " Gumam si pembunuh dalam hati, sambil menancap gas mobil sedan gelap nya.
Ternyata selama ini, si pembunuh memasang sebuah pelacak di tubuh Shilla tanpa Shilla sadari, sehingga di dapat mengetahui lokasi persis Shilla berada. Ketika terjatuh kedalam sungai pelacak ttersebut ikut erjatuh ke dasar sungai, sementara itu Detektif Dhani dan Shilla berhasil selamat dan berenang ke tepian sungai. Setelah beberapa saat, Detektif Dhani pun mencapai tepian sungai. Detektif Dhani pun mencoba membangunkan Shilla yang tak sadarkan diri sejak terjatuh kedalam sungai, ternyata Shilla sudah tidak bernafas karena menelan terlalu banyak air sungai ketika terjatuh.
Detektif Dhani pun memompa dada Shilla dengan kedua tangannya, namun Shilla tetap tidak bereaksi.
"Shilla..... Shilla.... sadarlah.... " Ucap Detektif Dhani.
Kemudian Detektif Dhani pun memberikan nafas buatan kepada Shilla, setelah beberapa kali menyalurkan nafas buatan dari mulut ke mulut. Shilla pun kemudian memuntahkan banyak sekali air dari mulutnya hingga membasahi muka Detektif Dhani. Detektif Dhani pun duduk di tepian danau tersebut dengan kedua tangan menopanh tubuhnya ke belakang.
"Ah.. my first kiss,..... " Gumam Shilla dalam hati.
"Syukur lah Shilla kamu sudah sadar, kamu menelan banyak sekali air sungai tadi, sebaiknya kita bergegas ke permukiman penduduk sekarang Shilla,"
"Aku khawatir pembunuh itu akan segera kemari, sepertinya dia tipe pembunuh yang brutal." Ucap Detektif Dhani.
Mendengar perkataan Detektif Dhani tentang si pembunuh, raut wajah Shilla pun pucat dan bibirnya gemetara.
"Ia kak, Terima kasih sudah dua kali menyelamatkanku," Ucap Shilla.
"Shilla sepertinya kaki ku terkilir, sebaiknya kamu pergi saja ke rumah penduduk terdekat dan meminta bantuan mereka untuk menjemput ku." Ucap Detektif Dhani.
Shilla pun langsung bangun dan memapah Detektif Dhani menyusuri hutan si tepian sungai ini dan menuju ke permukiman penduduk terdekat. Beberapa jam kemudian, kami pun sampai di desa terdekat. Shilla pun memapah ku ke pos ronda di desa kali hasan ini, para warga yang ronda pun membantu kami dan mengantar kan kami ke rumah kepala desa. Detektif Dhani pun menceritakan seluruh kejadian yang dialami oleh nya dan Shilla, Setelah mendengarkan seluruh kejadiannya Kepala Desa pun iba kepada Detektif Dhani dan berniat menolong mereka.
"Jadi begitu kejadiannya, kok ada manusia bejat seperti itu,"
"Ya sudah nak Dhani malam ini menginap saja disini, besok pagi-pagi akan saya antarkan nak Dhani dan istrinya menginap disini dulu." Ucap Kepala Desa.
Detektif Dhani terpaksa berbohong kepada kepala desa dan mengatakan bahwa Shilla adalah istrinya, Hal ini disebabkan oleh Shilla yang sangat ketakutan oleh pembunuh bertopi hitam yang menyerang mereka berulang kali di malam ini.
"Ya Pak Yayan, Terima kasih banyak telah menolong kami malam ini,"
"Dan membiarkan kami menginap disini pak." Ucap Detektif Dhani.
"Ya sudah kalau begitu istirahat lah di kamar tamu, ini pakailah baju ini mungkin agak kebesaran ini baju mendiang anak saya,"
"Kalian pasti kedinginan." Ucap Pak Yayan.
Pak Yayan pun memberikan dua stelan baju kaos dan celana kaos pendek buat kami pakai malam ini, setelah itu Pak Yayan pun beranjak kekamarnya. Pak Yayan sungguh Kepala Desa yang sangat baik dan ramah, Detektif Dhani pun segera mandi dan bergegas ke kamar tamu sambil di papah oleh istrinya bohongannya.
Didalam kamar tamu rumah Pak Yayan.
"Untung saja handuk ku tidak jatuh ketika Shilla memapah ku kembali kekamar, jika tidak wah gawat,"
"Bakal kelihatan,"
"Sebaiknya aku segera berganti pakaian sementara Shilla sedang mandi." Gumam Detektif Dhani dalam hati.
Shilla pun mandi dengan terburu-buru, Shilla masih sangat ketakutan terhadap pembunuh bertopi hitam tersebut.
Sementara itu Detektif Dhani pun sudah tertidur pulas di atas ranjang, karena kelelahan dan cedera di kakinya. Shilla pun kembali kekamar dan langsung naik ke atas ranjang, dan memeluk erat Detektif Dhani. Detektif Dhani tidak sadar tubuhnya tengah di peluk oleh Shilla, akhirnya setelah beberapa menit Shilla pun tertidur juga. Cerita bohongan Detektif Dhani yang mengaku Shilla adalah istrinya, namun diatas ranjang ini mereka tidur seperti suami istri beneran dan bukan bohongan.
Kembali ke saat Rian terburu-buru mematikan HP nya karena ketahuan membawa cewek ke apartemen Detektif Dhani.
Karena panik dan khawatir Detektif Dhani akan memotong gajinya, Rian pun nyelonong ke dalam kamar mandi dan menarik tangan Mira untuk segera keluar dari apartemen bos nya. Ketika menarik lengan Mira, Rian tidak sadar jika Mira hanya menutupi tubuhnya dengan sehelai handuk saja.
"Tunggu sebentar bagaimana dengan bajuku, Rian." Ucap Mira, sambil beranjak keluar dari kamar mandi.
"Aku akan membelikan yang baru nanti Mira, sebaiknya kita tinggalkan Apartemen ini terlebih dahulu." Ucap Rian, sambil menarik lengan Mira.
"Tunggu Rian aku akan mengambil tas ku dulu, kalau baju ku tinggal tidak masalah namun tas ku tidak aku harus membawanya." Ucap Mira, sambil melepaskan tangan nya dari genggaman tangan Rian dan pergi mengambil tas.
Setelah itu Mira kembali menghampiri Rian dengan menyandang sebuah tas kecil berwarna pink, dan menggandeng tangan Rian.
"Ayo Rian kita pergi." Ucap Mira.
Rian dan Mira pun akhirnya keluar dari apartemen Detektif Dhani. Rian sangat kebingungan, risih dan juga malu karena mulai dari lift hingga sampai ke basement bawah, tiap orang yang berpapasan dengannya dan Mira selalu melihat dengan tatapan sinis dan merendahkan. Sesampai di dalam mobil honda accord tahun 90 an milik Rian, karena penasaran Rian pun mencoba bertanya kepada Mira kenapa tiap orang yang berpapasan dengan mereka selalu sinis, merendahkan, bahkan para cewek-cewek sampai keceplosan dan mengatakan Rian "Mesum".
"Wajar cewek-cewek tadi keceplosan dan berkata mesum, toh kamu Rian membawa turun seorang gadis hanya mengenakan sehelai handuk saja dengan rambut yang basah di tengah malam,"
"Kalau gak mesum ya cabul." Ucap Mira.
"Ha.... ha.... ha..... " Tawa kecil Mira.
Rian pun menatap kearah tubuh Mira, dan baru menyadari nya, bahwa selama ini dari mulai di lift sampai turun ke basement bawah dan naik ke dalam mobil Mira hanya mengenakan sehelai handuk saja.
"Ahhh.... aku kelupaan Mira, ya sudah semuanya sudah terjadi."
"Ini gara-gara sibos, konsentrasi ku pun pecah," Ucap Rian.
Melihat tingkah Rian, Mira pun kembali tersenyum kecil.
"Baiklah aku akan mengantarmu bali ke kosan." Ucap Rian, sambil menekan gas mobil sedan tuanya.
"Untuk baju dan celanaku Rian, kau harus membayar 500 ribu lagi,"
"Itu barang bermerek dan merupakan pakaian dinas malamku." Ucap Mira.
Maksud Mira disini ialah baju dinas nya sebagai ayam kampus selama ini.
"Mira bisakah aku membayar nya saat gajian nanti, uang ku sudah habis,"
"Lagian ini kan tanggal tua Mira, kasihanilah aku Mira." Ucap Rian.
"Boleh tapi dengan satu syarat Rian." Ucap Mira.
"Wah satu syarat, apaan itu ya?" Gumam Rian dalam hati.
"Kau harus mengantar dan jemput aku sampai kau membayar nya, aku akan mengisi minyak mobilmu,"
"Gimana Rian, apa kau sepakat." Ucap Mira.
"Baiklah Mira, aku setuju,"
"Hanya saja, ketika aku sedang bekerja aku tidak bisa mengantar atau menjemput mu, bos ku itu orangnya galak." Ucap Rian.
"Sepakat." Ucap Mira, sambil mengecup pipi Rian.
"Dan itu bonus dari malam ini." Ucap Mira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments