Bab 20 : Pergi Belanja Bersama

...****************...

Hari ini terasa berbeda. Setelah beberapa hari Anna sakit dan dirawat oleh Damian, suasana di antara mereka mulai melunak. Tidak ada lagi bentakan dingin, tidak ada lagi tatapan tajam yang menusuk. Mungkin masih ada sisa ketegangan di antara mereka, tapi setidaknya sekarang mereka bisa berbicara lebih dari sekadar perintah dan bantahan.

Didapur, Anna berdiri didepan meja, sibuk menyiapkan sarapan. Damian yang biasanya hanya duduk diam dikursi bar kini tampak lebih santai bahkan sesekali berbicara dengannya.

"Kenapa kau selalu memasak ini setiap pagi?" Damian bertanya sambil menyesap kopinya.

Anna melirik kerahanya, mengangkat bahu kecil. "Kupikir kau menyukainya."

Damian menatap piringnya lalu menatap Anna lagi. "Aku tidak pernah mengatakan aku menyukainya."

Anna menyeringai kecil, suatu yang jarang terjadi didepan pria itu. "Tapi kau juga tidak pernah menolak."

Damian mengerjapkan mata lalu mengalihkan pandangannya. "Terserah."

Anna menggeleng pelan sambil tersenyum tipis, lalu kembali fokus pada masakannya. Suasana seperti ini terasa..aneh, tapi tidak buruk.

Setelah sarapan selesai, Damian tiba-tiba meletakkan cangkir kopinya dan berkata.

"Kita akan pergi belanja hari ini."

Anna menatapnya dengan kening berkerut. "Kita?"

"Ya. Aku tidak mau kejadian kau bertemu dengannya terulang. Jadi, aku akan ikut."

Anna hampir tersedak. "Kau? Pergi belanja? Dengan... aku?"

Damian mendecak.

"Kenapa terdengar seperti ide gila?"

"Karena memang terdengar gila," gumam Anna pelan tapi cukup untuk didengar Damian.

Pria itu menatapnya tajam. "Kita pergi 15 menit lagi. Jangan buatku menunggu."

...****************...

Mereka tiba di supermarket dengan Damian yang mengenakan pakaian kasualnya. Biasanya pria itu selalu tampil formal dan kaku, tapi hari ini ia hanya mengenakan kemeja hitam dengan lengan tergulung dan celana panjang. Meski begitu, aura dominannya tetap tidak bisa disembunyikan.

Anna mendorong troli sambil melihat daftar belanjaan yang sudah ia catat sebelumnya. Sedangkan Damian berjalan disampingnya dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celananya, tampak tak terlalu tertarik dengan suasana sekitar.

"Kita butuh sayuran, ayam dan beberapa bumbu dapur." gumam Anna sambil mendorong troli menuju bagian sayuran.

Damian hanya mengangguk, tidak benar-benar memperhatikan. Namun, saat Anna berhenti di rak sayuran dan mulai memilih beberapa bahan, Damian tiba-tiba mengambil satu kantong bayam dan meletakkannya di troli.

Anna mengernyit. "Kau suka bayam?"

"Tidak."

"Lalu kenapa kau—"

"Karena kau butuh makan makanan sehat setelah sakit."

Anna terdiam sesaat, lalu menghela napas. "Baiklah, baiklah. Aku akan memakannya."

Mereka terus berjalan dilorong supermarket, sesekali Anna mengambil barang, sesekali Damian yang diam-diam menambahkan sesuatu tanpa komentar. Sampai akhirnya mereka tiba dibagian makanan ringan.

Anna mengambil sekotak biskuit dan tersenyum kecil.

"Aku suka ini sejak kecil."

Damian melirik biskuit itu, lalu tanpa mengatakan apapun, ia mengambil dua kotak tambahan dan memasukkannya kedalam troli.

Anna menatapnya dengan heran. "Aku tidak bilang aku butuh sebanyak itu."

Damian menatapnya datar. "Jangan banyak protes."

Anna mendesah. "Kau benar-benar keras kepala."

Damian tidak menanggapi, ia hanya mengambil satu kantong permen dan memasukkannya juga ke dalam troli.

Anna mengangkat alis. "Jangan bilang kau suka permen."

Pria itu tidak langsung menjawab. Namun setelah beberapa detik ia berkata pelan, "Aku hanya membelinya karena aku ingin."

Anna menatapnya dengan ekspresi bingung, tapi tidak mengatakan apa-apa lagi.

Setelah mereka selesai berbelanja dan menuju kasir, Anna masih tidak bisa menghilangkan perasaan aneh dihatinya. Ini adalah pertama kalinya mer ia melakukan sesuatu yang terasa...normal. Seolah-olah met ka bukanlah dua orang yang terjebak dalam situasi rumit, melainkan hanya dia orang biasa yang berbelanja bersama.

Dan itu....terasa menakutkan.

Karena semakin normal ini terasa, semakin Anna takut bahwa ia akan mulai terbiasa dengan kehadiran Damian. Sesuatu yang seharusnya tidak ia rasakan.

.

.

.

Next👉🏻

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!