Bab 2

Anna menggerakkan tubuhnya ketika telinganya menangkap suara Alarm alami dari alam.

Burung-burung berkicauan itu membangunkannya dari tidur yang sudah lama dia tidak rasakan. Terasa nyaman dan aman.

Anna segera membersihkan tempat tidurnya lalu keluar untuk membantu para ibu asuh lainnya.

Sudah menjadi kebiasaan Anna setiap pagi memasakkan untuk anak-anak dan mengajarkan pelajaran pada mereka.

Selain di Panti, Anna bekerja sebagai penjaga toko pakaian.

Karena ia tak menerima bayaran apapun di Panti jadi mengharuskan Anna untuk mencari pekerjaan lain yang bersedia membayarnya.

 Sudah di izinkan tinggal di Panti saja sudah sangat beruntung. Sebab, jika ia harus mencari kos ia benar-benar akan kekurangan uang. 

“ Oh, Anna kamu sudah bangun. Itu anak-anak pada cariin kamu tuh..” Ucap Sesil Ibu asuh utama panti.

 Anna tersenyum manis.

“Iya, kak.”

 Sesil tertegun melihat senyum tulus Anna. Entah kapan terakhir gadis itu tersenyum tulus.

 “Hari ini kamu lagi senang ya?” Tanya Sesil lembut sambil menghampiri Anna.

 “Hm.. Anna merasa beban Anna sedikit terangkat. Meskipun Anna masih terpikirkan perihal dosa Anna.” Ujarnya sambil sedikit tertawa.

 Satu sisi ia merasa tenang sudah tidak perlu lagi mendengar ucapan menyakitkan di rumahnya itu lagi. Namun sisi lain, ia juga memikirkan dosa jika bersikap kurang ajar. Bohong jika ia tak memikirkan walau sedikit saja.

 Tapi, yang ia tahu, sebelum ada anak yang durhaka, ada juga orangtua yang durhaka.

 “Tidak apa-apa. Sesekali boleh kok kalau kamu memikirkan dirimu sendiri. Jangan terlalu terpaku pada mereka yang tidak tahu caranya menghargai.”

 “Iya, Kak. Kalau gitu, Anna main sama anak-anak dulu ya kak.” Sesil hanya membalas dengan senyuman dan mengangguk.

 Anna sedikit berlari menghampiri anak-anak yang sudah berada di halaman yang bisa di bilang cukup luas sambil melambaikan tangannya.

 Dia bercengkrama dengan sangat ramah. Tertawa dan bermain bersama.

Sesekali ia melamun, betapa menyedihkannya nasib mereka. Meskipun bernasib sama dengan dirinya, tapi setidaknya dia sudah besar.

 Sudah 21 tahun. Berbeda dengan mereka yang ada di panti. Dengan usia mereka yang rata-rata 2-10 tahun. Bahkan ada yang benar-benar seperti bayi yang baru saja lahir.

 Mengapa mereka para orangtua melahirkan mereka jika mereka saja tak menginginkan keberadaan anaknya sendiri.

 Hal itu yang terus terlintas di pikiran Anna setiap kali dia bermain dengan anak-anak.

 Lama bergelut dengan pikiranya sendiri akhirnya Anna tersadar ketika matanya melihat ada sebuah mobil hitam dari luar pagar.

 Anna terus menatap mobil itu sampai mobil itu pergi menjauh tanpa ada satu orang pun yang turun dari mobil itu.

 Anna mengangkat kedua bahunya tak peduli. Bisa saja hanya melihat-lihat. Pikir Anna.

...****************...

 Jeff memarkirkan mobilnya dan memasuki area mansion milik Damian.

 Beberapa pelayan memberikan hormat pada Jeff seperti biasa ketika ia ke rumah Damian. Sampai di ruang kerja Damian, Jeff mengetuk pelan pintu hingga terdengar suara sahutan dari dalam.

Perlahan Jeff memutar knop pintu dan masuk sambil menunduk.

 “Tuan.. “ Panggilnya pelan.

 Damian yang tengah berdiri di balkon pun menghampiri Jeff. Pria itu bertelanjang dada sehingga menampakkan tubuhnya yang sempurna serta beberapa tato di sekitar dadanya.

 “Informasi apa yang kau dapat?” Tanyanya dengan cepat.

 “Anu.. Saya kehilangan wanita itu. Kabar yang kami dapat, ia melarikan diri di bagian barat. Dan saya  mendapatkan bahwa wanita itu memiliki seorang anak perempuan yang tinggal di Panti Asuhan Kasih.”

 “Panti Asuhan Kasih?” Tanya Damian bingung.

 “Iya, Tuan. Panti itu adalah salah satu panti yang didanai oleh Tuan Dareen.”

 “Benarkah? Apa mereka saling mengenal?”

 “Tidak, Tuan.”

 “Baiklah, ikutin terus gadis itu. Dan tetap cari tahu informasi wanita sialan yang sudah merusak citraku.”

 “Baik, Tuan. Ini dokumen berisikan sedikit tentang gadis itu. Dan kami akan tetap mengikutinya.” Jeff pun pamit setelah memeberikan dokumen penting tentang gadis itu.

 Jeff pun segera keluar dari ruang kerja Damian dan melanjutkan pekerjaannya lagi. Damian membuka perlahan dokumen itu dan membacanya satu persatu.

 Sesekali ia mendengus dan tersenyum angkuh.

 “Yang satu wanita sialan. Yang satu terlalu bodoh.” Damian meletakkan dokumen itu dalam laci kerja miliknya.

 “Evanna kexia. 21 tahun. Bekerja di toko baju dan panti asuhan. Bermasalah dengan keluarga. Tulang punggung yang tak di hargai. Dan.. Gadis yang bodoh.” Ucapnya sambil berjalan pindah ke kamarnya dan menuju balkon serta  sesekali menghisap rokoknya.

...****************...

 Seorang berpakaian rapi  keluar dari mobil mewahnya. Dengan santainya ia berjalan sambil memasuki Mansion mewah milik seseorang yang dia sayangi.

Bibirnya tak berhenti bersenandung menandakan bahwa ia sedang merasa senang. Kedua tangannya masuk ke dalam celana jeans hitamnya.

 “Hai..” Sapa nya pada beberapa pelayan di rumah itu. Para pelayan pun membalas sapaan itu yang memang sudah kenal dengan sang tamu.

Seperti sudah biasa, orang itu langsung menuju suatu tempat yang sering dia kunjungi. Tanpa mengetuk pintunya, dia pun masuk dengan santai.

Terlihat seorang pria yang sangat menawan di matanya.

 “Damian..” Ucapnya lembut.

 Damian yang merasa di panggil pun menoleh ke sumber suara yang tenyata itu adalah sosok yang sangat di kenalnya.

 “Sudah lama datang?” Tanya Damian tak kalah lembutnya.

 Orang itu pun mendekat dan bergelayut manja pada lengan Damian.

 “Belum kok..” Senyuman manis tak lupa ia ukirkan pada bibirnya.

 Damian mengelus kepala orang itu dan mencium pipinya dengan mesra.

 “Kamu sudah makan?” Tanya Damian pada orang itu.

 Orang itu sedikit menjauh dan melepaskan tangan Damian yang berada di pinggangnya.

 “Kenapa?” Tanya Damian heran.

 “Kamu habis merokok ya?”

 “Ah maaf, aku pusing dengan kerjaan. Hanya satu batang saja kok.” Jawab Damian takut kalau saja orang itu kembali merajuk kepadanya.

“Kan aku udah larang kamu buat merokok.”

 “Iya, maaf ya. Nanti aku latih.”

“Dih.. kamu dari kemarin begitu terus jawabnya. Tapi tetap merokok tuh.”

 “Tidak mudah untuk berhenti total, Chris..”

 Orang itu diam saja tak bergeming ketika Damian membujuknya agar tidak marah.

 “Christopher.. Sayang..” Panggil Damian lembut.

 Ya, orang itu adalah seorang pria. Kekasih seorang Damian, pengusaha dengan kekayaan terbesar di dunia.

 Kekasih yang hanya dia dan seketarisnya lah yang tahu.

Rahasia besar, seorang Damian.

.

.

.

Next 👉🏻👉🏻

Terpopuler

Comments

insos

insos

waowwww

2025-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!